ebook img

Jurnal Sains dan PDF

13 Pages·2014·0.52 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Jurnal Sains dan

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi ISSN : 1410 – 0177 Volume 18, Nomor 1 Tahun 2013 Diterbitkan oleh : Fakultas Farmasi Universitas Andalas www.jstf.ffarmasi.unand.ac.id Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Terbit Dua Kali Setahun Setiap Bulan Maret dan September Dewan Redaksi Penanggung Jawab: Dewan Penyunting: Dr. Muslim Suardi, M.Si, Apt Prof. Dr. H. Dayar Arbain, Apt Prof. Dr. Auzal Halim, Apt Pemimpin Umum: Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, Apt Prof. Dr. Henny Lucida, Apt Prof. Dr. Adek Zambrud Adnan, MS, Apt Prof. Dr. Akmal Djamaan, MS, Apt Redaktur Pelaksana: Prof. Dr. Dachriyanus, Apt Dr. Erizal, S.Si, M.Si, Apt Prof. Dr. Almahdy A., Apt Prof. Dr. Dian Handayani, Apt Prof. Dr. Armenia, MS, Apt Prof. Dr. Surya Dharma, MS, Apt Prof. Dr. H. Elfi Sahlan Ben, Apt Dr. H. Yohanes Alen, MS Prof. Dr. Helmi Arifin, MS, Apt Dr. Netty Suharti, MS Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt Prof. Dr. Marlina, MS, Apt Sekretariat: Dr. M. Husni Mukhtar, MS, Apt Dian Ayu Juwita, S.Farm, M.Farm, Apt Dr. Fatma Sri Wahyuni, S.Si, Apt Rahmi Yosmar, S.Farm, M.Farm, Apt Yori Yuliandra, S.Farm, M.Farm, Apt Rahmad Deni Penerbit : Fakultas Farmasi Universitas Andalas ISSN : 1410 – 0177 Alamat Redaksi/ Tata Usaha : Fakultas Farmasi Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang 25163 Telp. (0751) 71682; Fax (0751) 777057 Daftar Isi (Vol. 18, No. 1 2013) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Apoteker Yang Bekerja 1 - 8 Di Apotek Di Kota Padang Akmal Djamaan, Laura Syahrul, dan Dwi Dinni Aulia B Uji Aktivitas Beberapa Subfraksi Etil Asetat Dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri 9 - 16 Linn.) Terhadap Reaksi Hipersensitivitas Kutan Aktif Yufri Aldi, Mahyudin dan Dian Handayani Kajian Penggunaan Obat Intravena di SMF Penyakit Dalam RSUD dr. Achmad 17 - 27 Mochtar Bukittinggi Hansen Nasif , Monalisa Yuned, Husni Muchtar Identifikasi Dan Penetapan Kadar Merkuri (Hg) Dalam Krim Pemutih Kosmetika 28 - 34 Herbal Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Fithriani Armin, Zulharmita, Dinda Rama Firda Pengaruh Perbandingan Pelarut Etanol-Air Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total 35 - 42 Dan Daya Antioksidan Dari Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Harrizul Rivai, Ernita Widiya S. dan Rusdi Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidiumguajava L.) Terhadap Jumlah 43 - 48 Sel Eritrosit, Hemoglobin, Trombosit Dan Hematokrit Pada Mencit Putih Helmi Arifin, Agustina dan Zet Rizal 49 - 55 Formulasi Granul Mukoadhesif Dispersi Padat Ketoprofen–PVP K-30 Menggunakan Kitosan Salman, Meryza dan Deni Noviza 56 - 60 Pengaruh Pemberian Ekstrak Gambir Terhadap Kadar EDRF (Endothelial Derrivat Relaxing Factors)/Nitrogen Mono Oksida (NO) Pada Hiperkholesterolemia Suhatri, Yufri Aldi, Nikita Surya Dharma 61 - 68 Pola Penggunaan Isdn Pada Penderita Angina Pektoris Di Suatu Rumah Sakit Pemerintah Kota Padang Dedy Almasdy, Deswinar Darwin, Nina Kurniasih dan Vivi Handayani Pengaruh Kombinasi Surfaktan Natrium Lauryl Sulfat Dan Benzalkonium Klorida 69 - 74 Terhadap Kelarutan Ibuprofen Syofyan, Tuti Agustia