ebook img

Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) Arif Amrizal Page 1 EFFECT OF THE ORGANIC ... PDF

15 Pages·2014·0.6 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) Arif Amrizal Page 1 EFFECT OF THE ORGANIC ...

Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) EFFECT OF THE ORGANIC FERTILIZERS GUANO AND TITHONIA (Tithonia diversifolia) ON THE GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt) ABSTRACT An experiment to examine the effect of the organic fertilizers guano (bat manure) and tithonia (Tithonia diversifolia) on the growth and yield of sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) was conducted at the Faculty of Agriculture wet field experimental station, Andalas University, Padang located about ± 240 m above sea level. This experiment aimed to determine the best dosage of these organic fertilizers and to determine the effect of each organic fertilizer on the growth and yield of sweet corn. This experiment used a factorial design in a Randomized Block Design (RBD), and consisted of 2 factors. The first factor (A) consisted of 4 guano dosages; (A1 = 0 ton/Ha, A2 = 10 ton/Ha, A3 = 15 ton/Ha, A4 = 20 ton/Ha) and the second factor (B) 4 tithonia dosages; (B1 = 0 ton/Ha, B2 = 10 ton/Ha, B3 = 15 ton/Ha, B4 = 20 ton/Ha) . Data were analyzed by the F test at the 5% significance level, then if the data were significantly different it was followed by Duncan’s New Multiple Range Test (DMNRT) also at the 5% level. The variables observed were: the time for shoot emergence, plant height, stem diameter, time for stamen and pistil emergence, husk corn cob length, corn cob without husk length, length of filled cob, corn cob diameter, corn cob weight, and plant fresh weight of. All guano and tithonia dosages significantly affected all the observed variables, except for the time for shoot emergence.A dosage of 20 ton/Ha guano and 20 ton/Ha tithonia fertilizer is the best for growth and yield of sweet corn. Keywords : Sweet corn, organic fertilizers I. PENDAHULUAN mencapai produksi jagung manis 21,232 ton/Ha (USDA, 2008). Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau Untuk meningkatkan hasil jagung manis perlu yang lebih dikenal dengan nama sweet corn mulai adanya usaha peningkatkan produksi dengan teknologi dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980, pemupukan yang baik. Pada kondisi sekarang pupuk diusahakan secara komersial dalam skala kecil untuk tersedia di lapangan semakin langka dan subsidi dari memenuhi kebutuhan hotel dan restoran. Sejalan dengan pemerintah semakin berkurang menjadikan harga pupuk berkembang, toko-toko, swalayan dan meningkatnya daya semakin mahal. Maka untuk menjaga kestabilan produksi beli masyarakat, meningkat pula permintaan akan jagung perlu kiranya diterapkan teknologi yang tepat guna dan manis. Jagung manis dapat tumbuh pada daerah beriklim mudah diperoleh sebagai alternatif untuk mengganti sedang sampai beriklim tropik. Pertumbuhan terbaik peranan pupuk buatan (Lukito, 1998). Solusi yang dapat didapatkan pada daerah beriklim tropik (Thompson dan dilakukan untuk masalah pemupukan ini adalah dengan Kelly, 1957). Hal ini berarti bahwa usaha pengembangan penggunaan pupuk organik. Kotoran kelelawar (guano) jagung manis di Indonesia mempunyai prospek yang dan tumbuhan Tithonia diversifolia merupakan pupuk cukup baik. Jagung manis sebagai bahan pangan dipanen organik banyak dijumpai di Sumatera Barat. saat masih muda (genjah), biasanya dikonsumsi segar, Sumatera Barat merupakan banyak terdapat dikalengkan dan dibekukan atau didinginkan (Klingman, kawasan kars (batuan kapur), yang mana pada kawasan 1965). kars ini banyak terdapat goa, seperti dapat kita lihat di Di Indonesia tanaman jagung manis Sijunjung, Dharmasraya, Payakumbuh dan daerah pengembangannya masih terbatas pada petani-petani lainnya. Goa mempunyai potensi sebagai habitat hidup bermodal kuat yang mampu menerapkan teknik budidaya kelelawar dan walet, potensi dari hewan ini banyak secara intensif. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga manfaatnya bagi manusia, seperti sarang yang benih yang relatif mahal, kebutuhan pengairan dan mempunyai harga jual yang tinggi, tetapi potensi yang pemeliharaan yang intensif, ketahanan terhadap hama dan sangat utama bagi petani adalah kotoran dari kelelawar penyakit yang masih rendah dan kebutuhan pupuk yang dan walet ini, yang lebih dikenal dengan guano. Fosfat cukup tinggi. Di samping itu juga karena kurangnya guano merupakan hasil akumulasi sekresi burung informasi dan pengetahuan petani mengenai budidaya pemakan ikan atau kelelawar yang terlarut dan bereaksi jagung manis serta pemasaran yang belum luas. dengan batu gamping akibat pengaruh air hujan dan air tanah. Guano banyak mengandung nitrogen dan fosfat, Hasil jagung manis di Indonesia per hektarnya menurut Sediyarso (1999), kandungan guano umumnya masih rendah, rata-rata 2,89 ton tongkol basah per hektar 15% N, 4,4 - 5,2% P, dan 1,7% K. (Trubus, 1992), sedangkan hasil jagung manis di lembah Lockyer Australia dapat mencapai 7-10 ton tongkol basah Manfaat dari penggunaan guano antara lain dapat per hektar (Lubach, 1980). Produksi jagung manis Brazil meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan jumlah dan dengan iklim negara yang sama dengan Indonesia, dapat aktifitas metabolik jasad mikro di dalam tanah, Arif Amrizal Page 1 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) penyumbang unsur P ke dalam tanah, serta meningkatkan III. BAHAN DAN METODA pertumbuhan akar dan tunas (Balipost, 2005). Aplikasi pupuk organik guano diharapkan mampu memperbaiki 3.1 Waktu Dan Tempat kondisi tanah baik fisik, kimia maupun biologis tanah. Percobaan telah dilaksanakan di Kebun Pelepasan unsur hara yang berjalan lambat diharapkan Percobaan Lahan Basah (sawah) Fakultas Pertanian dapat digunakan jagung secara efisien. Guano yang Universitas Andalas Padang yang berada pada ketinggian digunakan dalam penelitian ini berasal dari Gua Tanah ±240 m dpl. Percobaan ini dimulai dari bulan Oktober (Ngalau Tanah) yang berada di Nagari Sisawah 2011 sampai dengan Januari 2012 (Jadual percobaan Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. dapat dilihat pada Lampiran 1). Selain pupuk organik guano masih banyak lagi 