ebook img

jurnal ushuluddin 2012 No 2 isi.pmd PDF

19 Pages·2014·0.28 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview jurnal ushuluddin 2012 No 2 isi.pmd

Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an dalam Al-Qur’an Thaghut Pendahuluan Oleh : Laila Sari Masyhur, MA Tulisan berikut akan membincang Tulisan berikut membahas konsep thâghût konsep thaghut dalam al-Qur’an. Thaghut dalam al-Qur’an dengan menggunakan merupakan suatu istilah Qur’ani, yang pendekatan tafsir tematik. Term thâghût merupakan wujud sosok tandingan terhadap berasal dari akar kata thaghâ yang secara keesaan Allah. al-Raghib al-Ishfahani dalam bahasa berarti melanggar batas, berbuat Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an sewenang-wenang, kejam atau menindas, menyatakan thaghut merupakan ungkapan melebihi ketentuan yang ada, meninggi dan dari setiap orang yang melampaui batas dan melampaui batas dalam hal pengingkaran. setiap yang disembah selain Allah.1 Ibn Penulis menelusuri ayat-ayat al-Quran yang Mandzur dalam Lisan al-Arab2 menjelaskan berbicara topik thâghût, hasilnya menemukan bahwa , bahwa dalam al-Qu’ran kata ini dengan berbagai yakni bermakna melampaui batas derivasinya (isytiqaq) diulang sebanyak 39 kali atau yakni melampaui batas yang tersebar dalam 39 ayat dan 27 surat. Dilihat ketentuan yang telah disepakati. dari segi struktur atau bentuk pengungkapan, bermakna keterlaluan dalam term thâghût yang tersebar di dalam al-Qur’an kekufuran, bermakna tersebut setidaknya muncul dalam lima bentuk harta menjadikannya melampaui batas. kata jadian (isytiqaq) yang masing-masing yakni implikasi makna yang berbeda-beda. keterlaluan Tulisan berikut membahas sedikitnya dalam kedurhakaan (kemaksiatan) atau sembilan macam pengungkapan thâghût dalam ketidak-ta’atan pada kezhaliman. dengan berbagai pemaknaan dengan tekanan Term thaghut berasal dari akar kata thagha yang beragam, seperti misalnya anjuran untuk yang secara bahasa berarti melampaui batas, tidak mempercayai thâghût; peringatan bahwa berbuat sewenang-wenang, kejam atau thâghût menuntun manusia pada kekufuran; menindas, melebihi ketentuan yang ada, mempersekutukan Allah dengan mengimani meninggi dan melampaui batas dalam hal thâghût; pemberitaan tentang orang-orang pengingkaran. Kata ini dengan berbagai yang berhukum pada thâghût; orang-orang derivasinya (isytiqaq) dalam al-Qur’an diulang yang berperang di jalan thâghût; balasan Allah sebanyak 39 kali yang tersebar dalam 39 ayat terhadap penyembah thâghût; perintah dan 27 surat.3 Dilihat dari segi struktur atau menghindari penyembahan thâghût; kabar bentuknya, term thaghut yang tersebar di gembira bagi yang menghindari penyembahan dalam al-Qur’an tersebut muncul dalam 5 thâghût; dan faktor-faktor yang membuat bentuk pengungkapan kata jadian (isytiqaq), manusia bekerjasama dengan thâghût. yaitu: Elaborasi dari topik-topik tersebut bermaksud 1) Fi’il Madhi (kata kerja yang menunjukkan untuk menegaskan larangan Islam terhadap waktu masa lampau), dengan bentuk thâghût dan hal-hal yang berkaitan dengannya. sebagai berikut : Kata Kunci: Thâghût, al-Qur’an, dan a. Thagha ( ), disebut sebagai fi’il Tafsir Tematik madhi lil-mujarrad, disebut sebanyak JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 179 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an enam kali. Selain itu, term-term thaghut juga b. Athgha ( ), disebut sebagai fi’il merujuk kepada umat-umat terdahulu yang madhi lil-mazid bi- harfin wahidin, ingkar kepada Allah dan membangkang disebut sebanyak satu kali terhadap rasul-rasul yang telah dikirim c. Thaghaw ( ), disebut sebagai fi’il kepada mereka. Misalnya, QS. al-Haqqah/ madhi lil-jam’i hum (orang ketiga 69: 11; QS. al-Najm/53: 52, telah jamak), disebut sebanyak satu kali. menceritakan tentang kaum Nabi Nuh, as d. Athghaituhu ( ), disebut sebagai QS. Thaha/20:24, 