Safari, Dan Rieke Azhar Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No. 1, 2013; halaman 1-74; ISSN : 1410 – 0177 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No.1, 2013, halaman 9-16 ISSN : 1410-0177 UJI AKTIVITAS BEBERAPA SUBFRAKSI ETIL ASETAT DARI HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP REAKSI HIPERSENSITIVITAS KUTAN AKTIF Yufri Aldi, Mahyudin dan Dian Handayani Fakultas Farmasi, Universitas Andalas ABSTRAK A study on the activity of some ethyl acetate subfraction of meniran herbs (Phyllanthus niruri Linn.) on the cutaneous active hypersensitive reaction has been conducted. The subfraction (1,2, and 3) were at the dose of 50 mg/Kg BW and 100 mg/Kg BW dispersed with 1% tween 80: Chicken egg albumin at concentration 25% and 30% were used as control, all of which were given for 10 days. The Hipersensitivity reaction was observed at day 10th. Result Showed that subfraction 1,2, and 3 at doses 50 mg/Kg BW and 100 mg/Kg BW inhibited hypersensitivity, reaction significantly, the onset of blue skin bump were best given by subfraction 3 (dose 100 mg/Kg BW), the diameter of blue skin bump were best given by subfraction 2 (50 mg/Kg BW) and the intensity of the blue skin bump was besy given by subfraction 2 (100 mh/Kg BW). In summary, the ethyl aceble subfraction of meniron herbs (Phyllanthus niruri Linn.) showed an immunostimulan activity. Keyword : Meniran Herbs, The cutaneous active hypersensitive reaction, blue skin bump, immunostimulan PENDAHULUAN filantin, kalium, damar, dan zat penyamak. Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Filantin dilaporkan sebagai konstituen dari famili Euphorbiaceae merupakan terapi aktif dan berfungsi sebagai agen tanaman liar yang berasal dari Asia tropik hepatoprotektif (Khan, 2010). Namun yang tersebar di seluruh daratan Asia sejauh ini, berdasarkan studi literatur termasuk Indonesia. Di beberapa daerah, belum ada informasi tentang penelitian meniran dikenal dengan nama Kilaneli bioaktivitas filantin sebagai (India), Zhen chu cao, Ye xia zhu (China), imunomodulator. Tumbuhan ini juga Child pick a back (Inggris). Tanaman ini digunakan untuk diabetes, hipertensi, tingginya hanya 30-100 cm dan diuretik, analgesik, antispasmodik, dan mempunyai daun yang bersirip genap pelindung sel dalam banyak kondisi. setiap satu tangkai daun terdiri dari daun Dalam penelitian klinis selama bertahun- majemuk yang mempunyai ukuran kecil tahun, tumbuhan ini telah menunjukkan dan berbentuk lonjong (Dalimartha, 2000). aktivitas anti hepatotoksik, analgesik, Meniran secara tradisional hipotensi, antispasmodik, antivirus, digunakan sebagai obat sakit kuning, antibakteri, diuretik, antimutagenik, dan malaria, ayan, demam, batuk, haid aktivitas hipoglikemik (Taylor, 2003). berlebihan, disentri, luka bakar terkena api Phyllanthus niruri memiliki banyak atau air panas, luka koreng dan untuk kandungan kimia, salah satunya adalah mengobati jerawat. Sedangkan dalam golongan lignan, yaitu filantin dan bentuk patennya yaitu Stimuno. hipofilantin. Filantin dilaporkan sebagai Senyawa yang terkandung dalam konstituen terapi aktif dan berfungsi tumbuhan meniran yaitu flavonoid, sebagai agen hepatoprotektif (Arvind, 9 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 Ram, Anil, Madan, and Suman, 2006; produksi