ebook img

ii. sejarah pcm muhammadiyah pasar minggu PDF

112 Pages·2015·6.44 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview ii. sejarah pcm muhammadiyah pasar minggu

45 TAHUN KIPRAH MUHAMMADIYAH PASAR MINGGU Penyusun Muhammad Koderi Diterbitkan oleh: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu Jakarta Selatan 2011 2 Pengantar Assalamu’alaikum wr. wb. Kita sering mendengar ucapan Bung Karno Presiden RI pertama yang pernah menjadi guru Muhammadiyah di Bengkulu bahwa,”bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa para pahlawannya.” Ungkapan lainnya “Jas Merah” = jangan sekali-kali melupakan sejarah). Sejarah merupakan hal penting yang terkadang sering diabaikan atau bahkan dilupakan. Padahal sejarah menyangkut dan berimbas kepada bidang-bidang lain. Ketika terjadi persengketaan kepemilikan aset misalnya, sejarah menjadi sangat dibutuhkan. Bukan tidak mungkin aset-aset Muhammadiyah berpindah pemanfaatannya atau bahkan berpindah hak kepada pribadi atau organisasi lain karena mengabaikan sejarah. Banyak kasus terjadi. Generasi bangsa sekarang ini menjadi rusak moralnya, dan pudar rasa bela tanah airnya antara lain karena lupa sejarah. Agama-agama di dunia ini penyebarannya pun melalui sejarah. Al-Quran yang menjadi pedoman umat Islam penuh dengan cerita sejarah. Begitu juga Hadits berisi sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sejarah Muhammadiyah bertujuan untuk memperjelas dan mempertegas mata rantai estafet perjuangan Muhammadiyah, sejak kelahirannya sampai perjuangan di masa kini, serta untuk mempersiapkan perjuangan di masa datang. Sejarah mencatat apa saja amal usaha yang telah dilakukan pendahulunya untuk dipertahankan, diteruskan dan dikembangkan. Diharapkan dengan adanya penulisan sejarah Muhammadiyah, maka setiap generasi akan konsisten pada kitthah perjuangan Muhammadiyah. Karena itu perlunya penulisan Sejarah Muhammadiyah sangat dibutuhkan. Di sisi lain, penulisan sejarah Muhammadiyah merupakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-41, Ke- 42, Ke-43, dan Ke-44 yang kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ditugaskan kepada majelis Pustaka. Oleh karena itu, penulisan sejarah Muhammadiyah merupakan program yang penting dari Majelis Pustaka sejak dari tingkat Pusat sampai tingkat Ranting. Sebagai pelaksana, secara nasional dikerjakan oleh PP dan di tingkat wilayah, daerah dst. ditangani oleh Majelis Pustaka masing-masing. Pada saat ini sejarah Muhammadiyah tingkat nasional sudah banyak ditulis, baik oleh intern Muhammadiyah maupun oleh para sejarawan atau pakar sejarah profesional. Untuk tingkat wilayah DKI Jakarta, pernah disusun buku sejarah pada tahun 1986. PCM Pasar Minggu dalam Muspim tanggal 29 Mei 2011, mengamanatkan untuk menulis buku sejarah 45 tahun berdirinya Muhammadiyah Pasar Minggu. Pertimbangannya: Pertama, selagi sebagian para pelaku sejarah masih bisa dihubungi, sekaligus sebagai penghormatan dan penghargaan kepada para pendahulunya. Kedua, untuk mengetahui perkembangan PCM dan ranting-rantingnya di Pasar Minggu sejak didirikan hingga kini, apakah kita ini maju, mundur, atau berjalan di tempat. Ketiga, untuk mendokumentasikan dan menyelamatkan aset-aset milik Muhammadiyah untuk masa yang akan datang. Keempat, sebagai sumbangan bagi penyusunan sejarah Muhammadiyah yang lebih luas. 3 Perlu diketahui, sebagaimana