3.2 Bahan Dan Alat pupuk organik yang terdapat di Sumatera Barat yang bisa Bahan yang digunakan dalam percobaan ini dimanfaatkan sebagai pupuk pengganti pupuk kimia, adalah benih jagung manis varietas Bonanza F1 dan salah satunya bunga pahit (Tithonia divesifolia) yang pupuk kotoran kelelawar (guano), tumbuhan tithonia yang lebih populer dengan nama tithonia. Tithonia adalah telah dirajang. Alat yang digunakan adalah handsprayer, gulma yang tumbuh liar di Sumatera Barat dan tumbuhan kamera, ajir, gayung, cangkul, pisau, parang, label, ini berupa tumbuhan semak yang agak besar, mempunyai ember, tali plastik, timbangan, jangka sorong, meteran, percabangan banyak, dan bentuk batang yang agak lunak gunting pemotong, tugal, dan alat tulis. dengan ukuran kecil. Apabila dipangkas, tumbuhan ini dapat tumbuh dengan waktu yang sangat cepat dan dalam 3.3 Rancangan Percobaan waktu singkat bisa membentuk semak yang lebat dan Percobaan disusun dalam Rancangan Acak rimbun. Di daerah Sumatera Barat tumbuhan ini dikenal Kelompok (RAK) berpola faktorial, dengan 2 faktor. dengan banyak nama lokal diantaranya bungo pahit bungo Faktor pertama terdiri dari 4 macam dosis pupuk guano rayo paik dan rinju paik. dan faktor kedua pemberian 4 macam dosis pupuk hijau Tumbuhan tithonia merupakan sumber hara tithonia. Dari kedua faktor didapat 16 kombinasi, dengan potensial, dimana hijauan ini berpotensi untuk 3 kelompok sehingga didapat 48 satuan percobaan. Tiap memperbaiki kesuburan tanah, terutama dalam satuan percobaan diambil 4 tanaman sampel. Penempatan menambah unsur nitrogen, fosfor, kalsium, dan kalium. perlakuan pada plot percobaan dilakukan secara acak Tumbuhan ini mempunyai keunggulan dalam menyerap (Tata letak percobaan disajikan pada Lampiran 2). hara dari tanah karena bersimbiosis dengan mikoriza dan Untuk lebih jelasnya kedua faktor perlakuan asam sitratnya dapat melarutkan hara (DPTP Sumbar, yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai 2009). Penambahan pupuk hijau tithonia pada lahan berikut : diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan Faktor pertama (A) merupakan pemberian pupuk organik memaksimalkan fungsi pupuk yang diberikan pada lahan guano yang terdiri dari 4 taraf perlakuan. pertanian tersebut, serta bisa meningkatkan hasil dan A = 0 ton/Ha pendapatan petani. 1 A = 10 ton/Ha 2 Dari kedua jenis pupuk organik yang A = 15 ton/Ha 3 diaplikasikan secara bersamaan dalam percobaan ini A = 20 ton/Ha 4 mempunyai keunggulan masing-masing dan diharapkan Faktor kedua (B) pemberian pupuk hijau tithonia dengan mempunyai fungsi yang saling mendukung satu sama 4 taraf perlakuan. lain. Sehingga kebutuhan akan pupuk kimia dapat B1 = 0 ton/Ha tergantikan dengan kedua pupuk organik ini, hasil dari B2 = 10 ton/Ha tanaman jagung manis yang diharapkan dapat tercapai. B3 = 15 ton/Ha Berdasarkan permasalahan dan potensi pupuk B4 = 20 ton/Ha organik guano dan tithonia yang dijelaskan di atas maka, Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pemberian pupuk organik diharapkan bisa menjawab pertumbuhan tanaman jagung manis, dan hasil jagung semua permasalahan tersebut. Untuk itu penulis telah manis pada fase generatif akhir. Hasil percobaan yang melakukan penelitian dalam bentuk percobaan yang diperoleh diolah menggunakan Uji F hitung dengan taraf berjudul “ Pengaruh Pemberian Pupuk Organik nyata 5 % apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Guano Dan Tithonia (Tithonia diversifolia) Terhadap Duncant Multiple Range Test (DNMRT). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt )”. Tujuan dari percobaan ini 3.4 Pelaksanaan adalah untuk mendapatkan interaksi antara dosis pupuk organik guano dengan pupuk hijau tithonia terhadap 3.4.1 Persiapan lahan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, dan untuk Persiapan lahan dimulai dengan pembukaan dan mendapatkan dosis pupuk organik guano serta dosis pembersihan lahan dari rumput serta akar-akar tanaman pupuk hijau tithonia terbaik terhadap pertumbuhan dan yang ada. Pembukaan lahan ini dilaksanakan pada hasil tanaman jagung manis. minggu pertama sebelum dilakukan percobaan. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah yakni Arif Amrizal Page 2 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) menggemburkan tanah. Kemudian dilanjutkan dengan tanaman yang tumbuh lebih dari satu dalam satu lubang pembuatan petakan dengan ukuran 230 x 130 cm dengan tanam. Penjarangan dilakukan dengan maksud untuk ketinggian ±20 cm. Pembuatan petakan ini bertujuan memberikan kondisi yang optimum pada masing-masing agar tanaman jagung tidak terendam air dan juga untuk individu jagung manis. Setiap 2 minggu sekali dilakukan memperbaiki aerase dan drainase tanah serta jarak antar penyiangan dimaksudkan untuk memberantas gulma yang petakan 25 cm. tumbuh dan dapat menjadi parasit bagi tanaman jagung manis. 3.4.2 Pemilihan benih Untuk pemilihan bibit ini maka benih yang 3.4.6.2 Penyiangan dan pembubunan digunakan adalah jagung manis varietas Bonanza. Benih Penyiangan dilakukan bertujuan untuk ini mempunyai mutu tinggi, baik mutu genetik, fisik memberantas gulma yang tumbuh disekitar tanaman maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya jagung manis. Penyiangan dilakukan dengan cara tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). dengan menggunakan cangkul. Pembubunan dilakukan Umur panen dari varietas ini juga relatif singkat, dapat bersamaan dengan penyiangan, tujuannya yaitu untuk dipanen pada umur 75 hari setelah tanam (hst). menggemburkan tanah dan membantu kekokohan tegaknya tanaman serta menambah perakaran tanaman. 3.4.3 Penanaman Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu 3.4.6.3 Penyiraman diberi pupuk organik guano dengan dosis 0 ton/Ha, 10 Penyiraman dilakukan rutin setiap pagi dan sore ton/Ha, 15 ton/Ha, 20 ton/Ha dan pupuk hijau tithonia hari. Penyiraman dilakukan agar tanaman terhindar dari dengan dosis 0 ton/Ha, 10 ton/Ha, 15 ton/Ha dan 20 kekeringan serta untuk menjaga kelembaban tanah. ton/Ha. Kemudian dilakukan inkubasi selama satu Penyiraman bertujuan agar tanaman jagung tidak minggu. Penanaman dilakukan dengan cara menugal kekurangan air pada masa pertumbuhannya, terutama yaitu melobangi tanah dengan kayu tugal sedalam 2-3 cm. pada fase-fase kritis seperti pada saat perkecambahan dan Kemudian benih jagung dimasukkan kedalam lubang pada saat peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif tanam sebanyak 3 butir benih, setelah itu ditutup dengan menuju fase generatif. Penyiraman dilakukan dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 50 x 20 cm. jumlah air yang diberikan sama untuk setiap bedengan. 3.4.4 Pembuatan tiang standard dan pemasangan 3.4.6.4 Pengendalian hama dan penyakit label Pengendalian hama dilakukan dengan Pemberian tiang standar dilakukan pada saat penyemprotan insektisida pada tanaman karena hama penanaman, tiang standar berguna karena dalam yang menyerang adalah lalat bibit. Hama ini menyerang pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari tiang standar. tanaman yang masih muda, ketika daun tanaman Tiang standar ini berjarak 10 cm dari tanaman. berjumlah 3-5 helai daun. Pemasangan tiang standar dilakukan dengan cara dibenamkan kedalam tanah sampai tertinggal 10 cm 3.5 Panen diatas permukaan tanah. Pemasangan label dilakukan Pemanenan dilakukan setelah tanaman jagung manis pada saat pemberian perlakuan, label dipasang pada tiap- berumur 20 hari setelah keluar bunga jantan dan bunga tiap tanaman sesuai perlakuan dan denah percobaan. betina atau setelah penyerbukan terjadi. Karena waktu terbaik untuk panen jagung manis yaitu pada saat 18-22 3.4.5 Perlakuan hari setelah penyerbukan terjadi. 3.4.5.1 Pupuk kotoran kelelawar (guano) Pemberian pupuk guano diberikan sekali pada saat 3.6 Pengamatan seminggu sebelum tanam, yang ditebarkan secara merata Parameter yang diamati selama penelitian, dari di atas bedengan dengan dosis yang disiapkan sebanyak awal sampai selesai penelitian adalah sebagai berikut: perlakuan. Dosis yang digunakan adalah tidak ada perlakuan atau 0 ton/Ha 10 ton/Ha, 15 ton/Ha, 20 ton/Ha. 3.5.1 Saat muncul manah Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung 3.4.5.2 Pupuk hijau tithonia jumlah hari yang dibutuhkan oleh tanaman untuk Pemberian pupuk hijau tithonia dilakukan sekali tumbuh, dimulai saat tanam sampai berkecambah atau pemberian, yaitu pada saat seminggu sebelum tanam, tumbuh. dengan cara ditebar langsung ke atas bedengan secara merata kemudian diaduk dengan tanah. Dosis yang 3.5.2 Tinggi tanaman diberikan adalah tanpa perlakuan 0 ton/Ha, 10 ton/Ha, 15 Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan 2 ton/Ha, dan 20 ton/Ha. minggu setelah tanam, dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari pangkal batang sampai pada ujung daun 3.4.6 Pemeliharaan tanaman jagung yang diluruskan secara vertikal (cm), 3.4.6.1 Penyulaman dengan interval satu kali seminggu sampai minggu ke-8 Penyulaman dilakukan pada saat tanaman setelah tanam. berumur 7 hari setelah tanam karena ada beberapa tanaman yang tidak tumbuh, penyulaman ini diambil dari 3.5.3 Diameter batang tanaman sisipan yang ditanam pada bedengan lain diluar Pada batang diukur ±10 cm dari permukaan plot percobaan. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman tanah pada waktu tanaman berumur 45 hari setelah tanam beumur 10 hari setelah tanam, karena ada beberapa dengan menggunakan jangka sorong (cm). Arif Amrizal Page 3 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) 3.5.4 Umur keluar bunga jantan dan umur keluar cadangan makanan pada biji akan mempengaruhi mutu bunga betina benih. Menurut Hidayat (1995) cadangan makanan di Pengamatan dilakukan dengan menghitung dalam benih menunjang embrio yang muncul dari biji jumlah hari yang dibutuhkan mulai saat tanam sampai berkecambah sampai mampu berfotosintesis. muncul bunga jantan dan bunga betina minimal 75% dari Selain itu juga bisa disebabkan oleh faktor pupuk seluruh tanaman sampel di setiap petak percobaan. yang digunakan karena kedua faktor perlakuan adalah Kriteria keluarnya bunga jantan adalah mulai muncul 100% menggunakan bahan organik. Bahan organik tassel diantara daun pembungkusnya, minimal sepanjang mempunyai beberapa kekurangan antara lain unsur hara 5 cm. Kriteria keluarnya bunga betina adalah mulai sulit untuk diramal dan diatur, kandungan unsur hara muncul rambut minimal sepanjang 5 cm dari kelobot cendrung lebih rendah dari pada pupuk anorganik yang membungkusnya. sehingga membutuhkan dalam jumlah yang besar dan respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat 2.5.5 Panjang tongkol berkelobot (Musnamar, 2009). Selain itu ini juga berkaitan dengan Pengukuran panjang tongkol berkelobot (cm) kesuburan tanah, karena menurut Sutedjo (2010) dilakukan terhadap tongkol jagung manis mulai dari kesuburan tanah dapat dinilai atas dasar tinggi rendahnya pangkal sampai ujung tongkol yang berkelobot yang kadar mineral dan mudah atau sukarnya mineral diserap dilakukan setelah pemanenan. oleh tanaman. Kita tahu bahwa bahan organik lambat 2.5.6 Panjang tongkol tidak berkelobot tersedia bagi tanaman oleh karena itu perlu dilakukan Pengukuran panjang tongkol tidak berkelobot inkubasi sebelum dilakukan penanaman. (cm) dilakukan setelah kelobot jagung manis dikupas 4.2 Tinggi Tanaman habis, dimulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol tidak berkelobot. Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia 2.5.7 Panjang tongkol berisi menunjukkan adanya interaksi yang berbeda nyata Pengukuran ini dimulai setelah kelobot jagung terhadap tinggi tanaman jagung manis. Demikian pula manis dikupas habis, diawali dari pangkal tongkol sampai berbagai dosis pupuk guano dan pupuk hijau tithonia batas isi dari jagung manis (cm). memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi 2.5.8 Diameter tongkol tanaman jagung manis. Untuk lebih jelas dilakukan uji Pengukuran diameter tongkol dilakukan pada lanjut DNMRT pada taraf 5% yang ditunjukkan pada bagian terbesar tongkol jagung manis setelah panen. Tabel 1. Pengukuran dilakukan pada tongkol yang telah dikupas Tabel 1. Tinggi tanaman jagung manis dengan dengan mengukur bagian tengahnya (cm). pemberian pupuk guano dan tithonia pada umur 63 HST 2.5.9 Bobot tongkol Dosis Dosis pupuk guano (ton/Ha) Pengukuran bobot tongkol (g) dilakukan setelah pupuk panen, dengan menimbang semua tongkol pada setiap hijau 0 10 15 20 sampel, dimana tongkol yang ditimbang sebelumnya telah tithonia (ton/Ha) dibuang kelobotnya. Pengamatan dilakukan pada akhir cm percobaan. 2.5.10 Bobot berangkasan segar 0 164,25 222, 230,25 233,67 c 33 b ab a Diukur setelah panen dengan mencabut semua C C C C tanaman dan termasuk kelobot yang telah dikupas, setelah 10 225,92 254, 262,58 263,75 itu ditimbang beratnya (g). c 33 b a a B B B B 15 228,58 260, 271,25 274,58 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN c 58 b a a 4.1 Saat Muncul Tanah B A A A Perkecambahan atau saat muncul tanah tanaman 20 241,08 263, 274,00 277,08 di lapangan terjadi secara bersamaan dan merata, tanaman c 00 b a a A A A A tumbuh pada hari ke-6 setelah tanam. Keadaan ini bisa KK = 2,24 % disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan benih itu sendiri seperti genetik, keadaan cadangan pada lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata makanan dan keadaan embrio. Dan faktor lingkungan menurut DNMRT pada taraf nyata 5%. yaitu faktor yang berasal dari luar benih itu sendiri Pada Tabel 1, terlihat variasi respon tinggi seperti, air, udara, curah hujan dan cahaya matahari tanaman yang terjadi dari pemberian berbagai dosis guano (AAK, 1993). dan tithonia. Pada pemberian berbagai dosis guano, Cadangan makanan pada monokotil disebut ternyata tinggi tanaman tertinggi ditunjukkan pada dosis endosperm sedangkan pada tanaman dikotil disebut 15-20 ton/Ha guano. Pemberian pupuk organik guano dan kotiledon. Penyimpanan cadangan makanan merupakan tithonia antara 15-20 ton/Ha menunjukan hasil tanaman fungsi utama dari biji yang berperan untuk mendorong yang tidak berbeda nyata. Kemudian pada berbagai kecepatan dan daya kecambah benih, jadi ketersediaan variasi dosis tithonia, ternyata pemberian dosis 15 dan 20 Arif Amrizal Page 4 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) ton/Ha tithonia memperlihatkan tinggi tanaman yang yaitu bekteri pelarut fosfat, Azotobacter dan Azospirillium sama dan menunjukkan hasil tinggi tanaman berbeda yang mampu menambat N bebas dari udara tanpa nyata dengan perlakuan lainnya. simbiotik, bakteri penghasil fitohormon, jamur pelarut fosfat dan mikoriza. Mereka telah berhasil mengisolasi Hasil tertinggi terdapat pada dosis 20 ton/Ha dan memperbanyak berbagai agen hayati tersebut sebagai guano dan 20 ton/Ha pupuk hijau tithonia dengan rata- bahan inokulan. Oleh karena itu, diduga reinokulasi dari rata tinggi tanaman 277,08 cm, dan rata-rata terendah berbagai agen hayati ini akan dapat meningkatkan serapan terdapat pada dosis 0 ton/Ha guano dan 0 ton/Ha tithonia hara, sehingga kadar hara akan menjadi lebih tinggi, yaitu 164,25 cm. Peningkatan tinggi tanaman dari terutama N dan K. Kadar hara yang lebih tinggi akan terendah sampai tertinggi mencapai 68,9%. Ini mendorong pertumbuhan tanaman yang lebih bagus. disebabkan karena kandungan hara dalam tithonia relatif Perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis tinggi terutama Nitrogen yang berfungsi pada pada berbagai dosis guano dan pupuk hijau tithonia dapat pertumbuhan vegetatif batang. Unsur hara terserap, dilihat pada Gambar 2. termasuk unsur N dari dalam tanah digunakan untuk pertumbuhan, produksi bahan kering, serta penyusunan kadar protein dan selulosa (Salibury dan Ross, 1995). Pengukuran tinggi tanaman jagung manis yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan meteran seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Tinggi tanaman jagung manis Gambar 2. Pertumbuhan jagung manis pada beberapa dosis pupuk organik guano dan Tithonia diversifolia pada minggu ke- Penambahan pupuk fosfat ke dalam tanah dapat 5 sampai dengan minggu ke-12 meningkatkan PH tanah, sesuai pendapat Rajan (1976) Dari Gambar diatas jelas terlihat pertumbuhan bahwa peningkatan PH akibat penambahan pupuk fosfat yang terjadi pada kedua faktor perlakuan, yang didorong dengan ion penyebab kemasaman tanah seperti Al, oleh kandungan hara dan jasad renik yang saling sehingga Al tidak aktif dan menggantikan ion hidroksil mendukung satu sama lain. Hakim et.al. (2008) kemudian melepas ion tersebut ke dalam larutan tanah melaporkan bahwa tithonia mampu menghasilkan bahan sehingga PH tanah meningkat. Senyawa organik yang organik dan unsur hara dalam jumlah besar disebabkan berasal dari pupuk guano dapat bereaksi dengan kation Al oleh aktivitas agen hayati yang terdapat pada akar dan membentuk senyawa khelat Al sebagai penyumbang ion rhizosfir titonia. Agen hayati yang telah ditemukan pada H+ yang menyebabkan kemasaman tanah, sehingga rizosfir titonia adalah didapatkan 3 isolat spora cendawan dapat mengurangi kelarutan Al dan PH meningkat dengan Mikoriza arbuskula, 3 isolat jamur pelarut fosfat, 3 isolat adanya pemberian bahan organik yakni guano (Tisdale Azotobacler, 4 isolat bakteri pelarut fosfat, dan 3 isolat et.al. 1993). bakteri penghasil fitohormon. Manfaat dari penggunaan pupuk guano antara lain dapat meningkatkan kesuburan Guano merupakan salah satu bahan organik yang tanah meningkatkan jumlah dan aktifitas metabolik jasad mengandung unsur hara makro dan mikro terutama unsur mikro di dalam tanah dan menyumbangkan unsur P di p yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah dalam tanah serta meningkatkan pertumbuhan akar dan yang cukup, dalam guano terdapat 20-24% asam fosfat tunas (Balipost, 2005). (Hakim, et.al. 1986). Guano adalah pupuk organik berasal dari kotoran kelelawar dan merupakan hasil akumulasi 4.3 Diameter Batang sekresi kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran sehingga telah mengalami dekomposisi (Reinoso, 1999). kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia menunjukkan Guano mempunyai rasio C/N rendah sebesar 5,17. adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap diameter Unsur-unsur mineral yang dikandung guano dengan rasio batang tanaman jagung manis. Demikian pula berbagai C/N rendah akan cepat mengalami mineralisasi sehingga dosis pupuk guano dan pupuk hijau tithonia memberikan cepat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. pengaruh terhadap diamater batang tanaman jagung manis. Untuk lebih jelas dilakukan uji lanjut DNMRT Hakim et.al. (2008) melaporkan bahwa pada taraf 5% yang ditunjukkan pada Tabel 2. tingginya kadar hara dalam tithonia disebabkan oleh Tabel 2. Diameter batang tanaman jagung manis benyaknya agen hayati yang terdapat pada rizosfir titonia dengan pemberian beberapa dosis pupuk Arif Amrizal Page 5 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) organik guano dan tithonia pada umur 45 HST . Dosis Dosis pupuk guano ton/Ha pupuk hijau tithonia 0 10 15 20 ton/Ha cm 0 1,83d 2,00 c 2,03 b 2,27 a D D D D 10 2,00 d 2,30 c 2,40 b 2,60 a C C C C 15 2,20 d 2,40 c 2,83 b 2,97 a B B B B Gambar 3. Diameter batang tanaman jagung manis 20 2,23 d 2,60 c 2,93 b 3,00 a A A A A Ketersediaan fosfor pada tanah ultisol KK = 2,27 % disebabkan oleh tanah ultisol terbentuk dari bahan induk Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan batuan liat, siklus masuknya fosfor yang tidak seimbang pada lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata dengan manfaatnya, sehingga terjadi jerapan P oleh menurut DNMRT pada taraf nyata 5%. mineral liat serta pengikatan P oleh hidro-oksida Al dan Pada Tabel 2, dapat dilihat variasi respon diameter batang Fe yang menyebabkan P tidak larut dan menjadi tidak tanaman jagung manis yang terjadi dari pemberian tersedia bagi tanaman (Munir, 1996 cit Oktavitasari, berbagai dosis pupuk organik guano dan tithonia. 2008). Efektivitas tithonia sebagai sumber bahan organik Pemberian pupuk organik guano 0-20 ton/Ha pada 0-20 untuk perbaikan ketersediaan P ditunjukkan oleh ton/Ha tithonia menunjukkan hasil yang berbeda nyata, kemampuan tithonia melepas secara cepat N, P, K begitu juga sebaliknya pemberian 0-20 ton/Ha pupuk tersedia, menurunkan P yang terjerap oleh Al-Fe oksida hijau tithonia pada 0-20 ton/Ha guano menunjukkan hasil dalam tanah meningkatkan aktifitas biologi tanah dan yang berbeda juga. Interaksi dari kedua perlakuan terlihat pengaturan siklus P tanah (Palm, 1996 cit Supriadi 2002). dari 10 ton/Ha baik guano maupun tithonia sampai Pupuk organik guano dan tithonia merupakan dengan dosis tertinggi yaitu 20 ton/Ha guano dan 20 bahan organik yang kaya akan bahan organik (Lampiran, ton/Ha tithonia. Hasil terbaik diperoleh dari percobaan 4 dan 5). Unsur hara yang terkandung dalam guano dan ini adalah pada dosis 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia jika diberikan dengan dosis yang tepat maka akan pupuk hijau tithonia yaitu rata-rata diameter batang bisa dimanfaatkan oleh tanaman secara optimal. Guano pertanaman adalah 3 cm, ini sudah sesuai dengan rata-rata merupakan pupuk organik yang mempunyai kandungan diameter tanaman jagung pada umumnya. fosfat yang tinggi, guano ini bayak terdapat di gua-gua Hasil terendah dapat dilihat pada dosis 0 ton/Ha yang bayak mengandung Ca sehingga dengan pemberian guano dan tithonia yaitu 1,83 cm atau dapat dihitung pupuk ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan 63,93% lebih kecil dari hasil diameter terbaik tanaman aktivitas metabolik jasad mikro di dalam tanah. jagung manis. AAK (1993) pertumbuhan batang tanaman Bernadius (2002) mengatakan bahwa dosis pupuk guano jagung tidak hanya memanjang tetapi juga terjadi akan meningkatkan diameter batang tanaman. pertumbuhan ke samping atau membesar, bahkan batang Upaya peningkatan produksi jagung manis pada jagung dapat membesar dengan diameter 3-4 cm. tanah ultisol salah satunya adalah dengan menambahkan bahan organik, dekomposisi bahan-bahan organik Tinggi tanaman juga mempengaruhi diameter menghasilkan asam-asam organik yang dapat mengikat batang tanaman, semakin tinggi tanaman maka diameter senyawa Al dan Fe dari larutan tanah dan membentuk batang akan semakin lebar. Tanaman yang mempunyai senyawa yang komplek, sehingga menjadikan P tersedia batang yang lebih tinggi dan diameter batangnya kecil, bagi tanaman. Tithonia merupakan sumber bahan tanaman tersebut akan mudah patah, karena tidak mampu organik, karena banyak tersedia. Sebelum tanaman untuk mendukung bagian atas tanaman yaitu, daun, bunga berbunga, daun tithonia rata-rata mengandung unsur hara dan buah. Angin juga bisa mempengaruhi berdirinya N (3,17%), P (0,3%), K (3,22%), Ca (2,0%), Mg (0,3%), batang tanaman diatas tanah, jika diameter batang dengan lignin (9,8%) dan polifenol (3,3%) (Supriadi, 2002). tinggi tanaman tidak seimbang maka tanaman akan Tithonia juga bisa menghambat terjadinya nitrifikasi N, mudah rebah. Pada tanaman monokotil biasanya tidak karena mengandung senyawa penghambat nitrifikasi. terdapat pertumbuhan sekunder yang berasal dari Menurut penelitian Erickson et.al. (2000) pada ekosistem kambium pembuluh, tetapi hanya pada tipe yang khusus alami menunjukan bahwa laju nitrifikasi di hutan relatif contohnya pohon palm, disebabkan oleh penebalan dari rendah dan terkendali karena terbentuk allelochemical hasil pembelahan dan pembesaran sel-sel parenkim dasar nitrification inhibitor seperti tanin, polifenol, lignin, asam (Suradinata, 1998). Pengukuran diameter batang phenolik, asam chlorogenat, asam galat, dan asam kafeic. dilakukan pada saat tanaman berumur 45 hst dengan menggunakan jangka sorong, batang diukur ± 10 cm di atas permukaan tanah, dapat dilihat pada Gambar 3. Arif Amrizal Page 6 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) 4.4 Umur Keluar Bunga Jantan dan Keluar Bunga 15 dan 20 ton/Ha menunjukkan waktu munculnya bunga Betina jantan dan betina tanaman sama dan menunjukkan waktu yang berbeda nyata dengan berbagai perlakuan lainnya. Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran Dapat dikatakan dosis 10 ton/Ha guano maupun tithonia kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia menunjukkan pada dosis 15 ton/Ha tithonia atau guano telah terjadi adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap umur keluar interaksi yang baik, sehingga hara yang terkandung di bunga jantan dan keluar bunga betina tanaman jagung dalam pupuk organik ini dapat secara langsung tersedia manis. Demikian pula berbagai dosis pupuk guano dan bagi tanaman. pupuk hijau tithonia memberikan pengaruh terhadap umur keluar bunga jantan dan keluar bunga betina tanaman Saat kemunculan bunga jantan dan betina jagung manis. Untuk lebih jelas dilakukan uji lanjut tanaman ini menunjukkan hasil yang berbanding lurus DNMRT pada taraf 5% yang ditunjukan pada Tabel 3. dengan pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman jagung manis. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka Tabel 3. Umur keluar bunga jantan tanaman jagung manis pertumbuhan diameter serta tinggi batang akan semakin dengan pemberian beberapa dosis pupuk organik guano cepat juga, dan ini akan mempengaruhi saat munculnya dan tithonia bunga. Faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah Dosis pupuk Dosis pupuk guano ton/Ha ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sehingga hijau pemberian dosis yang tinggi akan menjadikan unsur hara tithonia yang tersedia meningkat dan serapan hara bagi tanaman ton/Ha 0 10 15 20 akan semakin baik. Menurut Rukmana (1997) untuk hst 0 52 a 51 b 50 c 50 c pembentukan bunga yang berpengaruh penting adalah A A A A faktor genetik di samping faktor lingkungan seperti 10 51 a 50 b 49 c 49 c kandungan hara, air, cahaya dan suhu. B B B B 15 50 a 49 b 49 b 49 b Pemberian pupuk organik guano dan tithonia C C B B pada dosis 15 ton/Ha-20 ton/Ha menunjukkan hasil yang 20 50 a 49 b 49 b 49 b sama atau tidak berbeda nyata, karena unsur fosfor yang C C B B terkandung di dalam guano dan tithonia telah mampu KK = 2,83 % untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Saat keluar bunga Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan pada lajur diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata pada tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur fosfor yang menurut DNMRT pada taraf nyata 5%. mampu diserap oleh tanaman. Di dalam tanah fungsi P bagi tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat Tabel 4. Umur keluar bunga betina tanaman jagung dalam senyawa-senyawa organik, sebagai zat pembangun manis dengan pemberian beberapa dosis P terpencar-pencar dalam tubuh tanaman, terutama bagian pupuk organik guano dan tithonia tubuh tanaman yang berkaitan dengan pembiakan Dosis pupuk Dosis pupuk guano ton/Ha generatif, seperti bunga dan buah, jadi dalam proses hijau pembentukan bunga banyak membutuhkan P (Sutedjo, tithonia 0 10 15 20 2010). ton/Ha hst Guano adalah pupuk organik yang mempunyai 0 53 a 52 b 51 c 51 c kandungan fosfor yang relatif tinggi dapat dilihat pada A A A A 10 52 a 51 b 50 c 50 c Lampiran 5, kurang lebih 13%. Tingginya kandungan B B B B fosfor yang terkandung pada guano menjadikan P tersedia 15 51 a 50 b 50 b 50 b bagi tanaman jadi meningkat, selain didukung oleh C C B B mikroorganisme lain yang terkandung pada guano ini. 20 51 a 50 b 50 b 50 b Selain guano, tumbuhan Tithonia diversifolia juga C C B B KK = 2,8 % mempunyai kandungan hara yang komplek, tanaman ini Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan juga mengandung hara fosfor dan asam organik yang bisa pada lajur diikuti oleh huruf besar yang samaberbeda tidak nyata membantu melepas unsur P sehingga tersedia bagi menurut DNMRT pada taraf nyata 5%. tanaman. Pada Tabel 3 dan 4, terlihat respon saat keluar Interaksi dari kedua bahan organik ini bisa bunga jantan dan betina tanaman jagung manis yang meningkatkan ketersediaan unsur fosfor bagi tanaman, ini terjadi dari pemberian berbagai dosis guano dan tithonia. disebabkan kandungan mikroorganisme pendukung yang Pemberian berbagai dosis guano, ternyata waktu terkandung pada kedua pupuk organik ini saling munculnya bunga jantan dan betina tercepat (terbaik) melengkapi dan mendukung. Seperti kita ketahui guano ditunjukkan pada dosis 15 dan 20 ton/Ha guano. mempunyai unsur hara P yang tinggi dan itu tidak bisa Pemberian pupuk organik guano 10-20 ton/Ha pada langsung tersedia bagi tanaman bisa saja diikat oleh Al pemberian tithonia dosis 15 dan 20 ton/Ha menunjukkan atau Fe dan asam organik yang dihasilkan tithonia mampu hasil yang tidak berbeda nyata. Begitu juga dengan untuk mengikat Al. Menurut hasil penelitian Rohmaani pemberian 10-20 ton/Ha tithonia pada pemberian guano (2007) menunjukkan bahwa Al anorganik semakin 15 dan 20 ton/Ha menunjukkan waktu kemunculan bunga menurun dengan bertambahnya waktu inkubasi, karena jantan dan betina tanaman yang sama. Kemudian pada asam organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi berbagai variasi dosis tithonia, ternyata pemberian dosis Tithonia diversifolia aktif dalam mengikat Al, sehingga Arif Amrizal Page 7 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) konsentrasi Al menurun dan terlepas menjadi tersedia Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan bagi tanaman. pada kolom yang diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata menururt DNMRT pada taraf nyata 5%. Pada Tabel 5, dapat dilihat variasi respon panjang tongkol berkelobot tanaman jagung manis yang terjadi dari pemberian berbagai dosis guano dan tithonia. Pemberian pupuk organik guano 0-20 ton/Ha pada 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia menunjukkan hasil yang berbeda nyata, begitu juga sebaliknya pemberian 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia pada 0-20 ton/Ha guano menunjukkan hasil yang berbeda juga. Interaksi dari kedua faktor perlakuan terlihat dari pemberian dosis 10 ton/Ha guano dan tithonia sampai dengan dosis tertinggi yaitu 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia. Gambar 4. Bunga jantan umur 49 hst dan bunga betina umur 50 hst Hasil terendah adalah pada dosis 0 ton/Ha guano tanaman jagung manis dan 0 ton/Ha tithonia yaitu 25,25 cm, sedangkan hasil Selain pengaruh dari kedua interaksi pupuk organik guano tertinggi adalah pada dosis 20 ton/Ha guano dan tithonia dan tithonia, tanaman jagung merupakan protandry, pada dengan rata-rata panjang tongkol berkelobot 29,5 cm. sebagian besar varietas bunga jantan muncul (anthesis) 1- Pada dosis 20 ton/Ha lebih panjang 16,8% dari dosis 0 3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking) ton/Ha guano dan tithonia. Keadaan ini bisa disebabkan (dapat dilihat pada Gambar 4). Serbuk sari (pollen) oleh unsur hara yang terdapat dalam bahan organik guano terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang dan tithonia saling mendukung untuk terjadinya interaksi, di tengah, 2-3 dari ujung malai (tassel), kemudian turun sehingga interaksi semakin baik bisa menjadikan unsur kebawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk hara tersedia dan diserap oleh tanaman. Gambar 5 sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karenan menunjukkan perbandingan panjang tongkol berkolobot pengaruh gravitasi ataupun tertiup angin sehingga terjadi tanaman jagung manis. penyerbukan silang. Interval keluarnya bunga jantan dan betina tanaman (anthesis silking interval) adalah hal yang sangat penting. Interval yang kecil menunjukan singkronisasi pembungaan yang berarti peluang terjadi penyerbukan sempurna dan semakin besar interval penyerbukan akan terhambat sehingga hasil menjadi berkurang. 4.5 Panjang Tongkol Berkelobot Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia menunjukkan adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap panjang Gambar 5. Panjang tongkol berkelobot tanaman jagung tongkol berkelobot tanaman jagung manis. Demikian manis pula berbagai dosis pupuk guano dan pupuk hijau tithonia Pada proses pembuahan unsur hara yang paling memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol berperan adalah fosfor, pada guano unsur hara yang berkelobot tanaman jagung manis. Untuk lebih jelas tertinggi adalah fosfor dan pada tithonia juga terdapat dilakukan uji lanjut DNMRT pada taraf 5% yang unsur P tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan ditunjukkan pada Tabel 5. dengan unsur fosfor guano. Mansyur (2003) menyatakan bahwa perbedaan kandungan bahan organik tanah adalah Tabel 5. Panjang tongkol berkelobot tanaman jagung sebagai akibat dari perbedaan takaran bahan organik yang manis dengan pemberian beberapa dosis diberikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa penambahan pupuk organik guano dan tithonia. bahan organik dengan takaran tinggi akan melepaskan C Dosis pupuk Dosis pupuk guano ton/Ha organik yang tinggi pula sehingga meningkatkan kadar hijau bahan organik tanah. tithonia ton/Ha 0 10 15 20 Selain itu, pencucian bahan organik tidak terjadi cm walaupun kawasan Limau Manis mempunyai curah hujan 0 25,25 d 25,83 c 27,08 b 27,17 a yang tinggi. Keadaan ini disebabkan oleh pupuk organik D D D D 10 25,75 d 27,67 c 27,83 b 28,00 a yang diberikan telah mampu untuk memperbaiki struktur C C C C tanah, baik itu fisika, kimia dan biologi tanah. Guano dan 15 26,58 d 27,92 c 28,50 b 28,67 a tithonia adalah pupuk organik yang mempunyai unsur B B B B hara makro dan mikro yang tinggi. Tithonia mempunyai 20 27,17 d 28,08 c 29,42 b 29,50 a hara N yang tinggi sedangkan guano mempunyai fosfor A A A A yang tinggi di samping unsur hara lainnya, guano dan KK = 0,61 % Arif Amrizal Page 8 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) tithonia juga mempunyai mikrooganisme dan asam tithonia menunjukkan hasil 20% lebih besar dari pada organik yang bermanfaat bagi tanaman. dosis 0 ton/Ha guano dan 0 ton/Ha tithonia. Hasil ini hampir sama dengan pengamatan panjang tongkol Fosfor di dalam tanah sukar tercuci oleh air berkelobot, dimana hasil tertinggi didapatkan pada dosis hujan maupun air pengairan. Hal ini dikarenakan fosfor 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia. Ini disebabkan bereaksi dengan ion lain dan membentuk senyawa yang kandungan bahan organik yang terdapat pada kedua tingkat kelarutannya berkurang, sehingga menjadi pupuk organik tersebut relatif tinggi (lihat Lampiran 4 senyawa yang tidak mudah tercuci, bahkan sebagian dan 5). Gambar 6 menunjukkan perbandingan panjang menjadi ion yang tidak tersedia untuk tanaman atau tongkol tidak berkelobot tanaman jagung manis. terfiksasi oleh senyawa lain (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Maka dari itu perlu penambahan jumlah fosfor yang banyak ke dalam tanah agar bisa tersedia bagi tanaman, selain itu bisa juga dengan menambahkan suatu senyawa atau bahan organik yang bisa melepaskan ikatan P dengan senyawa lain seperti Fe, Al dan Ca. 4.6 Panjang Tongkol Tidak Berkelobot Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia menunjukkan adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap panjang Gambar 6. Panjang tongkol tidak berkelobot tanaman jagung manis tongkol tidak berkelobot tanaman jagung manis. Interaksi dari pupuk guano dengan pupuk hijau Demikian pula berbagai dosis pupuk guano dan pupuk tithonia menjadikan unsur P tersedia bagi tanaman, ini hijau tithonia memberikan pengaruh terhadap panjang tidak lepas dari pengaruh hara dan mikroorganisme serta tongkol tidak berkelobot tanaman. Untuk lebih jelas asam organik yang terkandung di dalam pupuk organik dilakukan uji lanjut DNMRT pada taraf 5% yang guano dan tithonia. Aktivitas mikroba akan merubah ditunjukkan pada Tabel 6. fosfat-organik menjadi bentuk fosfat inorganik dan menghasilkan asam organik. Asam organik seperti asam Pada Tabel 6, dapat dilihat variasi respon sitrat, asam malat dan asam asetat merupakan anion panjang tongkol tidak berkelobot tanaman jagung manis pesaing yang akan menutup permukaan mineral alofan yang terjadi dari pemberian berbagai dosis pupuk organik dan oksida hidrat Al dan Fe (Hue, 1991 cit Supriyadi dan guano dan tithonia. Pemberian pupuk organik guano 0-20 Purwanto, 2003). ton/Ha pada 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia menunjukkan hasil yang berbeda nyata, begitu juga Tumbuhan tithonia dan guano merupakan sebaliknya pemberian 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia sumber hara potensial, dimana kedua pupuk organik ini pada 0-20 ton/Ha guano menunjukkan hasil yang berbeda berpotensi untuk memperbaiki kesuburan tanah, terutama juga. Interaksi dari kedua perlakuan terlihat dari dalam menambah unsur nitrogen, fosfor, kalsium, kalium pemberian dosis 10 ton/Ha guano dan 10 ton/Ha tithonia dan unsur hara esensial lainnya. Pemberian pupuk sampai dengan dosis tertinggi yaitu 20 ton/Ha guano dan organik ini secara teratur akan mampu untuk 20 ton/Ha tithonia. memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Tabel 6. Panjang tongkol tidak berkelobot pada Tumbuhan tithonia mempunyai keunggulan dalam tanaman jagung manis dengan pemberian menyerap hara dari tanah karena bersimbiosis dengan beberapa dosis pupuk organik guano dan mikoriza dan asam sitritnya dapat melarutkan hara (DPTP tithonia Sumbar, 2009). Dosis pupuk Dosis pupuk guano ton/Ha hijau Penambahan bahan organik maupun pupuk tithonia 0 10 15 20 kandang mampu meningkatkan hasil dan bobot kering ton/Ha tanaman jagung manis. Pemberian bahan organik dapat cm memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. 0 21,25 d 21,83 c 23,08 b 23,17 a D D D D Senyawa karbon dan nutrisi yang terdapat di dalam 10 21,75 d 23,67 c 23,83 b 24,00 a ekstrak organik merupakan sumber energi dan unsur hara C C C C bagi mikroba tanah, baik yang berperan dalam proses 15 22,58 d 23,92 c 24,50 b 24,67 a agregasi struktur tanah maupun meningkatkan B B B B 20 23,17 d 24,08 c 25,42 b 25,50 a ketersediaan dan kelarutan hara dalam tanah (Prahasta, A A A A 2009). KK = 3,45 % Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan 4.7 Panjang Tongkol Berisi pada tiap lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5% Pemberian beberapa dosis pupuk kotoran kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia menunjukkan Hasil tertinggi dapat dilihat pada dosis 20 ton/Ha adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap panjang guano dan tithonia dengan rata-rata 25,5 cm, sedangkan tongkol berisi tanaman jagung manis. Demikian pula hasil terendah dapat dilihat pada dosis 0 ton/Ha pupuk berbagai dosis pupuk guano dan pupuk hijau tithonia organik guano dan 0 ton/Ha tithonia yaitu dengan rata- memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol berisi rata 21,25 cm. Dosis 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tanaman jagung manis. Untuk lebih jelas dilakukan uji Arif Amrizal Page 9 Hasil penelitian Tanaman Pangan (2012) lanjut DNMRT pada taraf 5% yang di tunjukkan pada persarian tersebut berasal dari tanaman lain, hanya 5% Tabel 7. yang berasal dari serbuk sari tanaman itu sendiri, Tabel 7. Panjang tongkol berisi pada tanaman jagung terlepasnya serbuk sari biasanya berlangsung 3-6 hari, manis dengan pemberian beberapa dosis bergantung pada varietas, suhu dan kelembaban pupuk organik guano dan tithonia. (Poehlman, 1987 dalam Dongoran, 2009). Gambar 7 Dosis Dosis pupuk guano ton/Ha menunjukkan perbandingan panjang tongkol berisi pupuk tanaman jagung manis. hijau 0 10 15 20 tithonia ton/Ha cm 0 16,25d 16,83 c 19,08 b 20,17 a D D D D 10 16,75 20,67 c 20,83 b 21,00 a d C C C C 15 18,58 20,92 c 23,83 b 23,58 a d B B B B 20 20,17 22,08 c 24,08 b 24,50 a Gambar 7. Panjang tongkol berisi tanaman jagung manis d A A A A KK = 3,82 % Selain itu faktor yang mempengaruhi panjang Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dan tongkol berisi adalah total pasokan hara, terutama unsur pada lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama berbeda tidak nyata hara fosfor yang berperan penting dalam proses menurut DNMRT pada taraf nyata 5% pembentukan bunga dan biji. Pada pupuk guano unsur hara yang tertinggi adalah fosfor dan pada hijauan Pada Tabel 7, dapat dilihat variasi respon tithonia yang tertinggi adalah nitrogen. Fosfor berperan panjang tongkol berisi tanaman jagung manis yang terjadi pada proses pembentukan buah sedangkan nitrogen dapat dari pemberian berbagai dosis pupuk organik guano dan menyehatkan pertumbuhan daun. Unsur fosfor bersifat tithonia. Pemberian pupuk organik guano 0-20 ton/Ha mobil dalam tanaman, yaitu apabila tanaman defisiensi pada 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia menunjukkan hasil fosfor maka fosfor yang ada dalam jaringan tua akan yang berbeda nyata, begitu juga sebaliknya pemberian 0- dimobilisasi ke jaringan muda, sehingga yang defisiensi 20 ton/Ha pupuk hijau tithonia pada 0-20 ton/Ha guano lebih dulu pada jaringan tua. Serapan fosfor pada saat fase menunjukkan hasil yang berbeda juga. Interaksi dari vegetatif yaitu mulai perkecambahan hingga akan kedua perlakuan terlihat dari pemberian dosis 10 ton/Ha berbunga (Jacob, 1963). guano dan 10 ton/Ha tithonia sampai dengan dosis tertinggi yaitu 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia 4.8 Diameter Tongkol Pemberian beberapa dosis pupuk organik Peningkatan jumlah pupuk organik yang kotoran kelelawar (guano) dan pupuk hijau tithonia diberikan menunjukkan penambahan jumlah unsur hara menunjukkan adanya interaksi yang berbeda nyata yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman sehingga bisa terhadap diameter tongkol tanaman jagung manis. mendapatkan produksi yang lebih tinggi. Hasil terbaik Demikian pula berbagai dosis pupuk guano dan pupuk dapat dilihat pada dosis 20 ton/Ha guano dan tithonia hijau tithonia memberikan pengaruh terhadap diameter yaitu dengan rata-rata panjang tongkol berisi 24,5 cm, tongkol tanaman jagung manis. Untuk lebih jelas sedangkan dosis terendah dapat dilihat pada 0 ton/Ha dilakukan uji lanjut DNMRT pada taraf 5% yang di guano dan 0 ton/Ha tithonia dengan rata-rata 16,25 cm. tunjukkan pada Tabel 8. Perbedaan dari hasil terbaik dan terendah terbilang tinggi, mencapai 50,77% dari panjang tongkol berisi. Karena Pada Tabel 8, dapat dilihat variasi respon unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung manis diameter tongkol tanaman jagung manis yang terjadi dari sudah terpenuhi. Terutama unsur hara fosfor yang pemberian berbagai dosis pupuk organik guano dan berperan dalam proses generatif seperti bunga dan buah, tithonia. Pemberian pupuk organik guano 0-20 ton/Ha selanjutnya unsur kalium yang berperan dalam pada 0-20 ton/Ha pupuk hijau tithonia menunjukkan hasil peningkatan kualitas biji/buah (Sutedjo, 2010). yang berbeda nyata, begitu juga sebaliknya pemberian 0- 20 ton/Ha pupuk hijau tithonia pada 0-20 ton/Ha guano Keadaan ini tidak berbeda dengan panjang menunjukkan hasil yang berbeda juga. Interaksi dari tongkol berkelobot dan panjang tongkol tidak berkelobot, kedua faktor perlakuan terlihat dari pemberian dosis 10 semakin panjang tongkol berkolobot maupun tidak ton/Ha guano dan 10 ton/Ha tithonia sampai dengan dosis berkelobot maka kemungkinan panjang tongkol berisi tertinggi yaitu 20 ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia. akan semakin panjang juga. Panjang tongkol berisi bisa Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka diameter dipengaruhi faktor lingkungan seperti angin dan hujan, tongkol tanaman jagung manis juga semakin besar. karena letak bunga jantan dan betina terpisah. Tongkol dengan rata-rata terbesar terdapat pada dosis 20 Penyerbukan terjadi pada jagung bila serbuk sari ton/Ha guano dan 20 ton/Ha tithonia dan tongkol dengan menempel pada rambut tongkol, hampir 95% dari diameter terkecil terdapat pada dosis 0 ton/Ha guano dan Arif Amrizal Page 10

Description:
Pemasangan label dilakukan pada saat pemberian perlakuan, label dipasang pada tiap- Ensayos Sobre el Cultivo de la Caña de Azúcar. Havana
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.