43, 45; QS. al-Nazi’at/ fi’il madhi lil-mazid bi-harfin wahidin, 79: 17, menceritakan tentang kaum Nabi disebut sebanyak satu kali. Musa, as dan penguasa pada waktu itu yakni 2) Fi’il Mudhari’ (kata kerja yang Fir’aun, QS. al-Haqqah/69: 5; QS. al- menunjukkan waktu masa kini dan yang Syams/91: 11 telah menceritakan tentang akan datang), dengan bentuk sebagai kaum Tsamud (Nabi Shaleh, as), yang berikut : mendurhaka atau yang senantiasa selalu Yathgha ( ), disebut sebanyak dua kali mendustakan rasul-rasul yang telah diutus 3) Fi’il Nahyi (kata kerja yang menunjukkan Allah kepada mereka. untuk larangan), dengan bentuk sebagai berikut : Mengidentifiksi Term Thaghut dalam Tathghaw ( ), disebutkan sebagai fi’il Al-Qur’an nahyi lil-jam’i (orang ketiga jamak), disebut sebanyak tiga kali. 1. Anjuran untuk tidak mempercayai 4) Masdar (kata benda abstrak; Infinitif), Thaghut dengan bentuk sebagai berikut : “Tiada paksaan untuk (memasuki) a. Thughyanan ( ), disebut sebanyak agama (Islam); kerana sesungguhnya telah empat kali. nyata kebenaran (Islam) dari kesesatan b. Thughyanihim ( ), disebut (kufur). Oleh karena itu, barang siapa sebagai mashdar lil-jam’i hum (orang yang tidak percayakan thaghut, dan ia ketiga jamak), disebut sebanyak lima pula beriman kepada Allah, maka kali. sesungguhnya ia telah berpegang kepada c. bi Thaghwaha ( ), disebut simpulan (tali agama) yang teguh yang sebanyak satu kali tidak akan putus. Dan (ingatlah), Allah d. bi Thaghiyah ( ), disebut Maha Mendengar, lagi Maha sebanyak satu kali. Mengetahui.” (QS. al-Baqarah/2: 256) 5) Isim Fa’il (kata benda yang menunjukkan arti pelaku), dengan bentuk sebagai Ayat ini diturunkan di Madinah berikut : untuk memberikan peringatan agar a. Thaghut ( ), disebut sebanyak (setiap manusia) tidak memaksakan seseorang pun untuk memeluk agama delapan kali. Islam, karena sesungguhnya dalil-dalil b. Thaghun ( ), disebut sebanyak dan bukti-bukti yang ada itu sudah dua kali. demikian jelas, sehingga tidak perlu ada c. Thaghin ( ), disebut sebanyak suatu bentuk pemaksaan terhadap empat kali. seseorang untuk memeluk suatu agama maupun kepercayaan. Tetapi barang 180 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an siapa yang telah diberi petunjuk oleh Di sini, kita berhadapan dengan Allah dan dilapangkan dadanya serta suatu gambaran konkrit tentang hakikat diberikan cahaya bagi hati nuraninya, perasaan dan hakikat nilai. maka ia akan memeluknya. Sebaliknya, Sesungguhnya beriman kepada Allah mereka yang telah dibutakan hatinya bagaikan berpegang dengan buhul yang oleh Allah, telah dikunci mati (tertutup) amat kuat, yang tidak akan lepas apalagi pendengaran dan pandangannya, maka putus. Orang yang berpegang dengan tidak akan ada satu manfaat baginya buhul (agama Allah) ini tidak akan suatu paksaan maupun tekanan untuk tersesat. Iman itu sendiri pada dasarnya memeluk agama Islam.4 adalah mengikuti jalan yang benar yang Ayat ini mendahulukan penyebutan mengantarkan seseorang kepada kufur dan thaghut daripada beriman kebenaran pertama yang berada di balik kepada Allah. Hal ini menunjukkan wujud ini yaitu Allah yang merupakan bahwa untuk mengesakan Allah satu-satunya kebenaran yang absolute. haruslah terlebih dahulu dengan Inilah hakikat agama Islam, karena menafikan atau melepaskan Islam maknanya ialah merupakan sesembahan selain-Nya. Manusia harus penyerahan diri kepada Allah, semata- lepas dari segala thaghut, jangan sampai mata yang disertai dengan kepatuhan ketika dia mengaku beriman kepada mutlak kepada-Nya. Ibadah juga berarti Allah sementara dalam hatinya masih segala perkataan dan perbuatan, baik ada thaghut-thaghut (tuhan-tuhan kecil lahir maupun batin, yang dicintai dan yang diyakini setara dengan Allah). diridhai Allah. Dan suatu amal diterima Sebagaimana contohnya, sebelum oleh Allah sebagai suatu ibadah apabila mencuci pakaian, kita terlebih dahulu diniati dengan ikhlas, semata-mata harus merendamnya sejenak guna karena Allah; dan mengikuti tuntunan menghilangkan kotoran dan Rasulullah. melembutkan pakaian tersebut. Maksudnya, kekafiran kepada 2. Thaghut menuntun manusia dari thaghut didahulukan daripada keimanan cahaya keimanan kepada kekufuran kepada Allah. Perbuatan demikian “Allah merupakan Pelindung (Yang mengandung isyarat yang halus bahwa Maha mengawal dan menolong) bagi yang pertama kali harus dilakukan ialah setiap orang-orang yang beriman. Ia membersihkan kalbu dan membuang menuntun mereka dari kegelapan kepercayaan kepada thaghut yang ada (kekufuran) kepada cahaya (keimanan). dalam kalbu. Jika kalbu telah kosong dan Dan bagi setiap orang-orang yang kafir, bersih, maka dapat diisi dengan penolong-penolong mereka ialah thaghut keimanan. Keimanan tidak akan melekat (pelanggar batas) yang mana telah kecuali jika memilih Allah sebagai menuntun mereka dari cahaya (keimanan) pemeliharaannya. Maka, tidak ada kepada kegelapan (kekufuran). Mereka seorang pun yang mampu mencabut itulah para ahli neraka, mereka kekal di keimanan yang mengakar ke dalam dalamnya.” (QS. al-Baqarah/2: 257) kalbu dan yang memegang teguh tali agama Allah yang kokoh, (maksud tali Konteks ayat ini menggambarkan di sini adalah iman dan Islam).5 suatu kehidupan tentang jalan yang JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 181 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an benar dan jalan yang sesat. Serta sekian banyak hakikat dalam perjalanan menggambarkan bahwa Allah hidupnya.8 Sebagai firman Allah berikut merupakan pemimpin bagi setiap orang- ini: orang beriman yang menunjuki mereka “Dan bahwasanya (yang Kami jalan yang benar. Sementara bagi setiap perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang orang-orang kafir, pemimpin mereka yang lurus maka ikutilah dia olehmu; Dan adalah thaghut yang menuntun mereka jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang kepada kekafiran. lainnya),karena niscaya kalian akan Oleh karena itu Allah menjadikan terpisah jauh dari jalan yang diridhoi kata al-nur sebagai kata mufrad (tunggal) Allah. Yang demikian itu diperintahkan dan menjadikan kata al-zhulumat sebagai Allah kepada kamu agar kalian kata jama’, karena kebenaran itu bertakwa.” (QS. al-An’am/6: 153) hanyalah bersifat satu atau tunggal (al- haq min rabb) sedangkan kekufuran Karena perwalian Allah telah diganti tersebut telah jelas mempunyai beraneka dengan perwalian thaghut, niscaya jenis-jenis yang beragam yang mana dari mereka kembali kebathilan. Kita akan semuanya itu bersifat bathil, salah dapat pula merasakan suasana satunya yakni thaghut.6 kekufuran tersebut, dalam satu negeri Dalam ayat ini, Allah menyebutkan yang di dalam statistik di sebut daerah kalimat thaghut dalam bentuk tunggal/ Islam, tetapi pimpinan mereka adalah mufrad untuk mubtada’ dalam bentuk thaghut. Maka yang memimpin langsung majemuk yaitu awliya. Para pelindung/ orang yang beriman adalah Allah. Lain awliya tersebut disifati dengan mufrad halnya dengan orang yang tidak (thaghut) karena walaupun para beriman, pemimpin mereka adalah pelindung itu beraneka ragam, tapi thaghut, yaitu sekalian pemimpin yang hakekatnya mereka satu. Misi mereka, akan membawa keluar dari batas yang yakni mengeluarkan manusia dari cahaya ditentukan Allah. Telah ditegaskan lagi keimanan menuju kegelapan adanya perwalian dari syaithan, sumber (kekufuran).7 Mengapa Allah tidak yang asli dari segala macam thaghut.9 membuat redaksi thaghut dengan Sebaliknya, orang-orang yang majemuk, yakni thawaghit/ para thaghut? beriman baik laki-laki maupun sebab kata ini sekalipun bentuknya perempuan sebagian menjadi wali dari tunggal tapi dapat dipergunakan untuk sebahagiaan yang lain; menyuruh menunjukkan arti jamak. berbuat amar ma’ruf nahi mungkar, Semua ini karena cahaya keimanan mendirikan sholat dan mengeluarkan adalah bersifat tunggal dalam hakikat zakat, serta ta’at kepada Allah dan Rasul- dan substansinya, sedang kekufuran Nya seperti telah digambarkan dalam beraneka ragam bentuk dan rupanya. QS. al-Taubah/9: 71, dikuatkan dengan Cahaya iman, apabila telah meresap ke QS. al-Anfal/8: 72, bahwa orang yang dalam kalbu seseorang, maka cahaya itu beriman sanggup hijrah, dan sanggup akan menerangi jalannya, dan pula berjuang (jihad). Begitulah luasnya dengannya ia akan mampu menangkal daerah yang tercakup dalam kalimat wali segala macam bentuk kegelapan, bahkan tersebut, meliputi wali Allah maupun dengannya ia mampu menjangkau wali thaghut.10 182 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an Merujuk pembahasan di atas, secara tak langsung merupakan kutukan dapatlah di mengerti bahwa manusia kepada mereka dan pemberitahuan yang menjual kebebasan jiwanya kepada bahwa mereka tidak akan ditolong di thaghut ada bermacam-macam dunia dan di akhirat. bentuknya. Setengah menyembah Sesungguhnya orang-orang yang berhala, setengah menyembah para diberi bagian dari Kitab Suci semestinya penguasa yang dipandang sebagai lebih layak mengikuti kitab tersebut, pemimpin kemudian mereka lebih layak mengingkari kemusyrikan menggantungkan nasib kepadanya, dan yang dianut orang-orang yang tidak setengahnya lagi menyembah kepada memberlakukan kitab Allah di dalam benda-benda yang dianggap dapat kehidupan mereka, dan tidak mengikuti mendatangkan keuntungan. thaghut. Akan tetapi, kaum Yahudi pada waktu yang sama mengikuti kebathilan 3. Mempersekutukan Allah dengan dan kemusyrikan dengan mengikuti jibt. mengimani Jibt dan Thaghut 12 “Tidakkah engkau perhatikan (dan Mereka beriman kepada hukum merasa pelik wahai Muhammad) kepada yang tidak didasarkan pada syari’at orang-orang yang telah diberikan Allah. Hukum semacam ini termasuk sebahagian dari Kitab (Taurat)? Mereka dalam bahagian thaghut karena percaya kepada benda-benda yang merupakan tindakan melampaui batas- disembah selain dari Allah, dan kepada karena memberikan kepada manusia thaghut, dan mereka pula berkata kepada salah satu hak prerogatif uluhiyah, yaitu orang-orang kafir (kaum musyrik di hak hakimiyah “membuat hukum”-dan Makkah) bahwa mereka (kaum musyrik tidak berpedoman pada hukum-hukum itu) lebih benar jalan agamanya daripada yang telah disyari’atkan Allah. Maka, orang-orang yang beriman (kepada Nabi hukum dan tindakan semacam itu Muhammad)”.(QS. al-Nisa’/4: 51) termasuk bahagian yang telah melampaui batas. Hal ini termasuk Surat al-Nisa’ ini diturunkan di dalam prilaku thaghut dan orang-orang Madinah. Menurut Hamka11, ayat ini yang tidak mengikutinya adalah musyrik menerangkan mengenai setengah orang atau kafir. Di samping beriman kepada yang mendapat bahagian dari kitab, yaitu jibt dan thaghut, mereka juga berpihak kitab Taurat atau Injil atau kitab dari kepada barisan kaum musyrik dan kaum para nabi yang dahulu. Ada di kalangan kafir untuk menentang kaum mukmin mereka tersebut yang percaya kepada jibt yang juga diberi Kitab Suci oleh Allah.13 dan thaghut. Ayat ini mengisahkan Pada ayat ini terdapat dua perkataan kembali perbuatan orang-orang Yahudi sebagai kepercayaan mereka, pertama yang telah diberi kitab, telah memahami jibt dan kedua thaghut. Jibt dapat dan mendalami isi kitab yang pada dikatakan dengan kesesatan sedangkan dasarnya menyeru berbakti dan thaghut sebagaimana dibahas menyembah kepada Allah, namun sebelumnya, berumpun dari kata mereka masih juga bersujud dan thaghiyah (thughyan) diartikan dengan menyembah berhala dan kesewenang-wenangan, melampaui mempersekutukan Allah. Hal ini juga batas khususnya kepada manusia yang JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 183 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an telah lupa atau sengaja keluar dari Islam merupakan agama