ANTHROPOS: Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1(1) (2015): 52-63 Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan di Terminal Amplas Medan BahrulKhair AmaldanMihadiMangaraja Putra* Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan DiterimaFebruari 2015; DisetujuiApril2015; DipublikasikanJuni2015 Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar Terminal Amplas Medan, dan mengetahui strategimerekauntuk bertahan hidup, serta hambatan yang dialamipara pedagang asongan.Metode yang diguna- kan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian inidipilih7orang informan dengan 6 informan dari pedagang asongan dan 1 informan merupakan pegawai dinas perhubungan di terminal Amplas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, pemaparan data, dan simpulan melalui hasil penelitian dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relatif stagnan (tidak berkembang), hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta minimnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa pedagang asonganmenjalankanstrategi bertahan hidup yang monoton dan tidak ber- kembang bahkan hanya menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian Kata Kunci alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan,membayarpinjaman. : bertahan hidup, strategi, pedagang asongan. Abstract This research purposes to understand life of street salesman who work in surrounding of Amplas Bus Station of Medan, and to understand their stategies for subsistance, and obstacles which being experienced by them. The research uses qualitative method in describing the fact findings. In the research was choosed seven informans in which six ofthem are street salesman, and the rest is civil servant of Transportation Agency who work in the station. The collecting data was conducted by several technique such as observation, interview, and visual documenting. Technique of analysis conducted in several steps such as reducting data, displaying data, verificating data, and concluting. The research findings showsthat household economy of street salesman is relatively stagnant and not developing. Itis indicated by constantly long duration of their working as street salesman, and minimality of their strategy for fulfilling their daily needs. It can be conclude that street salesman have not various strategy for developing their economic capa- city istead, but only forsubsistence by prioriting their dailyneed then the others, as for avoiding purchase which is bigger than income and distributing or allocating fund for education, daily meals, and paying debt. Keywords:Character; Learning; Approach; Civic Education How to Cite: ,Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Amal, B.K. dan Mihadi, M.P. (2015). Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan Di Terminal AmplasMedan ,1 (1): 52-63 *Corresponding author: p-ISSN 2460-4585 E-mail:[email protected] 52 Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1 (1) (2015): 52-63 PENDAHULUAN menyebabkan semakin bertambahnya ruang Perkembangan kota yang semakin pesat untuk mendukung kegiatan sektor informal. tidak diikuti dengan pertambahan lapangan Karakteristik sektor informal yaitu kerja yang memadai, menjadikan masyarakat bentuknya tidak terorganisir, kebanyakan yang tidak mendapatkan tempat pada sektor usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya formal akan beralih ke sektor informal yang dari diri sendiri atau sumber tidak resmi, tidak menuntut banyak keahlian dan dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah pendidikan yang memadai. Sektor informal anggota masyarakat memilih tipe usaha ini, yang paling banyak diminati oleh masyarakat karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja Indonesia pada umumnya dan kota Medan pada bagi masyarakat strata ekonomi rendah yang khususnya adalah pedagang. banyak terdapat di negara kita terutama pada Beberapa jenis pekerjaan yang termasuk kota besar maupun kecil. di dalam sektor informal, salah satunya adalah Sekarang ini pedagang asongan yang pedagang kaki lima, seperti warung nasi, terjadi di Medan semakin lama-semakin penjual rokok, penjual koran dan majalah, banyak. Pedagang asongan menjamur di jalanan penjual makanan kecil dan minuman, dan lain- kota Medan. Hal ini tentu berimplikasi pada lainnya. Keberadaan sektor informal terkadang ketertiban dan kenyamanan pengguna jalan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di sebab biasanya pedagang asongan tidak tertib, beberapa tempat. Walaupun keberadaannya baik dalam hal kebersihan maupun dalam hal seringkali dapat mengganggu ketertiban umum berjualan. Dilihat dari fakta yang ada, kehadiran dan seringkali ada upaya untuk menggeser dari pedagang asongan di jalan memberi kesan keberadaan pelaku sektor informal seperti bahwa jalan raya di kota Medan tidak hanya operasi penertiban dan penetapan aturan yang dipakai oleh pengendara saja. Jalan raya ini juga melarang eksistensi pedagang asongan. dijadikan sebagai tempat usaha yang dapat Pedagang asongan menjadi stimulan yang memberikan keuntungan ekonomis, salah muncul dan berkembangnya usaha-usaha mikro satunya dengan berjualan (pedagang asongan). dengan menjadi penyedia barang-barang Kota Medan sebagai salah satu kota dagangan yang dijajakan pedagang asongan. terbesar di Sumatera dan menjadi tempat yang Peluang ini dimanfaatkan oleh kalangan sangat potensial bagi sektor informal untuk industri menengah. Produsen minuman, koran mencari rezeki terutama bagi pedagang atau rokok, misalnya, mulai banyak yang asongan. Selain faktor wilayah yang luas dan memanfaatkan pedagang asongan sebagai memungkinkan para pekerja di sektor informal tenaga pemasar yang dapat secara langsung untuk beroperasi, jumlah pengguna jalan yang menyentuh konsumen. tergolong besar, menjadi faktor penarik bagi Saat ini sektor informal berkembang pedagang asongan. pesat di Indonesia, khususnya di kota-kota Banyak cara dan usaha ditempuh besar termasuk Medan. Hal itu disebabkan pedagang asongan dalam menunjang kondisi sektor informal memberi ruang kepada sosial ekonominya di tengah derasnya arus masyarakat yang tidak memiliki skill dalam perkembangan kota yang setiap hari selalu sektor ekonomi formal. Pedagang asongan tidak menuntut persaingan dan kerja keras dari hanya ditemukan di pinggir-pinggir jalan, seluruh elemen masyarakat. Komunikasi jembatan, terminal bis, angkutan umum, bis dengan sesama pedagang asongan belum tentu kota, kereta, kampus, instasi pemerintah dan baik. Hal ini disebabkan adanya persaingan dan swasta dengan beragam bentuk. Di satu sisi ambisi untuk mendapatkan keuntungan. kegiatan ekonomi dan sosial penduduk yang Dengan kondisi yang serba kekurangan, dibarengi dengan kebutuhan yang tinggi dan tidak didukung aset produksi yang semakin memerlukan ruang untuk memadai, maka yang dapat dilakukan keluarga meningkatkan kegiatan penduduk sehingga53miskin saat ini pada akhirnya hanyalah BahrulKhair AmaldanMihadiMangaraja Putra ,Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan Di bagaimana mereka bisa bertahan hidup, dan justru usaha yang mereka tekuni collapse akibat berusaha semaksimal mungkin agar tidak daya beli masyarakat yang menurun drastis, tergerus pusaran krisis yang akan semakin sementara biaya produksi yang dikeluarkan menyengsarakan mereka. Bagi keluarga miskin justru naik karena efek domino dari krisis di kota, mereka sebetulnya tidak pernah terlalu ekonomi. berani berharap bahwa mereka akan dapat Selama ini belum banyak studi yang melakukan mobilitas vertikal dengan cepat atau mengkaji pedagang asongan di terminal menjadi orang yang mapan tanpa harus Amplas, padahal fenomena pedagang asongan dibayang-bayangi tagihan utang. Bagi orang semakin marak dengan bertambahnya miskin, asalkan mereka dapat bertahan hidup pedagang asongan. Berdasarkan pemikiran dan tidak makin miskin, sesungguhnya hal itu tersebut maka penulis ingin mengetahui sudah merupakan kemewahan tersendiri. tentang keberadaan pedagang asongan, Di kalangan penduduk miskin di kota, khususnya di terminal angkutan umum Amplas utang boleh dikatakan adalah hal yang lazim Medan. Untuk itu penulis mengangkat judul dan paling populer. Mekanisme gali lubang Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang tutup lubang bagi penduduk miskin adalah Asongan di Terminal Amplas Medan. sesuatu hal yang biasa dilakukan, karena Berdasarkan uraian latar belakang memang hanya dengan cara itu mereka dapat masalah di atas maka dapat dirumuskan memperpanjang nafas untuk melangsungkan permasalahan dalam penelitian ini adalah kehidupannya. Berbeda dengan keluarga yang sebagi berikut : Apa latar belakang kehidupan secara ekonomi mapan dan biasanya memiliki para pedagang asongan di sekitar terminal tabungan untuk memenuhi kebutuhan yang Amplas Medan ? Apa strategi pedagang sifatnya mendadak. Yang namanya keluarga asongan untuk bertahan hidup ? Apa hambatan miskin di kota rata-rata kehidupan sehari- yang dialami oleh para pedagang asongan ? harinya sangat rentan, tidak memiliki tiang Adapun tujuan penelitian ini penyangga atau tabungan yang dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut; dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan yang Untuk mengetahui latar belakang kehidupan sifatnya mendadak, sehingga ketika kebutuhan para pedagang asongan di sekitar Terminal itu sudah ada di depan mata, maka tidak ada Amplas Medan; Untuk mengetahui Apa strategi cara lain yang dapat dilakukan kecuali utang ke pedagang asongan untuk bertahan hidup; sana-sini, termasuk utang ke rentenir yang Untuk mengetahui hambatan/kendala yang acapkali meminta beban bunga yang tinggi. dialami oleh para pedagang asongan. PEMBAHASAN Bagi penduduk miskin, keberadaan kelompok dan kohesi sosial yang kuat, merupakan sesuatu yang fungsional–semacam latar belakang kehidupan sosial para garansi sosial untuk mendukung kelangsungan pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas penduduk miskin, terutama ketika mereka Medan tidak seluruhnya penduduk asli, namun menghadapi masalah. Dengan modal yang ada juga beberapa pendatang dari wilayah lain terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada, dan dengan tujuan untuk berdagang. Dikalangan juga karena koneksi yang serba terbatas, pendatang sendiri ada yang pada akhirnya disadari responden bahwa ruang gerak mereka memilih menetap untuk tinggal dan menjadi untuk berkembang dan mengembangkan warga masyarakat Amplas, dan sebagian besar usahanya menjadi sangat sempit. Di tengah yang lain ada yang menjadikan Terminal kondisi perekonomian yang tak kunjung Terpadu Amplas sebagai mencari nafkah membaik, memang tidak mudah bagi penduduk dengan cara lain. Kebanyakan para pendatang miskin di kota untuk mempertahankan apalagi yang memilih untuk tinggal dan menetap mengembangkan usahanya. Alih-alih maju, sebagai warga masyarakat adalah mereka yang bahkan sebagian besar responden khawatir54berasal dari wilayah sekitar Madina Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1 (1) (2015): 52-63 (Mandailing Natal), Parapat, dan Sidikalang, melakukan pekerjaan sebagai pedagang sementara sebagian lainnya adalah disamping Asongan, disamping faktor lainnya. pedagang dari wilayah sekitar juga ada dari Umumnya para pedagang Asongan wilayah yang jauh seperti Padang. Namun memiliki tingkat pendidikan yang rendah. kedatangan mereka yang jauh biasanya Sebagian besar dari mereka hanya mengenyam dilakukan dalam frekuensi yang cukup jarang, pendidikan di bangku Sekolah Dasar saja, hanya sekali dalam beberapa bulan. bahkan ada sebagian dari mereka yang tidak Meskipun disini terdapat dua golongan mendapatkan pendidikan formal sama sekali. pedagang asongan, yakni penduduk asli dan Dengan pendidikan yang rendah ini sangat pendatang, namun kehidupan diantara mereka mempengaruhi mereka dalam memilih menunjukkan adanya sikap yang damai dan pekerjaan, yaitu pekerjaan yang bisa terjangkau rukun, terutama pedagang yang tinggal dan tanpa memperhatikan pendidikan apa yang menjadi warga masyarakat medan. Mereka telah dicapai. Salah satu pekerjaan tersebut dapat berdagang dengan aman dan bebas tanpa adalah sebagai pedagang Asongan. Pada ada tekanan dari pihak lain. Bahkan hal-hal kenyataanya didalam menjalankan pekerjaan positif, seperti kebiasaan-kebiasaan masyarakat mereka tidak membutuhkan jenjang pendidikan setempat yang menghargai orang lain tetap tertentu. Hal inilah yang membuat mereka terpelihara dan di transformasikan dalam merasa cocok dan menikmati pekerjaannya kehidupan para pedagang di Terminal Terpadu tersebut. Bagi mereka yang terpenting adalah Amplas baik dari penduduk asli maupun kemauan dan kemampuan dalam menjalaninya, pendatang yang ikut berdagang. sebagai usaha untuk mencapai tujuan dari Dari segi etnis, pedagang asongan di pekerjaan tersebut. Terminal Terpadu Amplas pada umumnya Diungkapkan oleh bapak Damanik hanya etnis Batak saja. Hanya sebagian kecil menyatakan tentang pendidikannya dalam saja para pedagang yang berasal dari etnis lain, hubungannya dengan pekerjaan yang seperti etnis Melayu, Minang, dan Jawa. dijalaninya, sebagai berikut : “Aku sekolah kebanyakan yang menguasai perdagangan hanya sampai tamat SD, Bang, karena orang asongan di Terminal Terpadu Amplas ini adalah tuaku meninggal jadi enggak ada yang etnis Batak tersebut. Meski begitu hubungan membiayai sekolah ku lagi. jadi kerjaku yang sosial ekonomi mereka tidak nampak adanya dapatku kerjakan aja lah Bang, seperti berjualan diskriminasi sehingga tidak ada sentimen seperti ini. Modalnya (yang diperlukan) hanya kelompok atau sentiment etnis yang kemampuan untuk menjalani saja.” mengemuka. Seperti yang dikatakan olehbapak (4/07/2014). Nasution sebagai berikut: “Kalausoal hubungan Pernyataan di atas setidaknya pedagang kayaknya biasa-biasa aja nya. memberikan penjelasan bahwa pemilihan mata Enggaknya ada diskriminasi atau pertentangan pencaharian atau pekerjaan sebagai pedagang misalnya agama, suku, bahasa. Kalau sendiri- Asongan merupakan bentuk perlakuan yang sendiri orang itu ya biasanya itu, namanya juga berdasarkan pada pertimbangan kesesuaian orang berdagang.” (4/07/2014). Dalam atas tingkat pendidikan yang rendah dan jenis melakukan hubungan dagangnya ada yang pekerjaan bisa dimasuki serta tidak memanfaatkan hubungan kekerabatan, membutuhkan modal yang besar tetapi hanya pertemanan, kelompok, atau hanya hubungan membutuhkan kemampuan untuk menjalaninya spontan saja ketika melakukan aktivitas dagang saja. di Terminal Terpadu Amplas. Semakin banyaknya pasar modern, Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh menyebabkan banyak diantara pedagang pasar komunitas pedagang Asongan di Terminal tradisional beralih profesi menjadi pedagang Terpadu Amplas merupakan salah satu faktor asongan yang masuk ke terminal-terminal. penyebab atau pendorong dalam memilih dan55Seperti salah penjelasan informan Bapak BahrulKhair AmaldanMihadiMangaraja Putra ,Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan Di Nasution berikut: “Dulu kerjaku itu penjual Pedagang asongan khususnya di ikan keliling, tetapi karena persaingan semakin Terminal Terpadu Amplas, kebanyakan ketat, maka saya berhenti menjadi penjual ikan . mendagangkan makanan jajanan sebagai itu juga pasar semakin dekat dari rumah warga barang dagang utama. Selain itu, minuman jadi warga tidak kesulitan lagi mencari kemasan (botol/gelas) juga merupakan makanan. Makanya sekarang, saya menjadi dagangan pedagang asongan yang paling laku. penjual kue bolu di terminal ini.”(4/07/2014). Pedagang asongan bekerja keras dari pagi Hal tersebut merupakan konsekuensi hingga sore hari hanya untuk mendapatkan dari terjadinya krisis ekonomi yang uang. Pendapatan yang pedagang asongan menyebabkan anak-anak potensial terpuruk peroleh juga tidak menentu, dalam per harinya. dalam kondisi hubungan kerja yang merugikan. Seperti yang diungkapkan oleh informan Bapak Sektor informal di perkotaan merupakan Nasutuion berikut ini: “Pendapatan saya kelompok masyarakat yang cukup rentan sebagai pedagang asongan yang menjajakan terkena imbas dari berbagai kebijakan. jualan berupa kue keliling, cukup untuk Dalam segi ekonomi para pedagang memenuhi kebutuhan keluarga. Saya juga asongan. Berbagai jenis aktivitas manusia masih bisa menabung meskipun jumlahnya tentunya mengharapkan imbalan, apalagi yang tidak banyak.”(4/07/2014). bernilai ekonomi tentunya. Imbalan yang Aktivitas informal tersebut merupakan dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan pedagang asongan dalam bentuk materi (uang). akan ada banyak kalangan atau Tentang kecukupan ekonomi dari hasil komunitas/masyarakat yang bisa terhidupi oleh berdagang, pedagang asongan menyesuaikan sektor informal. Dengan kata lain, perputaran kebutuhannya semua dengan hasil yang modal di sektor informal, jika diasumsikan didapat. Bisa saja terkadang kekurangan. sama dengan sektor formal, sesungguhnya akan Walaupun dengan untung yang kecil, pedagang mampu menghidupi jauh lebih banyak keluarga asongan tetap berusaha untuk memenuhi Indonesia. kebutuhan hidupnya, apalagi pedagang asongan Hal di atas sesuai dengan yang yang sudah berkeluarga, pedagang asongan disampaikan oleh Parsudi Suparlan bahwa yang mau tidak mau harus dengan giat dan sabar termasuk penduduk miskin bukan hanya kaum menekuni pekerjaannya sebagai pedagang migran yang berasal dari desa, tetapi tidak asongan untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sedikit yang menderita kemiskinan di kota sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Arjun adalah penduduk asli setempat yang sejak awal Appadurai yang mengatakan bahwa strategi sebelum kota berkembang sudah tergolong yang baik digunakan agar lepas dari kemiskinan miskin berpendidikan rendah dan tidak atau mampu bertahan hidup adalah dengan memiliki keahlian yang berguna dalam kegiatan menggunakan strategi kesabaran, dimana industri, sehingga mereka tersingkir dari kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan perekonomian perkotaan karena menjalankan kelangsungan hidup seseorang, ketidakmampuan mereka turut berpartisipasi kesabaran juga sangat diperlukan dalam dan memanfaatkannya. melakukan langkah-langkah untuk merubah Penduduk miskin di kota medan semua potensi kehidupan menjadi lebih baik khususnya di sekitar terminal Amplas lagi. cenderung hidup di perkampungan kumuh, dan Dari para pedagang yang berhasil bahkan sebagian di antaranya hidup di diwawancarai, pedagang asongan menyenangi pemukiman liar atau di zona-zona publik, profesinya saat ini. Antara lain karena tidak akibat tidak lagi memiliki aset produksi yang harus bekerja pada orang (tunduk pada bos) dapat diandalkan untuk menopang sehingga kebebasan ini menjadi daya tarik kelangsungan kehidupannya. Sebagian besar sendiri bagi pedagang asongan. 56penduduk miskin biasanya menjadi pekerja Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1 (1) (2015): 52-63 upahan di pabrik-pabrik atau pusat-pusat perekonomiankeluarga para pedagang asongan kegiatan perdagangan dan jasa, menjadi tersebut. pedagang kecil atau penjual jasa di sektor Dalam strategi pemasaran barang informal, dan bahkan terkadang ada di antara dagangan, para pedagang asongan biasanya mereka yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan disamping memiliki aktivitas memasarkan pelacuran, perjudian dan berbagai tindak barang-barang dagangannya, ada juga yang kejahatan, baik perorangan maupun kelompok. berupaya untuk memproduksi jenis Strategi bertahan hidup komunitas dagangannya sendiri. Mereka yang meproduksi pedagang asongan Di Terminal