ebook img

inkulturasi musik batak toba dalam ordinarium pada perayaan misa gereja katolik santo antonius ... PDF

154 Pages·2013·0.98 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview inkulturasi musik batak toba dalam ordinarium pada perayaan misa gereja katolik santo antonius ...

INKULTURASI MUSIK BATAK TOBA DALAM ORDINARIUM PADA PERAYAAN MISA GEREJA KATOLIK SANTO ANTONIUS HAYAM WURUK MEDAN: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL DAN TEKSTUAL SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H CHRISMES ELISABET MANIK NIM: 070707009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2013 INKULTURASI MUSIK BATAK TOBA DALAM ORDINARIUM PADA PERAYAAN MISA GEREJA KATOLIK SANTO ANTONIUS HAYAM WURUK MEDAN: ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL DAN TEKSTUAL SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H CHRISMES ELISABET MANIK NIM: 070707009 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Rithaony Hutajulu, M.A Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si. NIP. 1963 1116 1990 032001 NIP. 1956 082 8198 601 2001 Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang Ilmu Etnomusikologi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2013 i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Katolik merupakan salah satu agama Kristen yang ada, berkembang, dan diakui keberadaannya di Negara Indonesia. Masuk dan berkembangnya agama ini ke Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku pada abad XV-XVI. Kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku adalah untuk mencari pusat rempah-rempah sehingga Portugis mampu melakukan monopoli perdagangan. Dalam pelayaran itu para rohaniawan juga turut serta untuk pemeliharaan rohani para pelaut, pedagang, dan serdadu-serdadu selama perjalanan. Salah satu rohaniawannya yaitu Santo Fransiskus Xaverius, ia mendatangi pulau Ambon, Halmahera, Molotai dan Ternate pada tahun 1546- 1547. Disana ia memulai karya misi, menyebarkan injil dan membaptis beberapa ribu penduduk menjadi Katolik sehingga menjadi “Tonggak sejarah Katolik” di Indonesia (Boelaars, 2005:61). Diawal perkembangannya di Nusantara, agama Katolik dalam beberapa era1 banyak mengalami kendala karena situasi politik yang tengah ricuh baik dari dalam maupun luar Indonesia. Berbagai tekanan, hukuman mati, dan pengusiran terhadap imam2 Katolik kerap terjadi bila ketahuan mengajarkan agama dan 1 Era VOC (1619-1799), Era Hindia Belanda( 1808-1811), Masa pastor Van Lith (1896-1911), Era Perjuangan Kemerdekaan, dan Era Kemerdekaan. http://sejarahindonesiasma.wordpress.com/2012/10/ 2 Imam adalah pemimpin upacara-upacara gereja atau yang mempersembahkan korban Misa; Paus, Uskup, Pastor. 1 mengadakan misa kudus3. Menjelang era kemerdekaan, agama Katolik di Indonesia mengarah pada perubahan yang positif, karena kebebasan beragama mulai diakui oleh pemerintah. Pada 29 Juni 1967 diangkatlah kardinal4 I Indonesia, kemudian uskup5 Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam Konsili Vatikan II (1962-1965). Tahun 1970 Paus6 Paulus VI berkunjung ke Indonesia, beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989 Paus Yohanes Paulus II kembali mengunjungi Indonesia; diantaranya kota Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Maumere (Flores) dan Dili (Timor Timur) (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah Gereja Katolik di Indonesia). Sejak berkembangnya agama Katolik di Maluku, agama ini mulai menyebar kedaerah-daerah lain di Nusantara, termasuk ke tanah Batak. Sekitar tahun 1934, tujuh puluh satu tahun setelah Nommensen datang menabur injil di Pearaja Tarutung, agama Katolik masuk ke daerah Tapanuli dibawa oleh pastor- pastor muda dan mereka menanam benih-benih Katolik dengan waktu relatif singkat. Karya misi itu terus dilakukan sampai tahun 1942 sewaktu tentara Jepang merebut Hindia Belanda dan memenjarakan semua misionaris7. Sesudah 3 Misa Kudus Perayaan Ekaristi yang dengannya umat Katolik mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus berupa roti dan anggur serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya. 4 Kardinal merupakan pejabat senior dalam Gereja Roma Katolik sebagai penasehat Paus, berada dibawah Paus dan dipilih langsung oleh Paus. Tugas utamanya ialah memilih paus baru bila terjadi kekosongan kekuasaan; karena meninggal, sakit, atau pengunduran paus yg cukup lama 5 Uskup merupakan pimpinan agama Katolik yang bertugas mengatur umat yang dipimpinnya dan gereja dalam suatu wilayah keuskupan (sebuah wilayah administratif). Uskup merupkan bagian hierarki dalam Gereja Roma Katolik, setelah Sri Paus, Kardinal, kemudian Uskup. 6 Kepala agama Katolik, yang memiliki otoritas tertinggi Gereja, yang bertahta di Vatikan (Roma) 7 Misionaris merupakan orang yang dikirim ke suatu tempat untuk menyebarkan agama Kristen atau Katolik. Pada tahun 1941 Jepang telah menghancurkan armada kapal Amerika Serikat dengan membom pelabuhan Pearl Harbour, kemudian kekaisaran Jepang menghancurkan Kekaisaran Belanda di tahun 1942 dengan menguasai kepulaan Indonesia dan seluruh kekayaannya. Sehingga 2 penjajahan Jepang dan pergolakan kemerdekaan, para misionaris masih sempat melanjutkan karya misi sehingga agama Katolik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Tapanuli. Pada awal misinya, para misionaris bergerak dari Balige dalam garis besar bergerak ke tiga arah: 1. Ke Pulau Samosir yang sebagian besar belum dikristenkan, 2. Ke Kampung Lintongnihuta di arah barat dan selanjutnya menuju daerah Pakkat dan Parlilitan, 3. Ke Selatan menuju pegunungan di sekitar Rura Silindung. Untuk menghindari konflik dengan gereja Protestan para misionaris sengaja tidak mau langsung ke Tarutung sebagai pusat Protestan. Namun belakangan muncul undang-undang gereja untuk memasuki daerah tersebut, dan para misionarispun menjalankan tugasnya (Kurris, 2006:11). Dengan berkembangnya agama Katolik di tanah Batak dan di berbagai daerah-daerah Nusantara, jumlah orang Katolik pun semakin bertambah. Maka mulailah didirikan: gereja-gereja, seminari menegah8, sekolah pendidikan guru (kweekschool), sekolah-sekolah Katolik, rumah sakit, biara dan lainnya. Semakin berkembangnya gereja Katolik di berbagai daerah, pola tata peribadatan pun mulai menjadi formal. Tata peribadatan Katolik di semua daerah umumnya sama karena mengikuti tata peribadatan pusat dari Vatikan Roma yang terdiri dari: 1) Misa. Misa merupakan suatu ibadat dimana dalam ibadat ini Tubuh dan Darah Kristus yang dilambangkan dalam rupa roti dan anggur menjadi suatu persembahan yang sangat sakral. Perayaan misa hanya dapat misionaris yang berkebangsaan Belanda ditanah air pada masa penjajahan Jepang banyak yang ditahan dan diasingkan ketempat terpencil (Kurris, 2006:123). 8 Sekolah untuk para calon pastor yang setingkat dengan SMA. Seminari Tinggi, sekolah lanjutan dari seminari menengah yang setingkat dengan universitas. 3 dibawakan oleh imam seperti paus, uskup, maupun pastor. Berbeda dengan Ibadat Sabda. Ibadat Sabda merupakan suatu perayaan ibadat yang lebih sederhana dari ibadat misa. Hanya dalam ibadat ini, Tubuh dan Darah Kristus yang dilambangkan dalam rupa roti dan anggur tidak dapat dipersembahkan karena tidak dipimpin oleh imam. Ibadat Sabda ini biasanya dibawakan oleh frater9 maupun kaum awam yang disebut prodiakon10. (Hotma, 2009:2). 2) Office, adalah ibadat Harian yang diselenggarakan hanya di biara-biara dan katedral-katedral setiap harinya. Ada delapan office yang diselenggarakan setiap hari, yakni: matins (sebelum matahari terbit), lauds (terbit matahari), prime (jam 06.00 pagi), terce (jam 09.00), sext (jam 12.00), nones (jam 15.00), vesparae (matahari terbenam), dan compline (sebelum tidur) (Rhoderick, 1998: 17). Perayaan misa umumnya dilakukan pada hari Minggu maupun pada hari- hari lain yang merupakan perayaan besar dalam gereja. Berhimpun pada hari Minggu untuk merayakan perayaan ekaristi/misa kudus merupakan sebuah kebiasaan orang Kristen yang mengikuti tradisi para rasul yang berpangkal pada hari kebangkitan Kristus sendiri. Tradisi ini menjadi suatu kebiasaan bagi umat Katolik sampai sekarang. 9 Frater adalah seseorang yang masih sekolah di sekolah Pastoral dan dididik untuk menjadi seorang Pastor 10Prodiakon adalah orang awam yang ditugaskan oleh Uskup untuk membantu menerimakan Tubuh Tuhan (komuni) yang berupa roti dalam Perayaan Ekaristi. 4 Tata peribadatan misa (Cunha, 2012: 19) terbagi dalam empat bagian utama yakni, Ritus11 Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Dimana setiap bagian terdiri atas berbagai unsur-unsur, yaitu: 1) Ritus Pembuka, diawali dengan perarakan masuk para petugas liturgi, prodiakon12, misdinar13, serta imam, diiringi dengan nyanyian pembukaan, penandaan tanda salib, salam, kata pengantar, tobat, nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie, ordinarium), madah Kemuliaan (Gloria, ordinarium), dan doa pembuka (colecta). 2) Liturgi Sabda terdiri dari tiga bacaan yang diambil dari Kitab Suci, mazmur tanggapan14, alleluia15 atau bait pengantar injil, homili16, credo/ syahadat, dan doa umat. 3) Liturgi Ekaristi terdiri dari persiapan persembahan, Doa Syukur Agung, dan upacara komuni. 4) Ritus Penutup terdiri dari pengumuman, pemberkatan, pengutusan dan diakhiri dengan perarakan keluar. 11 Ritus merupakan tata cara dalam upacara keagamaan. Umumnya Gereja Roma Katolik mempertahankan ritus dari Tradisi Suci dan Kitab Suci 12 Prodiakon adalah orang awam yang ditugaskan oleh Uskup untuk membantu menerimakan Tubuh Tuhan (komuni) yang berupa roti dalam Perayaan Ekaristi 13 Putra-putri altar atau misdinar (yang berarti 'asisten misa' dari Bahasa Belanda misdienaar) adalah mereka yang membantu Imam saat mengadakan Perayaan Ekaristi. Tugas misdinar antara lain membantu Imam, mengantar persembahan, dan menjadi panutan umat. 14 Mazmur tanggapan merupakan tanggapan umat atas sabda Allah. Tanggapan ini berupa kata- kata yang diambil dari kitab Mazmur, yang telah dipilih oleh para ahli liturgi secara seksama. Mazmur umumnya dinyanyikan dengan dua cara yakni, cara responsorial dengan ayat ulangan, artinya pemazmur secara solois menyanyikan ayat ulangan yang dinyanyikan kembali oleh umat dan setiap syair yang dinyanyikan oleh pemazmur direspon umat dengan nyanyian ayat ulangan tersebut. Atau jika tidak dinyanyikan maka mazmur tanggapan dibawakan dengan cara dibaca (lihat Puji Syukur no.801). 15 Alleluia/Bait Pengantar Injil dinyanyikan oleh solis atau kor dan diikuti oleh umat. Nyanyian ini berupa ayat ulangan. Lih buku lagu Puji Syukur No951 dst. 16 Homili (renungan; khotbah; penjelasan tentang kitab suci. 5 Setiap misa yang dirayakan harus berdasarkan tahun liturgi gereja, dimana setiap tahunnya liturgi gereja selalu berbeda-beda. Dalam perayaan misa terdapat bagian-bagian liturgi yang selalu berubah disebut proprium dan terdapat bagian yang tetap disebut ordinarium. Bagian proprium yang berubah sesuai dengan tahun liturgi, disusun dalam cantus planus Gregorian17 yaitu introitus (nyanyian pembukaan), gradual (nyanyian sesudah bacaan kitab suci), alleluia (nyanyian sebelum bacaan injil) atau tractus18, offerterium (lagu persembahan), dan communium (lagu perjamuan). Bagian-bagian yang tidak berubah disebut ordinarium (nyanyian tetap) yaitu: Kyrie eleison (Tuhan Kasihanilah kami), Gloria in excelcis deo (Kemuliaan bagi Allah di surga), Credo (Aku percaya), Sanctus (Kudus), dan Agnus dei (Anak Domba Allah) (Karl-Edmund 1999: 94). Sejak beberapa abad lamanya baik proprium maupun ordinarium nyanyian ini disusun dalam bentuk Gregorian chant yang menjadi bentuk musik sakral/suci yang selalu digunakan dalam gereja Roma Katolik. Bentuk musik Gregorian chant terdiri dari delapan modus gerejawi, dimana setiap lagu disusun dari salah satu modus gerejawi tertentu. Modus 1, 3, 5, dan 7 merupakan modus-modus asli yang sering disebut Doria, Frigia, Lidia, dan Miksolidia. Modus 2, 4, 6, dan 8 adalah versi plagal dari modus-modus asli. Hubungan antara teks dengan musik dalam Gregorian chant, memperlihatkan melisma-melisma panjang yang menggunakan 10-20 nada dalam satu suku kata (Rhoderik, 2002:18). Namun bentuk Gregorian chant ini cukup sulit dinyanyikan, hanya dinyanyikan oleh 17 Cantus Planus Gregorian adalah suatu tradisi musik gerejawi yang sangat tinggi sifatnya, mula- mula muncul pada abad pertengahan dimana pada masa itu musik gregorian adalah musik yang tinggi dalam gereja (Rhoderick J. McNeill, dalam “Sejarah musik 1”. 1994. Hlm 17) 18 Tractus adalah nyanyian Alleluia sebelum pembacaan Injil. Tractus ini dipakai selama Masa Prapaskah, atau sequentia digunakan selama hari-hari raya tertentu dan Masa Paskah. 6 kelompok penyanyi khusus (schola cantorum)19 dan bukan oleh umat. Sementara dalam liturgi, partisipasi umat terhadap perayaan misa merupakan bagian pokok yang tak boleh diabaikan. Sehingga pada saat itu umat hanya terlibat secara pasif dalam perayaan misa. Semenjak para uskup bersinode20 dan membentuk rapat pada tahun 1962- 1965, yang melahirkan dokumen-dokumen yang dikenal dengan Konsili Vatikan II21, terjadi pembaruan yang segar pada gereja. Salah satu hasilnya ialah gereja mulai terbuka terhadap tradisi-tradisi dan budaya-budaya lokal. Hal ini disadari karena gereja berdiri di berbagai daerah, suku, dan bangsa sehingga perlu adanya keterbukaan terhadap nilai kekayaan budaya dan tradisi dari daerah, suku dan bangsa tersebut. Sejauh unsur-unsur dari kebudayaan itu tidak bertolak belakang dengan ajaran pokok agama Katolik. Adanya hubungan antara agama dan kebudayaan dirasakan gereja sebagai cerminan dan proses terbentuknya interaksi budaya manusia sehingga terciptalah keselarasan, dan ini dipandang menjadi awal dari tahap proses inkulturasi. Tujuan dari inkulturasi itu sendiri ialah untuk membawa umat agar dapat mengungkapkan perayaan liturgi gereja dalam tata cara dan suasana yang selaras dengan budaya umat yang beribadat sehingga umat dapat terlibat dan aktif di dalamnya. 19 Schola Cantorum merupakan suatu kelompok penyanyi dan guru musik yang resmi, yang didirikan pada abad ke-8 atau dapat dikatakan sekolah Paduan Suara. (McNeill:2002, 15) 20 Sinode adalah sidang atau rapat antara pemimpin-pemimpin agama Kristen. 21 Konsili Ekumenis Vatikan Kedua atau Vatikan II (1962-1965), adalah sebuah Konsili Ekumenis ke-21 dari Gereja Katolik Roma yang dibuka oleh Paus Yohanes XXIII pada 11 Oktober 1962 dan ditutup oleh Paus Paulus VI pada 8 Desember 1965. Pembukaan Konsili ini dihadiri oleh hingga 2540 orang uskup Gereja Katolik Roma sedunia (atau juga disebut para Bapa Konsili), 29 pengamat dari 17 Gereja lain, dan para undangan yang bukan Katolik. 7

Description:
banyak mengalami kendala karena situasi politik yang tengah ricuh baik dari dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika .. menyesali, segala perbuatan dosa dan mengajak untuk bertobat.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.