NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN ALIRAN FLUIDA DI SEKITAR PIN FIN COOLING DIAMOND PADA TRAILING EDGE SUDU TURBIN GAS Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: ENDRI SUSANTO D200.11.0061 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Naskah Tugas Akhir berjudul “KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN ALIRAN FLUIDA DI SEKITAR PIN FIN COOLING DIAMOND PADA TRAILING EDGE SUDU TURBIN GAS”, telah disetujui pembimbing dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dipersiapkan oleh : Nama : ENDRI SUSANTO NIM : D200.11.0061 Disetujui pada Hari : Tanggal : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Marwan Effendy.,ST.,MT.,Ph.D Ir. Tri Tjahjono, MT Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Mesin Tri Widodo Besar R, ST., MSc., Ph.D ii “KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN ALIRAN FLUIDA DI SEKITAR PIN FIN COOLING DIAMOND PADA TRAILING EDGE SUDU TURBIN GAS” Endri Susanto, Marwan Effendy dan Tri Tjahjono Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A Yani Tromol pos 1 Pabelan Kartasura email : [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui koefisien perpindahan panas dan penurunan tekanan pada sistem pendingin sirip berbentuk diamond (Diamond Fin Cooling). Diamond fin cooling merupakan alternatif pendinginan internal pada sudu turbin gas di daerah trailing edge sudu turbin gas. Penempatan pin fin cooling dipasang di sepanjang ekor sudu dengan arah aliran fluida tegak lurus terhadap pin fin. Sebuah pendekatan Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan model k-epsilon telah dilakukan pada pada riset komputasi ini. Proses penelitian dimulai dengan pembuatan desain geometri pin fin dengan tiga mesh yang berbeda, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C untuk keperluan validasi. Secara berurutan dari kasar ke halus mesh memiliki jumlah elemen 432000, 1024000 dan 1557376 dengan nilai rata-rata ∆y+ adalah 10,95 ; 4,6 dan 2,38. Dari pembuatan ketiga mesh ini, selanjutnya akan dipilih berdasarkan data simulasi dengan mempertimbangkan kedekatan angka prediksi koefisien perpindahan panas dan penurunan tekanan dibandingkan data eksperimen yang ada. Simulasi dilakukan pada berbagai bilangan Reynolds antara 9.000 - 36.000. Hasil simulasi menunjukkan bahwa validasi dapat diterima dengan karakteristik mesh hingga 1,56 juta elemen dengan kerapatan mesh (Δy + = 2.38). Dengan mengadopsi mesh tipe C, bentuk pin fin dimodifikasi dengan bentuk diamond yang disusun segaris (C1A) dan diamond susunan selang- seling (C2A). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem pendingin sirip diamond tipe C2A lebih dari tipe C1A. Penggunaan diamond fin tipe C2A mempunyai koefisien perpindahan panas lebih tinggi daripada pin fin tipe C1A, Namun perlu dicatat bahwa factor gesekan pada penggunaan diamond fin tipe C2A juga lebih tinggi dibandingkan tipe C1A. . Kata kunci : CFD, Diamond fin cooling, Turbin gas, Perpindahan panas iii “CHARACTERISTICS OF HEAT TRANSFER AND PRESSURE DROP ON “DIAMOND” FIN COOLING OF GAS TURBINE BLADE” Endri Susanto, Marwan Effendy andTri Tjahjono Departement of Mechanichal Enginering Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A Yani Tromol pos 1 Pabelan Kartasura email : [email protected] Abstract This study explains a performance prediction of diamond pin-fin cooling of gas turbine blade. The aim is to investigate the heat transfer coefficient(HTC) and friction factor (f) inside the cooling passage. The steady RANS with k-epsilon turbulence model was performed by two stages investigation: first, validation of an existing circular staggered array of pin-fin cooling that has been investigated experimentally by other researcher. Three types structured mesh from coarse (Δy+ = 10.95) to fine (Δy+ = 2.38) were optimized for mesh refinement study. Second, further investigation of the diamond fin cooling was simulated by adopting the scenario of mesh generation based on the optimum result from validation. Simulation were performed at the same initials and boundary conditions as the experiment, and varying Reynolds number from 9,000 to 36,000 The simulation results indicate that validation can be considered acceptable by generating mesh up to 1.56 milion elements with fine resolution (Δy+ = 2.38). CFD predicted that the performance of the cooling system diamond fin C2A is greater than the diamond fin C1A. although over-predition data is clearly seen after the second diamond fin row for HTC simulation. Investigation of two different lay-out of diamond-fin cooling (C1A and C2A) shows that the HTC of pin-fin C2A is greater than the HTC of diamond-fin C1A as the effect of different turbulence around the diamond- fin cooling, However it should be noted that the friction factor on the use of diamond fin C2A is also greater than the type C1A. Key words : CFD, Diamond Fin Cooling, Gas Turbine, Heat Transfer iv A. PENDAHULUAN Penggunaan sirip pin sebagai Latar Belakang pendinginan internal (pin fin cooling) merupakan teknik yang Salah satu aplikasi dari paling banyak digunakan untuk sirip pin adalah pin fin cooling. meningkatkan laju perpindahan Pin fin cooling merupakan pendinginan internal pada sudu panas dari permukaan dalam turbin gas didaerah trailing edge. suatu trailing edge sudu turbin Pada daerah trailing edge sering gas. Bagian ini menjadi hal yang dipilih menggunakan jenis menarik untuk diteliti, karena pendinginan pin fin cooling, bentuk penampang yang tipis dari karena pada daerah ini terdapat sudu turbin gas, diperlukan banyak penumpukan panas yang tinggi, sehingga penempatan pin desain sistem pendinginan fin cooling dipasang disepanjang internal yang tepat agar mampu ekor sudu dengan arah aliran meningkatkan laju perpindahan pendingin tegak lurus dengan pin panas dan turbulensi, Uzol and fin. Pin fin ini bertujuan untuk Camci (2001). mentransfer panas pada fluida Karakteristik perpindahan dan menghambat laju aliran panas dan penurunan tekanan supaya perpindahan panas lebiih besar pada daerah trailing edge dalam sistem sirip pin telah ini. Banyak faktor yang menjadi topik penelitian secara berkontribusi terhadap luas karena perannya yang perpindahan panas ini antara penting dalam berbagai aplikasi model pin dan jarak antar pin. keteknikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik perpindahan panas dan penurunan tekanan serta unjuk kerja termal dari sirip-sirip pin. Penelitian ini menggunakan pendekatan Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan software ANSYS Fluent R15.0. Perumusan Masalah Sebelumnya riset serupa telah dilakukan secara Gambar 3 Penampang internal eksperimen, sedangkan pada cooling sudu turbin gas.(Ligrani, riset ini akan dikembangkan 2013) dengan melakukan penelitian secara komputasi. Pengembangan riset juga 5 mengubah bentuk pin dengan Manfaat Penelitian diamond untuk diteliti apakah ada Hasil penelitian yang diperoleh pengaruh bentuk dan kecepatan diharapkan dapat memberikan aliran fluida terhadap manfaat sebagai berikut: perpindahan panas dan 1. Mampu memberikan penurunan tekanan. pengetahuan baru yang berguna dalam ilmu Tujuan Penelitian perpindahan panas, Penelitian ini bertujuan untuk: khususnya mengenai 1. Melakukan validasi data karakteristik perpindahan prediksi secara simulasi panas, penurunan tekanan dengan mengacu data dan unjuk kerja termal dari eksperimen pin fin cooling sirip-sirip pin diamond yang telah diteliti oleh Tarchi susunan segaris dan selang- dkk (2008). seling. 2. Mengetahui pengaruh aliran 2. Memberikan data prediksi fluida di dalam channel dengan pendekatan simulasi terhadap karakteristik CFD untuk sirip-sirip perpindahan panas dan diamond susunan segaris penurunan tekanan dari sirip- dan selang-seling. sirip bentuk diamond. 3. Mengetahui pengaruh bentuk pin fin diamond terhadap B. TINJAUAN PUSTAKA karakteristik perpindahan Berbagai penelitian tentang panas dan penurunan pin fin pernah dilakukan tekanan sistem pendinginan sebelumnya, penelitian tersebut internal pada sudu turbin gas diantaranya adalah: di daerah trailing edge. Koefisien perpindahan panas dan penurunan tekanan Batasan Masalah pada sistem pendinginan dalam Penelitian dibuat dengan batasan (internal cooling) pada trailing masalah sebagai berikut: edge sudu turbin gas pernah 1. Data-data yang digunakan diteliti secara eksperimen oleh dalam penelitian ini mengacu Tarchi dkk, (2008). Penelitian ini pada percobaan yang dilakukan dengan dilakukan Tarchi, dkk (2008) membandingkan konfigurasi sirip 2. Variasi bilangan Reynolds bentuk silinder terhadap bentuk antara 9000 – 36000. pentagonal dibandingkan dengan 3. Komputasi dilakukan dengan skema selang-seling, sementara pendekatan simulasi dua konfigurasi sirip pin ellips menggunakan software dibandingkan satu sama lain ANSYS Fluent R15.0 mengubah ellips streamwise ke arah spanwise. Perpindahan panas dan penurunan tekanan dari setiap konfigurasi, pengukuran dilakukan dengan 6 selalu menjaga agar angka mach meningkatkan laju perpindahan tetap 0,3 dan memvariasikan panas, dimana mencapai jumlah Reynolds dari 9000 maksimum pada Sy/D = 2,36. sampai 27000. Hasil penelitian Nilai penurunan tekanan dan yang diperoleh pada pin fin faktor gesekan menurun dengan silinder menunjukan koefisien meningkatnya Sy/D. perpindahan panas pada Sementara Tahat dkk, permukaan dinding dengan (2000) meneliti perpindahan susunan pentagonal lebih panas kondisi tunak pada suatu seragam dibanding dengan sirip pin yang disusun secara susunan selang-seling standar segaris maupun selang seling namun dalam hal rata-rata yang orthogonal terhadap aliran koefisien perpindahan panas, udara rata-rata. Penelitian tidak jauh berbeda dengan tersebut menggunakan saluran susunan selang-seling standar. udara segiempat (rectangular Sebaliknya, pada pin fin ellips channel) yang berdimensi 405 tidak terjadi perbedaan signifikan mm x 100 mm x 3.000 mm antara susunan pin pentagonal dengan variasi kecepatan aliran maupun selang-seling standar. udara 6 m/s, 7 m/s dan 7,8 m/s. Karakteristik perpindahan Spesimen berupa plat datar panas dan penurunan tekanan berdimensi 250 mm x 300 mm juga pernah diteliti oleh Istanto yang diberi sirip pin berbentuk dan Juwana (2008) yang silinder pejal dengan diameter 8 mengevaluasi susunan sirip-sirip mm dan panjang 90 mm dengan pin silinder tirus dalam saluran jarak antar titik pusat sirip, Sx/D = udara segiempat. Sirip-sirip pin 9,86 – 63,44 dan Sy/D = 1,09 – disusun secara segaris dan 83,92. Dari penelitian tersebut selang-seling. Parameter- diperoleh bahwa laju panas yang parameter dalam penelitian ini hilang meningkat seiring dengan adalah bilangan Reynolds antara meningkatnya bilangan Reynolds, 3.100 hingga 39.200 pada namun menurun seiring dengan susunan segaris dan antara meningkatnya jarak antar titik 3.095 hingga 37.741 pada pusat sirip pin ( Sy/D). susunan selang-seling Penelitian tentang berdasarkan kecepatan aliran karakteristik perpindahan panas udara masuk rata-rata dan yang diakukan Bilen dkk, (2002) diameter hidrolik, dan jarak antar yang mengevaluasi korelasi titik pusat sirip arah aliran udara, gesekan pada suatu sirip pin Sy/D, divariasi sebesar 1,97, silinder yang dipasang pada 2,36, 2,95, dan 3,94. Hasil permukaan elemen dengan penelitian ini menunjukkan bahwa susunan inline (segaris) maupun pada kedua susunan sirip pin, staggered (selang-seling) pada peningkatan bilangan Reynolds saluran segiempat dimana udara dan semakin kecil jarak Sy/D sebagai fluida kerja. Saluran akan meningkatkan bilangan terbuat dari kayu dengan dimensi Nusselt, yang berarti 2.000 mm x 180 mm x 100 mm, 7 dengan ketebalan dinding 18 penelitian ini adalah bilangan mm. Spesimen berupa plat dasar Reynolds 3.123. Hasil penelitian terbuat dari alumunium dengan ini menunjukkan bahwa dimensi 300 mm x 180 mm x 2 peningkatan bilangan Reynolds mm. Sirip yang digunakan dan semakin kecil jarak Sy/D memiliki diameter 25 - 29 mm akan meningkatkan bilangan dan tinggi 100 mm dengan Nusselt, yang berarti susunan Sx/D = 2,2 dan Sy/D = meningkatkan laju perpindahan 1,72 – 3,45. Parameter dari panas, dimana mencapai penelitian ini adalah bilangan maksimum pada Sy/D = 2,36. Reynolds dijaga antara 3.700 – Nilai penurunan tekanan (DP) 30.000 tergantung pada diameter dan faktor gesekan (f) menurun hidraulik, susunan sirip, dan jarak dengan meningkatnya Sy/D. antar sirip. Dari penelitian Unjuk kerja termal meningkat tersebut diperoleh hasil bahwa dengan kenaikan Sy/D. Semua dengan meningkatnya bilangan nilai unjuk kerja termal (h) dan Reynolds akan meningkatkan nilainya bervariasi antara 0,77 bilangan Nusselt, yang berarti dan 1,22. Ini berarti bahwa meningkatkan perpindahan pemakaian sirip pin diamond panas, dimana perpindahan susunan segaris untuk panas maksimum terjadi pada keseluruhan nilai Sy/D dan Re variasi Sy/D = 2,59. akan menghasilkan perolehan Karakteristik perpindahan energi netto. Meningkatnya panas dan penurunan tekanan bilangan Reynolds akan dari sirip pin diamond juga menurunkan unjuk kerja termal dilakukan oleh Haryanto (2010), (h) untuk keseluruhan Sy/D. yang menguji unjuk kerja termal Perolehan energi netto hingga dari sirip-sirip pin diamond dalam 22% dapat dicapai untuk nilai saluran udara segiempat, dimana Sy/D = 2,36 pada Re = 3.123 – udara mengalir di dalamnya 37.847 berdasarkan kecepatan sebagai fluida pendingin. Sirip- udara masuk rata-rata dan sirip pin ini disusun secara diameter hidrolik, dan jarak antar segaris. Dimensi plat dasar titik pusat sirip arah aliran udara dimana sirip-sirip pin dipasang (Sy/D = 1,97 – 3,94). adalah 150 mm x 200 mm x 6,5 Penelitian sirip pin bentuk mm. Temperatur rata-rata silinder dan elips secara permukaan plat dasar dijaga eksperimen dilakukan oleh Yang konstan sebesar 60oC. Sirip-sirip dkk, (2007), menunjukkan pin terbuat dari bahan duralumin adanya peningkatan koefisien dengan tinggi 75 mm, dengan perpindahan panas dan sisi-sisinya berturut-turut 12,7 penurunan tekanan untuk semua mm dan 12,7 mm, dan jarak antar jenis sirip pin dengan susunan titik pusat sirip dalam arah segaris maupun susunan selang melintang aliran udara dibuat seling, namun peningkatan konstan sebesar Sx/D = 2,95. koefisien perpindahan panas Parameter-parameter dalam tertinggi dan penurunan tekanan 8 terendah terjadi pada sirip pin ditunjukkan dalam susuna bentuk ellips dengan susunan segaris (inline) dan selang-seling selang-seling. (staggered). Sy adalah jarak antar titik pusat sirip sepanjang Landasan teori arah aliran (stream-wise Sirip Pin direction), sedangkan Sx adalah Sirip pin adalah elemen jarak antar titik pusat sirip yang berbentuk silinder atau bentuk diukur normal/tegak lurus lainnya yang dipasang secara terhadap arah aliran (span-wise tegak lurus terhadap dinding alat direction). penukar panas, dengan fluida pendingin mengalir dalam arah aliran melintang (crossflow) terhadap elemen tersebut. Terdapat berbagai parameter yang menggolongkan sirip pin, seperti bentuk, tinggi, diameter, perbandingan tinggi-diameter (H/D) dan sebagainya. Sirip pin dengan perbandingan tinggi- Gambar 2 Susunan sirip diameter antara 0,5-4 (long pin diamond segaris dan selang – fin) memiliki perbandingan tinggi- seling diameter > 4. Perbandingan tinggi-diameter yang besar Perpindahan panas merupakan bagian yang menarik Perpindahan panas dapat dalam aplikasi alat penukar dibagi menjadi tiga macam, yaitu panas dalam hal pencapaiann perpindahan panas secara koefisien panas yang sangat konduksi, konveksi dan radiasi. tinggi. 1) Perpindahan panas konduksi Perpindahan panas secara konduksi adalah distribusi energi berupa panas yang terjadi pada benda atau medium yang diam (padat) bertemperatur tinggi ke bagian benda yang bertemperatur rendah atau terdapat gradien temperatur pada benda tersebut. Gambar 1. Sirip diamond 2) Perpindahan panas konveksi susunan segaris Perpindahan panas secara konveksi adalah distribusi energi Sirip pin dapat disusun berupa panas yang terjadi karena dalam dua arah utama. Pada terdapat aliran fluida. Bila ada gambar 1 sirip-sirip pin fluida yang bergerak terhadap 9 suatu permukaan, dan kedua (dimensionless). Parameter tanpa suhunya tidak sama, maka akan dimensi dalam kaitannya dengan terjadi mekanisme perpindahan perpindahan panas konveksi panas secara konveksi. Semakin adalah: cepat gerakan fluida tersebut, a. Bilangan Reynolds maka semakin besar laju Bilangan Reynolds dapat perpindahan panas konveksinya. didefinisikan sebagai Bila fluida tidak bergerak, maka perbandingan antara gaya inersia mekanisme perpindahan panas dengan gaya kekentalan, di akan menjadi mekanisme dalam kecepatan lapis batas. perpindahan konduksi kembali. Untuk kontrol volume yang berbeda pada lapis batas ini, gaya inersia diasosiasikan dengan sebuah kenaikan momentum dari fluida yang bergerak melewati kontrol volume. Bilangan Reynolds dapat dinyatakan dengan persamaan ṁ . D L0 ............ Re = (1) L0 Gambar 4. Perpindahan panas A . µ L0 konveksi(AlFikri, 2008) ṁ . Dd ............ Re = (2) d Perpindahan panas A . µ min konveksi ada dua macam, Karena konveksi terjadi akibat adanya gerakan fluida, maka dimana : dikenal istilah konveksi alami dan Re =bilangan Reynolds pada L0 konveksi paksa. posisi inlet 3) Perpindahan panas radiasi Re = bilangan Reynolds pada d Perpindahan panas radiasi area antara dua pin ialah distribusi energi berupa ṁ = laju aliran massa (kg/s) panas yang terjadi melalui D = diameter hidrolik dari inlet L0 pancaran gelombang cahaya dari saluran udara (m) suatu zat ke zat yang lain tanpa D = Diameter pin (m) d zat perantara. A = Area atau luasan pada L0 Penelitian ini menggunakan bidang inflow konsep perpindahan panas µ = viskositas dinamik udara konveksi karena menggunakan (kg/m.s) aliran fluida sebagai A = luas daerah bagian min perantaranya. Persamaan minimum antara dua pin (m2) perpindahan panas konveksi berkaitan dengan variabel penting yang dinamakan parameter tanpa dimensi 10
Description: