ebook img

IDENTIFIKASI BAMBU DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDOME LOMBOK TIMUR DAN PDF

12 Pages·2017·0.67 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview IDENTIFIKASI BAMBU DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDOME LOMBOK TIMUR DAN

E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097 doi http://dx.doi.org/10.20886/jppdas.2018.2.2.111-122 IDENTIFIKASI BAMBU DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDOME LOMBOK TIMUR DAN ALTERNATIF MANFAAT UNTUK KONSERVASI SEMPADAN SUNGAI (The identification of bamboo at Kedome Sub Watershed East Lombok and its alternatives conservation for the river buffer zones) Mega Mentari1, Tri Mulyaningsih1, Evy Aryanti1 1Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram Email : [email protected] Diterima: 1 Juni 2018; Direvisi: 10 Oktober 2018; Disetujui: 19 Oktober 2018 ABSTRACT Most bamboo has a tight sympodial rhizome root system that can be used for conservation of river border. Generally, bamboo in each watershed has a variation, such as in Tiupupus watershed North Lombok District, there were found 4 bamboo genera, 9 species, and 1 variety while in Meniting watershed, West Lombok District, there were found 6 genera of 8 species of bamboo. This study aims to determine species of bamboo and its distribution along buffer zones of the Kedome river in East Lombok District. Sampling method was conducted by exploring the bamboo in the buffer zone as long as 6.000 m, the width of the two paths on both sides of the river was 50 m each. Data were analyzed using description method. The results showed: there were 3 bamboo genera, 5 species and 1 variety e.g. Gigantochloa apus, Gigantochloa atter, Thyrsostachis siamensis, Bambusa maculata, Bambusa vulgaris, and Bambusa vulgaris var. vittata. Species of Gigantochloa atter and Bambusa vulgaris have tight sympodial rhizome roots, rounded and thick canopy. Both types of bamboo are recommended to be used as soil and water conservation plants in the watershed. Keywords: bamboo; Kedome River; Lombok ABSTRAK Kebanyakan bambu mempunyai sistem perakaran rhizome simpodial rapat yang dapat digunakan untuk konservasi sempadan sungai. Pada umumnya di setiap Daerah Aliran Sungai (DAS), bambu mempunyai variasi yang berbeda-beda, seperti di DAS Tiupupus Kabupaten Lombok Utara ditemukan 4 marga bambu, 9 jenis, dan 1 varietas, sedangkan di DAS Meniting Kabupaten Lombok Barat ditemukan 6 marga dari 8 jenis bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bambu dan persebaran bambu yang berada di sempadan Sungai Kedome Kabupaten Lombok Timur. Pengambilan sampel menggunakan metode jelajah yaitu dengan menjelajahi sempadan Sungai Kedome sepanjang 6.000 m, ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 111 Identifikasi Bambu di Sub Daerah Aliran Sungai Kedome ....................................... (Mega Mentari, Tri Mulyaningsih, Evy Aryanti) lebar kedua jalur di kiri kanan sungai masing-masing 50 m. Data dianalisis menggunakan metode deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 3 marga bambu dengan 5 jenis dan 1 varietas, yaitu: Gigantochloa apus, Gigantochloa atter, Thyrsostachis siamensis, Bambusa maculata, Bambusa vulgaris, dan Bambusa vulgaris var. vittata. Jenis Gigantochloa atter dan Bambusa vulgaris mempunyai sistem perakaran rimpang yang sangat rapat, rumpun juga sangat rapat dan bentuk kanopi yang membulat. Kedua jenis bambu ini direkomendasikan untuk dijadikan tumbuhan konservasi tanah dan air di sempadan sungai. Kata kunci: bambu; Sungai Kedome; Lombok I. PENDAHULUAN Thyrsostachys siamensis ditemukan di dataran sedang; S. jaculans dan D. Asper Saat ini jenis bambu yang ditemui di ditemukan di dataran tinggi serta B. dunia lebih dari 1.300 jenis, yang termasuk vulgaris tumbuh di dataran rendah hingga dalam 107 genera (Song et al., 2011). dataran tinggi (Putri, Mulyaningsih, & Sekitar 10% dari jenis-jenis bambu di dunia Aryanti, 2016). tumbuh di Indonesia (Yani, 2014). Bambu Sistem perakaran yang dimiliki bambu yang ada di Indonesia umumnya rapat, luas, dan kuat serta akumulasi ditemukan di dataran rendah hingga seresah yang banyak sehingga dapat pegunungan dengan ketinggian antara 0- memperkuat struktur tanah dan 2000 mdpl (Yani, 2014). Di Pulau Lombok memelihara kelembapan tanah yang pada pada umumnya setiap Daerah Aliran akhirnya dapat mencegah terjadinya erosi Sungai (DAS) mempunyai variasi jenis (Ben-zhi, Mao-yi, Jin-zhong, Xiao-sheng, & bambu yang berbeda-beda. Di DAS Zheng-cai, 2005; Octriviana & Ardiarini, Tiupupus Lombok Utara ditemukan 4 2017). Perakaran bambu yang dapat marga bambu, 9 jenis dan 1 varietas, yaitu mencengkeram partikel tanah diharapkan B. vulgaris var. vitata yang tumbuh di dapat mengurangi partikel tanah yang dataran rendah sekitar 20 meter di atas terbawa aliran air yang masuk ke dalam permukaan laut (mdpl); S. jaculans dan B. badan sungai. Dengan demikian bambu glaucophyll di dataran sedang hingga merupakan jenis tumbuhan yang tepat antara 90-188 mdpl; B. multiplex di digunakan dalam konservasi tanah dan air dataran yang cukup tinggi (335 mdpl) serta di Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam upaya G. atter, G. apus, B.vulgaris, dan D. asper mengamankan sempadan sungai (Ben-zhi dijumpai pada dataran rendah hingga et al., 2005). ketinggian 300-480 mdpl (Huzaemah, Walaupun sudah banyak diidentifikasi Mulyaningsih, & Aryanti, 2016). Di DAS jenis bambu yang merupakan endemik di Meniting Kabupaten Lombok Barat Indonesia, namun masih terbuka ditemukan 6 marga bambu dari 8 jenis, kesempatan untuk melakukan eksplorasi yaitu G. apus, Guadua angustifolia, dan B. ke daerah lain, terutama di kawasan timur maculata yang tumbuh di dataran rendah; Indonesia yaitu di Provinsi Nusa Tenggara 112 ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097 (Journal of Watershed Management Research) Vol. 2 No. 2 Oktober 2018 : 111-122 Barat, khususnya di Pulau Lombok. Hal alternatif tanaman untuk konservasi tanah demikian penting dilakukan untuk dan air. mendapatkan jenis-jenis bambu lokal II. BAHAN DAN METODE sebagai upaya konservasi tanah dan air A. Waktu dan Lokasi pada wilayah sempadan sungai. Penggunaan jenis bambu lokal yang sudah Kegiatan penelitian dilakukan pada nyata dapat beradaptasi dengan kondisi tahun 2017 di sempadan Sungai Kedome biofisik setempat, terutama iklim, yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, diharapkan dapat memperbesar peluang Provinsi Nusa Tenggara Barat. keberhasilan rehabilitasi lahan kritis maupun konservasi tanah dan air di Nusa B. Bahan dan Alat Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok. Alat-alat yang digunakan di lapangan Selain itu berdasarkan studi pustaka dalam penelitian ini adalah GPS dan yang telah dilakukan masih sangat jarang termohigrometer untuk tagging dan publikasi hasil penelitian yang membahas mengukur suhu dan kelembaban tempat peran bambu untuk konservasi tanah dan tumbuh bambu. Untuk mengukur tinggi air terutama di sempadan sungai. batang bambu digunakan hagameter, Kebanyakan hasil-hasil penelitian yang diameter dengan jangka sorong, panjang dipublikasikan membahas keaneka- ruas batang, tinggi munculnya cabang ragaman bambu (Huzaemah, et al., 2016; pertama dengan rollmeter dan handy Luo, et al., 2016; Octriviana & Ardiarini, counter untuk menghitung jumlah batang 2017; Viana, Filgueiras, Clark, 2015; Yani, bambu dalam satu rumpun serta untuk et al., 2014). Disamping itu juga karbon mengukur warna daun dan batang stok dalam tanaman bambu (Chen, Zhang, digunakan color chart untuk tumbuhan Zhang, Booth, & He, 2009; Du, Zhou, & (Munsell, 1972). Bahan-bahan yang Fan, 2010; Song et al., 2011; Wang & Niu, digunakan untuk mensterilkan spesimen 2013) dan sifat-sifat tanah di bawah adalah alkohol 70%, dan untuk menyimpan tegakan bambu (Chen et al., 2017; spesimen dalam sasak digunakan kertas Handoko, 2011; Jyoti, Lal, & Kumar, 2015; koran/ merang. Li, Jiang, Cheng, & Wu, 2014). Area DAS C. Metode Penelitian Kedome termasuk Kawasan yang rawan sampai sangat rawan banjir, sehingga Penelitian ini bersifat deskriptif diperlukan tumbuhan penahan erosi eksploratif yaitu menjelaskan keadaan maupun abrasi yang dapat menjaga daerah sebenarnya yang ada di lapangan. sempadan DAS tetap utuh (BPDASHL Pengambilan sampel menggunakan Dodokan Moyosari, 2015). metode jelajah, yaitu dengan menjelajahi Berdasarkan hal tersebut di atas telah sempadan Sungai Kedome sepanjang 6.000 dilakukan penelitian yang bertujuan untuk m, menggunakan 2 jalur, yaitu sempadan mengetahui jenis, karakteristik, dan kanan dan kiri dari palung sungai. Lebar persebaran bambu yang berada di Sub DAS jalur yang digunakan adalah 50 m Kedome yang dapat digunakan sebagai berdasarkan Peraturan Pemerintah ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 113 Identifikasi Bambu di Sub Daerah Aliran Sungai Kedome ....................................... (Mega Mentari, Tri Mulyaningsih, Evy Aryanti) Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 menyutera, cuping berbulu kejur, mengenai sungai (Huzaemah et al., 2016). bentuk helaian daun oblong …..…………2 Data dianalisis dengan menggunakan 2.a.Memiliki cincin pada buku batang, analisis deskriptif. Data yang telah posisi daun pelepah dan pelepah diperoleh selanjutnya dievaluasi dan batang menyadak, bentuk pangkal diadakan pengecekan silang dengan daun menirus (attenuate)……..............3 berbagai sumber, selanjutnya diringkas b. Tidak memiliki cincin pada buku dan dibuat narasi (Newing, Eagle, Puri, & batang, posisi daun pelepah dan Watson, 2011). Gambar 1 menunjukkan pelepah batang tegak, bentuk pangkal sketsa survei di lapangan. daun menyadak (oblique) …………………4 3.a.Warna ruas batang hijau, warna trikoma batang cream, warna cincin buku batang cream, jumlah anak cabang >5 buah, permukaan pelepah daun berbulu balig sangat halus Gambar (Figure) 1. Sketsa jalur survei identifikasi (puberulent).………..Gigantochloa atter. bambu di sempadan Sungai b.Warna ruas batang hijau keputih- Kedome (Sketch of survey paths to identify bamboo in putihan, warna trikoma batang hitam, the Kedome riparian zone) warna cincin buku batang putih, Sumber (Source) : Huzaemah et al. (2016) jumlah anak cabang 5……..……..G. apus. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a.Bentuk pelepah batang segitiga sama kaki, trikoma pelepah batang berwarna A. Hasil Identifikasi hitam ……………….…Bambusa maculata. Kunci Identifikasi ini dibuat berdasarkan b.Bentuk pelepah batang segitiga analisis karakter akar, rebung, batang, mendelta, trikoma pelepah batang pelepah batang, cabang, pelepah, tangkai berwarna coklat tua ……………………..….5 dan daun helaian, dengan bantuan 5.a.Batang hijau mengkilat gundul, jumlah Software Biodiversity Profesional versi 2 percabangan ≥5, pelepah daun gundul tahun 1997 (Huzaemah et al., 2016), ……………………..............……….B. vulgaris. diperoleh beberapa jenis bambu seperti b.Batang kuning strip hijau menyutera yang diuraikan di bawah ini. (sericeous), jumlah percabangan ≤5, 1.a.Warna ruas batang hijau kekuningan, pelepah daun menyutera halus tidak mempunyai akar udara, ………………………..B. vulgaris var. vittata. permukaan luar pelepah batang B. Karakteristik Masing-masing Jenis berbulu balig (pubescent), cuping Bambu gundul, bentuk helaian daun linier 1. Thyrsostachys siamensis Gamble .......................Thyrsostachys siamensis. Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 8-9 b.Warna ruas batang tidak hijau m, diameter 2,10-3,51 cm, 20 individu kekuningan, mempunyai akar udara, per rumpun. Batang lurus dan memiliki permukaan luar pelepah batang 114 ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097 (Journal of Watershed Management Research) Vol. 2 No. 2 Oktober 2018 : 111-122 Gambar (Figure) 2. T. siamensis. Gambar (Figure) 3. G. apus. Keterangan (Remarks): (a). rumpun (clumps) , Keterangan (Remarks): (a). rumpun (clumps), (b). daun (leaves), (c). lebar (b). buku batang (stemps batang (stemp widht), (d). sections), (c). daun (leaves), percabangan (branching), (d). pelepah batang (stemp (e). ruas batang (stemp midrib), (e). percabangan sections), (f). pelepah batang (branching), (f). rebung (stemp midrib) (bamboo shoots) Sumber (Source) : Data primer (primary data) Sumber (Source) : Data primer (primary data) trikoma menyutera halus dan tersebar ke 3. Helaian daun oblong, panjang 34- di seluruh permukaan batang. Sistem 38 cm, lebar 6-7 cm. Tipe kanopi atau perakaran serabut (fibrous root) dengan tajuk bulat. Sistem perakaran serabut akar rimpang simpodial. Percabangan (fibrous root) dengan akar rimpang hampir sama besar, 3-7 cabang lainnya sympodial. dalam 1 buku. Helaian daun linier, Habitat: sempadan dan tebing Sungai panjang 10,3-13,6 cm dan lebar 0,8-1,20 Kedome, dengan ketinggian 27-30 mdpl, cm. Tipe kanopi kerucut. suhu udara 28C, dan kelembapan 83- Habitat: Sempadan Sungai Kedome, 85%. ketinggian 14 mdpl, suhu udara 26C Distribusi: NTB, Lombok Timur, dan kelembapan udara 83%. Kecamatan Keruak, DAS Kedome, Desa Distribusi: NTB, Lombok Timur, Telaga, Desa Pijot, Seminyak, Kedome. Kecamatan Keruak, DAS Kedome, Desa Pemanfaatan: rumpunnya dapat Pijot mencegah terjadinya longsor, banjir, Pemanfaatan: sebagai tanaman hias dan Erosi (Hanafi, Irawan, Pertiwi, & 2. Gigantochloa apus (Schult.) Kurz Litania, 2017). Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 8-15 3. Gigantochloa atter (Hassk.) Kursz m, diameter 3,15-4,10 cm, 10-63 Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 18- individu per rumpun. Akar rimpang 22 m, diameter 3,15-5,14 cm, 70-123 polimorf dan memiliki akar udara. individu per rumpun. Akar rimpang Batang lurus, menyutera tersebar polimorf, akar udara muncul hingga merata, tipis, hitam. Percabangan 1 ruas ke 2. Batang lurus, menyutera cabang bagian tengah lebih besar dari tersebar jarang, tipis, putih. 4-5 cabang lain, mulai muncul pada ruas Percabangan: cabang 1 lebih besar dari ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 115 Identifikasi Bambu di Sub Daerah Aliran Sungai Kedome ....................................... (Mega Mentari, Tri Mulyaningsih, Evy Aryanti) Gambar (Figure) 5. B. maculata, Gambar (Figure) 4. G. atter. Keterangan: (a). rumpun (clumps), (b). buku Keterangan: (a). rumpun (clumps), (b). buku batang (stemps sections), (c). batang (stemps sections), (c). daun (leaves), (d).rebung pelepah batang (stemp (bamboo shoots), (e). midrib), (d). percabangan pelepah batang (stemp (branching), (e). daun midrib), (f). percabangan (leaves), (f). rebung (bamboo (branching) shoots) Sumber (Source) : Data primer (primary data) Sumber (Source) : Data primer (primary data) cabang per buku, mulai muncul pada 9-10 cabang lain mulai muncul pada ruas ke 3. Helaian daun oblong, panjang ruas 1, 2. Helaian daun oblong, panjang 35-40 cm, lebar 2,5-4,2 cm dengan tipe 30-36 cm, lebar 3,8-4,5 cm. Tipe kanopi kanopi bulat. Sistem perakaran serabut bulat. Sistem perakaran serabut (fibrous (fibrous root) dengan akar rimpang root) dengan akar rimpang sympodial. sympodial. Habitat: Sempadan dan tebing Sungai Habitat: Sempadan Sungai Kedome, Kedome dengan ketinggian 29-30 mdpl, dengan ketinggian 25-27 mdpl, suhu suhu udara 28C, kelembapan udara 83- udara 28C, dengan kelembapan udara 84%. 83-84%. Distribusi: NTB, Lombok Timur, Distribusi: NTB, Lombok Timur, Kecamatan Keruak, DAS Kedome, Desa Kecamatan Keruak, DAS Kedome, Desa Telaga, Seminyak, Kedome. Pijot, Kedome, Telaga. Pemanfaatan: sumber karbon, Pemanfaatan: sumber karbon, pencegah erosi, pengaturan kualitas pencegah erosi, pengaturan kualitas udara, penyerapan karbon, restorasi udara, penyerapan karbon, restorasi lahan, pemurnian air, pemecah angin lahan, pemurnian air, pemecah angin (Nath & Das, 2009). (Nath & Das, 2009). 4. Bambusa maculata Widjaja Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 20- 5. Bambusa vulgaris Schrad Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 15- 23 m, diameter 4,50-6,17 cm, 86-150 19 m, diameter 4,50-5,10 cm, 87-115 individu per rumpun. Akar rimpang individu per rumpun. Akar rimpang polimorf, akar udara muncul sampai polimorf, akar udara muncul hingga ruas ke 2. Batang tegak, menyutera ruas ke 4. Batang bengkok, gundul putih keabu-abuan, tersebar jarang. mengkilat. Percabangan: 1 cabang Percabangan hampir sama besar 3-5 116 ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097 (Journal of Watershed Management Research) Vol. 2 No. 2 Oktober 2018 : 111-122 Gambar (Figure) 7. B. vulgaris var.vittata Gambar (Figure) 6. B. vulgaris Keterangan (Remarks): (a). buku batang (stemps Keterangan: (a). rumpun (clumps), (b). sections), (b). rebung percabangan (branching), (bamboo shoots) (c). rumpun (c). rebung (bamboo shoots), (clumps), (d). pelepah batang (d). daun (leaves), (e). (stemp midrib), (e). pelepah batang (stemp percabangan (branching), (f). midrib), (f). buku batang (stemps sections) daun (leaves) Sumber (Source) : Data primer (primary data) Sumber (Source) : Data primer (primary data) bagian tengah lebih besar dari 5-7 kuning strip hijau, gundul mengkilat. cabang lain, mulai muncul pada ruas ke Percabangan muncul pada ruas ke 4-5, 1. Helaian daun oblong, panjang 30-31 tersusun atas 1 cabang besar diantara 3 cm, lebar 3-3,7 cm dan tipe kanopi cabang kecil lainnya. Helaian daun bulat. Sistem perakaran serabut (fibrous oblong, hijau, panjang 29-33 cm, lebar root) dengan akar rimpang simpodial. 4-5 cm, dan tipe kanopi bulat. Sistem Habitat: Sempadan Sungai Kedome, perakaran serabut (fibrous root) dengan dengan ketinggian 28-29 mdpl, suhu akar rimpang simpodial. udara 27-28C, dengan kelembapan udara 83-85%. Habitat: Sempadan sungai kedome Distribusi: NTB, Lombok Timur, dengan ketinggian 15 mdpl, suhu udara Kecamatan Keruak, Desa Pijot, Telaga, 26C, dengan kelembapan udara 83%. DAS Kedome. Distribusi: NTB, Lombok Timur, Pemanfaatan: sumber karbon, Kecamatan Keruak, Desa Pijot, DAS pencegah erosi, pengaturan kualitas Kedombe. udara, penyerapan karbon, restorasi C. Alternatif Tanaman Bambu untuk lahan, pemurnian air, pemecah angin (Nath & Das, 2009). Konservasi Tanah dan Air 6. Bambusa vulgaris Schrad var. vittata Berdasarkan karakteristik dari masing- Rivière & C. Rivière masing jenis bambu yang ditemukan di Deskripsi: Perawakan perdu, tinggi 11- Sungai Kedome dapat diketahui bahwa 12 m, diameter 3,30-4,22 cm, 20 semua jenis bambu yang ditemukan individu per rumpun. Akar rimpang memiliki tipe perakaran serabut (fibrous memiliki akar udara yang tumbuh root) dengan sistem percabangan akar sampai buku 2-3. Ruas batang berwarna rimpang simpodial. Menurut Widjaja ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 117 Identifikasi Bambu di Sub Daerah Aliran Sungai Kedome ....................................... (Mega Mentari, Tri Mulyaningsih, Evy Aryanti) (2001), jenis-jenis bambu asli di Indonesia satu jenis tumbuhan untuk mengurangi mempunyai sistem percabangan akar erosi tanah dan air. Masyarakat biasanya rimpang simpodial. Keberadaan akar menggunakan T. siamensis sebagai serabut yang menyebar luas menjadikan tanaman hias karena jenis ini memiliki bambu memiliki kelebihan dalam hal bentuk kanopi yang tidak rimbun dan menahan erosi karena mampu mengikat bentuk daun yang linier sehingga tanah dengan baik, menyerap dan memberikan kesan yang rapi dan indah. menyimpan air lebih banyak di dalam Sementara itu, ketebalan tajuk dari tanah (Embaye, 2016). Akar rimpang kanopi yang dimiliki bambu sangat bambu dapat menyebar secara horizontal tergantung dari jumlah percabangan dan di dalam tanah. Oleh karena itu, bambu jumlah kerapatan individu yang dimiliki sangat cocok dijadikan sebagai salah satu dalam setiap rumpunnya. Semakin banyak tumbuhan untuk konservasi tanah dan air, jumlah percabangan dan individunya dalam hal ini pengendali limpasan dalam setiap rumpun maka akan semakin permukaan dan erosi. Bernas (2010) dalam tebal dan berlapis-lapis tajuk kanopi yang penelitiannya mendapatkan bahwa 4 dimiliki sehingga lebih efektif dalam (empat) rumpun bambu dapat digunakan mengurangi terjadinya erosi. Penelitian di untuk mengendalikan erosi parit dengan Cina menunjukkan bahwa kanopi tegakan jumlah sedimen yang terjerat sebanyak bambu efektif menurunkan air lolos 32,3 ton. Dalam penelitian Bernas (2010) (throughfall) lebih dari 25% pada saat tersebut jumlah batang dalam tiap rumpun hujan yang lebat dibandingkan dengan sebanyak 32, 62, 25, dan 86 batang dan dia pinus dan tumbuhan daun jarum lainnya menyimpulkan bahwa rumpun bambu (Ben-zhi et al., 2005), dengan menurunkan dapat digunakan untuk menahan erosi persentase air lolos berarti akan parit pada lahan dengan kelerengan ≤12% mengurangi limpasan permukaan serta jarak tanam 1 m. penyebab terjadinya erosi. Selain faktor sistem perakaran, Berkaitan dengan jumlah percabangan, efektifitas tumbuhan dalam mengurangi G. atter memiliki percabangan yang paling terjadinya erosi sangat dipengaruhi juga banyak berkisar antara 9-10 cabang oleh bentuk kanopi suatu tumbuhan. dengan jumlah rata-rata individu berkisar Secara umum bentuk kanopi dari jenis antara 70-123 individu. Kondisi ini bambu yang diketemukan di Sungai mengindikasikan G. atter sangat baik untuk Kedome adalah berbentuk bulat dengan dijadikan sebagai tumbuhan mencegah tajuk yang berlapis-lapis kecuali jenis T. ataupun mengendalikan erosi tanah dan siamensis yang memiliki bentuk kanopi limpasan permukaan. Sistem percabangan kerucut. Bentuk kanopi yang kerucut dan jumlah kerapatan individu juga cenderung menurunkan intersepsi dan berkaitan erat dengan bentuk dan luas kurang memberikan perlindungan pada kanopi yang dapat mempengaruhi luas tanah dari pukulan butiran air hujan bidang intersepsi. Hal tersebut telah sehingga jenis ini kurang direko- dilakukan penelitian oleh Sofiah & Fiqa mendasikan untuk dijadikan sebagai salah 118 ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097 (Journal of Watershed Management Research) Vol. 2 No. 2 Oktober 2018 : 111-122 Gambar (Figure) 8. Peta persebaran jenis bambu di sempadan Sungai Kedome (Distribution map of bamboo species in Kedome Subwatershed) Sumber (Source) : Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara serta pengamatan langsung (2011) yang menunjukkan bahwa G. D. Peta Persebaran atroviolaceae (bambu hitam) memiliki Pada Gambar 8 terlihat persebaran kemampuan menahan lolosan air hujan jenis-jenis bambu yang terdapat di lebih tinggi, yakni 84,6% jika dibandingkan sempadan Sungai Kedome pada ketinggian dengan Artrocarpus altilis (kluwih) yang 14-30 mdpl, suhu udara 26-28oC, dan hanya sebesar 51%. Sebagai perbandingan kelembapan 82-85%. Pada peta adalah hasil penelitian Ide, Shinohara, persebaran di daerah muara yang Higashi, Komatsu, Kuramoto, & Otsuki termasuk wilayah Desa Pijot didominasi (2010) di Jepang bagian barat oleh B. vulgaris (28 mdpl), dan G. atter mendapatkan bahwa tanah pada posisi sedangkan B. vulgaris var. vittata (15 lereng bagian atas pada hutan moso- mdpl.), dan T. siamensis (14 mdpl) bamboo (Phyllostachys pubescens) keberadaannya dibudidayakan oleh warga mempunyai tingkat infiltrasi lebih tinggi sekitar. Daerah tengah–tengah sempadan daripada tanah di bawah tegakan hutan Sungai Kedome yang termasuk wilayah daun lebar yang terletak berdampingan. Desa Telaga, seminyak terdapat jenis yang Lebih lanjut dinyatakan bahwa proporsi di dominasi G. atter yang terdapat di antara limpasan permukaan terhadap daerah tebing (28 mdpl), B. vulgaris jumlah hujan yang jatuh berkisar antara 19 terdapat di daerah sempadan sungai yang hingga 33% yang mengindikasikan bahwa datar (27 mdpl), G. apus tumbuh di sebagian besar air hujan yang jatuh bebatuan (28 mdpl) dan B. maculate (25- diinfiltrasikan ke dalam lapisan tanah (Ide 27 mdpl) tumbuh di sempadan daerah et al., 2010). yang datar. Di daerah hulu terdapat jenis ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 119 Identifikasi Bambu di Sub Daerah Aliran Sungai Kedome ....................................... (Mega Mentari, Tri Mulyaningsih, Evy Aryanti) G. atter, B. vulgaris, dan G. apus yang longsor terutama pada lahan berlereng merupakan daerah tebing, bebatuan dan curam. lembah. Bambu yang tumbuh di daerah UCAPAN TERIMA KASIH tebing yaitu didominasi jenis G. atter, Ucapan terima kasih diucapkan kepada untuk bambu yang tumbuh daerah Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, bebatuan yaitu G. apus, sedangkan bambu Warga dan Aparat Desa Pijot, Desa Telaga yang tumbuh di sempadan sungai yang dan Desa Seminyak. datar yaitu jenis B. vulgaris. DAFTAR PUSTAKA Terlihat bahwa B. vulgaris dan G. atter BPDASHL Dodokan Moyosari (2015). Peta dapat ditemukan di semua ketinggian Lokasi Kejadian Banjir dan Tanah mulai dari muara hingga hulu sungai. Longsor Tahun 2015, Kementerian Menurut Huzaemah et al. (2016), B. Lingkungan Hidup dan Kehutanan, vulgaris bersifat kosmopolit karena BPDASHL Dodokan Moyosari, ditemukan disemua ketinggian tempat Mataram. mulai dari ketinggian 11-484 mdpl. Sementara itu G. atter lebih luas arealnya. Ben-zhi, Z., Mao-yi, F. U., Jin-zhong, X. I. E., Menurut Widjaja (2005), G. atter dapat Xiao-sheng, Y., & Zheng-cai, L. I. tumbuh mulai ketinggian 0 hingga 1.000 (2005). Ecological functions of mdpl. bamboo forest : Research and IV. KESIMPULAN Application, Journal of Forestry Research, 16(2), 143–147. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 3 marga bambu dengan 5 jenis dan 1 Bernas, S. M. (2010). Rumpun bambu varietas di sempadan Sungai Kedome sebagai pengendali erosi parit di Lombok Timur, yaitu: Gigantochloa apus, pinggir kebun karet campuran di G.atter, Thyrsostachis siamensis, Bambusa kelurahan patih galung kota maculate, B. vulgaris. G. atter dan B. prabumulih. In Prosiding Seminar vulgaris merupakan jenis bambu yang Nasional Unsri (pp. 1–9). direkomendasikan untuk dijadikan Chen, X., Zhang, X., Zhang, Y., Booth, T., & tumbuhan untuk pengendalian erosi tanah He, X. (2009). Forest ecology and dan limpasan permukaan di wilayah management changes of carbon sempadan sungai. Kedua bambu tersebut stocks in bamboo stands in China mempunyai rentang pertumbuhan pada during 100 years. Forest Ecology and ketinggian tempat yang lebar dan G. atter Management, 258, 1489–1496. mempunyai jumlah percabangan yang http://doi.org/10.1016/j.foreco.2009. banyak. Selanjutnya perlu dilakukan 06.051 penelitian secara kuantitatif peranan jenis- Chen, Z., Tsui, C., Tsai, C., & Chen, Z. jenis bambu untuk pengendalian erosi (2017). Soil organic carbon stocks in pada skala plot maupun mikro DAS dan relation to elevation gradients in juga bagaimana pengaruhnya terhadap volcanic ash soils of Taiwan Geoderma Soil organic carbon stocks 120 ©2018 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.

Description:
ketinggian 300-480 mdpl (Huzaemah,. Mulyaningsih, & Aryanti, 2016). Di DAS. Meniting Kabupaten Lombok Barat ditemukan 6 marga bambu dari 8
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.