ebook img

Jurnal Kebahasaaraban dan Pendidikan Bahasa Arab PDF

107 Pages·2013·0.9 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Jurnal Kebahasaaraban dan Pendidikan Bahasa Arab

Vol. VIII | No.2 | Desember 2013 ISSN : 1907-7610 Jurnal Kebahasaaraban dan Pendidikan Bahasa Arab Hasanuddin, S.Pd Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab Irfan Aziz, S.Pd.I Faktor-Faktor Sosial dan Perkembangan Bahasa Arab Raswan, M.Pd, M.Pd.I Pengembangan Silabus Bahasa Arab berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya Taufi k Luthfi, S.Pd.I Hubungan Bahasa, Berfi kir, dan Budaya Toto Edidarmo, MA Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab berdasarkan “Hierarchy of Needs” Maslow Ubaid Ridlo, MA Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya di PTAI Zainal Arifi n, S.Pd.I Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan (Tutur) JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 ÂFÂQ ‘ARABIYYAH Jurnal Kebahasaaraban dan Pendidikan Bahasa Arab Penanggung Jawab: Dra. Nurlena, MA, Ph.D (Dekan FITK UIN) Dr. Ahmad Dardiri, MA (Kejur PBA) Mitra Bestari: Prof. Dr. D. Hidayat (UIN Jakarta) Prof. Dr. Emzir, M.Pd (UNJ) Dr. Torkish Lubis, MA (UIN Malang) Dr. M. Luthfi , MA (UI) Dr. Syamsul Hadi (UGM) Dr. ‘Abd al-‘Aziz ibn Ibrahim al-‘Ushaili (UIMIS Riyadh) Pemimpin Redaksi: Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA Sekretaris Redaksi: Maswani, MA Dewan Redaksi: Prof. Dr. H. Moh. Matsna HS, MA Dr. H. Ahmad Sayuti Anshari Nasution, MA Drs. Syamsul Arifi n, M.Pd Penyunting Pelaksana: Ubaid Ridlo, MA Raswan, M.Pd., M.Pd.I Siti Uriana Rahmawati, MA Wati Susilawati, MA Desain Grafi s & Sirkulasi: Herman, S.Ag, M.Si M. Arif Rakhman Hakim, S.Pd.I Penerbit: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Alamat Redaksi: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Ciputat Jakarta Selatan Telp./Faks. (62-21 7443328) ekst. 1711/27 e-mail: pbafi [email protected] Âfâq ‘Arabiyyah terbit dua kali (Juni dan Desember) dalam setahun. Redaksi mengundang pembaca untuk menyumbangkan karya ilmiahnya dalam bahasa Indonesia atau Arab. Redaksi berhak menyunting tulisan yang dimuat dengan tidak mengubah substansinya. Vol. VIII, No. 2, Desember 2013 | Âfâq ‘Arabiyyah i PROLOG REDAKSI Al-hamdulillâh, Jurnal Âfâq ‘Arabiyyah dapat terbit kembali, menyapa para pembaca. Jurnal Âfâq kali ini mengalami sedikit perubahan, yaitu dari tema yang diangkat dan pembaruan desain isinya. Perubahan ini dimaksudkan untuk memberikan nuansa baru, sekaligus mengupayakan Âfâq ‘Arabiyyah menjadi berkala ilmiah yang terakreditasi. Jika sebelumnya lebih memfokuskan tema- tema dalam bingkai Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, maka selanjutnya Âfâq ‘Arabiyyah membuka peluang tulisan-tulisan yang bercorak kebahasaaraban, seperti linguistik, fi qh al-lughah, fi lologi, dan stilistika, tetapi tetap mengutamakan tulisan tentang pendidikan bahasa Arab karena basisnya berada di Jurusan Pendidikan bahasa Arab. Dengan demikian, berkala ilmiah ini bermetamorfosis menjadi “Jurnal Kebahasaaraban dan Pendidikan Bahasa Arab”. Dalam edisi kali ini, Âfâq ‘Arabiyyah menerbitkan 7 (tujuh) artikel. Semua artikelnya berbahasa Indonesia, namun terdapat sisipan bahasa Arab dan istilah bahasa lain, dan referensinya juga ada pula yang dari buku-buku Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Ketujuh