ebook img

J. van Baal SEJARAH DAN PERTUMBUHAN TEORI ANTROPOLOGI BUDAYA PDF

246 Pages·2009·10.56 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview J. van Baal SEJARAH DAN PERTUMBUHAN TEORI ANTROPOLOGI BUDAYA

SEJARAH DAN PERTUMBUHAN TEORl ANTROPOLOGI BUDAYA J. van Baal SEJARAH DAN PERTUMBUHAN TEORI ANTROPOLOGI BUDAYA (Hingga Dekade 1970) jilid 1 Kata Pengantar: Prof. Dr. Selo Soemardjan Ketua Yayasan Ilmu-llmu Sosial Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 1987 SEJARAH DAN PERTUMBUHAN TEORI ANTROPOLOGI BUDAYA (Hingga Dekade 1970) Oleh J. van Baal Diindonesiakan oleh Drs. J. Piry GM 206 87.210 © Penerbit PT Gramedia, JI. Palmerah Selatan 22, Jakarta 10270 Penvajahan oleh Ipong Purnama Sidhi Disain sampul oleh Sofnir Ali Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia, anggota IKAPI, Jakarta, 1987 Terbitan ini dimungkinkan atas kerja sama Penerbit PT Gramedia dengan Bureau Indonesische Studien Koninkiijk Instituut voor Taal-,Land-, en Volkenkunde, Leiden Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertuiis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ix PENDAHULUAN 1 I. PERKENALAN 3 1. Beberapa Macam Antropologi 4 2. Antropologi Fisis 11 3. Pengertian Kultur 16 II. PERMULAAN RENUNGAN ILMIAH TENTANG AGAMA SEBAGAI GEJALA BUDAYA 21 1. Pengantar 21 2. Pengetahuan tentang Bangsa-bangsa Asing dan Agama-agama dalam Abad ke-18 27 3. Apa Artinya Religi? 31 4. Studi-studi Ilmiah Pertama tentang Religi dan Kultur 35 III. STUDI TENTANG MITOS 39 1. Latar Belakang Sejarah 39 2. Mitos, Dongeng, Cerita Rakyat, dan Seterusnya 42 3. Max Müller (1823-1903) 48 IV. PRASEJARAH MENGENAI STUDI TENTANG SEGI-SEGI KEBUDAYAAN MASYARAKAT. PENGANTAR TENTANG KEKERABATAN 52 1. Pengantar 52 2. Pengaruh dari Sumber Sejarah Hukum 54 3. Pengantar dalam Menggunakan Pengertian Kekerabatan 60 4. Teori-teori Pertama tentang Perkawinan dan Kekerabatan 72 5. Lewis H. Morgan (1818-1881): Permulaan Ilmu Pengetahuan 78 V. ALIRAN KLASIK DALAM ANTROPOLOGI BUDAYA 84 1. Tylor. Animisme 84 2. Tylor tentang Perkawinan dan Kekerabatan 96 v 3. Totemisme 102 4. W. Robertson Smith (1846-1894) dan Arti Ritual 104 5. Sir James George Frazer (1854—1941) dan Studi tentang Magi 109 VI. PERMULAAN PERLAWANAN TERHADAP EVOLUSIONISME GARIS-LURUS ALIRAN KLASIK 114 1. Perkenalan 114 2. Edward Westermarck (1862-1939) 116 3. Gejala-gejala Realisme Lain dalam Penilaian Gejala-gejala Sosial 122 4. Keraguan dalam Mempertimbangkan Gejala Religi (Andrew Lang; W. James) 123 VII. KEPERCAYAAN PADA KEKUASAAN GAIB DAN PERAN RASA KETIDAKTERGANTUNGAN DALAM RELIGI 129 1. Pengertian Mana 129 2. R.R. Marett 131 3. Bentuk-bentuk Kepercayaan Lain tentang Mana. Teori Albert C. Kruyt 134 4. K.Th. Preusz (1869-1938) 139 5. Heilbringer, Kekuasaan dan Makhluk Tertinggi. Soderblom 141 6. Fenomenologi Agama 146 7. K.Th. Preusz (Lanjutan) 150 VIII. ANTROPOLOGI DI JERMAN. MUNCULNYA ALIRAN- ALIRAN SEJARAH DAN DI TEMPAT-TEMPAT LAIN 153 1. Pengantar, Bastian, Wundt, Ratzel 153 2. Terjadinya Aliran Historis 156 3. P. Wilhelm Schmidt S.V.D. (1864-1954) 159 4. Pan-babylonisme dan Pan-egyptianisme 165 5. Pembahasan Aspek Sejarah dalam Antropologi Amerika 167 IX. ANTROPOLOGI AMERIKA DI BAWAH PENGARUH FRANZ BOAS, DEBAT ANTARA KROEBER DAN RIVERS 172 1. Franz Boas (1858-1942) 172 2. Alfred L. Kroeber (1876-1960) 175 3. W.H.R. Rivers (1864-1922) 177 4. Rivers (Lanjutan) 187 5. Robert H. Lowie (1883-1957) 189 6. Kritik A.A. Goldenweiser atas Pengertian Totemisme 194 7. Paul Radin (1883-1959) 196 X. ALIRAN ANTROPOLOGI PRANCIS. DURKHEIM 201 1. Ikhtisar Pengantar Karya Durkheim 201 2. Bentuk Masyarakat yang Berkuasa atas Pemikiran 204 3. Arti Sakrai dalam Karya Para Pengikut Durkheim 208 4. Les Formes elementaires de la Vie religieuse (Bentuk-bentuk Elementer Kehidupan Religius) 213 vi 5. Kritik 216 6. Lucien Levy-Bruhl (1857-1939) 220 7. Penutup. Davy dan Mauss tentang Kontrak dan Hadiah 226 INDEKS NAMA 229 RIWAYAT SINGKAT PENGARANG 233 vn KATA PENGANTAR DENGAN senang hati saya memenuhi permintaan Drs. J. Piry untuk menulis kata pengantar buat terjemahan ke dalam bahasa Indonesia dari buku yang ditulis oleh Profesor J. van Baal dalam bahasa Belanda dengan judul asli Geschiedenis en Groei van de Tbeorie der Culturele Antbropologie (tot ± 1970). Judul ini diterjemahkan menjadi Sejarah dan Pertwnbuban Teori Antropologi Budaya (hingga ± 1970). Di Indonesia Profesor van Baal lebih dikenal sebagai Gubernur Nieuw Guinea pada waktu daerah itu masih di bawah kekuasaan negeri Belanda sebelum penyerahan daerah itu pada tahun 1963 dengan resmi kepada Republik Indonesia untuk kemudian dijadikan Provinsi Irian Jaya. Kehadiran Profesor van Baal di Irian Jaya memberi kesempatan kepadanya untuk mengembangkan ilmunya antropologi budaya dan lebih mengenal kebudayaan suku- suku yang hidup di daerah itu. Adapun buku yang dihimpun sekarang ini menurut keterangan penulisnya merupakan penulisan kuliah-kuliah yang diberikan olehnya kepada sekelompok orang-orang Indonesia yang datang ke negeri Belanda untuk mengikuti studi pasca- sarjana di bidang antropologi. Seperti yang disebutkan dalam judulnya, buku ini mengenai teori-teori antropologi budaya dalam perkembangannya sampai kira-kira tahun 1970. Barang siapa mengenal kepustakaan yang kini ada di Indonesia di bidang antropologi budaya, diduga menyambut buku ini dengan baik. Kekurangan buku- buku teori di bidang itu dirasakan dalam kalangan luas sejak antropologi mulai dikuliahkan di lembaga-lembaga pendidikan tinggi pada awal 1950-an. Sejak waktu itu sangat dirasakan perlunya literatur teori-teori itu, akan tetapi yang tersedia adalah buku-buku dalam bahasa asing yang sukar dapat dipahami oleh para mahasiswa dan juga oleh sebagian besar dari dosen-dosen di Indonesia. Untuk menerjemahkannya diperlukan orang-orang yang menguasai tiga unsur, yaitu ilmu antropologi, bahasa asing (kebanyakan Inggris), dan bahasa Indonesia tertulis. Untuk menemukan orang yang paham akan kombinasi itu di Indonesia sukarnya bukan main. Oleh karena itu penerjemahan buku karangan Profesor van Baal ini benar-benar mengisi kekosongan ix dan memenuhi keperluan yang dirasakan oleh setiap orang di Indonesia yang belajar atau menerapkan antropologi budaya. Perkembangan ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan antropologi budaya pada khususnya, sebelum Perang Dunia Kedua, menunjukkan sifat kualitatif yang kuat. Mungkin hal itu terjadi karena perkembangan itu pada pokoknya didukung oleh para ilmuwan di Eropa yang masih banyak berpegangan pada falsafat dalam segala alirannya. Kalaupun ada ilmuwan-ilmuwan Amerika menonjol dalam proses pengembangan ini, kebanyakan di antara mereka membawa bibit ilmunya dari Eropa. Nama-nama besar seperti Max Weber, Durkheim, Karl Marx, Malinowski, Tylor, Kluckholm, dan beberapa nama lainnya dikenal hasil-hasil pemikirannya di kalangan para ilmuwan sosial di seluruh dunia. Hasil pemikiran dan penelitian mereka merupakan batu-batu dasar yang mampu mendukung bangunan antropologi yang makin lama makin luas dan tinggi. Setelah Perang Dunia Kedua selesai, tampaknya dorongan perkembangan ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan teknologi berlangsung lebih