Terpadu Amplas biasanya adalah pedagang-pedagang yang Medan dalam menjalankan kelangsungan menjual makanan ringan seperti gorengan, perekonomian keluarga dapat dijelaskan keripik, peyek, dan kue-kue lainnya. sebagai berikut; Adanya skala prioritas Pedagang asongan biasanya kebutuhan yang penting serta mengelola agar berhubungan langsung dengan konsumen atau pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Hal ini pembeli. Mereka biasanya menawarkan barang merupakan bagian dari manajemen keluarga dagangannya dengan harga yang lebih tinggi yang diterapkan oleh pedagang asongan; dibanding dengan harga yang ada di kios-kios Adanya pendistribusian alokasi keuangan untuk atau dari harga yang semestinya. Walaupun pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya. demikian, tak jarang pembeli menawar harga Dalam hal ini sudah ada alokasi yang jelas yang lebih rendah lagi dari harga yang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi ditawarkan oleh pedagang asongan. Pada anak-anak, keperluan belanja untuk memenuhi perdagangan asongan, kegiatan tawar-menawar kebutuhan makan sehari-hari, pemenuhan harga antara penjual dan pembeli merupakan kebutuhan pembayaran fasilitas listrik, acara suatu peristiwa yang biasa. Pedagang asongan tak terduga seperti sumbangan bila tetangga ingin mendapatkan laba yang besar dari harga hajatan; Meminjam (berhutang) pada teman, yang ditawarkannya, sedangkan pembeli ingin tetangga dan lainnya. Kondisi para pedagang mendapatkan harga yang murah. asongan; Menabung. Sebagian penghasilan dari Beberapa hal yang dapat menjelaskan berdagang asongan ditabung untuk keperluan strategi para pedagang asongan ini dapat pendidikan anak dan lain-lain. Bahkan diketahui dari beberapa segi, diantaranya. terkadang untuk keperluan tak terduga; Permodalan ( Finance ) Bagi pedagang asongan Mengganti jenis dagangan sesuai dengan yang ada diterminal terpadu Amplas, periode musim buah-buahan. Hal ini berlaku pengertian modal sendiri terbagi menjadi dua, pada pedagang asongan yang berjualan buah- yakni; modal dalam bentuk uang; modal dalam buahan. Sehingga ketika musim buah salak bentuk barang. Bagi para pedagang asongan, maka pedagang asongan akan menjual salak, uang memiliki arti yang penting bagi kelanjutan demikian pula ketika musim buah mangga kerja, terutama sebagai modal untuk membeli maka pedagang tersebut akan menjual mangga. barang dan memenuhi kebutuhan hidup sehari- Begitu seterusnya hampir di setiap periode hari. Modal dalam bentuk uang banyak pergantian musim buah berlaku demikian. dilakukan oleh para pedagang asongan, namun Ada hal menarik yang perlu dikaji lebih dalam bentuk barang biasanya jarang dimiliki jauh yaitu kondisi ekonomi para pedagang oleh para pedagang. Para pedagang yang asongan ini relatif stagnan, hal ini ditunjukkan memiliki modal dalam bentuk barang biasanya dengan lamanya mereka bekerja sebagai diperoleh setelah terlebih dahulu mendapat pedagang asongan, serta minimnya variasi kepercayaan dari orang lain. Modal juga dapat strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi bersumber dari hasilkerja sendiri. kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini Dalam strategi kerja biasanya para mengindikasikan bahwa kurang adanya pedagang asongan dituntut untuk memiliki peningkatan yang signifikan pada kondisi57strategi pada masing-masing pedagang BahrulKhair AmaldanMihadiMangaraja Putra ,Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan Di terhadap pembeli. Strategi yang diterapkan oleh Perwujudan dari tindakan sosial yang para pedagang asongan dalam menjajakan dilakukan pedagang adalah dengan cara barang-barangnya sangat bervariasi. Pedagang melakukan strategi. Strategi tersebut yaitu yang sifatnya pendiam, maka dalam dalam bentuk kerja sama dengan petugas menawarkan barang tidak terlalu agresif patroli, membangun relasi dengan pembeli dan seperti pedagang yang suaranya keras dan sesama pedagang agar tetap bertahan dalam memiliki mental yang tidak malu-malu. berjualan. Seperti apa yang disampaikan oleh Biasanya para pedagang asongan yang pendiam Bapak Damanik sebagai berikut:”Disiniaku ya hanya menawarkan barang dagangannya tanpa kerja samalah sama petugas yang menjaga memaksa calon pelanggannya untuk membeli terminal amplas ini, ya paling enggak ya permisi barang dagangannya. Seperti yang disampaikan lah sama orang itu, tapi syukurnya orang itu oleh ibuBoru Sipahutar sebagai berikut:“Kalau disini ya pengertian sama kami, enggak pernah saya biasanya menjual jualan saya ya Cuma orang itu ya minta-mintak lah sama kami entah menawarkan saja, kalau dia suka ya pasti dia minta belikkan rokoklah atau apalah. Orang itu beli, tapi kalu dia tidak suka yang paling dia juga dah kenal kali nya sama ku. Apa lagi kayak bilang tidak atau menggelengkan kepalanya aja aku kan rumahnya jauh dari sini, ya orang itu . Beda sama penjual yang lainnya. Udah dibilang pengertianlah, yang penting kami disini enggak enggak pun sama penumpang tapi tetap aja buat rusuh lah.”(4/07/2014). orang itu memaksa supaya beli.”(4/07/2014). Menurut Suparlan(1993: 2) adaptasi itu Dalam melakukan tawar menawar pun sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses tidak terlalu gigih untuk menawarkan barang- untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk barangnya, misalnya dengan mengatakan untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat keperluan dijalan nanti kepada calon pembeli, tersebut mencakup; Syarat dasar alamiah- kalu mereka suka pasti akan terjadi transaksi. biologi (manusia harus makan dan minum Demikian pula jika calon pembeli tidak jadi untuk menjaga kestabilan temperature untuk membeli barang yang dipilihnya karena tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harga yang tidak sesuai, maka pedagang harmonis secara menyeluruh dengan organ- tersebut tidak terlalu ngotot untuk memaksa organ tubuh lainnya); Syarat kewajiban calon pembeli. (manusia membutuhkan perasaan tenang yang Dalam berdagang, para pedagang terkait jauh dari perasaan takut, keterpencilan, gelisah dalam strategi adaptasi. Adaptasi adalah suatu dan lain-lain); Syarat dasar sosial (manusia penyesuaian pribadi terhadap lingkungannya. membutuhkan hubungan untuk dapat Individu memiliki hubungan dengan melangsungkan keturunan, untuk dapat lingkungannya yang menggiatkannya, mempertahankan diri dari serangan musuh, merangsang perkembangannya, atau dan lain-lain). Dari batasan-batasan tersebut, memberikan sesuatu yang ia perlukan. dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan Penyesuaian diri yaitu mengubah diri sesuai proses penyesuaian. Penyesuaian diri individu, dengan keadaan lingkungan atau mengubah kelompok, maupun unit sosial terhadap norma- lingkungan sesuai dengan keadaan diri. norma, proses perubahan, ataupun suatu Menurut Damsar (2009: 45) pada umumnya kondisi yang diciptakan. sebuah tindakan ekonomi terjadi dalam konteks Dalam menghindar dari razia pedagang hubungan sosial dengan orang lain. Oleh sebab liar, strategi bertahan hidup merupakan ciri itu, tindakan ekonomi dapat berlangsung khas dari kelompok, masyarakat, atau dengan melibatkan kerjasama, kepercayaan dan komunitas yang terpinggirkan. Mereka yang jaringan. Maka dari itu, dalam strategi berjualan hidupnya semata-mata tergantung dari pedagang asongan, agar bisa bertahan harus pekerjaan tersebut akan mempertahankan diwujudkan dalam tindakan sosial yang dalam mati-matian pekerjaan yang mereka geluti arti dilakukan oleh pedagang itu sendiri. 58termasuk jika harus menentang atau melawan Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1 (1) (2015): 52-63 negara. Para Pedagang Asongan tetap kesulitan; mata pencaharian baru yang mereka bersikukuh berdagang di tempat yang sudah tekuni juga tidak jauh dari usaha sebelumnya, lama mereka gunakan untuk mengais rezeki yaitu di sekitar usaha ekonomi sektor informal. meskipun sudah dilarang oleh pemerintah Sesuai dengan sistem orientasi nilai budaya setempat. Hal ini menunjukkan ada sesuatu Kluckhohn sebagaimana dikembangkan oleh yang membuat mereka bertahan dan berani Koentjaraningrat, hidup memang dipahami mengambil resiko betapa pun beratnya. para pedagang Asongan sebagai sesuatu yang Resiko yang biasa mereka alami adalah buruk, tetapi masih bisa diperbaiki kalau ingin ketika mereka harus menghadapi para petugas tetap hidup. (Satuan Polisi Pamong Praja) yang mengusir Kendalayang biasanya di alami pedagang mereka untuk berdagang di sekitar terminal asongan, yang dimaksud dalam penelitian ini Amplas, hal ini membuat para pedagang adalah hambatan yang melekat pada para asongan bersatu untuk bertekad tetap bertahan pedagang asongan di Terminal Terpadu mengais rezeki di sekitar terminal Amplas Amplas, dalam hal sosial dan ekonominya. Di dengan menyebarkan/berbagi nomor kontak Medan ada sebagian penduduk yang bekerja di handphone agar sewaktu-waktu ketika para sektor informal yang kegiatan ekonominya di petugas melakukan razia pedagang liar, mereka mulai pada waktu pagi hari sampai siang hari sudah dapat mengantisipasi kemungkinan maupun sore hari. Mereka umumnya bergerak tertangkap oleh para petugas razia tersebut. di sektor perdagangan yang salah satu dari Hidup untuk kerja atau kerja untuk hidup kegiatan perdagangan sektor informal tersebut inilah yang menjadi motivasi pedagang bekerja adalah perdagangan asongan. Dalam hal ini sebagai pedagang asongan. Responden yang kondisi sosial ekonomi yang tercakup dalam diteliti menyatakan bahwa menjadi pedagang hambatan yang dimaksud meliputi : lokasi asongan merupakan pekerjaan satu-satunya. berdagang, jenis dagangan, status perkawinan, Hanya mengandalkan hidup dari berdagang tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan menurut sebagian Pedagang Asongan tidaklah tingkat penghasilan. Untuk lebih jelasnya cukup. Masa depan yang tidak dapat megenai gambaran hambatan tersebut akan diprediksikan dengan baik, membuat mereka diuraikan sebagai berikut : berpikir untuk merancang pekerjaan lain atau Lokasi komunitas pedagang asongan bekerja sambilan. Kadang-kadang bantuan istri yang ada di Terminal Terpadu Amplas Medan untuk turut bekerja juga diperlukan. meliputi beberapa tempat berdagang asongan Kebutuhan hidup untuk mencapai yang berkembang dan mengelompok di suatu kebutuhan pokok, sosial, dan pemupukan lokasi tertentu di Terminal Terpadu Amplas. modal. Survival Strategi tersebut ditempuh Lokasi itu kebanyakkan berada di pinggiran individu atau kelompok masyarakat, tergantung jalan dan merupakan jalur yang cukup ramai pada status sosial dan kondisi ekonominya. dan letak yang strategis yaitu berada di sekitar Strategi apa yang ditempuh juga berkaitan lokasi pertokoan, lampu merah dan parkiran dengan kualitas sumber daya manusia dan bus. Tempat yang biasa digunakan sebagai lingkungan. Bagi kelompok masyarakat tempat pedagang Asongan di Terminal Terpadu marginal, termasuk di dalamnya Pedagang Amplas dari tempat pedagang asongan tesebut Asongan, jenis strategi survival yang pertama terdapat perempuan maupun laki-laki yang dan kedua yang dipilih. Kalau pun ada yang bekerja sebagai pedagang asongan. menempuh strategi ketiga, yaitu akumulasi, Dijelaskan oleh Ibu Boru Nenggolan tidaklah banyak. sebagai berikut : “Aku jualan di sini udah lama Hal ini menunjukkan bahwa; pedagang sekitar enam tahunan. Sebelumnya aku tengok- Asongan memiliki daya tahan yang luar biasa tengok dulu kalau mau menempati, gak ketika menghadapi tantangan dan persoalan mungkin ka nasal jual aj tapi enggak ditengok- hidup serta mereka mampu keluar dari59tengok dulu banyak atau enggak saingannya. Ya BahrulKhair AmaldanMihadiMangaraja Putra ,Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan Di pilih tempat jualan yang masih kosong atau Beban keluarga merupakan tanggung belum ditempati orang lain dan aku ya milih jawab yang selalu dilaksanakan sebagai tempat yang kiranya bisa enak untuk jualanlah konsekuensi setelah memasuki masa kayak gini.”(3/07/2014) berkeluarga atau berumah tangga. Tanggungan Dari penjelasan kedua responden dapat keluarga tersebut diwujudkan dalam bentuk di jelaskan bahwa para pedagang dalam biaya yang harus dikeluarkan untuk mencukupi memilih lokasi sebagai tempat berdagang harus kebutuhan pokok sehari-hari seperti kebutuhan dengan pertimbangan-pertimbangan yang akan makan, pakaian, kesehatan, biaya sekolah matang. Pemilihan tempat berdagang harus anak dan sebagainya. tepat atau strategis serta harus memilih tempat Bagi komunitas pedagang asongan yang yang masih kosong atau belum ada pedagang kesemuanya sudah berumah tangga, otomatis lain yang menempatinya. Selain itu pemilihan mereka juga mempunyai tanggungan keluarga tempat juga disesuaikan dengan kecocokan dari sebagai konsekuensi hidup berumah tangga. para pedagang untuk menjalankan aktivitasnya. Tanggungan keluarga merupakan salah satu Oleh karena itu, penentuan dari lokasi pendorong mereka untuk bekerja mencari berdagang menjadi suatu dilema bagi para nafkah guna mencukupi kebutuhan hidup pedagang asongan sehingga dapat keluarganya. Dengan penghasilan mereka yang menyebabkan proses berdagang menjadi bekerja sebagai pedagang asongan dapat terhambat. membantu suaminya dalam memenuhi Dalam aktivitas berdagang terdapat kebutuhan hidup di keluarganya. Penuturan Ibu perbedaan antara pedagang perempuan dengan Boru Sihaloho , salah satu pedagang asongan pedagang laki-laki yang terlihat dari jenis-jenis yang akan memberikan sedikit gambaran dagangan yang biasa dijualnya. Sebagian besar tentang usaha para pedagang asongan jenis makanan Asongan yang dijual oleh para perempuan dalam memenuhi beban perempuan yaitu berupa minuman, roti, buah, tanggungan keluarga sebagai berikut: tissue, permen dan sebagainya. Sedangkan para ”Penghasilan bapak bekerja sebagai tukang pedagang laki-laki kebanyakan menjual rokok, becak itu tidak menentu, Tok, untuk mencukupi kripik, kue-kue seperti kue bolu. Penentuan kebutuhan keluarga kadang tidak cukup. jenis barang dagangan juga menjadi faktor Karena itu aku berusaha seperti ini untuk penghambat proses jual beli, sebab terkadang mencukupi kebutuhan keluarga.”(3/07/2014). apa yang diinginkan para pembeli belum tentu Ibu yang mempunyai tiga orang anak mereka memiliki barang dagangan yang yang menjadi tanggungan dua orang anak yang pembeli inginkan, sehingga tak jarang mereka masih bersekolah di tingkat SMP, dan yang berlari menuju kios yang ada di sekitar satunya sudah menikah namun pengangguran Terminal Terpadu Amplas untuk membeli dan suaminya bekerja sebagai tukang becak barang yang dinginkan oleh pelanggan. tersebut menyatakan bahwa pendapatan suami Setelah berumah tangga tentunya banyak dan pendapatannya ada kalanya kurang untuk kebutuhan dalam keluarga tersebut yang harus mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi ada dipenuhi oleh suami dan istri. Apalagi jika kalanya lebih. suami dan istri sudah mempunyai anak Dari pernyataan tersebut tersirat adanya tentunya beban tanggungan keluarga juga akan kerja keras dalam upaya memenuhi tanggung semakin besar. Yang dimaksud tanggungan jawab terhadap keluarganya. Salah satu bentuk keluarga disini adalah beban yang harus tanggungan keluarga seperti disebutkan di atas ditanggung oleh keluarga atau suami istri, adalah pendidikan anak. Orang tua dimana beban tersebut merupakan tanggung berkewajiban untuk menyekolahkan anak jawab yang timbul oleh karena hadirnya anak sampai batas kemampuannya. Demikian halnya yang masih harus tergantung kepada orang tua. para pedagang asongan tersebut. Keinginan 60menyekolahkan anak tercermin dari Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya1 (1) (2015): 52-63 pernyataan beberapa responden yang tergantung banyak sedikitnya jumlah pembeli. menuturkan bahwa mereka menginginkan Hal ini menunjukkan adanya kesulitan bagi anak-anak Mereka mendapatkan pendidikan komunitas pedagang Asongan dalam yang baik untuk bekal masa depannya nanti. memperoleh penghasilan yang tinggi. Hal Dari pernyataan itu dapat menunjukkan tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai faktor adanya perhatian yang tinggi terhadap penghambat bagi para komunitas pedagang pendidikan formal anak-anak mereka meskipun asongan di Terminal Terpadu Amplas, sebab tak mereka umumnya memiliki tanggungan jarang kekurangan pendapatan tersebut keluarga dan hanya bekerja sebagai pedagang mempengaruhi mental para pedagang. Seperti Asongan dengan tingkat pendidikan yang yang disampaikan oleh ibu boru sihaloho rendah. sebagai berikut: “Kadang-kadang sering kali lah Dalam tingkat penghasilan sebagian tok aku kepikiran sama penghasilan yang ku besar komunitas pedagang asongan di Terminal dapat, cukup apa enggak untuk makan hari ini. Terpadu Amplas memiliki tingkat penghasilan Kadang kalau udah ku ingat ini mau nya aku yang rendah. Keadaan tersebut dapat diketahui brenti kerja sebentar untuk menghilangkan dari informasi yang diperoleh peneliti dari stres ku ini.” (3/07/2014). proses wawancara dengan responden yaitu Pungutan liar juga didapat oleh para para pedagang asongan yang telah memberikan pedagang asongan. Dalam suatu roda keterangan tentang penghasilan mereka dalam perekonomian pasti akan ada dikenakan suatu berdagang asongan. Penghasilan mereka pungutan dana yang biasa disebut dengan tidaklah menentu tergantung dari banyak pajak, para komunitas pedagang asongan juga sedikitnya pembeli dan biasanya penghasilan terkadang dikenai pungutan pajak. Namun mereka hanyalah cukup bahkan kurang untuk pungutan tersebut tidak resmi berasal dari memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Oleh pemerintahan, sebab pajak tersebut tidak karena itu sebagian besar tujuan dari mereka diberlakukan untuk para pedagang asongan. bekerja hanyalah untuk memperoleh Pungutan-pungutan yang dikeluarkan penghasilan tambahan dari suaminya yang oleh pedagang asongan itu diberikan kepada dapat digunakan untuk membantu suaminya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dalam memenuhi kebutuhan keluarga. sebab mereka meminta hasil penjualan hanya Dijelaskan oleh pedagang asongan yaitu dengan alasan demi keamanan para pedagang Ibu Boru Sipahutar, sebagai berikut: asongan dalam mengais rejeki di daerah “Penghasilan ku berdagang asongan seperti ini terminal Amplas. Oknum-oknum tersebut tidak ya tidak pasti, Tok, tergantung dengan pembeli, lain adalah para kelompok masyarakat yang kalau pembelinya banyak otomatis mengaku sebagai organisasi Pemuda Pancasila pengahasilan kami juga banyak, tetapi kalau (PP), Ikatan Pemuda Karya (IPK). jumlah pembeli sedikit penghasilan saya juga Seperti yang disampaikan oleh bapak sedikit. Misalkan dirata-rata penghasilan saya Amir Syaripuddin sebagai berikut: “Kadang tiap harinya hanya sekitar Rp 5000,00 sampai pernah juga uang bapak dimintak sama anak- Rp 15000,00. ya hanya cukup untuk makan saja, anak pemuda pancasila sama anak IPK itu, Tok.”(4/07/2014). alasannya untuk uang keamanan, padahal Dari penuturan beberapa responden justru orang itu yang buat kami gak aman. diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Karena malas ribut-ribut ya udah bapak kasikan penghasilan pedagang asongan tergolong ajalah uang untuk rokok orang itu”. rendah yaitu hanya bisa untuk mencukupi (3/07/2014). kebutuhan makan saja malahan kadang-kadang Dari penjelasan oleh bapak diatas, dapat kurang atau tidak cukup. Apalagi penghasilan dilihat bahwa komunitas pedagang asongan mereka sebagai pedagang asongan tiap harinya tidak leluasa dalam menjajakan dagangannya, tidak pasti atau tidak menentu yang sangat61sebab mereka dihantui oleh para preman-
Description: