ebook img

Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN PDF

110 Pages·2013·2.44 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN

Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 PENGARUH PNPM-MKP TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI IKAN DESA PERING KECAMATAN BLAHBATUH KABUPATEN GIANYAR Ida Ayu Ketut Murdini1, A.A.Putu Agung2, Ni GAG.Eka Martiningsih2 1Master Programme on Regional Planning and Environmental Management, Mahasaraswati University of Denpasar 2Postgraduate Program of and Environmental management, Mahasraswati University Denpasar, Bali, Indonesia Corresponding author email : [email protected] ABSTRACT The National Community Empowerment Program (NCEP) is a poverty reduction program that targets the areas of Maritime Affairs and Fisheries both coastal region and outside the coastal marine and fisheries activities in the field. The purpose of this study was to determine the effect of The National Community Empowerment Program on the economy of the fish farmers. This research was conducted in the Pering village of Sub district of Blahbatuh, Gianyar regency. Data collected by direct observation in the field and also used a questionnaire to all fish farmers group member who totaled 67 people. Descriptive data were analyzed using the statistical program R-GUI. Data analysis of fish farmers' income differences before and after the PNPM program M-KP computed X2. This study proves that before NCEP program implemented are as follows: (a). The proportion of fish farmers in the Pering village that maintains shrimp commodities dominate in the maintenance of commodities, namely 53.7%, while the smallest proportion was found that the carp maintains commodities, namely 7.5%. Other types of commodities that are maintained by fish farmers in the Pering village pomfret, tilapia, carp and catfish. (b). Average frequency of fish farmers harvest in a year that maintains a commodity type of shrimp is 1.58 times, and (c). Average income of fish farmer is Rp. 2,930,597.02; Meanwhile, after execution of the NCEP, it can be proved the following: (a). The proportion of fish farmers who maintain the type of commodity augmentation catfish dominate in the maintenance of commodities (68.66%) while the smallest proportion was found that the fish farmers who maintain the type of commodity augmentation carp (7.46%). Another type of commodity is maintained catfish hatchery and rearing tilapia. (b). Average frequency of fish farmers harvest in a year that maintains a commodity type of catfish is 2.63 times magnification, and (c). Average income of fish farmers is Rp. 3,539,552.24. This study also shows that the income of fish farmers in the Pering village after the implementation of the NCEP greater than before. (α <0.05). Keywords: NCEP, income, fish farmers, Pering village, Gianyar. 112 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 PENDAHULUAN Komunitas masyarakat yang berpencaharian di bidang perikanan dan kelautan di berbagai tempat sangat identik dengan kondisi miskin, hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia akan pengelolaan potensi lokal, keterbatasan permodalan, keterbatasan akses terhadap informasi teknologi dan pasar, peluang usaha serta tantangan iklim. Oleh karena itu di pandang perlu adanya suatu program yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat pesisir dan berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi, disamping mendorong masyarakat memiliki kekuatan untuk mengembangkan usahanya sesuai dengan potensi sumberdaya yang tersedia secara partisipatif yang melibatkan masyarakat sebagai stakeholder utama. Maka sebagai langkah konkrit untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan tersebut, Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2009 telah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan ( PNPM-MKP) yang merupakan integrasi dari kegiatan pemberdayaan Program PNPM Mandiri (Budi Utomo, 2011). Program PNPM-MKP berupaya melaksanakan pendekatan dengan model bottom-up, dimana masyarakat sendiri yang merencanakan program, melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi sesuai dengan mekanisme yang ditentukan. Pengembangan program ini diberikan kepada masyarakat yang dibiayai dari Anggaran Tugas Pembantuan (TP), yaitu langsung dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh konsultan pelaksana dan tenaga pendamping yang bertugas sehari-hari mendampingi pembudidaya dalam proses pemberdayaan. Untuk Propinsi Bali alokasi kegiatan PNPM-MKP tahun 2009 meliputi 5 (lima) Kabupaten /Kota, yaitu Kabupaten Buleleng, Karangasem, Tabanan, Jembrana dan Kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi keanekaragaman sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. meskipun potensi sumberdaya alam tersebut sudah dimanfaatkan untuk jasa-jasa kelautan dan perikanan tetapi masih banyak yang belum dikelola dengan baik dan optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan potensi tersebut diatas bila dikelola dengan optimal dengan memperhatikan kaidah- kaidah pelestarian lingkungan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Juknis PNPM Mandiri K-P DPPK Kabupaten Gianyar, 2009). Di Kabupaten Gianyar program ini ditujukan kepada pengembangan budidaya ikan komoditas tertentu seperti lele, gurami dan nila yang dilaksanakan di Desa Pering Kecamatan Blahbatuh, dengan pertimbangan berbagai aspek diantaranya aspek sosial, karakter masyarakat, dan minat serta dukungan masyarakat. Masyarakat Desa Pering yang memiliki minat dan kesungguhan untuk mengembangkan budidaya ikan terutama jenis ikan gurami,nila dan lele sangat layak untuk menerima program ini. Walaupun seperti diketahui bahwasannya Desa Pering merupakan desa yang dari sejak dulu berpotensi dalam usaha budidaya ikan seperti Patin, Bawal, Nila dan Gurami. Dan yang paling dikenal sebagai primadona adalah budidaya Udang Galah. Pelaksanaan PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan di Desa Pering di mulai tahun 2009 dengan sasaran 11 Kelompok Masyarakat Pemanfaat yang terebar di kelompok pembudidaya ikan. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam 113 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat dari Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan, kelompok pembudidaya ikan didampingi oleh Tenaga Pendamping (TP). Dengan demikian pemanfaatan dari BLM diarahkan bisa memperkuat Program Pemberdayaan masyarakat Kelautan dan Perikanan yang sudah berjalan dan diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Ruang lingkup bantuan langsung masyarakat bidang kelautan dan perikanan dilakukan melalui belanja bantuan sosial berupa sarana budidaya pembenihan dan pembesaran ikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Pering Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, dalam waktu 3 bulan kalender yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2012. Adapun Populasi dalam penelitian ini, adalah semua anggota kelompok dari 11 Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) penerima PNPM-MKP dengan jumlah anggota 67 orang. Dalam penelitian ini digunakan pengambilan semua sampel responden dari jumlah kelompok yang dipakai sebagai obyek penelitian. Penelitian ini mengunakan Rancangan Deskriptif sebagai gambaran untuk mengetahui suatu kerangka acuan dalam penelitian melalui pengujian hipotesis. Selain data kuantitatif penggunaan data kualitatif juga dipakai sebagai penunjang. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang diamati. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode survey dengan teknik wawancara pada pembudidaya ikan berdasarkan kuesioner yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai budidaya ikan di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi kepustakaan yaitu dengan membaca kepustakaan seperti buku-buku literature, diktat-diktat kuliah, majalah-majalah, jurnal-jurnal, buku-buku yang berhubungan dengan pokok penelitian, surat kabar dan membaca serta mempelajari arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang terdapat di instansi terkait. paparan hasil penelitian juga digunakan rujukan dan referensi dari data lain yang relevan, misal dari laporan hasil penelitian terdahulu, serta publikasi yang relevan dengan penelitian ini. Data mengenai peningkatan ekonomi masyarakat, yakni untuk melihat perbedaan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah program ini dilaksanakan akan dilakukan analisis statistic menggunakan chi-square test Rumus yang digunakan untuk menghitung x2 yaitu: (fo fe)2 x2  fe x2 = Nilai chi-kuadrat fo = frekuaensi yang diobservasi (frekuensi empiris) fe = frekuensi tang diharapkan (frekuensi teoritis) Rumus mencari frekuensi teoritis (fe): 114 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 ( fk)x( fb)  fe T fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)  fk = jumlah frekuensi pada kolom  fb= jumlah frekuensi pada baris  T = jumlah keseluruhan baris atau kolom HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Sumberdaya Manusia di Desa Pering Jumlah penduduk di Desa Pering tercatat 6.619 jiwa, dengan rincian laki-laki 3.325 jiwa dan perempuan 3.294 jiwa. Untuk sebaran dan jumlah KK miskin di Desa Pering tahun 2009 tercatat 130 KK miskin. Dilihat dari populasi penduduk, Desa Pering memiliki kepadatan penduduk dan jumlah RTM yang tinggi sehingga perlu penanganan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Tabel 01. sebaran dan jumlah KK miskin di Desa Pering No Nama Banjar Jumlah KK Miskin 1 Patolan 15 2 Sema 22 3 Pinda 5 4 Pering 15 5 Tojan Tegal 24 6 Tojan Kanginan 19 7 Perangsada 30 Jumlah 130 Sumber : Laporan Akhir Perencanaan Pembangunan Wilayah PNPM-MKP tahun 2009 Kabupaten Gianyar Bali. Potensi Budidaya di Desa Pering Kegiatan usaha budidaya di Desa Pering sebelum dana BLM program PNPM Mandiri K-P diluncurkan di desa pering mempunyai potensi budidaya udang galah dari beberapa kelompok dan perorangan yang tersebar hampir ke seluruh wilayah Desa Pering sejak tahun 80an, namun pola dan jenisnya masih sangat sederhana. Pada waktu itu hanya jenis ikan tertentu saja yang dipelihara seperti ikan Nila, patin dan Gurami. Perkembangan budidaya udang galah sangat pesat, namun setelah tahun 2000 pertumbuhan udang galah mengalami penurunan sehingga produksi udang galah juga menurun. Hal ini disebabkan oleh mutu bibit yang kurang bagus sebagai akibat dari persiapan calon induk yang kurang memenuhi persayaratan. Sebagai upaya meningkatkan penghasilan keluarga para pembudidaya ikan melaksanakan pemeliharaan ikan secara polycultur (memelihara lebih dari atu jenis ikan) seperti Patin, Gurami dan Nila. Setelah adanya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mnadiri Kelautan dan Perikanan adanya peningkatan 115 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 jumlah kelompok pembudidaya. Dimana jumlah kelompok yang dulunya ada 8 Pokdakan (kelompok Pembudidaya Ikan) tahun 2009 berkembang menjadi 11 KMP (Kelompok Masyarakat Pemanfaat). Sedangkan Tahun 2010 bertambah 2 kelompok Pembudidaya Ikan dan 1 kelompok nelayan. Kriteria dan Penetapan Lokasi serta Penyerahan BLM kepada Kelompok Masyarakat Sesuai dengan hasil identifikasi dan analisis potensi dan pemanfaat lahan, lokasi pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2009 adalah Kecamatan Blahbatuh, karena Kecamatan Blahbatuh memiliki potensi yang sangat besar dan hingga saat ini Kecamatan Blahbatuh merupakan sentral untuk kegiatan Perikanan khususnya kegiatan Perikanan Budidaya, yang meliputi komoditas Perikanan seperti Udang galah, Nilla, Lele, Patin dan lain sebagainya. Dinas Peternakan Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Gianyar menetapkan Desa Pering dan Desa Bedulu sebagai daerah sasaran ditetapkan oleh Pengelola PNPM Mandiri Klautan dan Perikanan ( Satker Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan ) setelah melaui Proses identifikasi dan analisis Potensi serta Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan oleh Tenaga Pendamping (TP), PPL Perikanan dan Kelautan, Konsultan Pendamping Perencanaan Wilayah serta aparat terkait di lapangan. Untuk Kabupaten Gianyar penetapan Tim BLM ini dituangkan dalam Keputusan Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelutan Kabupaten Gianyar Nomor : 519/05-M/HK/2009 tentang Pembentukan Tim Pemberdayaan Masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Bidang Perikanan dan Kelautan Program Pengembangan Sumber Daya Perikanan Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Budidaya, Pelaku Usaha Perikanan dan Masyarakat Pesisir pada Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar Tahun 2009. Identifikasi dan Verifikasi calon penerima BLM dilaksanakan terhadap kelompok-kelompok yang ada di daerah sasaran penerima BLM yaitu di daerah Desa Pering yang dibantu oleh Kepala Desa kemudian dituangkan dalam Berita Acara hasil Identifikasi Kelompok Calon Penerima BLM PNPM Mandiri-KP No. 523/1637a/DPPK pada hari Senin tanggal 14 September 2009. Dari data identifikasi ini oleh Tim BLM diadakan seleksi, yang kemudian dituangkan dalam Berita Acara Hasil Seleksi Kelompok Calon Penerima BLM PNPM Mandiri-KP No. 523/1648a/DPPK pada hari Selasa tanggal 15 September 2009, yaitu Desa pering sebagai Calon Penerima BLM. Sesuai dengan keputusan KPA/ Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar, bahwa sebagai penerima BLM PNPM mandiri-KP untuk di Desa Pering ditetapkan 8 Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dengan 11 Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP), yang kesemuanya telah dituangkan dalam keputusan KPA/Kepala DPPK Kabupaten Gianyar dengan Nomor 523/1661/DPPK/2009 pertanggal 17 September 2009 tentang Penetapan Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP)/ Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) sebagai penerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri –KP Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2009. Jumlah dana BLM PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan yang diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pemanfaat sebesar Rp. 517.000.000. Untuk Kelompok 116 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 Masyarakat Pemanfaat di Desa Pering sebesar Rp.246.000.000,- secara administrasi bahwa dana BLM PNPM Mandiri-KP bagi kelompok Masyarakat Pemanfaat dapat didistribusikan melalui rekening masing-masing kelompok pada PT.BRI (Persero) Tbk.Cab. Gianyar dan dicairkan secara bertahap oleh kelompok pelaksana sesuai dengan kebutuhan tahapan pembudidaya ikan. Luas Lahan, Jenis Komoditas dan Produksi Sebelum Diberi Bantuan PNPM- MKP Penelitian ini berdasarkan hasil dari wawancara terhadap 67 orang anggota Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) pembudidaya ikan yang ada di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bantuan melalui program PNPM-MKP yang dialokasikan di Desa Pering. Dari hasil wawancara dan observasi lapangan sebelum diberikan bantuan melalui program PNPM-MKP ini ditemukan bahwa, jenis komoditas yang dipelihara oleh anggota kelompok antara lain, 10 orang (14,9%) memelihara ikan bawal, 5 orang (7,5%) memelihara ikan gurami, 6 orang (9,0%) memelihara ikan nila, 10 orang (14,9%) memelihara ikan patin, dan 36 orang (53%) memelihara udang. Jenis komoditas ikan yang dipelihara oleh anggota kelompok pembudidaya ikan di Desa Pering sebelum adanya bantuan melalui program PNPM-MKP secara rinci disajikan dalam Tabel 02 berikut: Tabel 02. Proporsi pembudidaya ikan dan jenis komoditas ikan yang dipelihara sebelum diberi bantuan PNPM-MKP No. Jenis komoditas Jumlah Proporsi (%) 1 Bawal 10 14,9 2 Gurami 5 7,5 3 Nila 6 9,0 4 Patin 10 14,9 5 Udang Galah 36 53,7 Jumlah 67 100,0 Dari data yang diperoleh di lapangan yang merupakan hasil wawancara dan pengamatan langsung, ditemukan bahwa jenis komoditas udang galah yang mendominasi menjadi pilihan para pembudidaya ikan di Desa Pering, karena udang galah merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Gianyar artinya pembudidaya ikan lebih dominan memilih memelihara udang galah dibandingkan jenis komoditas yang lainnya. Hal ini disebabkan karena harga udang galah tiap-tiap kilogram lebih tinggi dan lebih stabil dari jenis komoditas yang lain. Karena harga udang galah yang lebih tinggi dan lebih stabil ini menyebabkan pembudidaya ikan lebih memilih memelihara udang galah, sekalipun dalam pemeliharaannya lebih rumit dibanding jenis komoditas yang lain. Di samping itu pemasaran yang relatif lebih cepat laku, juga menjadi penyebab pembudidaya ikan lebih memilih memelihara udang. Sebelum diluncurkannya program PNPM-MKP ini pembudidaya ikan Desa Pering telah memelihara udang galah dengan luas lahan rata rata setiap anggota adalah 6,33 + 1,37 are (rentang antara 5 -10 dengan CI 95% antara 3,64 – 9,02). Frekwensi panen dalam setahun ditemujkan rata-rata adalah 1,58 + 0,50 kali, dengan 117 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 rentang antara 1 – 2, dan CI 95% antara 0,60 – 5,26. Sedangkan untuk produksi satu kali panen rata rata 21,17 + 4,16 kg, rentang antara 15 – 28 dengan CI 95% antara 13,02 – 29,32 dan rata rata penghasilan satu kali panen masing masing anggota adalah 715,28 + 177,21 ( X Rp. 1000), dengan rentang antara 600,00 – 1.300,00 dengan CI 95% antara 367, 95 – 1.062,61. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap are lahan kolam udang dapat memproduksi 33, 45 kg udang/Tahun. Data terinci parameter pemeliharaan jenis komoditas udang disajikan dalam tabel 03. Tabel 03 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas udang sebelum diberi bantuan PNPM-MKP No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 6,33 + 1,37 5 - 10 3,64 - 9,02 2 Frekwensi panen dalam setahun 1,58 + 0,50 1 - 2 0,60 - 2,56 3 Produksi sekali panen (kg)/are 21,17 + 4,16 15 - 28 13,02 - 29,32 Penghasilan satu kali panen (Rp. X 4 1000) 715,28 + 177,21 600 - 1300 367,95 – 1062,61 Untuk jenis komoditas ikan bawal luas rata rata lahan yang digunakan oleh setiap orang adalah 5,9 + 1,45 are (rentang antara 5 – 8, dengan CI 95% antara 3,06 - 8,74). Sedangkan rata rata produksi dalam satu kali panen adalah 249,00 + 12,87 kg (rentang antara 230 – 270, dengan CI 95% antara 223,78 – 274,22. Data terinci parameter pemeliharaan komoditas ikan bawal disajikan dalam tabel 04. Tabel 04 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas ikan bawal sebelum diberi bantuan PNPM-MKP No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 5,9 + 1,45 5 – 8 3,06 - 8,74 Frekwensi panen dalam 2 setahun 2,40 + 0,52 2 – 3 1,39 - 3,41 Produksi sekali panen 3 (kg)/are 249,00 + 12,87 230 – 270 223,78 - 274,22 Penghasilan satu kali panen 4 (Rp. X 1000) 1300,00 + 141,42 1200 - 1500 1022,814 - 1577,18 Dengan Produksi yang mampu dihasilkan setiap are untuk komoditas ikan bawal adalah 249,00 kg, sehingga dalam satu tahun rata-rata dapat menghasilkan 498,00 kg. Hal ini menunjukkan produksi ikan bawal dalam setahun cukup tinggi dalam setiap are lahan kolam. Jika diperhatikan dalam satu kali panen dapat memberikan pendapatan sebesar Rp. 1.300.000 + 141,42 (dengan rentang antara 1.200.000 – 1.500.000,dan CI95% antara 1.022.814 sampai 1.577.180). Proporsi pembudidaya yang memelihara jenis ikan gurami adalah terkecil (7,5%) dibandingkan jenis komoditas ikan yang lain, menurut data ditemukan bahwa rata rata luas lahan setiap orang adalah 5,80 + 1,30, (dengan rentang antara 5 – 8, 118 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 dengan CI 95% antara 3,24 – 8,6, menghasilkan produksi dalam satu kali panen adalah 244,00 + 16,73 kg (rentang antara 230 – 270 dengan CI 95% antara 211,20 – 276,80). Sedangkan frekwensi panen dalam satu tahun bagi pembudidaya yang memilih gurami sebagai komoditas peliharaan adalah 1,60 + 0,55 yang rentangnya antara 1– 2 kali, dengan CI 95% antara 0,53 – 2,67 kali. Dengan rentang yang cukup besar mengindikasikan bahwa hal ini kurang efektif, karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk memproduksi komoditas jenis ini. Akan tetapi dari segi prosentase kehidupannya tinggi dengan tingkat mortalitas yang cukup rendah dan harga jual yang memadai. Data terinci tersaji pada Tabel 05. Tabel 05 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas ikan gurami sebelum diberi bantuan PNPM-MKP Mean + No Parameter SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 5,80 + 1,30 5 – 8 3,24 - 8,36 2 Frekwensi panen dalam setahun 1,60 + 0,55 1 – 2 0,53 - 2,67 3 Produksi sekali panen (kg)/are 244,00 + 16,73 230 – 270 211,20 -276,80 4 Penghasilan satu kali panen (Rp. X 1000) 1260,00 + 54,77 1200 – 1300 1152,65 - 1367,35 Tabel 06 memperlihatkan bahwa rata rata luas lahan yang dipergunakan oleh setiap orang pembudidaya ikan di Desa Pering adalah 6,33 + 0,41 are (rentang antara 4 – 8, dengan CI 95% antara 2,68 – 9,98. Dengan luas lahan sebesar yang disebutkan di atas pembudidaya ikan di desa Pering mampu memberikan penghasilan dalam satu kali panen sebesar Rp. 1.116.677 + 4.0823 (rentang antara 1.100.000 – 1.200.000, dengan CI 95% antara 1.036.500 – 1.196.680. Karena frekwensi panen setiap tahun terjadi 1,83 + 1,86 kali maka dalam setahun pembudidaya ikan dengan jenis komoditas ikan nila mendapatan penghasilan sebesar Rp 2.047.222,22 Tabel 06 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas ikan nila sebelum diberi bantuan PNPM-MKP No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 6,33 + 1,86 4 – 8 2,68 - 9,98 2 Frekwensi panen dalam setahun 1,83 + 0,41 1 - 2 1,03 - 2,63 3 Produksi sekali panen (kg)/are 245,00 + 15,17 230 - 240 215,28 - 275,72 Penghasilan satu kali panen 4 (Rp. X 1000) 1116,67 + 40,82 1100 - 1200 1036,65 - 1196,68 Pembudidaya ikan Desa Pering sesuai data yang didapat di lapangan yang memilih ikan patin sebagai komoditas jumlahnya relatif kecil hanya 10 orang (14,9%). Dengan jumlah orang yang relative kecil memiliki rata rata luas lahan adalah 7,20 + 1,62 are, (rentang antara 5 – 10, dengan CI 95% antara 4,03 – 10,37). Sedangkan rata rata jumlah ikan patin yang mampu diproduksi dalam sekali panen adalah 247,00 + 12,52, dengan rentang 230 – 270, dan CI 95% anatara 222,47 – 271,53. Data terinci tersaji dalam tabel 07. 119 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 Tabel 07 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas ikan patin sebelum diberi bantuan PNPM-MKP No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 7,20 + 1,62 5 - 10 4,03 - 10,37 2 Frekwensi panen dalam setahun 2,50 + 0,53 2 - 3 1,47 - 3,53 3 Produksi sekali panen (kg)/are 247,00 + 12,52 230 – 270 222,47 - 271,53 Penghasilan satu kali panen (Rp. 4 X 1000) 1370,00 + 176,69 1200 - 1500 1023,67 - 1716,32 Penghasilan yang diperoleh oleh pembudidaya ikan yang membudidayakan ikan patin dalam satu kali panen adalah sebesar Rp. 1.370.000 + 176.690 (rentang antara 1.200.000 – 1.500.000, dengan CI 95% antara 1.023.6700 – 1.716.302. Sedangkan dalam setahun pembudidaya ikan dengan jenis komoditas ikan patin dapat melakukan panen dalan setahun sebanyak 2,50 + 0,53 kali. Ini berarti dalam satu tahun pembudidaya mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 3.425.000 + 176.690. Luas Lahan, Jenis Komoditas dan Produksi Sesudah Diberi Bantuan PNPM- MKP Sejak dilaksanakannya program PNPM-MKP di Desa Pering, sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, jenis komoditas yang dipelihara oleh pembudidaya ikan di Desa Pering adalah 10 orang (14,93%) komoditasnya pembenihan lele, 46 orang (68,66%) pembesaran lele, 5 orang (7,46%) pembesaran gurami dan 6 orang (8,96%) pembesaran nila. Data terinci tersaji dalam tabel 08 Tabel 08 Proporsi pembudidaya ikan dan jenis komoditas ikan yang dipelihara sesudah diberi bantuan PNPM-MKP No