kuat dari Amerika yang polanya lebih banyak obyektif, empiris, dan faktual. Dengan munculnya banyak negara baru di dunia di mana kebudayaannya masih sederhana, timbul motivasi baru bagi antropologi budaya untuk mengetahui lebih mendalam kebudayaan-kebudayaan itu. Hasilnya terwujud dengan karangan-karangan baru yang jumlahnya setiap tahun meningkat. Berbeda dengan karangan-karangan dari zaman sebelum Perang Dunia Kedua, maka kebanyakan dari karangan-karangan baru itu, meskipun berguna untuk menambah pengetahuan, namun kurang mendalam untuk menumbuhkan pengertian yang mendasar mengenai masalah- masalah yang diungkapkan dengan studi dan penelitian antropologi budaya, Kita tidak mengharapkan bahwa buku yang terjemahannya disajikan sekarang ini dapat membawakan pengertian yang lebih mendalam tentang kebudayaan di Indonesia. Untuk keperluan itu para ilmuwan sosial dipersilakan mempelajari masing-masing buku yang diperlukan dalam aslinya dan keutuhannya. Buku Prof. van Baal ini tidak dimaksudkan untuk mendalam, akan tetapi buku ini memberi petunjuk tentang adanya teori-teori di bidang antropologi budaya dan perkembang- annya sampai kira-kira 1970. Para pembaca diperkenalkan dengan pemikir-pemikir besar serta ilmuwan-ilmuwan lainnya yang berjasa di bidang antropologi. Nama- nama serta karya mereka pantas untuk dikenal oleh setiap sarjana antropologi budaya Indonesia, baik oleh mereka yang hendak mengajar teori maupun yang hendak mengadakan penelitian, ataupun yang berniat menjadi pengamat perkembangan kebudayaan di negara kita. Di dalam buku ini dengan singkat, tetapi jelas, diketengahkan berbagai teori pokok, misalnya tentang kontrak sosial, religi, fungsionalisme, dan strukturalisme, yang semuanya penting untuk diketahui buat landasan studi lanjutan. Meskipun konsep-konsep dan teori-teori itu timbul dan dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan yang sumber kebudayaannya sudah jauh meningkat lebih tinggi dari tingkat sederhana atau primitif, namun semuanya itu tetap dapat memiliki daya guna untuk menjadi penuntun studi dan alat analisa kebudayaan sederhana yang masih ada di Indonesia. Sudah barang tentu ilmu antropologi budaya akan bertambah kaya apabila dapat diberi sumbangan dalam bentuk hasil studi oleh ilmuwan-ilmuwan yang lahir dan x . dibesarkan dalam kancah kebudayaan yang masih sederhana. Sampai sekarang kebudayaan-kebudayaan sederhana yang masih ada di Indonesia itu diteliti dan dipelajari oleh orang-orang dari luar. Betapapun terpelajarnya mereka itu, niscaya mereka tidak mampu menembus kulit kebudayaan itu sampai pada inti perasaan dan kepercayaan yang ada di dalam kebudayaan itu. Untuk studi yang sekian dalamnya diperlukan ilmuwan yang seperti dikatakan di atas—lahir dan dibesarkan dalam kancah kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian jiwanya sejak semula terisi dengan unsur-unsur perasaan dan kepercayaan yang asli, sedang caranya mengejawantahkan kebudayaannya dapat dilakukan dengan sistem ilmiah yang menggunakan rasio yang bersifat obyektif. Dengan bahasa penelitian dapat dikatakan, bahwa sistem pengumpulan dan analisa data tidak cukup dengan participant observation saja, akan tetapi diharapkan terjadinya cultural involvement yang nyata. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat ilmu-ilmu sosial di dunia ini. Semoga buku ini dapat menjadi penggugah bagi para peminat antropologi budaya di Indonesia untuk sungguh-sungguh mengarahkan kegiatan intelektualnya kepada tujuan itu. Jakarta, Januari 1985 Selo Soemardjan xi

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.