GENDER DALAM AGAMA BUDDHA (Kajian terhadap Aliran Buddha Maitreya di Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I) Oleh: Fadhilah 11520025 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini penulis persembahkan untuk: Ayah dan Ibu tercinta yang mengiringi setiap langkahku dengan doa. Terimakasih atas semua yang kalian berikan, sehingga membuatku kuat dan dapat menjalani hidup sejauh ini. Om-omku dantanteku,adik-adikku, teman-teman PAangkatan 2011, Dan Almamater Universitas islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. v MOTTO “.......Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.......” (Q. S Ar Ra’d: 11) vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan taufik-Nya kepada penulis yang telah diberi petunjuk, kekuatan dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang “GENDER DALAM AGAMA BUDDHA (Kajian Terhadap Aliran Buddha Maitreya di Yogyakarta)”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Kepada Ayah dan Ibuku yang sudah melahirkanku ke dunia ini dan menjagaku hingga seperti ini 2. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 4. Ibu Dian Nur Anna, M. Ag. selaku Pembimbing Akademik yang memberikan arahan mengenai judul skripsi yang diajukan. 5. Bapak Dr. H. Ahmad Singgih Basuki, M. A selaku Pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini. vii 6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islamdan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan arahan dan pelayanan dalam penyusunan skripsi. 7. Pandita Lusia Anggraini, selaku Pandita di Vihara Boddhicitta Maitreya Yogyakarta yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk penelitian. 8. Segenap pelaksana Vihara Boddhicitta Maitreya dan Umat Buddha Maitreya yang ada di Yogyakarta yang telah berkenan memberikan arahan, kerja sama dan bimbingannya pada peneliti selama penelitian. 9. Kepada semua instansi yang telah memberikan izin penelitian, sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan baik. 10.Nenek-kakek (Sahlan dan Haeni), yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kecintaan, segala doa yang tiada henti, pengorbanannya, perhatiannya, dan semua kasih sayang yang tiada ternilai. Kalian adalah sumberinspirasiku dalam mengarungi samudrakehidupan. 11.Om-omku Abdul Hamid dan Abdul Syukur dan Tanteku Aitqoh yang selalu memberikan dukungan bagi penulis dalam menjalani aktifitas. 12.Adik-adikku yang selalu memberikan semangat selalu memberikan dukungan penuhdalam segalaaspek. 13.Keluarga besar PA angkatan 2011 yang selalu member motivasi, dukungan, bantuan serta semangat kepada penulis, sehingga terselesainya penulisan skripsi ini. 14.Teman-temanku di kos Bali dan semua pihak yang terutama mbak Siska, mbakYaya dan Mbak Faradila Anggraini yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu. viii Kepada semua pihak tersebut di atas, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada penulis pribadi, dan pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai bahan referensi danevaluasi. Amiin. Yogyakarta, 21 September 2015 Penulis, Fadhilah NIM.11520025 ix Abstraksi Perbedaan laki-laki dan perempuan masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Dalam beberapa memang di antara keduanya memiliki perbedaan. Hal tersebut selalu dikaitkan dengan persoalan agama. Salah satu dari beberapa agama adalah agama Buddha. Spekulasi pemuka ataupun umat Buddha sendiri meletakkan perempuan dalam urutan kedua dan lebih rendah dari laki-laki. Hal tersebut memberikan banyak asumsi bahwa perempuan rendah. Agama Buddha Maitreya merupakan salah satu aliran atau sekte yang ada dalam agama Buddha. Aliran ini memiliki ciri khas yang membedakan dengan aliran Buddha yang lain. Dari sisi penekanan ajaran dari juga dari system kelembagaan. Ajaran Buddha Maitreya tentang kesetaraan menjadi landasan pokok dalam pembinaan terhadap umat baik itu laki-laki maupun perempuan. Perbedaan antara laki-laki yang membentuk suatu pembahasan gender dan juga ketidakadilan. Sehingga penelitian ini sangat penting untuk diteliti karena aliran Buddha Maitreya ini memperlihatkan kesetaraan gender dalam kehidupan setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep ajaran gender yang ada dalam aliran Buddha Maitreya, dan mengetahui bagaimana praktik gender dalam kehidupan dan aktivitas aliran Buddha Maitreya. Adapun Rumusan masalahnya ada 2 yaitu: 1). Bagaimana konsep ajaran gender dalam Buddha Maitreya di Yogyakarta?, 2). Bagaimana praktik ajaran gender dalam aliran Buddha Maitreya di Yogyakarta?. Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, Dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitianya menunjukan bahwa konsep ajaran gender dalam aliran Buddha Maitreya memang tidak tertuang dalam bentuk teks yang jelas tetapi ajaran kasih yang universal menjadi pedoman mereka, ajaran tentangkasih kepada semua makhluk terutama manusia adalah sama baik laki-laki dan perempuan adalah ciptaan Tuhan yang memiliki kehidupan yang mulia dan layak mendapatkan penghormatan yang sama. Dalam praktiknya ajaran tentang kesetaraan gender itu terlihat dalam pelaksanaan kebaktian, perempuan dapat memimpin kebaktian dan laki-laki dan perempuan sejajar tidak ada yang paling ditonjolkan, dalam kelembagaan perempuan dapatmenjadi panditadengan tahapan yang sama dengan laki-laki, dalam keluarga suami dan istri memiliki tugas yang sama, dalam kehidupan sosial perempuan dapat tampil sebagai pemimpin dalam sebuah organisasi danberkarya. x
Description: