ebook img

Filsafat Perselingkuhan Sampai Anorexia Kudus PDF

160 Pages·2011·0.71 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Filsafat Perselingkuhan Sampai Anorexia Kudus

1 --Blank Page -- 2 Filsafat Perselingkuhan Sampai Anorexia Kudus Reza A.A. Wattimena PT Evolitera Jakarta, 2010 3 Filsafat Perselingkuhan Sampai Anorexia Kudus Reza A.A. Wattimena Editor : Evolitera Layout : Evolitera Cover : Evolitera PT Evolitera EvoHackSpace – Ruko Kayu Putih rd Jl. Kayu Putih IVD / 15, 3 floor Jakarta 13260 – Indonesia www.evolitera.co.id © Reza A.A. Wattimena, 2011 ISBN: 978-602-8861-76-2 4 PENGANTAR Buku ini adalah buku filsafat populer yang memiliki aspek paradoxa. Paradoxa adalah kata dari Bahasa Yunani yang berarti ‘menyimpang dari pendapat umum’. Para itu berarti menyimpang. Sementara doxa berarti pendapat umum. Judul tersebut tepat menggambarkan isi buku ini, yakni upaya untuk berpikir tentang kehidupan dengan sudut pandang yang unik, yang berbeda dari pendapat umum masyarakat. Buku ini adalah kumpulan tulisan populer saya yang telah dipublikasikan di berbagai media, baik lokal maupun nasional. Buku ini lahir dari refleksi saya atas berbagai peristiwa yang terjadi, baik di level nasional maupun pengalaman personal, yang kemudian dibagi menjadi tiga ranah refleksi, yakni refleksi tentang kehidupan berbangsa, tentang pendidikan, dan refleksi personal saya tentang kehidupan. Itulah tiga dimensi kehidupan yang menjadi pergulatan saya selama ini. Yang perlu diingat adalah, bahwa refleksi bukanlah pijat refleksi, melainkan memikirkan ulang apa yang telah terjadi secara mendalam! Banyak orang masih belum mengerti arti kata refleksi dalam konteks ini. Apa keunggulan buku ini dibandingkan dengan kumpulan tulisan yang bertebaran di toko buku lainnya? Buku ini adalah sebuah refleksi filosofis yang dibahasakan secara populer, dan mencoba untuk menyoroti berbagai hal dari sudut pandang yang unik. Harapannya adalah pembaca bisa menentukan sudut pandang mereka sendiri pada akhirnya. Beberapa refleksi terasa begitu personal. Namun janganlah lupa bahwa kita bisa melihat kehidupan seluruh alam semesta di dalam hati orang yang bergelut dengan kehidupan! 5 Saya berharap buku ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang- orang yang tertatih-tatih menjalani kehidupan, bagi orang-orang yang peduli pada kehidupan berbangsa, namun terasa begitu lemah karena keterbatasan kekuatan. Buku ini juga dapat digunakan sebagai cermin kehidupan bagi mereka yang terus mencari apa sesungguhnya arti hidup ini. Pada titik akhir buku ini adalah sebuah pertanyaan, pertanyaan tentang bagaimana kita harus hidup, bagaimana kita harus berpikir, dan terlebih… apa artinya kita menjadi manusia… Salam Sejahtera, Reza A.A Wattimena Surabaya, 2010 6 PENULIS Reza Alexander Antonius Wattimena lahir 22 Juli 1983. Kini bekerja menjadi Dosen Filsafat Politik dan Filsafat Ilmu Pengetahuan, serta Sekretaris Fakultas di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, redaktur Media Budaya On Line untuk Kolom Filsafat www.dapunta.com, anggota Komunitas Diskusi Lintas Ilmu COGITO (dalam kerja sama dengan Universitas Airlangga) di UNIKA Widya Mandala, Surabaya, dan anggota komunitas System Thinking di universitas yang sama. Ia adalah alumnus program Sarjana dan Magister Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Telah menulis beberapa buku yakni Melampaui Negara Hukum Klasik (2007), Filsafat