artikel tersebut merupakan tulisan-tulisan yang mengangkat tema-tema seputar pendidikan bahasa Arab dan kebahasaaraban secara umum. Artikel pertama, tulisan Hasanudin, mengungkap “Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab”. Artikel ini berupaya mengeksplorasi kajian-kajian tentang penggunaan ragam bahasa dari berbagai sumber buku dan internet. Sedangkan perilaku berbahasa merupakan sikap mental seseorang dalam memilih dan menggunakan bahasa dalam berbagai situasi. Bahasan ini mencakup dua hal, pertama penggunaan ragam bahasa, dan yang kedua perilaku berbahasa Arab. Artikel kedua, ditulis oleh Irfan Aziz bertajuk “Faktor-Faktor Sosial dan Perkembangan Bahasa Arab”. Tulisan ini menampilkan bahasan tentang faktor- faktor sosial yang turut serta mempengaruhi perkembangan variasi bahasa Arab. Dalam perjalannya, bahasa Arab banyak dipengaruhi berbagai hal seperti kedatangan Islam, kontak kebudayaan dengan bangsabangsa lain, kemajuan teknologi yang menjangkau ke seluruh penjuru dunia, semakin luas dan lamanya pengguna bahasa Arab dan sebagainya. Aritkel ketiga, karya Raswan dengan judul “Pengembangan Silabus Bahasa Arab Berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya”. Artikel ini membahas beberapa konsep tentang Silabus, jenis-jenis Silabus, serta Potret Pembelajaran Bahasa Arab dan Budaya. Prolog Redaksi ii Âfâq ‘Arabiyyah | Vol. VIII, No. 2, Desember 2013 Artikel keempat, ditulis oleh Taufi k Luthfi dengan tema “Hubungan Bahasa, Berfi kir, dan Budaya”. Artikel ini membahas tentang hubungan bahasa, berfi kir, dan budaya menurut beberapa teori ahli linguistik, seperti teori Wilhelm Von Humboldt, teori Sapir-Whorf, teori Jean Piaget, teori L.S Vygotsky, teori Noam Chomsky, teori Eric Lenneberg, Teori Brunner, serta bahasan kekontrovesialan hipotesis relativitas dari teori-teori tersebut. Artikel kelima, tulisan Toto Edidarmo berjudul “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab berdasarkan “Hierarchy of Needs” Maslow”. Tulisan tersebut menjelaskan apa sebenarnya hakikat motivasi belajar bahasa Arab berdasarkan teori Maslow tentang hierarchy (kebutuhan), bagaimana guru bahasa Arab meningkatkan motivasi belajar bahasa Arab siswanya, beberapa aspek tentang motivasi belajar. Artikel keenam, ditulis oleh Ubaid Ridlo, judulnya “Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya di Perguruan Tinggi Agama Islam”. Artikel ini mengidentifi kasikan konsep kurikulum, beberapa prinsip dan strategi pengembangan lingkungan berbahasa Arab, landasan pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, pendekatan pengembangan kurikulum, serta langkah-langkah dalam mengembangkan kurikulum. Artikel ketujuh, karya Zainal Arifi n berjudul “Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan (Tutur)”. Tulisan ini menjelaskan tentang beberapa ragam bahasa, Penggunaan kata pada bahasa tulis dan bahasa lisan, perbedaan bahasa tulis dan bahasa lisan (tutur), ragam kata baku dan tidak baku, ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Akhirnya, redaksi mengundang kritik dan saran konstruktif bagi peningkatan kualitas penerbitan jurnal ini pada edisi-edisi mendatang. Selamat membaca dan menyumbangkan karya bagi penerbitan berkala ilmiah tercinta kita ini. Jakarta, Desember 2013 Pemimpin Redaksi Prolog Redaksi Vol. VIII, No. 2, Desember 2013 | Âfâq ‘Arabiyyah iii Daftar Isi Prolog Redaksi ... i-ii Daftar Isi ... iii Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab Hasanudin, S.Pd ... 1-12 Faktor-Faktor Sosial dan Perkembangan Bahasa Arab Irfan Azis, S.Pd.I ... 13-24 Pengembangan Silabus Bahasa Arab berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya Raswan, M.Pd, M.Pd.I ... 25-46 Hubungan Bahasa, Berfikir, dan Budaya Taufik Luthfi, S.Pd.I ... 47-56 Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab berdasarkan “Hierarchy of Needs” Maslow Toto Edidarmo, MA ... 57-74 Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab berbasis Lingkungan Bahasa dan Budaya di Perguruan Tinggi Agama Islam Ubaid Ridlo, MA ... 75-90 Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan Zainal Arifin, S.Pd.I ... 91-102 Daftar Isi Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab 1 PENGGUNAAN RAGAM BAHASA DAN PERILAKU BERBAHASA ARAB ©Hasanudin* UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abstract ﺚﺤﺒﻟا ﺺﺨﻠﻣ This article discusses the phenomenon of diversity in language, either by the ﺎﻣإ ،ﺔﻐﻠﻟا ﰲ عﻮﻨﺘﻟا ةﺮﻫﺎﻇ لﺎﻘﳌا اﺬﻫ ﺶﻗﺎﻨﻳ media (oral and written), time, message ،(ﺔﻴﺑﺎﺘﻜﻟاو ﺔﻳﻮﻔﺸﻟا) مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳو ﻖﻳﺮﻃ ﻦﻋ communication, scientifi c language and language diversity speech (speech عﻮﻨﺗو ﺔﻴﻤﻠﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟاو ،تﻻﺎﺼﺗﻻا ﺔﻟﺎﺳر ،ﺖﻗﻮﻟاو language scientifi c offi cial speech), ،(ﻲﲰﺮﻟاو ﻲﻤﻠﻌﻟا بﺎﻄﳋا ﺔﻐﻟ) يﻮﻐﻠﻟا مﻼﻜﻟا a variety of formal written language, ﺔﻐﻟو ، ﺔﻴﲰر ﺔﺑﻮﺘﻜﻣ ﺔﻐﻟ ﻦﻣ ﺔﻋﻮﻨﺘﻣ ﺔﻋﻮﻤﳎو literature and language diversity language diversity news. Then the ﻚﻠﺗ ﻢﺘﻬﻳ نا ﻲﻐﺒﻨﻳ ﻢﻠﻜﺘﳌاو .رﺎﺒﺧﻷا و بدﻷا speaker should pay attention to correct ﰲ ﺔﻳﺮﺣ ﻪﻟ نﺎﺴﻧﻹا نأ ،ﺔﻘﻴﻘﳊا ﰱ .ﺮﺻﺎﻨﻋ ﺔﻴﻧﺎﲦ the eighth element above. Basically, someone is free to choose the language ﲔﻌﻣ ءﺰﺟ ﻰﻫ ﺔﻳﺮﳊا ﻩﺬﻫ .ﺔﻐﻠﻟا ماﺪﺨﺘﺳا رﺎﻴﺘﺧا and also freely use the language. This ﰲ ﺔﻳﺮﺧ نﺎﺴﻧﻹا ﻢﻏﺮﻟا ﻰﻠﻋ .نﺎﺴﻧﻹا قﻮﻘﺣ ﻦﻣ freedom is a certain part of human rights. ﻦﻣ ﺪﻳﺪﻌﻟا كﺎﻨﻫ ﻦﻜﻟو ،تﺎﻐﻟ ماﺪﺨﺘﺳاو رﺎﻴﺘﺧا Although one is free to choose and use languages, but there are many factors ماﺪﺨﺘﺳاو رﺎﻴﺘﺧا ﰲ ﺺﺨﺸﻟا ﺪﲢ ﱵﻟا ﻞﻣاﻮﻌﻟا that limit a person in selecting and using كﻮﻠﺳ ﻂﺒﺿ ﻰﻠﻋ ةردﺎﻗ نﻮﻜﻳ نأ ﻲﻐﺒﻨﻳو .ﺔﻐﻠﻟا such language. A person should be able to adjust the behavior of the language, ،ﻊﻤﺘﻟﻤﺠا ءﺎﻀﻋأو ،ةﺮﺳﻷا ﰲ اﻮﻀﻋ ﻩرﺎﺒﺘﻋﺎﺑ ﺔﻐﻠﻟا its position as a member of the family, ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻻا تﺎﻗﺎﻔﺗﻻا ﻦﻋ ﻼﻀﻓ ،رﻮﻬﻤﳉا داﺮﻓأ members of the group, members of the .ﻲﺌﻴﺒﻟا ﻊﺿﻮﻟاو public, as well as to the social agreements and environmental situation. Kata Kunci: media, komunikasi, resmi, *Penulis adalah pengajar (guru) Bahasa Arab lisan, tulis, ragam, sastra di MAN 4 Jakarta, dapat dihubungi melalui email: [email protected] Hasanudin, S.Pd 2 Âfâq ‘Arabiyyah | Vol. VIII, No. 2, Desember 2013 Pendahuluan dalam mendapatkan sumber untuk kajian bagian kedua, sehingga penulis harus Bahasa memiliki ragam yang menyadari akan jauhnya makalah ini bermacam-macam, yaitu: (1) ragam bahasa dari kesempurnaan, makalah yang masih berdasarkan media (lisan dan tulis), (2) membutuhkan perbaikan-perbaikan dari ragam bahasa berdasarkan waktu, (3) ragam para pembaca terutama dosen pengampu bahasa berdasarkan pesan komunikasi; matakuliah Psikososiolinguistik. ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa pidato; ragam bahasa pidato ilmiah Penulis juga menyadari akan (presentasi ilmiah), ragam bahasa pidato keterbatasan pengetahuan penulis baik resmi, ragam bahasa tulis resmi, ragam dalam kajian linguistik umum maupaun bahasa sastra dan ragam bahasa berita1. linguistik Arab, juga kurang maksimalnya upaya penulis dalam memperoleh Adanya berbagai macam dialek dan sumber-sumber yang berkaitan dengan ragam bahasa menimbulkan masalah, kajian makalah ini. Dan akhirnya penulis bagaimana kita harus menggunakan bahasa mengharapkan komentar-komentar itu dalam masyarakat. Jika jawabannya dari para pembaca baik berupa kritik adalah ikutiah kaidah-kaidah gramatikal, maupun saran untuk perbaikan makalah maka pasti bahasa yang digunakan sudah selanjutnya. benar. Jawaban ini sungguh keliru, sebab dengan hanya mematuhi kaidah gramatikal saja, bahasa yang kita gunakan mungkin Penggunaan Ragam Bahasa tidak bisa diterima di dalam masyarakat. Contohnya dalam bahasa Indonesia Chomsky menyatakan bahwa manusia disebutkan bahwa kata ganti orang kedua memiliki dua hal dalam menggunakan dalam bahasa Indonesia adalah kamu atau bahasa, yakni competence dan performance. engkau. Kenyataannya, secara sosial kedua Competence mengacu pada kemampuan kata ganti itu tidak dapat dipakai untuk dalam diri seseorang untuk menghasilkan menyapa orang kedua yang lebih tua atau rangkaian kata-kata untuk menjadi kalimat- yang dihormati. Kedua kata ganti itu, kamu kalimat yang sesuai dengan aturan-aturan da engkau, hanya dapat digunakan untuk bahasa yang digunakan. Sedangkan orang kedua yang sebaya, lebih muda, performance mengacu pada wujud nyata atau kedudukan sosialnya lebih rendah. dari kemampuan tersebut (Chomsky, Akibatnya, kedua kata ganti itu jarang 1965). Namun demikian, teori ini dianggap dipakai, meskipun ada dalam kaidah2. kurang oleh seorang linguis bernama Dell Hymes. Menurut Hymes (1972) berbahasa Artikel ini berupaya untuk tidak hanya mengenai kesesuaian suatu mengumpulkan kajian-kajian tentang kalimat dengan aturan-aturan tata bahasa, penggunaan ragam bahasa dari berbagai tetapi juga mengenai kesesuaiannya dengan sumber buku dan internet. Penulis membagi makna serta konteks kalimat tersebut. Salah kajian makalah ini menjadi dua buah satu contoh yang paling dikenal dari teori bagian, yang pertama penggunaan ragam Chomsky adalah kalimat “Colorless green bahasa dan yang kedua perilaku berbahasa ideas sleep furiously” yang menurutnya Arab. Namun penulis mengalami kendala benar karena sesuai dengan teori sintaksis 1 Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata bahasa Inggris. Namun menurut Hymes, Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan bila disesuaikan dengan makna dan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2011) h. 23 konteksnya, kalimat tersebut tidak masuk 2 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: akal. Rineka Cipta, 2007) h. 63 Hasanudin, S.Pd Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab 3 Menurut Hymes, dalam proses berbasa-basi agak leluasa yaitu bisa pagi, komunikasi dengan menggunakan suatu siang, sore, ataupun malam. Hanya saja bahasa, seseorang membutuhkan lebih dari suasana dapat menentukan pilihan basa- sekedar kemampuan untuk menggunakan basi itu. Basa-basi dapat digunakan baik bahasa sesuai dengan aturan-aturan tata dalam suasana tegang, haru, biasa, santai, bahasa. Penggunaan bahasa haruslah maupun gembira. Suasana tegang terjadi sesuai dengan konteks, yakni hal-hal yang misalnya ketika seseorang sedang marah. menjadi ruang lingkup serta mempengaruhi Suasana haru muncul pada saat duka cita penggunaan bahasa itu sendiri. Hymes misalnya. Namun, bentuk-bentuk basa-basi merumuskan aspek-aspek yang yang digunakan dalam suasana tersebut mempengaruhi penggunaan bahasa dalam cukup terbatas. ”Dell Hymes Model of Speaking”. Dalam Suasana yang leluasa untuk berbasa- teorinya, Hymes menjelaskan bahwa untuk basi adalah suasana yang biasa, santai atau berbahasa dengan benar, seseorang tidak gembira. Sebagai ilustrasi, pada suasana hanya mempelajari kata-kata serta aturan- biasa orang dapat saling memberi salam, aturan tata bahasa, tapi juga konteks dari bersapaan, membuat ajakan, memberi penggunaan tata bahasa tersebut3. tawaran, lalu berterima kasih, minta maaf, Karya Hymes (1972) banyak dianut menaruh simpati dan kemudian pamit. orang termasuk di Indonesia. Ia menyingkat Pada suasana yang santai atau gembira konteks-konteks linguistik, SPEAKING orang dapat memberi perhatian, mengajak bukanlah untuk tujuan yang macam- berkenalan, mengucapkan selamat, macam kecuali untuk mudah diingat orang memberi pujian, menyatakan perendahan saja. Konteks-konteks itu ia sebut dengan hati, memberi penilaian dan harapan, serta istilah komponen tutur (components of berterima kasih, salam dan pamit. speech). Komponen tutur inilah yang dapat Konteks ketepatan latar sangat dijadikan alat penaksiran bahasa secara menentukan wujud sebuah tuturan basa- sosiolinguistis. basi. Orang tidak akan berbasa-basi S, Setting dan Scene, merupakan Selamat pagi ketika sore hari atau malam latar tempat peristiwa tutur terjadi. Latar hari. Begitu pula suasana yang terkesan berkaitan dengan tempat (where) dan santai di tempat rekreasi seorang teman waktu (when) bicara dan suasana bicara menyapa temannya lain dengan Selamat dengan tuturan yang disampaikan. Di mana pagi kecuali misalnya dengan Hai; Halo, (tempat), kapan waktu dan suasana yang atau dengan menyebut namanya. tepat orang dapat berbasa-basi? Basa- P. Participants, merupakan alat basi dalam bahasa Indonesia tidak terlalu penaksir yang menanyakan siapa saja dibatasi oleh tempat dan waktu. Orang dapat pelaku basa-basi. Participants bersangkutan berbasa-basi di rumah, di kampus, di tempat dengan penutur, mitra tutur dan pendengar. ibadah, di jalan, di pesawat, di sawah, dan Who are the participants? Apakah banyak tempat yang lain. Bahkan di rumah presiden, menteri, jenderal, kopral, dosen, pun orang sering berbasa-basi di ruang mahasiswa, ustadz, pendeta, biarawan, tamu dengan tamunya, di ruang makan, orang dewasa, anak-anak, dan banyak lagi dan lain-lain. Begitu pula waktu dalam kategori-kategori sosial lainnya. Hubungan 3 Asrika Mayang Puti, Gaya Bahasa antara peserta penutur baik secara Literatur, http://www.lontar.ui.ac.id/ interkategori atau antarkategori sangat file?file=digital/123492-RB09A398g-Gaya%20 bahasa-Literatur.pdf, diakses 2 Desember 2011 Hasanudin, S.Pd 4 Âfâq ‘Arabiyyah | Vol. VIII, No. 2, Desember 2013 menentukan tipologi variasi bahasa yang seharusnya sang tamu mengucapkan disampaikan. Begitu pula halnya dengan terima kasih. Maksud untuk berterima jarak kedekatan antarpenutur yang turut kasih ini sesuai dengan langue, sedangkan mempengaruhi interpretasi suatu ujaran. maksud penerimaan merupakan parole. Ucapan Assalamualaikum lebih diutamakan Dalam isitilah pragmatik dinamakan untuk mitra tutur yang beragama Islam gejala idiosinkresi (idiosyncracy). sedangkan Salam sejahtera, atau yang lebih Di samping itu, hasil (outcome) umum Selamat pagi/siang, dst. ditujukan adalah sesuatu yang diperoleh akibat untuk yang beragama Kristen atau Katolik, aktivitas basa-basi. Dengan basa-basi dan seterusnya. Walaupun salam-salam baik itu dengan cara bersopan santun, ini sudah menjadi salam nasional namun bertegur sapa dan beramah tamah apabila preferensi itu tetap ditentukan oleh unsur dilakukan dengan benar hasil yang partisipannya. Yang pasti ialah jika semua akan dicapai ialah kontak sosial berupa partisipan adalah Islam maka salam yang solidaritas harmonisasi antarpenutur. dipakai ialah Assalamualaikum, sebaliknya Hasil demikian disebut hasil yang jika semua partisipan adalah Kristen atau diharapkan (expected outcome) Hanya Katolik maka salam yang dipakai Salam saja apabila dilakukan tidak mengikuti sejahtera. Seterusnya, baik Islam dan konteks-konteksnya maka hasil yang Kristen atau Katolik dapat memakai salam dicapai bisa saja berlainan; bisa Selamat pagi/siang. memunculkan sentimen sosial atau melahirkan konfl ik sosial. Tentu saja Maksud dan hasil yang ingin dicapai hasil ini tidak diharapkan (unexpected dalam aktivitas berbicara terwakili dalam outcome). Dengan demikian pemakaian komponen E (Ends). Maksud di satu pihak basa-basi sesungguhnya dihadapkan dapat mencirikan bahasa perorangan pada expected outcome atau unexpected (parole), di pihak lain dapat pula outcome. mencirikan bahasa masyarakat (langue). Basa-basi merupakan fenomena bahasa Komponen tutur A, Act sequence, yang condong pada pencirian langue. menunjuk pada bentuk (form) dan isi Sehingga pemakaiannya harus sesuai (content) sesuatu pesan; bagaimana dan dengan norma maksud yang ada dalam apa yang dibicarakan. Hal konteks A ini masyarakat. Misalnya, pada suatu situasi menurut Hymes sangat fundamental dalam tutur penyambutan tamu, tuan rumah analisis tuturan. Sebuah ilustrasi berikut mempersilahkan duduk sang tamunya akan dapat mengenali perbedaan antara Silahkan., kemudian sang tamu tidak bentuk dan isi itu sbb: merespon dengan ucapan Terima kasih, (a) Dia mengatakan, “Saya sehat-sehat tetapi apa?, ia menjawabnya dengan saja”. mengatakan Ya. Ada tiga maksud maksud yang dihadirkan dalam peristiwa tutur (b) Dia mengatakan bahwa ini yaitu maksud untuk mempersilakan, kesehatannya baik. menyatakan terima kasih dan maksud penerimaan. Maksud yang mencirikan Tuturan (a) mengutip langsung langue dalam bahasa Indonesia tentunya bentuk pesan sedangkan tuturan (b) maksud yang menyatakan terima kasih hanya melaporkan isi pesan itu. Tuturan bukan maksud untuk penerimaan karena (a) adalah bentuk basa-basi perhatian, setelah tuan rumah mempersilahkan duduk sedangkan tuturan (b) merupakan isinya. Hasanudin, S.Pd Penggunaan Ragam Bahasa dan Perilaku Berbahasa Arab 5 Isi dianalisis berdasarkan topik yang pemertahanan hubungan sosial mereka. dimunculkan bentuk. Topik tuturan (a) Demikian pula halnya jika dilantunkan ialah mengenai kesehatan sebagaimana dengan nada yang sangat rendah. Si tersemat dalam (b). Contoh ini sesuai penutur berkesan tidak bersemangat dengan penjelasan Hymes (1986: 60) yang sehingga mitra tuturnya dapat membaca mengatakan “content enters analysis fi rst penyimpangan maksud si penutur itu. of all perhaps as a question of topic and of Nada suara datar dan sedikit rendah change of topic”. Dalam pada itu, bentuk merupakan ciri penyampaian basa-basi mengacu pada ihwal “apa” wujud tuturan dalam bahasa Indonesia. yang diucapkan, ialah Sehat-sehat saja. Penjiwaan merupakan sub-konteks Dalam aktivitas basa-basi, bentuk yang relatif sulit dijelaskan. Namun yang sangat membantu menentukan isi jelas penjiwaan mencerminkan kemampuan pembicaraan, tetapi belum tentu sebaliknya. berbahasa seseorang. Penjiwaan lebih Bentuk dan isi pesan merupakan pusat bersifat psikologis sedangkan sikap dari analisis tindak tutur dan difokuskan atau cara, dan nada suara lebih bersifat dalam analisis struktur sintaktis. Keduanya fi sis. Akan tetapi pembedaan ini bukan saling bergantung pada satu sama lainnya. berarti menunjukkan saling tidak berkait. Karena itu, antara bentuk dan isi ditalikan Pertaliannya justru sangat dekat, karena bersamaan sebagai komponen A. penjiwaan tercermin dari sikap, cara atau Komponen K, Key, berkaitan dengan nada suara yang ditampilkan penutur. sikap atau cara (manner), nada suara Parameternya ialah jika sikap atau cara, (tone) dan penjiwaan (spirit) saat sebuah dan nada suara dari sebuah tuturan sesuai tuturan diucapkan., misalnya dengan dengan isi pembicaraan maka penjiwaannya gembira, santai, biasa, serius, dan resmi. dapat dikatakan sesuai pula. Manakala berbasa-basi orang akan selalu bersikap santun dalam menuturkan kata- Sesungguhnya dengan penjiwaan ini katanya. Penutur bisa saja santai, atau mitra tutur dapat menangkap kebenaran isi serius dalam penyampaian akan tetapi pesan yang disampaikan oleh si penutur. tidak pernah basa-basi diaspirasikan Bagaimana orang dapat menikmati lagu dengan cara marah. Nada suara selalu rancak (riang) jika dibawakan dengan sedih datar atau sedikit rendah, dan tidak pernah atau sebaliknya. Bukankah ini pertanda pula bernada tinggi seperti orang sedang si pembawa lagu itu tidak menjiwai marah atau berteriak. Begitu pula basa- bagaimana menyanyi yang sesuai tema. basi tidak pernah dihembuskan dengan Begitu pula dalam contoh membaca puisi. nada yang sangat rendah seperti berbisik. Jika dibaca sebuah puisi yang bertema Pemakaian basa-basi yang bernada perang tetapi dibaca seakan-akan dimabuk tinggi hanya tinggal sebagai bentuk saja, cinta tentu saja si pembaca itu jelas tidak sedangkan isinya tidak menghasilkan menjiwai puisi tersebut. Sama halnya maksud basa-basi. Misalnya, tuturan dengan aktivitas orang bersopan-santun, Baik. Jika demikian, selamat siang! beramah-tamah, atau sekadar bertegur sapa, diucapkan dengan nada suara yang tinggi penutur baru dapat dikatakan halus budi dan dalam sikap marah. Tuturan ini justru pekertinya jika basa-basi yang disampaikan mengkondisikan suatu kerenggangan santun kedengarannya. Artinya orang itu hubungan sosial antarpenutur, bukan dapat menjiwai bagaimana sesungguhnya sebaliknya untuk memenuhi esensi berbasa-basi. fungsi basa-basi sebagai pembinaan atau Hasanudin, S.Pd

Description:
ISSN : 1907-7610 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Ir. H that limit a person in selecting and using.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.