layaknya, buku sejarah itu disusun secara kronologis. Penulisan sejarah harus akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Penulisan buku sejarah memerlukan bahan-bahan atau data sejarah. Bahan-bahan itu bermacam-macam. Buku, majalah, laporan, arsip, foto-foto, wawancara, tinjauan ke lokasi yang ada kaitan dengan penulisan sejarah dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dipilah, dipilih, dibaca, dianalisa dan ditulis menjadi naskah. Naskah itu harus diedit kembali, baik tentang isi, redaksi maupun bahasanya sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Terakhir dikoreksi pengetikannya huruf demi huruf, jangan sampai ada yang salah ejaan ataupun ketikannya. Kalau naskah itu sudah dianggap selesai selanjutnya diformat/seting sesuai bentuk yang dikehendaki sekaligus dibuat desain cover. Barulah naskah yang sudah diseting itu naik cetak. Dengan demikian untuk menulis sebuah buku sejarah memerlukan banyak waktu dan biaya yang tidak sedikit. Yang menjadi kendala bagi penulis terutama waktu. Untuk memburu bahan-bahan dan menulis, waktu tiga minggu yang diberikan sangat tidak mungkin untuk pekerjaan yang begitu banyak. Namun sudah menjadi keputusan rapat PCM untuk tidak mau melewatkan moment Muscab yang datang lima tahun sekali itu. Sehingga penulisan ini mungkin hanya bersifat instan yang tentu saja hasilnya tidak memuaskan. Baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Buku ini terbagi dalam beberapa bab. Bab Pendahuluan, mengawali sejarah berdirinya Muhammadiyah, Muhammadiyah di DKI Jakarta dan Muhammadiyah Daerah Jakarta Selatan. Bab II, tentang Sejarah Muhammadiyah Pasar Minggu sejak periode pertama hingga periode terakhir. Bab III melaporkan kegiatan PCM Pasar Minggu periode terakhir dan mengenalkan para Pimpinan Muhammadiyah periode 2010-2015 hasil Muktamar, Musywil dan Musda. Bab IV berisi profil amal usahanya selama 45 tahun. Bab V keadaan Ranting-ranting Muhammadiyah yang ada dan Bab VI tentang Ortom Muhammadiyah di Pasar Minggu yang meliputi Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Tapak Suci Muhammadiyah. Terakhir lampiran dan daftar sumber rujukan. Penulis menyadari, dengan berbagai keterbatasan, risalah ini belum selesai dan masih banyak kekurangan, dengan catatan akan disempurnakan di kemudian hari. Penulis sangat mengharap bantuan khususnya warga Muhammadiyah yang mengetahui atau memiliki bahan-bahan penulisan sejarah di Pasar Minggu. Kepada para pembaca penyusun mohon saran, kritik dan masukan-masukan untuk penyempurnaan penerbitan selanjutnya. Kepada para nara sumber dan semua pihak yang telah membantu dari bahan-bahan hingga buku ini bisa diterbitkan, penyusun mengucapkan banyak terima kasih. Semoga apa yang kami suguhkan ini bermanfaat. Wassalam wr. wb. Jakarta, 17 Rajab 1432 H 19 Juni 2011 M Muhammad Koderi Penyusun SAMBUTAN 4 KETUA PCM PASAR MINGGU Assalamu’alaikum wr. wb. Selaku Ketua PCM Pasar Minggu, saya menyambut baik terbitnya buku sejarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu. Meski dibuat dalam waktu singkat, namun isi buku ini cukup padat dan penting untuk dibaca serta diketahui. Khususnya para pengurus baik di tingkat Cabang maupun Ranting-ranting di wilayah Pasar Minggu. Terutama para generasi muda yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Dengan mengetahui perjalanan sejarah dan perjuangan para pendahulu dan founding fathers ini, kita dapat bercermin diri untuk berbuat yang lebih baik di masa sekarang dan yang akan datang. Kiranya buku ini menjadi dokumen yang berharga bagi PCM Pasar Minggu khususnya dan Muhammadiyah umumnya. Bagi PCM Pasar Minggu sendiri, buku ini diharapkan menjadi sumbangan referensi untuk penyusunan Sejarah Muhammadiyah di tingkat yang lebih luas. PCM Pasar Minggu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam usaha penerbitan buku ini terutama Saudara M. Koderi yang menyusun buku ini dan kepada Sdr. Sugeng Wuryanto yang mensponsori penerbitannya. Selamat membaca. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb. Ketua PCM Pasar Minggu, Drs. H. Solichin WD, MM. DAFTAR ISI 5 • KATA PENGANTAR • SAMBUTAN KETUA PCM PASAR MINGGU • DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1. Berdirinya Muhammadiyah 2. Muhammadiyah Masuk Betawi 3. Muhammadiyah Jakarta Selatan II. SEJARAH PCM PASAR MINGGU 1. Awal Berdirinya 2. Drs. Djoko Sutedjo (1967-1971) 3. Ir. Sunaryo (1971-1974) 4. Drs. Abdul Manap (1974-1978) 5. Abdul Halim Rasimamika B.Sc.(1978-1981; 1981-1985) 6. H. Mawardi Said BA (1985-1990) 7. H. Zulkifli Mahmud (1990-1995) 8. Drs. H. Ahmad Said (1995-2000) 9. Drs. H. Solichin WD MM (2000-2005; 2005-2010) III. KEGIATAN PCM PASAR MINGGU PERIODE 2005-2010 1. Organisasi: Menghadiri Undangan 2. Majelis Tabligh dan Dakwah 3. Majelis Pendidikan 4. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat 5. Majelis Pemberdayaan Masyarakat 6. Majelis Wakaf & ZIS 7. Menyelenggarakan Darul Arqam 8. Mengkuti Rapim PDM Jakarta Selatan 9. Mengikuti Pelatihan MDMC 10. Mengikuti Jambore Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta di Cibubur 11. Menghadiri Muktamar Muhammadiyah 1 Abad 12. Menghadiri Musywil PWM DKI Jakarta 13. Parade Pandu Hizbul Wathan 14. Menghadiri Musyda PDM Jakarta Selatan 15. Menyelenggarakan Musypim PCM Pasar Minggu 16. Kronologi Kegiatan PCM Pasar Minggu IV. PROFIL AMAL USAHA 6 1. Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra 2. Asuhan Non-Panti Muhamadiyah Ranting Pejaten Timur 3. Taman Kanak-kanak Aisyiyah 61 Pejaten Timur 1 4. Taman Kanak-kanak Aisyiyah 62 Pejaten Timur 2 / Pagujaten 5. Masjid Nurul Islam Rawabambu 6. Masjid Baiturahman Tanjung Barat 7. Mushollah Nurul Iman Rawabambu 8. Mushollah Al-Ikhlas Tanjung Barat V. RANTING-RANTING 1. PRM Rawabambu 2. PRM Pejaten Timur I 3. PRM Pejaten Timur II / Pagujaten 4. PRM Tanjung Barat VI. ORTOM MUHAMMADIYAH 1. Pimpinan Cabang Aisyiyah Pasar Minggu 2. Pemuda Muhammadiyah Cabang Pasar Minggu 3. Nasyiatul Aisyiyah Cabang Pasar Minggu 4. Tapak Suci Putra Muhammadiyah VII. LAMPIRAN 1. SK Penetapan Anggota PCM Pasar Minggu 2005-2010 2. Daftar Alamat Pengurus PCM Pasar Minggu Periode 2005-2010 3. Daftar Penggembira Muktamar 1 Abad PCM Pasar Minggu 4. SK Penetapan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra 5. Daftar Anak Asuh Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah 6. Daftar Anak Asuh Santunan/Asuhan Non-Panti PRM Pejaten Timur 7. Copy Seritikat Tanah PMR Pejaten Timur 8. Para Tokoh/ Sesepuh Muhammadiyah Pasar Minggu 9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah VIII. DAFTAR PUSTAKA 7 I. PENDAHULUAN 1. Berdirinya Muhammadiyah Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan tanggal 18 November 1912 M di Yogyakarta. Sejak pertama didirikan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah ada beberapa aspek antara lain: A. Keadaan Masyarakat di Indonesia 1. Keadaan masyarakat Indonesia yang tertindas, melarat, dan bodoh akibat penjajahan bangsa-bangsa asing, seperti Inggris dan Belanda selama ratusan tahun. 2. Sebelum datang Agama Islam di Indonesia sudah ada berbagai faham dan kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hinduisme dan Budhaisme. 3. Adat istiadat masyarakat setempat diwarnai dengan hal-hal yang berbau mistik, kebatinan, kemusrikan, dan lain-lain. 4. Adanya faham feodalisme dan kasta, terjadi kesenjangan dan diskriminasi. Seperti adanya golongan bangsawan (ningrat), priyayi, orang desa, santri, KHA.Dahlan orang Eropa (kulit putih), Timur Asing (Cina, Arab, India) dan golongan pribumi. 5. Ajaran Islam diterima masyarakat secara bertahap dan damai. Terjadilah akulturasi (percampuran) budaya dan kepercayaan. Sehingga ajaran Islam di Nusantara ini belum dihayati dan diamalkan secara benar. Ajaran Islam sudah tidak murni lagi.Amal ibadah banyak diwarnai dengan takhayul, bid’ah dan khurafat. Ibarat sungai, air di muara tidak sejernih di sumbernya. B. Kebangkitan Dunia Islam Kebangkitan Islam di awal abad 18 yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Ahmad Khan, dan Rasyid Ridha serta pejuang-pejuang di Indonesia, sangat berpengaruh pada diri Kyai Ahmad Dahlan. Beliau juga ingin memurnikan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya di bumi Indonesia. Pengaruh politik etis di Indonesia menimbulkan kebangkitan jiwa para pemuda. Sebelum mendirikan Muhammadiyah beliau aktif berdakwah dalam perkumpulan Budi Utomo dan Syarekat Islam di Yogyakarta yang saat itu sudah berdiri. Beliau sadar betul untuk mencapai suatu tujuan memerlukan suatu organisasi. Sedangkan landasan yang mendorong berdirinya perserikatan adalah Firman Allah Surat Ali Imran ayat 104. berbunyi: Waltakum minkum ummatun yad’uuna ilal khairi wa ya’,uruuna bil ma’ruf wayan hauna ‘anil munkar. Artinya: “Dan hendaknya diantara segolongan dari kamu mengajak kepada kebaikan, yaitu menyuruh kepada kebajikan dan mencegah perbuatan buruk.” Sebulan setelah Muhammadiyah berdiri tepatnya 20 Desember 1912, K.H.Ahmad Dahlan mengajukan surat permintaan sebagai “badan hukum” kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Setelah melalui proses akhirnya permintaan itu dikabulkan. Dengan Gouvernement Besluit (Surat Ketetapan) No.81 tanggal 22 Agustus 1914 secara resmi Muhammadiyah boleh berkiprah mengembangkan sayapnya Itupun masih sebatas kota Yogyakarta. Saat itu sudah berdiri Muhammadiyah di Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan lain-lain seputar kota Yogyakarta. Dengan Surat Keputusan No.40 Tahun 1920, izin 8 penyiaran diperluas hingga wilayah Karesidenan Yogyakarta. Tanggal 7 Mei 1921 Kyai Ahmad Dahlan mengajukan lagi izin penyiaran ke luar Karsidenan Yogyakarta dan dikabulkan. Dengan SK No.36 2 September 1921 Muhammadiyah baru boleh mendirikan cabangnya di luar Karesidenan Yogyakarta. Kebijaksanaan Pemerintah Kolonial Belanda seolah memberikan kelonggaran (netral) dalam urusan ibadah dan sosial. Bahkan memberi subsidi meski jumlahnya sangat kecil dibanding bantuan mereka kepada Misi Katolik dan Zending Protestan. Meski demikian Pemerintah Jajahan tetap mewaspadai gerak-gerik kaum pribumi yang menjurus kearah politik. Kini Muhammadiyah menjadi besar ribuan amal usahanya bertebaran di seluruh pelosok tanah air. Sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, masjid, musholla, balai pengobatan, rumah bersalin, rumah sakit dan lain-lain. Ketua PP Muhammadiyah sejak didirikan yaitu: 1. K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923) 2. K.H. Ibrahim (1923-1933) 3. K.H. Hisyam (1934-1937) 4. KH. Mas Mansyur (1937-1943) 5. Ki Bagus Hadikusumo (1943-1953) 6. Buya AR Sutan Mansur (1953-1959) 7. KH Yunus Anis (1959-1961) 8. KH Ahmad Badawi (1962-1968) 9. KH Fakih Usman (1968-1968)1 10. KH AR Fachruddin (1968-1990) 11. KH Azhar Basyir (1990-1994) 12. Prof. Dr. H.M. Amien Rais, MA (1994-1998) 13. Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2005) 14. Prof. Dr. HM Din Syamsuddin (2005-2010, 2010-2015) 1 Ia terpilih dalam Muktamar Muhammadiyah Ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta sebagai Ketua PP Muhammadiyah periode 1968-1971, namun pada tanggal 3 Oktober 1968 beliau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Selanjutnya kepemimpinan Muhammadiyah diamanahkan kepada KH AR Fachruddin. 9 Prof.Dr.H.M. Din Syamsuddin terpilih kembali dalam Muktamar Satu Abad di Yogyakarta sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015. Tiga belas nama yang terpilih sebagai anggota formatur dalam muktamar tersebut berhasil menyusun kepengurusan PP Muhammadiyah sebagaimana tersebut di bawah ini: Susunan PP Muhammadiyah Periode 2010-2015 Ketua Umum : Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Ketua : Prof. Dr. H. A. Malik Fajar, M.Sc. Ketua : Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ketua : Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc. MA Ketua : Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum Ketua : Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag. Ketua : Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni Ketua : Dr. H..A. Fattah Wibisono, MA Ketua : Drs. H.M. Goodwill Zubir Ketua : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA Ketua : Drs. H. Sukriyanto AR, M.Hum Ketua : Prof. Dr. H. Dadang Akhmad, M.Si. Ketua : Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si. Sekretaris Umum : Dr. H. Agung Danarto, M. Ag. Sekretaris : Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed. Sekretaris : Drs. H. Marpuji Ali, M.Si. Bendahara Umum : Prof. Dr. H. Zamroni, M.Sc. Bendahara : Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag. 2. MUHAMMADIYAH BETAWI (JAKARTA) Tahun 1920, dalam, perjalanannya ke tanah suci Kyai Ahmad Dahlan singgah di Jakarta. Beliau mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh yang kelak menjadi perintis berdirinya Muhammadiyah di Jakarta. Diantara mereka adalah Kartosudarmo, Suwito, Sarjono dan Wiryosudarmo di Tanah Tinggi. Berangkat dari pengajian-pengajian, setahun kemudian, berdirilah cabang Muhammadiyah di Jakarta pada hari ulang tahun ke-9 18 November 1921. Namun baru 7 tahun kemudian disyahkan oleh Pimpinan Pusat dengan Surat Ketetapan No.10.b. tanggal 1 Juli 1928. 1 0

Description:
redaksi maupun bahasanya sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. PDM Jakarta Selatan tidak ingin terus menerus mengurus panti asuhan St Khadijah, .. Menanamkan aqidah / syariah; 4) Ibadah dengan tuntunan Rasulullah; . 2) Bimbingan tahsin (tajwid) untuk Ibu-ibu dan Bapak-bapak.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.