yang batasnya sebagai insan, lalu mengambil benar, adil dan memperhatikan hak Tuhan atau manusia itu dianggap persamaan, ia membawa ajaran- Tuhan oleh yang mempercayainya. ajarannya yang luas dan menyeluruh Maka segala pemujaan kepada manusia kepada keadilan di antara semua hingga mendudukkannya menjadi makhluk, tak seorang pun diperlakukan seperti Tuhan, meskipun tidak secara zhalim karena kelemahan dan diucapkan dengan secara langsung tetapi ketidak-berdayaannya, hak manusia bertemu dengan perbuatan, tidak boleh dilanggar, bila dengan alasan termasuklah dalam makna ini.14 karena mereka bukan orang muslim dan Adanya campur aduk dalam aqidah bukan orang beriman. Karena Islam orang Yahudi, meskipun orang-orang adalah agama Allah yang abadi, yang Yahudi tersebut beriman kepada Tuhan menghargai hak orang kecil dan orang dan mereka memiliki kitab samawi, besar, yang memerintahkan untuk namun mereka juga beriman kepada jibt menyerahkan amanat kepada orang dan thaghut yakni berhala. Hal ini terlihat yang berhak menerimanya, tanpa harus jelas dari perkataan sebagian pembesar- melihat apakah yang bersangkutan pembesar mereka yakni, Ka’ab ibn orang muslim atau non-muslim, tidak Asyraf dan Huyay ibn Akhtab, dengan boleh ada kezhaliman dan peniadaan dalil QS. al-Nisa’/4: 60 di atas, dan hak manusia, siapapun dia. perkataan mereka terhadap orang-orang Ayat ini juga merupakan kafir Quraisy, bahwasanya orang-orang pengingkaran Allah terhadap orang- kafir Quraisy tersebut lebih benar orang yang mengaku beriman kepada petunjuknya daripada orang-orang yang apa yang telah diturunkan Allah kepada beriman terhadap Muhammad, Rasul-Nya dan kepada para nabi yang sebagaimana telah dijelaskan pada Asbab terdahulu. Walaupun pengakuannya al-Nuzul ayat ini.15 demikian, tetapi mereka dalam waktu yang sama tetap hendak berhakim 4. Mereka yang berhukum kepada kepada selain Kitab Allah dan Sunnah Thaghut Rasul-Nya dalam hal-hal yang mereka “Tidakkah engkau melihat (wahai pertentangkan dan perselisihkan, Muhammad) orang-orang (munafik) yang sebagaimana telah yang disebutkan mendakwa bahawa mereka telah beriman dalam sebab turunnya ayat ini. Akan kepada Al-Quran yang telah diturunkan tetapi, kandungan ayat ini sebenarnya kepadamu dan kepada (Kitab-kitab) lebih umum dari itu. Karena ayat ini yang telah diturunkan dahulu adalah merupakan celaan bagi orang- daripadamu? Mereka suka hendak orang yang berpaling dari Kitabullah berhakim kepada thaghut, padahal dan Sunnah Rasul-Nya, dan malah mereka telah diperintahkan supaya kufur meminta keputusan kepada selain ingkar kepada thaghut itu. Dan syaithan keduanya yang merupakan kebathilan. pula sentiasa hendak menyesatkan Kebathilan itulah yang dimaksud mereka dengan kesesatan yang amat dengan thaghut di sini.16 jauh”. (QS. al-Nisa’/4: 60) Di sini di dalam ayat ini kata “thaghut” bermakna sebagai orang yang 184 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an selalu banyak berbuat sewenang-wenang orang munafik itu: apakah memang dalam mengambil keputusan, yakni begitu? orang munafik itu menjawab: ya. tertuju pada Ka’ab bin al-Asyraf dan Kemudian Umar ra berkata kepada Abu Barzah al-Aslami. Al-Kilabi keduanya: tunggu sebentar sampai saya meriwayatkan dari ibn ‘Abbas r.a,17: ayat kembali lagi kepadamu. Lalu Umar ra ini turun kepada orang munafik yang pun masuk dan mengambil pedang berselisih dengan orang Yahudi namun kemudian membawanya. Dan umar mereka hendak berhakim kepada keluar kembali menemui kedua orang hakim-hakim Jahiliyah (thaghut), Lalu itu. Kemudian Umar ra memukul orang orang Yahudi tersebut itu berkata: “mari munafik dengan pedang tersebut sampai kita pergi ke Nabi Muhammad”. Namun mati. orang munafik itu berkata: tidak, tetapi Maka, turunlah ayat ini. Dan jibril mari kita datang kepada Ka’ab bin al- as, pun berkata: sesungguhnya Umar ra, Asyraf. Dialah orang yang disebut adalah orang yang membedakan antara Tuhan sebagai thaghut. Namun orang kebenaran dan kebatilan. Karena itulah Yahudi itu menolaknya. Dia tetap untuk Umar ra dijuluki al-Faruq. Imam Ibn Jarir mengadukan permasalahannya kepada al-Thabari berpendapat bahwa ayat ini Rasulullah saw. turun kepada orang Munafik dan Ketika orang munafik melihat hal Yahudi.18 Pada dasarnya mencela orang- tersebut (keinginan yang kuat orang orang yang berpaling atau berpindah Yahudi itu), akhirnya dia bersama dari hukum Allah dan Sunnah dengan orang Yahudi tersebut datang Rasulullah saw kepada kebathilan selain kepada Rasulullah saw dan mereka keduanya, kebathilan itulah yang disebut berdua mengadukan perselisihan yang dengan thaghut. 19 terjadi kepada Rasulullah saw. Kemudian Dengan demikian bahwa semua Rasulullah saw memutuskan untuk yang dibuat oleh para thaghut berupa orang Yahudi itu yang benar. Ketika undang-undang dan peraturan untuk mereka berdua keluar, orang munafik itu kehidupan manusia dan pemerintahan tidak terima dengan keputusan yang mereka di pandang oleh agama Islam didengarnya, dan tetap mengikuti orang sebagai hal yang bathil secara mendasar, Yahudi tersebut dan berkata: mari kita tidak mengikat siapapun, bahkan bagi pergi ke Umar bin Khattab ra. manusia berkeharusan menentang Kemudian mereka mendatangi semua itu dan dituntut agar berupaya Umar bin Khattab ra, lalu orang Yahudi menghapusnya. Allah menegaskan itu berkata; saya dan dia telah dalam satu kecaman terhadap orang- mengadukan masalah ini kepada Nabi orang yang membuat undang-undang Muhammad dan Ia (Nabi Muhammad) sendiri untuk mengatur kehidupan : telah memutuskannya, namun dia “Patutkah mereka mempunyai sekutu- (orang munafik) tetap tidak mau sekutu (sembahan-sembahan) yang menerima keputusan itu. Dia tetap menentukan - mana-mana bahagian dari menahan saya dan mengajak untuk agama mereka - sebarang undang-undang mengadukannya kepadamu. Karena itu, yang tidak diizinkan oleh Allah? Dan saya datang kepadamu bersamanya. Lalu kalaulah tidak kerana kalimah Umar bin Khattab ra berkata kepada ketetapan yang menjadi pemutus (dari JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 185 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an Allah, untuk menangguhkan hukuman Allah, atau seolah mereka mempunyai hingga ke suatu masa yang tertentu), sesembahan selain Allah yang telah tentulah dijatuhkan azab dengan serta- membuat undang-undang untuk mereka merta kepada mereka (yang berbuat yang tidak diizinkan oleh Allah. Kiranya demikian). Dan sesungguhnya orang- tidak ada yang lebih durhaka terhadap orang yang zalim itu akan beroleh azab Allah daripada hal yang demikian itu. siksa yang tidak terperi sakitnya.” (QS. al-Syura/42: 21) 5. Mereka (orang-orang kafir) berperang di jalan Thaghut Sayyid Quthb20 menjelaskan, tidak “Orang-orang yang beriman, berperang seorang pun di antara manusia yang pada jalan Allah; dan bagi orang-orang berhak membuat aturan selain di yang kafir pula berperang pada jalan gariskan oleh Allah dan telah diberi thaghut (syaithan). Oleh sebab itu, wewenang untuk itu. Hanya Allah perangilah kamu akan pengikut-pengikut sendiri yang membuat undang-undang syaithan itu, kerana sesungguhnya tipu untuk para hamba-Nya, sebab Dialah daya syaithan itu adalah lemah”. (QS. pencipta dan pengatur alam ini dengan al-Nisa’/4: 76) hukum-hukum universal. Dan kehidupan manusia tidak lebih dari Ayat di atas memaparkan bahwa bagian kecil dalam perputaran roda jagat orang-orang yang beriman bersandar raya ini. Oleh sebab itu seharusnya kepada perlindungan dan penjagaan kehidupan manusia ini diatur oleh serta pemeliharaan Allah, sedang orang- undang-undang yang bersesuaian orang kafir bersandar kepada dengan hukum-hukum universal itu. perlindungan setan dengan macam- Yang demikian itu akan terwujud kecuali macam benderanya, manhaj, syari’at, ketika Allah Yang Maha Meliputi jalan, tata nilai dan norma-nya-yang mensyari’atkan dengan hukum-hukum semuanya adalah ikhwan syaithan. Allah itu. Semua pembuat undang-undang memerintahkan bagi setiap orang-orang tidak ada yang sempurna selain Allah. yang beriman supaya senantiasa Oleh sebab itu perundang-undangan memerangi ikhwan syaithan tersebut, buatan manusia tidak dapat diandalkan serta supaya jangan takut terhadap tipu dengan adanya kekurangan tersebut. daya mereka. Kendati demikian jelasnya realitas Jadi thaghut tersebut apakah dia ini, masih banyak juga yang syaithan?, atau apakah dia suatu tindakan memperdebatkan syari’ah atau tidak puas yang sewenang-wenang yang dapat dengannya. Mereka berani membuat menjerumuskan pada kesesatan atau perundang-undangan di luar ketentuan kezaliman?, atau tindakan yang dari Allah dengan anggapan bahwa cenderung membawa seseorang pada mereka memilih yang terbaik bagi kesesatan dan menjauhkannya pada bangsa mereka. Mereka mencari dalih syari’at tuhan atau sesuatu yang diimani dengan adanya kondisi obyektif dan akan menyebabkan seseorang keluar perundang-undangan yang mereka buat dari kebenaran?, keseluruhan dari sendiri. Seolah mereka merasa lebih soalan di atas ini adalah benar dan semua mengetahui dan lebih bijaksana dari ini pun merupakan salah satu klasifikasi 186 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an bagian dari thaghut itu sendiri. Surat al-Maidah ini diturunkan di Sifat thaghut mencakup seluruh apa Madinah. Pada ayat ini diterangkan yang jauh dari Allah dan menghalangi mengenai orang yang akan mendapat jalan-Nya serta menentang syari’at-Nya. ganjaran yang sangat buruk di sisi Allah, Di sini kaum munafik mendengarkan yaitu tentang kemurkaan dan kutukan nasehat yang disampaikan oleh kaum Allah terhadap orang-orang yang mukmin untuk mengikuti Allah dan terdahulu yang berbuat fasik sehingga Rasul-Nya, tetapi mereka tetap berjalan dijadikan setengah dari mereka pada jalan thaghut.21 Setiap kali mereka menyerupai kera dan babi dan melangkah maka kesesatan akan penyembah thaghut.24 menguasai, sehingga mereka Maksud dari ayat ini, maukah aku menempuh jarak yang jauh dalam jalan akan beritahukan kepada kalian tentang yang membingungkan. Mereka telah pembalasan yang lebih buruk di sisi banyak mendengar nasehat yang Allah pada hari kiamat kelak, yang kalian disampaikan kepada mereka. menganggap bahwa pembalasan itu Jadi inti dari ayat ini, bahwa orang- akan ditimpakan kepada kami? Ataukah orang yang beriman berperang dalam (siksa itu akan menimpa) kalian, yang rangka ketaatan kepada Allah, mana kalian telah disifati dengan sifat- sedangkan bagi orang-orang kafir sifat berikut, yaitu yang dijauhkan dari berperang dalam rangka ketaatan rahmat-Nya, dan dimurkai setelah itu kepada thaghut. Dan Allah juga telah tidak akan diridhai untuk selamanya. memotivasi kaum mukmin agar Abduh menjelaskan bahwa makna senantiasa memerangi setiap pengikut- thaghut atau thughyan di sini, mengandung pengikut thaghut tersebut, dan makna dari segala sumber yang telah bahwasanya tipudaya thaghut sangatlah melewati batas dari ketentuan yang telah lemah.22 Pada ayat lanjutan ditetapkan dan cenderung membawa diperintahkan kepada orang yang kepada kebathilan serta kemungkaran.25 beriman, hendaklah perangilah wali-wali Jadi penghambaan kepada thaghut syaithan tersebut.23 merupakan suatu ketaatan dari seorang hamba dengan orang yang 6. Ganjaran Allah bagi mereka yang diagungkannya, baik itu yang menyembah Thaghut menyuruhnya untuk melakukan suatu “Katakanlah: “Maukah, aku perintah dan pelarangan akan sesuatu khabarkan kepada kamu tentang yang hal yang harus ditaati. Hal ini suatu lebih buruk balasannya di sisi Allah kenyataan bahwa mereka hidup dalam daripada yang demikian itu? Ialah orang- kesesatan, karena mereka senantiasa orang yang dilaknat oleh Allah dan mempengaruhi orang lain pada hal-hal dimurkai-Nya, dan orang-orang yang kejelekan serta menjerumuskan pada dijadikan di antara mereka sebagai kera kesesatan. 26 dan babi, dan penyembah thaghut. Abu Hayyan dalam tafsirnya al-Bahr Mereka inilah yang lebih buruk al-Muhith, mengambil pendapat kedudukannya dan yang lebih sesat dari Zamakhsyari, mengatakan bagaimana jalan yang betul (lurus)”. (QS. al- bisa Allah menjadikan diantara mereka Maidah/5: 60) menjadi hamba-hamba thaghut, JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012 187 Laila Sari Masyhur: Thaghut dalam Al-Qur’an disebabkan dua hal, yakni:27 Pertama, 7. Perintah menyembah Allah dan Allah tidak memberi pertolongan/ menjauhi diri dari penyembahan menelantarkan seluruh hamba- Thaghut hambanya sehingga mereka “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus menyembah kepada-Nya serta dalam kalangan tiap-tiap umat seorang meninggalkan penyembahan thaghut. Rasul (dengan memerintahkannya Kedua, Sesungguhnya mereka divonis menyeru mereka): “Hendaklah kamu telah mempunyai sifat-sifat seperti itu. menyembah Allah dan jauhilah thaghut Intinya segala apa yang terjadi “. Maka di antara mereka (yang terhadap para pembangkang itu menerima seruan Rasul itu), ada yang merupakan peringatan yang sangat diberi hidayah petunjuk oIeh Allah dan berharga untuk dihindari oleh mereka ada pula yang berhak ditimpa kesesatan. yang tidak ditimpa sanksi tersebut, baik Oleh itu mengembaralah (berjalanlah) yang hidup ketika itu maupun generasi kamu di bumi, kemudian lihatlah selanjutnya. Sekaligus ia merupakan bagaimana buruknya kesudahan umat- pelajaran bagi orang-orang yang umat yang mendustakan Rasul- bertakwa. Sekali lagi, apakah perubahan rasulnya”. (QS. al-Nahl/16: 36) bentuk secara hakiki atau bentuk jasmani mereka yang diubah atau bukan, Surat al-Nahl ini diturunkan di dewasa ini tidaklah terlalu penting untuk Makkah. Ayat ini menjelaskan mengenai dibuktikan. Yang pasti adalah akhlak pokok utama tugas dari seorang Rasul mereka dan cara berpikir mereka tidak jika dia diutus oleh Allah kepada suatu lurus dan tidak sesuai dengan kaidah umat sesuai dengan Sunnatullah, ialah moral agama.28 supaya menyeru, mendakwah kepada Allah telah memberikan pengarahan seluruh umat tersebut menyembah kepada Rasul-Nya supaya menghadapi kepada Allah dan menjauhkan diri dari Ahl Kitab dengan mengemukakan penyembahan thaghut.29 sejarah ini beserta balasan Allah yang Allah tidak menginginkan mereka dapatkan sepanjang sejarahnya. perbuatan syirik dari hamba-hamba-Nya Hal ini seakan-akan mereka sebuah dan tidak meridhai mereka untuk generasi karena karakteristik mereka mengharamkan apa yang telah sama. Allah memberi pengarahan dihalalkan-Nya dari segala hal kebaikan. kepada Rasulullah saw supaya Iradah-Nya ini telah termaktub dalam mengatakan kepada mereka bahwa sikap syari’at-Nya melalui lisan para rasul yang demikian tersebut dapat akan berakibat hanya dibebankan menyampaikan fatal. Yakni lebih buruk daripada dakwah kepada seluruh manusia. siksaan, tipu daya, dan gangguan orang- Sesungguhnya iradah sang Pencipta orang Ahl Kitab terhadap kaum Yang Maha Bijaksana menginginkan muslimin disebabkan keimanan mereka. penciptaan setiap manusia dengan Apalah arti siksaan manusia yang lemah segala kesiapannya untuk menerima dibandingkan dengan siksaan dan azab petunjuk atau kesesatan. Dia dari Allah? Allah menghukumi Ahl Kitab membiarkan mereka bebas dalam itu sebagai orang yang buruk dan sesat memilih salah satu dari dua jalan di atas, jalannya. membekali mereka akal pikiran agar ia 188 JURNAL USHULUDDIN Vol. XVIII No. 2, Juli 2012

Description:
bunuh diri dan ada juga yang mati dibunuh .. WahbahZuhaili, Tafsir al-Munir; fi al-Aqidah wa al- juga Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid. 13, h.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.