titer antibodi dan jumlah sel Khan, 2010). Namun sejauh ini, leukosit pada mencit putih jantan (Farhan, berdasarkan studi literatur belum ada 2013). Pada penelitian lain juga informasi tentang penelitian bioaktivitas menunjukkan bahwa sub fraksi etil asetat filantin sebagai imunomodulator. dari herba meniran dapat meningkatkan Dalam kaitannya dengan sistem indeks fagositosis dan kapasitas makrofag imun, pemberian ekstrak Phyllanthus (Novelin, 2013). niruri Linn dapat meningkatkan aktivitas Berdasarkan uraian diatas, maka dan fungsi beberapa komponen imunitas dilakukan penelitian tentang uji aktivitas nonspesifik maupun spesifik, baik humoral beberapa subfraksi dari meniran maupun selular. Hal ini dapat kita lihat dari (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap reaksi berbagai penelitian yang menyatakan hipersensitivitas kutan aktif, dengan bahwa tanaman tersebut dapat mengukur waktu timbulnya bentolan dan meningkatkan respon imun nonspesifik. intensitas warna biru yang terjadi. Tumbuhan meniran diduga terbukti berkhasiat dalam membantu mengurangi METODE PENELITIAN dan mengobati refleks fisiologis (alergi) Penelitian dilaksanakan lebih tubuh akibat berbagai macam infeksi virus kurang selama 6 bulan di Laboratorium dan bakteri, serta mendorong sistem Biota Sumatera dan Laboratorium kekebalan tubuh. Alergi merupakan reaksi Serologi-Imunologi Fakultas Farmasi tepat pada seseorang yang sebelumnya Universitas Andalas. Penelitian ini pernah tersensitisasi dengan antigen yang dilaksanakan dengan metoda bersangkutan, sehingga menimbulkan eksperimental. Sampel berupa herba kerusakan pada jaringan tubuh (Kresno, meniran kering yang didapat di daerah 1988). Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Salah satu reaksi alergi adalah Pembuatan Subfraksi Etil Asetat Herba reaksi anafilaksis atau reaksi Meniran hipersensitifitas segera. Gejala yang timbul Sebanyak 2,7 kg sampel kering dari reaksi anafilaksis atau hipersensitifitas meniran dirajang halus, kemudian disebabkan adanya mediator yang dimaserasi dengan menggunakan pelarut dihasilkan oleh sel basofil dan sel mastosit etil asetat dalam botol coklat selama 5 hari (mast cell). Setelah molekul antigen sehingga didapat ekstrak. Ekstrak disaring (alergen) terikat oleh anti bodi spesifik dari dengan kertas saring Whatman No. 1 dan kelas IgE yang dibentuk oleh sel B yang maserasi diulangi kembali sampai tiga kali. terpancang melalui bagian FC (fragmen Gabungan filtrat maserat kemudian crystalis) pada membran mastosit maka dikentalkan secara in-vacuo dengan terjadi proses biokimiawi (Baratawidjaya, menggunakan alat rotary evaporator. 1990). Akhirnya, mediator yang terdapat Kemudian hasil ekstrak kental dalam sel tersebut lepas seperti histamin, dikromatografi kolom flash dengan serotonin, bradikinin, asam arachidonat menggunakan berbagai perbandingan dan prostaglandin. Lepasnya mediator pelarut yaitu : tersebut menimbulkan reaksi alergi yang menyebabkan gatal-gatal, memerahnya 1. Heksan : etil asetat (9:1) kulit, terbentunya bentolan, dan sesak 2. Heksan : etil asetat (4:1) nafas (Subowo, 1993). 