dan Sains (2008), Filsafat Kritis Immanuel Kant (2010), Bangsa Pengumbar Hasrat (2010), Menebar Garam di Atas Pelangi (artikel dalam buku, 2010), Ruang Publik (artikel dalam buku, 2010), menjadi editor untuk satu buku tentang Filsafat Manusia (Membongkar Rahasia Manusia: Telaah Lintas Peradaban Filsafat Timur dan Filsafat Barat, Kanisius, Yogyakarta, 2010), serta beberapa artikel ilmiah di jurnal ilmiah, maupun artikel filsafat populer di media massa. Bidang peminatan adalah Filsafat Politik, Multikulturalisme, dan Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dapat dihubungi di [email protected] atau dilihat di Rumah Filsafat http://rezaantonius.wordpress.com/ 7 Daftar Isi Doxa dan Politik Perselingkuhan 10 Yang Otentik di dalam Politik 14 Indonesia, Paranoia, dan Massa 18 Populerisme Politik dan Harapan Bangsa 22 Bangsa Setengah atau Setengah Bangsa? 26 Hasrat Gelap Para Pemimpin Bangsa 30 Indonesia dan Komputer, Apakah Persamaannya? 33 Politik Sinis versus Politik Naif 38 Individualisme, Trauma, dan Bom Waktu 46 Sistem, Totalitarisme, dan Kontrol 51 Apatisme Sebagai Musuh Kehidupan Publik 56 Paradoks Demokrasi 60 Demokrasi dalam Tegangan 64 Visi dan Idealisme Sebagai Warisan Utama Organisasi 68 Feodalisme sebagai Musuh Demokrasi 72 Pendidikan Virtual 77 Pendidikan Berparas Kemanusiaan 82 Sekolah Gratis dan Wajah Pendidikan Kita 86 Keberhasilan, Rasa Iri, dan Para Demagog 91 Pernak Pernik Kekuasaan 96 Seni Menunggu 100 Tujuan Hidup 104 Topengmu, Topengku, Topeng Kita Semua 107 Berani Hidup Benar 112 Kebenaran yang Tersembunyi 117 Paradoks Pengangguran 121 Roda Penggerak Interaksi Manusia: Kebencian dan Cinta 129 Menjadi Outsider 144 Kota Orang Gila 148 Memanipulasi Tuhan 152 Anorexia Kudus dan Kesucian Manusia 156 8 FILSAFAT PERSELINGKUHAN SAMPAI ANOREXIA KUDUS 9 Doxa dan Politik Perselingkuhan Kata doxa berasal dari bahasa Yunani yang berarti pendapat (opinion). Pendapat tersebut bisa tentang berbagai hal, seperti tentang pendidikan, cara melenyapkan kemiskinan, cara hidup yang baik, dan sebagainya. Namun kata itu juga bisa berarti penampakan (appearance), yakni sesuatu yang tampaknya saja begitu, tetapi sebenarnya berbeda dari apa yang tampak. Artinya doxa memiliki aspek penipuan, karena menutupi kebenaran di baliknya. Kata itu pertama kali diperkenalkan oleh Parmenides, seorang pemikir Yunani Kuno. Ia adalah seorang pemikir pra-Sokratik (sebelum Sokrates) yang terlibat dalam perdebatan intelektual yang dominan pada waktu itu. Baginya perubahan di dalam realitas itu sebenarnya hanyalah doxa, yakni yang tampaknya saja (appearance). Yang sebenarnya terjadi adalah realitas tidak pernah berubah. Argumennya begini, karena perubahan melibatkan ketiadaan (seperti sabun yang tadinya ada namun sekarang lenyap karena sering digunakan), sementara ketiadaan itu tidak mungkin dipikirkan, maka ketiadaan itu adalah tampaknya saja, dan bukan kebenaran. Parmenides membedakan antara doxa (pendapat/penampakan) dengan aletheia (kebenaran). Penampakan menutupi kebenaran karena penampakan memiliki sisi manipulatif. 10

Description:
Buku ini adalah buku filsafat populer yang memiliki aspek paradoxa. Paradoxa adalah kata dari Bahasa Yunani yang berarti ‘menyimpang dari pendapat umum’. Para itu berarti menyimpang. Sementara doxa berarti pendapat umum. Judul tersebut tepat menggambarkan isi buku ini, yakni upaya untuk berpikir
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.