Jenis Komoditas Jumlah (orang) Proporsi (%) 1 Pembenihan lele 10 14.93 2 Pembesaran lele 46 68.66 3 Pembesaran gurami 5 7.46 4 Pembesaran nila 6 8.96 Jumlah 67 100.00 Sesudah pelaksanaan bantuan PNM-MKP, nampaknya pembudidaya ikan di desa Pering dominan (68,66%) memelihara jenis komoditas ikan lele, terutama untuk pembesaran. Pemilihan jenis komoditas ini dilakukan setelah mendapat pembinaan dari PPL perikanan, bahwa ikan jenis lele ini masih layak dikembangkan karena waktu pemeliharaannya cukup singkat dan menguntungkan. Cara pemeliharaan lele lebih mudah daripada jenis ikan lainnya, daya hidup (survival) sangat tinggi, karena sangat tolerans terhadap lingkungan, lebih cepat mencapai berat panen, dan pemasarannya lebih mudah. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata rata produksi ikan lele dalam sekali panen adalah 274,46 + 39,57 kg (rentang antara 230–280, dengan CI 95% antara 196,90–325,01, sedangkan rata rata luas lahan kolam yang digunakan adalah 120 Jurnal ALAM LESTARI Volume 01 No. 02, April 2013 Nomor ISSN: 2302-5514 6,11 + 1,30 are. Karena frekwensi panen pembesaran ikan lele mencapai 2,63 + 0,64 kali setiap tahunnya, maka ini pula menggambarkan bahwa dalam satu tahun setiap are lahan untuk pembudidaya ikan lele dapat menghasilkan 721,83 kg. Data terinci parameter pemeliharaan jenis komoditas pembesaran ikan lele tersaji dalam Tabel 09. Tabel 09 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas pembesaran ikan lele sesudah diberi bantuan PNPM-MK No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 6,11 + 1,30 5 -8 3,55 - 8,66 2 Frekwensi panen dalam setahun 2,63 + 0,64 2 – 3 1,37 - 3,89 3 Produksi sekali panen (kg)/are 274,46 + 39,57 230 – 280 196,90 - 325,01 4 Penghasilan satu kali panen (Rp. X 1000) 1077,17 + 264,93 600 -1500 557,90 - 1596,44 Untuk pembenihan ikan lele rata rata luas lahan yang digunakann pembudidaya ikan Desa Pering adalah 6,50 + 1,84 (rentang antara 5 – 10, dengan CI 95% antara 2,89 – 10,11). Dengan luas yang cukup sempit ini pembudidaya ikan Desa Pering dapat memproduksi 12.480,00 + 379,47 ekor benih setiap pasang induk. Sedangkan frekwensi panen setiap tahun mencapai 13,80 + 0,79 kali (rentang antara 13 – 15, dengan CI 95% antara 12,25 – 15,35. Hal ini menggambarkan bahwa dalam setiap tahun sepasang induk ikan lele mampu memproduksi 172.224 ekor benih. Sedangkan penghasilan pembudidaya dengan komoditas pembenihan ikan lele dalam sekali produksi mencapai 660,580 + 151,620, rentang antara 455.000-910.000 dengan CI 95 % adalah 363.410-957.76. Data terinci mengenai parameter pemeliharaan jenis komoditas pembenihan ikan lele ini tersaji dalam Tabel 10 Tabel 10 Paremeter pemeliharaan jenis komoditas pembenihan ikan lele sesudah diberi bantuan PNPM-MKP No Parameter Mean + SD Range CI 95% 1 Luas lahan (are) 6,50 + 1,84 5 -10 2,89 - 10,11 2 Frekwensi panen dalam setahun 13,80 + 0,79 13 – 15 12,25 - 15,35 3 Produksi sekali panen (ekor/pasang) 12480,00 + 379,47 12000 - 13000 11736,23 - 13223,77 4 Penghasilan per panen (Rp. X 1000) 660,58 + 151,62 455,0 – 910,0 363,41-957,76 Sementara itu untuk komoditas pembesaran ikan gurami yang dilaksanakan oleh 5 orang (7,46%) pembudidaya ikan, yang rata rata luas lahan yang digunakan adalah 6,80 + 2,17 are(rentang antara 5 – 10, dengan CI 95% antara 2,56 – 11,05), mampu memproduksi ikan dengan sekali panen sebesar 348,00 + 19,24 kg. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap tahun seorang pembudidaya ikan dengan jenis komoditas ikan gurami per are, mampu memproduksi ikan gurami sebesar 487, 2 kg. Data parameter pemeliharaan jenis komoditas ikan gurami i disajikan dalam Tabel 11 121

Description:
pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat dari Program Pemberdayaan .. Petunjuk. Teknis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri MODEL PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Neolaka, Amos.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.