3. Heksan : etil asetat (2:1) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa sub fraksi etil asetat dari herba meniran dapat meningkatkan 10 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 Penyiapan hewan percobaan Biru evan sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 20 ml NaCl fisiologis sehingga Hewan percobaan yang digunakan diperoleh konsentrasi 0,25% b/v. dalam penelitian adalah mencit putih d. Larutan Standar Biru betina dengan berat 20-25 gram, berumur 2 Sebagai pembanding intensitas warna bulan dan belum pernah diperlakukan biru yang diamati digunakan larutan terhadap obat. Sebelum digunakan hewan biru Evans pada berbagai konsentrasi : tersebut diadaptasikan selama 1 minggu No Konsen Intensit Skor dan dikelompokkan menjadi 8 kelompok trasi as secara acak, dalam setiap kelompok terdiri biru Warna dari 3 ekor mencit. evan Sebelum digunakan, semua mencit (% b/v) diaklimatisasi selama 7 hari untuk 1 0 (% Warna 0 membiasakan hewan berada pada b/v) biru lingkungan percobaan. Makanan dan tidak minuman diberikan secukupnya. ada Pengelompokan hewan dilakukan secara 2 0,78.10- Warna 1 acak. Mencit yang digunakan adalah 3 (% biru mencit yang sehat dan tidak mengalami b/v) kurang perubahan berat badan lebih dari 10% serta jelas secara visual menunjukkan prilaku yang 3 1,5.10-3 Warna 2 normal. (% b/v) biru cukup Perencanaan Dosis jelas a. Dosis antigen 4 3,1.10-3 Warna 3 Putih telur ayam ras dengan konsentrasi (% b/v) biru 25% v/v dan 30% v/v yang dilarutkan jelas dalam NaCl fisiologis 0,9%. b. Dosis subfraksi meniran yang 5 6,2.10-3 Warna 4 digunakan untuk uji reaksi (% b/v) biru hipersensitivitas kutan aktif yaitu 100 sangat mg/kg BB. jelas Penyiapan Sediaan Uji e. Pembanding a. Pembuatan Larutan Uji Larutan uji dengan dosis 100 mg/kg BB Zat pembanding yang digunakan dibuat dengan cara mensuspensikan 2 adalah Difenhidramin HCl dengan dosis mg subfraksi meniran dengan 0.1 ml 13 mg/kg BB. tween 80. kemudian gerus homogen dan cukupkan volume dengan aquadest Uji Efek Hipersensitivitas Kutan Aktif sampai 0.2 ml. b. Larutan Antigen a. Sensitisasi Hewan Percobaan Sebagai antigen digunakan adalah putih 24 ekor mencit yang telah telur ayam ras yang dilarutkan dalam dikelompokkan secara acak dan telah NaCl fisiologis 0,9% dengan dipuasakan selama 18 jam disuntikkan konsentrasi 25% v/v dan 30% v/v. secara intra peritoneal dengan putih c. Larutan Biru Evan telur ayam ras 25% v/v sebanyak 10 ml/kg BB. Pada hari ke 5 hewan 11 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 diberikan putih telur ayam ras 25% v/v Bagian tumbuhan meniran yang sebanyak 5 ml/kg BB secara subkutan. digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan Mencit yang sensitif ditandai dengan kecuali akarnya. Sampel meniran segar warna merah pada tempat penyuntikan. sebanyak 10 kg dikeringkan selama 3 hari b. Pengujian efek anti hipersensitivitas / sehingga didapatkan sampel kering anafilaksis. meniran sebanyak 2,7 kg. Kemudian, Pada hari ke 8,9,10 masing-masing sampel meniran yang telah kering tersebut kelompok uji diberikan subfraksi digrinder sampai menjadi halus. Sampel meniran secara oral. Pada hari ke 10 tersebut kemudian diekstraksi dengan setengah jam setelah pemberian menggunakan metoda maserasi. Dengan subfraksi tersebut hewan diberikan cara ini, sampel dapat diekstraksi dalam larutan biru Evan 0,25% secara jumlah yang lebih banyak, tidak intravena sebanyak 5 ml/kg BB. memerlukan peralatan khusus, Setengah jam kemudian ditantang pengerjaannya mudah dan sederhana, serta dengan putih telur ayam ras 30% v/v tanpa pemanasan sehingga perubahan sebanyak 5 ml/kg BB secara intrakutan kimia terhadap senyawa-senyawa tertentu dibagian punggung mencit yang telah dapat dihindari. Dengan demikian, metoda dicukur satu hari sebelum perlakuan. ini baik untuk sampel dengan zat aktif Catat waktu timbulnya warna biru, ukur yang tahan pemanasan maupun zat aktif diameter dan intensitas warna biru, yang tidak tahan pemanasan (Depkes RI, pengamatan dilakukan setiap 30 menit 2000). selama 6 jam, dan diamati juga setelah Ekstraksi dilakukan dengan 24 jam. menggunakan pelarut etil asetat (Anonim, Untuk pembanding dilakukan hal yang 2008; Arvind, Ram, Anil, Madan, and sama seperti diatas dengan Suman, 2006). Sampel dimaserasi selama menggunakan difenhidramin HCl lima hari dengan tiga kali pengulangan dengan dosis 13 mg/kg BB. agar zat aktif tertarik secara maksimal. Rendaman sampel dikocok tiga sampai HASIL DAN PEMBAHASAN empat kali sehari agar pelarut mengalir Pada penelitian ini, sampel yang berulang-ulang masuk ke seluruh digunakan adalah tumbuhan meniran permukaan sampel, sehingga bahan (Gambar 1.) ekstraktif lebih cepat berpindah ke dalam pelarut. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan destilasi vakum untuk mengurangi tekanan udara pada permukaan, sehingga akan menurunkan tekanan uap pelarut yang selanjutnya akan menurunkan titik didihnya. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terurainya senyawa yang tidak tahan pemanasan. Selanjutnya sampel dipekatkan dengan menggunakan rotari evaporator sampai didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental meniran diperoleh sebanyak 315 gram. Ekstrak kental tersebut selanjutnya diisolasi menggunakan kromatografi Gambar 1. Herba Meniran kolom flash. Sebelumnya dibuat sedian 12 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 preabsorbsi dengan cara melarutkan 80 g menggunakan fasa diam silica gel dan fasa ekstrak kental yang etil asetat, dan gerak n-heksan : etil asetat (4:1) (Gambar ditambah dengan 80 g silika gel, kemudian 1). dirotary menggunakan rotary evaporator Pada penelitian ini digunakan sampai seluruh pelarut kering. Setelah itu metoda hipersensitifitas kutan aktif yang masukkan silika gel 100 g kedalam kolom dikenal juga dengan metoda Ovary. dan dibasahi dengan n-heksan yang Reaksi hipersensitifitas kutan aktif adalah bertujuan agar permukaan silika menjadi reaksi hipersensitifitas yang terjadi secara datar dan padat. Lalu sediaan preabsorbsi lokal pada kulit, dimana antibody IgE dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam sudah terikat dengan sel mast, akan kolom agar permukaannya datar dan tidak mengikat antigen yang masuk untuk ke berongga. Kemudian dilakukan elusi dua kalinya selanjutnya terjadilah proses menggunakan kombinasi pelarut n-heksan pelepasan histamine (Bellanti, 1993). dan etil asetat (Putri, 2010). Isolasi Antigen yang digunakan adalah dilakukan menurut metoda SGP (Step putih telur ayam ras. Putih telur ayam ras Gradien Polarity) menggunakan eluen n- ini dipilih karena merupakan antigen yang heksan 100 %, H:E (9:1), H:E (4:1), H:E potensial dalam menimbulkan reaksi (2:1). hipersensitifitas, karena mengandung Subfraksi dari tumbuhan meniran senyawa protein yang berat molekulnya diuji dalam 100 mg/kg BB. Dosis 100 cukup besar, yaitu ovalbumin. Disamping mg/Kg BB dipilih karena pada uji itu putih telur ayam ras juga banyak pendahuluan terhadap mencit putih betina, mengandung epitop pada permukaannya dosis ini tidak memperlihatkan efek toksik. sehingga mudah dikenali oleh sistim Karena sifat subfraksi meniran yang sukar limfosit. Epitop merupakan bagian dari larut dalam cairan pembawa, maka larutan antigen yang dapat menginduksi uji dibuat dengan menambahkan pembentukan antibodi dan dapat diikat suspending agent tween 80 sehingga secara spesifik oleh bagian dari antibodi dihasilkan campuran yang homogen. atau reseptor pada limfosit (Bellanti, Suspending agent ini berfungsi 1993). Dosis antigen yang dipilih adalah menurunkan tegangan permukaan bahan dosis terkecil yang dapat menimbulkan dengan air ( Farhan, 2013). reaksi hipersensitifitas maksimal pada Setelah dilakukan isolasi didapat daerah pengamatan tetapi masih dapat hasil dari masing – masing sub fraksi diamati dengan mudah yaitu 25 % v/v. sebagai berikut : 1. Sub fraksi n-heksan : etil asetat (9:1) sebanyak 4,5 g 2. Sub fraksi n-heksan : etil asetat (4:1) sebanyak 5,2 g 3. Sub fraksi n-heksan : etil asetat (2:1) sebanyak 7,8 g Sampel tersebut kemudian dikarakterisasi dengan cara organoleptis dan pemeriksaan KLT. Pemeriksaan organoleptis menunjukkan bahwa sampel subfraksi meniran berwarna hijau tua, memilik bau yang menyengat dan tajam, dan rasa sangat pahit. Pengujian KLT subfraksi sampel dilakukan dengan 13 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 Gambar 1. Pola KLT subfraksi meniran peningkatan perpanjangan waktu timbul dibawah lampu UV dengan λ bentolan, waktu yang paling baik adalah 254nm menggunakan fasa subfraksi n-heksan - etil asetat (2:1) pada gerak n-heksan : etil asetat dosis 100 mg/kg BB yaitu 106 detik dan (4:1) Ket : A=Ekstrak Etil diikuti oleh subfraksi n-heksan - etil asetat Asetat, B=Sub fraksi n- (2:1) pada dosis 50 mg/kg BB yaitu 103,75 heksan : etil asetat (9:1), detik. Ini menunjukkan bagaimana tubuh C=Sub fraksi n-heksan : etil mencit yang telah diberikan zat aktif asetat (4:1) dan D=Sub fraksi memberikan respon terhadap putih telur n-heksan : etil asetat (2:1 yang masuk. Adanya zat aktif diperkirakan dapat menghambat pelepasan mediator Reaksi hipersensitivitas diperjelas terutama histamin dari sel mast dan sel dengan adanya zat warna biru Evans yang leukosit melalui pendudukan reseptor disuntikkan secara intra vena sebelum mediator itu sendiri. penantangan. Akibat penantangan ini akan Hasil uji statistik analisa varian dua terjadi pembebasan histamin dari sel mast arah dilanjutkan dengan uji jarak berganda dan sel basofil, selanjutnya akan terjadi Duncan memperlihatkan bahwa subfraksi vasodilatasi sehingga darah yang meniran memberikan efek secara mengandung biru Evans keluar ke bermakna terhadap reaksi hipersensitivitas. jaringan yaitu pada daerah penyuntikan Subraksi yang menunjukkan pengaruh dan menghasilkan bentolan biru (Kindt, paling baik dalam menghambat reaksi 2007). Mencit yang mengalami reaksi hipersensitivitas adalah subfraksi n-heksan hipersensitivitas terlihat bentolan biru di – etil asetat (2;1) seperti terlihat pada Tabel punggungnya (Gambar 2) I. Tabel I. Hasil analisa uji lanjut Duncan waktu kemunculan bentolan biru pada punggung mencit yang diinduksi dengan putih telur ayam ras berdasarkan subfraksi. Pengamatan terhadaSpu bsedt iameter benFtorlaakns ib iru mNe mp1er lihatk2a n kema3m puan 4 zatK uojni trmole ngha4m b8a5t .0p0e mbesaran diameter bentolan biru yaitu diameter bentolan biru Gambar 2. Mencit yang mengalami reaksi yaFnrgak smi u4n:1c ul 8p ada menc9i6t .0k0e lompok uji hipersensitivitas kutan aktif. lebih kecil dari pada kelompok kontrol. SuFfrraakkssii 9:y1a ng8 paling b1a0i0k. 0m0 e1n0g0h.a0m0 bat Pada pengujian subfraksi meniran diameter bentolan biru adalah subfraksi n- terhadap reaksi hipersensitivitas heFkrsaakns i– 2 e:1ti l as8e tat (4:1) Tabel II.1 04.88 menunjukkan bahwa waktu timbul bentolan biru untuk kontrol lebih cepat Pemban ding 4 181.00 yaitu 85 detik, sedangkan untuk hewan yang diberi subfraksi dan pembanding Sig. 1.000 .247 .161 1.000 14 Yufri A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013 Tabel II. Hasil analisa uji lanjut Duncan Pengamatan terhadap intensitas diameter bentolan biru pada warna bentolan biru memperlihatkan punggung mencit yang perbedaan tingkat warna yang diinduksi dengan putih telur dimunculkan pada permukaan kulit ayam ras berdasarkan punggung mencit, karena ketika dilatasi subfraksi. terjadi maka biru Evans semakin mudah Subset dan banyak keluar bersama albumin, namun ketika terjadi penghambatan Fraksi N 1 2 3 terhadap kerja histamin maka biru Evans Fraksi 96 6.49 semakin sukar dan sedikit yang keluar 4:1 dari pembuluh darah, sehingga warna biru Pemban - 48 6.81 6.81 yang muncul akan semakin tidak jelas. ding Dari hasil terlihat bahwa subfraksi meniran dapat menurunkan intensitas Fraksi 96 7.31 7.31 Sedangkan pada parameter waktu warna bentolan biru, dimana mencit yang 9:1 tidak memberikan efek secara bermakna. diberi subfraksi intensitas warna biru yang Fraksi 96 7.76 timbul lebih kecil dibandingkan mencit 2:1 kontrol. Subfraksi yang paling baik dalam Kontro l 48 7.98 menghambat intensitas warna bentolan Sig. .328 .130 .056 biru adalah subfraksi n-heksan – etil asetat (4:1) seperti Tabel III. Dari ketiga subfraksi, maka subfraksi n-heksan-etil asetat (4:1) memberikan efek penurunan waktu, Tabel III. Hasil analisa uji lanjut Duncan diameter dan intensitas warna bentolan intensitas warna bentolan pada biru pada punggung mencit yang punggung Mencit Putih betina mengalami reaksi hipersensitivitas tipe I. yang diinduksi dengan putih telur ayam ras berdasarkan KESIMPULAN subfraksi. Dari penelitian yang telah Subset dilakukan maka dapat diambil kesimpulan Fraks i N 1 2 3 4 sebagai berikut : 1. Subfraksi etil asetat dari herba meniran Pemban 48 1.46 dapat menghambat reaksi ding hipersensitivitas tipe I dengan cara Fraks i 96 2.29 memperpanjang waktu bentolan, 4:1 memperkecil diameter bentolan dan Fraks i 96 2.4 menurunkan intensitas bentolan. 2. Efek dari sub fraksi etil asetat 2:1 7 memperpanjang waktu timbul bentolan Fraksi 96 2.5 biru paling baik adalah pada sub fraksi 9:1 5 n-heksan : etil asetat (2:1) Kontr ol 48 2.79 Sig. 1.000 1.000 .23 1.000 5 15

Description:
Di Apotek Di Kota Padang. Akmal Djamaan, Laura Syahrul, dan Dwi . dikentalkan secara in-vacuo dengan menggunakan alat rotary evaporator.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.