ebook img

Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa PDF

266 Pages·2016·2.81 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa

ISSN : 1412-2367 S O S IO -R E LIG Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial IA J Vol. 8, No.2, Februari 2009 u Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa: r n a Suatu Analisis dengan Pendekatan Fiqh Al-Hadis l Ilm u Mukhsin Nyak Umar A g a m a Keluar dari Kemelut Krisis Pendidikan Islam d a (Ke Arah Reformulasi Paradigma Filosofis) n Ilm H. Akhyak u S o s ial V (Menelusuri MaknaL indtaans aRne PsApeormsnIyisskAa liaIrkdnamh tnSe m dloEeaabkkndtobu nDyMao elKu mmMjeaiu osIhsksuilrldmiaamimsna)i o l. 8 , N o . 2, F Lingkar Studi Ilmu Agama dan Ilmu Sosial (LinkSAS) eb Yogyakarta r u a r i 2 0 0 9 Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial ISSN: 1412-2367 Vol. 8, No. 2, Februari 2009 Pemimpin Redaksi Diterbitkan oleh: Udiyo Basuki Lingkar Studi Ilmu Agama dan Ilmu Sosial (LinkSAS) Redaktur Pelaksana Sunarsih LinkSAS (Lingkar Studi Ilmu Slamet Haryono Agama dan Ilmu Sosial), merupakan sebuah forum Tim Redaksi diskusi yang membahas seputar Ahmad Bahiej kajian agama Budi Ruhiatudin dan sosial (humaniora). Misnen Ardiansyah Wawan GA Wahid Jurnal SOSIO-RELIGIA telah terakreditasi Fuad Arif Fudiyartanto dengan kategori B Muyassarotussolichah oleh Direktur Jenderal Ahmad Bunyan Wahib Pendidikan Tinggi Departemen Muhrisun Pendidikan Nasional Republik Yasin Baidi Indonesia Malik Ibrahim dengan Surat Keputusan No. 108/DIKTI/Kep./2007 Redaktur Ahli tanggal 23 Agustus 2007. Machasin Akh. Minhaji Syamsul Anwar Ainurrofiq Dawam Alamat Redaksi Perum Taman Giwangan Asri I D-12 Telp. (0274) 384835 Yogyakarta E-mail: [email protected] atau [email protected] Editorial Palestina menangis dan menjerit tapi tak satupun kekuatan di dunia mampu menghentikan kebiadaban tentara Israel yang membantai warga Palestina terutama perempuan dan anak-anak. Tragedi kemanusiaan yang telah menelan korban jiwa lebih dari seribu orang warga Palestina tak berdosa telah membangkitkan simpati dan solidaritas warga dunia terutama umat Islam. Aksi demonstrasi, kecaman, penggalangan dana, pengiriman bantuan hingga mujahidin marak dilakukan dan hampir tiap saat diberitakan di media massa. Tragedi ini dalam jangka panjang tidak hanya masalah korban yang begitu banyak di pihak Palestina dan kekalahan perang dari sebuah negara yang baru muncul dalam peta dunia khususnya tetapi secara umum tragedi ini juga kembali meneguhkan para intelektual Muslim untuk mempertanyakan kembali apa yang oleh Muhammad Abied al-Jabiri disebut turats. Sampai saat ini sudah banyak para tokoh intelektual Muslim memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka rereading, renewal, reacting terhadap bangunan turats tersebut, tapi sumbangsih tersebut baru pada tahap discourse dan belum begitu landing apalagi aplikatif secara massal dan membentuk sebuah sistem. Proses di atas memang akan berjalan lama berdasarkan siklus perjalanan sejarah, tapi kalau proyek di atas berjalan lancar suatu ketika akan bermuara pada suatu penemuan sistem yang established dan kokoh kuat; sebuah peradaban baru yang mampu menjawab sekian problematika yang sedang dihadapi umat Islam. Tesis ini mungkin terkesan klise tapi sampai kapan umat ini harus tergantung pada peradaban Barat yang hingga saat ini selalu memperlakukan secara tidak adil, haruskah umat ini senantiasa menghiba, mengemis, dan merendahkan kehormatan dan harga dirinya sendiri di bawah kaki sebuah peradaban yang angkuh. Selama ini umat Islam tidak sadar bahwa dalam dirinya sebetulnya masih tersimpan potensi yang sangat ditakuti dan dikhawatirkan bahkan selalu menjadi hantu sepanjang sejarah peradaban Barat. Sekadar mengingatkan dan tidak bermaksud untuk romantisme masa lalu, umat ini pernah memiliki sejarah sebagai kaum yang lebih baik mati syahid atau hidup mulia, umat ini pernah juga memiliki kesatuan sistem politik yang membentang panjang dari Asia Tengah, Afrika Barat hingga Eropa. Di era modern sebagian besar minyak, yang menjadi bahan bakar utama segala peralatan tempur canggih di dunia termasuk peralatan tempur Israel, muncul dari dalam perut bumi mayoritas negara-negara Muslim. Persoalannya adalah kenapa potensi tersebut tidak dimanfaatkan kembali v sekadar misalnya untuk menjaga kehormatan umat ini dari agresor Zionis Israel? Kelemahan inilah yang sedang dibidik oleh Israel sehingga mereka berani unjuk kekuatan, padahal kalau Liga Arab saja bisa bersatu, bisa satu suara dalam menyikapi agresi Israel terhadap Palestina mereka juga akan berpikir beberapa kali untuk semena-mena terhadap Palestina. Pada perang 1987 antara Israel dengan gabungan Mesir-Suriah, Israel mengalami kekalahan telak hingga beberapa daerah yang pada awalnya dikuasai Israel harus diserahkan kembali kepada Mesir-Suariah seperti Dataran Tinggi Golan. Sayangnya kesatuan tersebut dalam tragedi kali ini tidak muncul, Kerajaan Arab Saudi (KAS) sendiri hanya sangat peka dalam hal internasionalisasi Wahabi atau urusan haji yang jelas mendatangkan keuntungan yang luar biasa besar bagi kerajaannya. Di luar kepentingan tersebut, KAS lebih banyak tunduk terhadap kepentingan Amerika Serikat. Pada saat seperti ini mestinya Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia mampu mengambil alih posisi kepemimpinan negara-negara Muslim untuk menghentikan kekejaman yang dipertontonkan Israel dan sebagian besar rakyat Indonesia pasti mendukung pemerintah dalam hal ini. Semoga Allah s.w.t. memberikan petunjuk dan kekuatan kepada warga Palestina khususnya dan umat Islam umumnya untuk bangkit melawan penjajahan dan pembantaian Israel dan mengusahakan untuk menyeret Israel ke muka sidang Mahkamah Internasional (ICC) yang mengadili tindak pidana kejahatan perang, pemusnahan suatu bangsa, dan kejahatan melawan kemanusiaan di Den Haag Belanda karena telah melakukan pelanggaran HAM berat dalam kondisi perang sekalipun dengan membunuh anak-anak dan perempuan bahkan petugas kemanusiaan termasuk pegawai PBB sendiri, semoga Amin ya rabbal ‘alamin. ([email protected]) Ralat: Dalam Jurnal SOSORELIGIA Vol. 8 No. 1, November 2008 tertulis judul "Mekanisme Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah Pra dan Pasca Undang-undang NO. 3 Tahun 2007 Tentang Peradilan Agama: Antara Peluang dan Tantangan" seharusnya berjudul "...Undang-undang No. 3 Tahun 2006..." vi Daftar Isi Editorial v Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa: Suatu Analisis dengan Pendekatan Fiqh al-Hadis Mukhsin Nyak Umar 299- 314 Islam dan Demokrasi (Menelusuri Makna dan Respons Intelektual Muslim) Arsyad Sobby Kesuma 315 - 334 Rekonstruksi Studi Hukum Islam di Indonesia Moh. Shofiyul Huda MF 335 - 354 Filsafat Khudhi Muhammad Iqbal: Sebuah Analisis Epistemik Pendidikan dalam Konteks Teori Perubahan Masyarakat Muhmidayeli 355 - 374 Pandangan Fiqh tentang Cek (Telaah Fiqhiyyah terhadap Alat Transaksi Pembayaran Modern) Subhan MA Rachman 375 - 394 Tinjauan Keseimbangan Unsur-unsur Kimia dalam Teori Kesehatan Ibnu Sina Khamidinal 395 - 407 Psikologi Ibadah: Sebuah Kajian Kesehatan Mental Islam Khairunnas Rajab 409 - 424 Lintasan Pemikiran Ekonomi Islam Akhmad Mujahidin 425 - 444 Perilaku Masyarakat Kota Makassar terhadap Bank Syari'ah Muslimin 445 - 457 Asuransi Syariah Merupakan Salah Satu Cara Untuk Menanggulangi Risiko Sunarsih 459 - 476 Keluar dari Kemelut Krisis Pendidikan Islam (Ke Arah Reformulasi Paradigma Filosofis) H. Akhyak 477 - 496 Problematika Madrasah Aliyah Diniyah di Indonesia Nur Ahid 497 - 516 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam Prim Masrokan Mutohar 517 - 536 Pendekatan Proses dalam Pembelajaran Menulis Nanik Sri Rahayu 537 - 556 Peran Budaya dalam Disain Penelitian Ibnu Qizam 557 - 574 Berjalan Menuju Roma: Perlunya Ratifikasi International Criminal Court bagi Terjaminnya HAM di Indonesia Lindra Darnela 575 - 594 Indeks Jurnal Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa: Suatu Analisis dengan Pendekatan Fiqh al-Hadis Oleh: Mukhsin Nyak Umar* Abstrak Secara hierarkis, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’an karena berfungsi sebagai al-bayan (penjelas) bagi hukum-hukum yang terdapat di dalam Kitab Suci ini. Di antara persoalan yang dijelaskan oleh hadis adalah hal-hal yang boleh dilakukan ketika berpuasa, sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid Sabiq dalam karyanya Fiqh al-Sunnah. Dengan menggunakan analisis fiqh al-hadis terhadap hadis-hadis ini, diketahui bahwa dari sepuluh persoalan yang ada, terdapat dua masalah yang menjadi perdebatan di kalangan ulama, yaitu junub pada pagi puasa dan mencium istri. Perdebatan ini terjadi karena adanya hadis-hadis yang saling bertentangan antara yang membolehkan dan yang melarangnya. Dalam menyikapi perbedaan yang terjadi antara hadis-hadis ini, Sayyid Sabiq menyelesaikannya dengan memakai metode al-jam’u wa al-tawfiq sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa junub pada pagi puasa dan mencium istri termasuk dalam kelompok perbuatan yang diperbolehkan dalam puasa. Kata kunci: puasa, pendekatan fiqh al-hadis A. Pendahuluan Sunnah atau hadis-hadis Nabi saw. merupakan induk dari sekian banyak disiplin ilmu agama. Ilmu ini pernah menjadi mahkota ilmu-ilmu keislaman. Bahkan Yusuf al-Qardhawi mengatakan bahwa sunnah dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan peradaban.1 Pada sisi substansinya kebenaran hadis merupakan bagian integral dari wahyu. Pengingkaran terhadap hadis sama artinya dengan pengingkaran terhadap kebenaran yang bersumber dari Allah sendiri.2 Oleh karena itu, argumen yang dipegangi oleh para penginkar sunnah * Guru Besar di bidang Hukum Islam pada Fakultas Syari'ah IAIN Ar-Raniry dan Dosen Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. 1 Yusuf al-Qardhawi, Sunnah Rasul; Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban (Terj.) Cet.I, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), p. 145-148. Bandingkan dengan Yusuf al- Qardhawi, Studi Kritis As-Sunnah, (Terj.), Cet.I, (Bandung: Trigenda Karya, 1995), p. 43- 55. Sunnah dan hadis terkadang dipahami sebagai dua istilah yang berbeda dan kerapkali juga dipandang sama. Meskipun ada yang memahami bahwa sunnah lebih mengarah fi'liyah (perbuatan), sedangkan hadis lebih dipahami sebagai suatu ungkapan verbal Rasul. 2 Daniel Djuned, Paradigma Baru Studi Ilmu Hadis: Rekontruksi Fiqh al-Hadis (Banda Aceh: Citra Karya, 2002), p. vii. 300 Mukhsin Nyak Umar: Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa… bahwa cukuplah hanya berpegang kepada al-Qur'an dengan menafikan sunnah, sangat rapuh dan tidak mempunyai dasar yang kuat. Bukankah segala perkataan dan perbuatan Nabi senantiasa dalam koridor dan kontrol wahyu. Berkaitan dengan hal tersebut, Badruddin az-Zarkasyi (1344-1391) mengklasifikasikan ilmu-ilmu keislaman menjadi tiga bagian; pertama; Ilmu yang telah matang tetapi belum terbakar seperti nahwu (tatabahasa) dan ushul fiqh. Kedua, ilmu yang belum matang belum pula terbakar; seperti sastra dan tafsir. Ketiga, adalah ilmu yang telah matang dan terbakar pula; yaitu fiqih dan hadis.3 Ilmu fiqih dan ilmu hadis dikatakan matang dan terbakar pula karena kedua ilmu ini begitu banyak dibahas oleh para ulama, dan istilah- istilah yang digunakan begitu banyak; sehingga tidak jarang setiap ulama mempunyai pengertian yang berbeda dengan ulama lain, walaupun istilah yang digunakan sama.4 Fiqih dapat dikatakan sebagai ilmu yang lahir dari hadis-hadis Nabi s.a.w. Walaupun ulama-ulama fiqih merujuk kepada al-Qur'an seringkali pemahamannya dikaitkan dengan hadis-hadis. Dan meskipun ilmu fiqih lahir dari hadis, namun pandangan dan pemahaman ulama-ulama hadis terhadap hadis, tidak jarang berbeda dengan pandangan ulama fiqh atau ushul fiqih. Ulama hadis misalnya, memandang Nabi Muhammad saw. sebagai teladan, mengarahkan perhatian mereka kepada segala apa saja yang berkaitan dengan pribadi agung itu, baik berkaitan dengan hukum atau tidak. Bahkan mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang dinisbahkan kepadanya, baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi Nabi, adalah sunnah. Sementara itu, ulama ushul fiqh membatasi bahasan-bahasan mereka, yang berkenaan dengan Rasul saw. dalam persoalan-persoalan yang dapat dijadikan kaidah-kaidah hukum. Sedangan ulama fiqh membatasi pembahasan mereka yang berkaitan dengan Rasul saw. hanya pada masalah-masalah yang berhubungan dengan perincin hukum syariat, yakni apakah ia wajib, sunnah, haram, makruh atau mubah.5 Mengacu pada perbedaan pandangan tersebut maka dalam memahami sunnah Nabi muncul dua aliran besar yaitu pemahaman secara tekstual dan pemahaman secara kontekstual. Kedua ciri ini sebenarnya telah dikenal bahkan dipraktekkan oleh para sahabat Nabi saw. 3 M. Quriash Shihab, Kata Pengantar dalam Muhammad al-Gazali, Studi Kritis Atas Hadis Nabi Saw: Antara Pemahaman Tekstual dan Kontesktual (Terj.), Cet.I; (Bandung: Mizan, 1991), p. 8. 4 Ibid. 5 Ibid. SOSIO-RELIGIA, Vol. 8, No. 2, Februari 2009 Mukhsin Nyak Umar: Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa… 301 Imam al-Qarafi dianggap sebagai orang yang pertama yang memilah ucapan dan sikap Nabi Muhammad saw. Menurutnya, Nabi saw. terkadang berperan sebagai Imam agung, Qadhi (penetap hukum yang bijaksana) juga seorang Mufti yang amat dalam pengetahuannya.6 Pendapat di atas, bagi penganut paham kontekstual dijabarkan dan dikembangkan lebih jauh, sehingga setiap hadis dicari konteksnya, apakah ia diucapkan/diperlukan oleh manusia agung itu dalam kedudukannya sebagai; 1. Rasul, dan karena itu pasti benar, sebab bersumber dari Allah. 2. Mufti, yang memberi fatwa berdasarkan pemahaman dan wewenang yang diberikan Allah swt. kepadanya. Dan ini pun pasti benar serta berlaku umum bagi setiap Muslim. 3. Hakim, yang memutuskan perkara. Dalam hal ini putusan tersebut walaupun secara formal benar, namun secara material adakalanya keliru. Hal ini diakibatkan kemampuan akal salah satu pihak yang bersengketa dalam menutup-nutupi kebenaran, sementara di sisi lain keputusan ini hanya berlaku bagi pihak-pihak yang bersengketa. 4. Pemimpin suatu masyarakat, yang menyesuaikan sikap, bimbingan dan petunjuknya sesuai dengan kondisi dan budaya masyarakat yang Nabi temui. Dalam hal ini, sikap dan bimbingan tersebut pasti benar dan sesuai dengan masyakaratnya. Namun bagi masyarakat yang lain, mereka dapat mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam petunjuk dan bimbingan itu untuk diterapkan sesuai dengan kondisi masing- masing masyarakat. 5. Pribadi, baik karena ia: (a) memiliki kekhususan dan hak-hak tertentu yang dianugerahkan atau dibebankan oleh Allah dalam rangka tugas kenabian, seperti kewajiban shalat malam atau kebolehan menikahi lebih dari empat orang isteri dalam satu waktu yang bersamaan; maupun karena, (b) kekhususan-kekhususan yang diakibatkan oleh sifat manusia, yang berbeda antara seorang dengan lain, seperti perasaan suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Terkait dengan persoalan terakhir ini tidak menjadi fokus perhatian utama mereka yang menitikberatkan pandangan ucapan atau sikap yang berkaitan dengan hukum.7 6 Ibid., p. 9 7 Ibid., p. 10. Dalam memahami hadis-hadis yang kemungkinan tekstual dan kontekstual, universal, temporal, lokal, makna hakiki dan majazi, latar belakang, kondisi dan tujuan hadis tersebut diungkapkan oleh Rasul dapat dibaca dalam Yusuf Qardhawi, Studi... op. cit., p. 143-186. Juga Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma'ani al-Hadis Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal, dan Lokal (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), p. 9-21. SOSIO-RELIGIA, Vol. 8, No. 2, Februari 2009 302 Mukhsin Nyak Umar: Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Puasa… Dengan demikian pemahaman terhadap sunnah atau hadis-hadis Rasullah saw. sangat urgen dalam menjabarkan ajaran-ajaran Islam dalam bentuk hukum dan seluruh segi kehidupan manusia. Tulisan ini akan menjawab pertanyaan bagaimana pemahaman ulama dalam memandang hadis-hadis Rasulullah saw. mengenai masalah hal-hal yang diperbolehkan dalam puasa. B. Pembahasan 1. Junub dan Menyelam dalam air Mengenai junub Sayyid Sabiq berpegang pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang sanadnya berasal dari Aisyah ra; ﻦﹺ ـﺑ ﻦﹺ ﻤﺣ ﺮـﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﹺ ﺑ ﺮﹺﻜﹾ ﺑ ﻲﺑﹺﺃﹶ ﻰﻟﹶﻮ ﻣ ﻲ ﻤﺳ ﻦ ﻋ ﻚ ﻟﺎﻣ ﻲﻨﹺﺛﹶﺪﺣ ﻝﹶ ﺎﻗﹶ ﻞﹸ ﻴﻋﺎﻤﺳ ﺇﹺ ﺎﻨﺛﹶﺪﺣ ﺖ ﺒﻫﺬﹶﻓﹶ ﻲﺑﹺﺃﹶﻭ ﺎﻧﺃﹶ ﺖ ﻨﻛﹸ ﻦﹺ ﻤﺣ ﺮﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦ ﺑ ﺮﹺﻜﹾ ﺑ ﺎﺑﺃﹶ ﻊﻤﺳ ﻪﻧﺃﹶ ﺓﲑ ﻐﳌﹸﺍ ﻦﹺ ﺑ ﻡﹺﺎﺸ ﻫ ﻦﹺ ﺑ ﺙ ﺭﹺﺎﳊﹶ ﺍ ﻪ ـﻠﱠﻟﺍ ﻰﻠﱠﺻ ﻪﻠﱠﻟﺍ ﻝﹺ ﻮﺳ ﺭ ﻰﻠﹶﻋ ﺪﻬﺷ ﺃﹶ ﺖ ﻟﹶﺎﻗﹶ ﺎﻬﻨﻋ ﻪﻠﱠﻟﺍ ﻲ ﺿ ﺭ ﺔﹶﺸ ﺋﺎﻋ ﻰﻠﹶﻋ ﺎﻨﻠﹾﺧ ﺩ ﻰﺘﺣ ﻪﻌﻣ ﻡﺃﹸ ﻰﻠﹶﻋ ﺎﻨﻠﹾﺧ ﺩ ﻢﺛﹸ ﻪﻣﻮﺼ ﻳ ﻢﺛﹸ ﻡﹴﺎﻠﹶﺘﺣ ﺍ ﺮﹺﻴﻏﹶ ﻉﹴ ﺎﻤﺟﹺ ﻦ ﻣ ﺎﺒﻨﺟ ﺢ ﺒﹺﺼ ﻴﻟﹶ ﻥﹶ ﺎﻛﹶ ﻥﹾ ﺇﹺ ﻢﻠﱠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﹶﻋ 8 ﻚ ﻟﺫﹶ ﻞﹶ ﺜﹾﻣ ﺖ ﻟﹶﺎﻘﹶﻓﹶ ﺔﹶﻤﻠﹶﺳ Dari Aisyah ra. berkata: "Sunngguh saya telah menyaksikan Nabi s.a.w. diwaktu subuh berada dalam keadaan junub karena berjima', bukan disebabkan oleh mimpi kemudian beliau berpuasa, kemudian kami kompirmasi kepada Ummi Salamah dia mengatakan seperti itu juga. (HR. Bukhari dan Muslim). Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan agak sedikit berbeda meskipun substansinya sama; ﻪﻠﱠﻟﺍ ﻰﻠﱠﺻ ﻪﻠﱠﻟﺍ ﻝﹸ ﻮﺳ ﺭ ﻥﹶ ﺎﻛﹶ ﺖ ﻟﹶﺎﻗﹶ ﺔﹶﺸ ﺋﺎﻋ ﻦ ﻋ ﺀٍﺎﻄﹶ ﻋ ﻦ ﻋ ﺝ ﺎﺠ ﺣ ﺎﻧﺮﺒﺧ ﺃﹶ ﻝﹶ ﺎﻗﹶ ﺪﻳﺰﹺﻳ ﺎﻨﺛﹶﺪﺣ ﻚ ـﻟﺫﹶ ﺔﹶﻴﻘﺑ ﻡﻮﺼ ﻳ ﻢﺛﹸ ﺮﻄﹸ ﻘﹾﻳ ﻪﺳ ﺃﹾﺭﻭ ﺝ ﺮﺧ ﻭ ﻞﹶ ﺴ ﺘﻏﹾ ﺍ ﻡﺎﻗﹶ ﺍﺫﹶﺈﹺﻓﹶ ﻡﺎﻨﻳ ﻢﺛﹸ ﺐ ﻨﺠ ﻳ ﻢﻠﱠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﹶﻋ 9 ﻡﹺﻮ ﻴﻟﹾﺍ Dari Aisyah ra. berkata; Rasulullah s.a.w. dalam keadaan junub kemudian ia tidur, ketika bangun segera ia mandi, lalu ia berpuasa pada pagi hari. (HR. Ahmad). 8 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Mughirah al-Bukhary, Shahih Bukhrary, Jilid III, (Beirut: Maktabah al-Tsaqafiyah, t.th.), p. 69. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Muslim, lihat Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairy al- Naisabury, Shahih Muslim, Jilid II, (al-Qahirah: Dar al-Hadis, 1991), p. 777. 9 Riwayat Ahmad bin Hanbal, hadis No. 24319, lihat CD hadis. SOSIO-RELIGIA, Vol. 8, No. 2, Februari 2009

Description:
mempertanyakan kembali apa yang oleh Muhammad Abied al-Jabiri . memahami sunnah Nabi muncul dua aliran besar yaitu pemahaman secara . 10 Muslim, Ibid., p. 889. 11 Muhammad Ali bin Muhammad As-Syaukani, Nailul Authar: Syarah Munthaqa al-Akhbar Min Ahadis Sayyid Akhyar, Juz III,
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.