ebook img

FAKTOR PENDORONG ALIRAN MASUK INVESTASI LANGSUNG ASING DI NEGARA SEDANG ... PDF

14 Pages·2014·0.5 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview FAKTOR PENDORONG ALIRAN MASUK INVESTASI LANGSUNG ASING DI NEGARA SEDANG ...

52 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Mei 2013, Hal: 52 - 65 Vol. 2, No. 1 ISSN: 1979-4878 FAKTOR PENDORONG ALIRAN MASUK INVESTASI LANGSUNG ASING DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG Determinants of Foreign Direct Investment Inflows in Developing Countries Agung Nusantara Program Studi Manajemen Universitas Stikubank Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233 ([email protected]) ABSTRAK Investasi langsung asing mengalir dengan deras ke negara sedang berkembang pada dasa warsa 1990-an, telah menjadi sumber pembiayaan keuangan yang penting. Peningkatan investasi langsung asing membuat pemerintah harus membuat kebijakan domestik yang dapat menangkap peluang tersebut. Langkah awal yang penting adalah mengidentifikasi variabel ekonomi makro yang menjadfi penentu aliran masuk investasi langsung asing. Globerman dan Shapiro (2005) menyarankan variabel ekonomi makro, seperti, ukuran pasar , sumber daya, dan sektor finansial sangat mungkin berperan dalam aliran masuk investasi langsung asing, khususnya di negara sedang berkembang. Permasalahannya adalah seberapa jauh variabel ekonomi makro dapat mendorong aliran masuk investasi langsung asing, ketika liberalisasi perekonomian tidak berjalan sempurna. Studi ini membuktikan bahwa ukuran pasar, meliputi GDP yang menggambarkan ukuran perekonomian domestik dan perluasan ekonomi domestik (keterbukaan ekonomi) berperan penting dalam mendorong investasi langsung asing. Akan tetapi, variabel DEBT, walaupun terkait dengan kebijakan pemerintah, justru berdampak menghambat aliran masuk investasi asing langsung. Kata kunci: ABSTRACT Foreign Direct Investment flows to developing countries surged in the 1990s, to become their leading source of external financing. This raises in FDI volume make government must be generate domestic policies to push FDI inflows. The first step is identification macroeconomic determinants of FDI inflows.Globerman and Shapiro (2005) suggest the macroecomic variables, such as, market size, resources, and financial sector, may be associated with FDI inflows, especially in developing countries. The problem is how far the macroeconomic variable can push FDI inflows, in condition, imperfect economic liberalisation.This study proofs that market size, included, domestic economy (GDP) and extention of domestic economy (Openness) significantly push FDI inflow. But debt variable, despite of associated with government policy, significantly impeded FDI inflows. Key words: Foreign Direct Investment, Market Size, and Financial Sector. PENDAHULUAN Tabel 1 memberikan gambaran bahwa pergerakan tersebut terjadi di banyak negara. Globalisasi merupakan fenomena yang Negara China menunjukkan perkembangan tidak terbantahkan, sekalipun diselingi dengan keterbukaan ekonomi yang semakin kentara, dari regionalisasi, yang pada intinya merupakan bentuk 29,2% porsi perdagangan terhadap GDP menjadi globalisasi yang terbatas. Karena globalisasi itu 55,2%. Aliran modal asingpun juga terlihat pulalah maka pergerakan aliran modal juga perkembangan yang relatif cepat.secara netto semakin deras. Derasnya aliran modal tersebut aliran FDI menuju ke perekonomian China ditenggarai terjadi pada awal 1990-an ketika mencapai 3,1% pada tahun 2010. Globalisasi perekonomian dunia mengalami gelombang dalam perekenomian yang terjadi di China juga investasi. Yang selanjutnya berdampak pada diikuti oleh peningkatan masyarakat China dalam keterbukaan ekonomi di berbagai negara, menggunakan produk telekomunikasi yang khususnya negara sedang berkembang. mengalami lonjakan sampai pada periode 2010. Keterbukaan tersebut dapat diartikan sebagai keterbukaan ekonomi, keterbukaan kebijakan modal maupun keterbukaan informasi. 53 Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Tabel 1. Indikator Globalisasi Trade Openness Capital Openness Information Openness Portfolio Net- Internet Users Telephone Trade Export FDI Net-Inflow Inflow (US$ (per-100 Mainline (per- Areas (% GDP) (% GDP) (% GDP) billions) Population) 100 Population) 199 200 201 199 200 201 199 200 201 199 200 201 199 200 201 199 200 201 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 China 29,2 44,2 55,2 16,1 23,3 29,6 0,0 6,9 31,3 1,0 3,2 3,1 0,0 1,8 34,4 0,6 11,5 22,0 India 15,7 27,4 46,3 7,1 13,2 21,5 0,0 2,5 39,9 0,1 0,8 1,4 0,0 0,5 7,5 0,6 3,1 2,9 Indonesia 49,1 71,4 47,6 25,3 41,0 24,6 0,0 -1,0 2,1 1,0 -2,8 1,9 0,0 0,9 9,9 0,6 3,1 15,8 344, 372, 394, 177, 192, 211, Singapore 8 0 1 4 4 1 0,6 -1,2 3,5 15,4 17,2 18,5 0,0 35,0 71,1 34,6 48,3 39,9 147, 220, 176, 119, Malaysia 0 4 8 74,5 8 97,3 0,0 NA NA 5,3 4,0 3,9 0,0 21,4 56,3 8,7 19,8 16,1 124, 135, Thailand 75,8 9 1 34,1 66,8 71,3 0,4 0,9 2,6 2,9 2,7 3,0 0,0 3,7 21,2 2,3 8,9 10,0 112, 165, Vietnam 81,3 5 3 36,0 55,0 77,5 NA NA 2,4 2,8 4,2 7,5 0,0 0,3 27,9 0,1 3,3 18,9 104, Phillipines 60,8 7 71,4 27,5 51,4 34,8 0,0 -0,2 0,5 1,2 2,8 0,9 0,0 2,0 25,0 1,0 4,0 7,3 Japan 19,8 20,5 29,3 10,4 11,0 15,2 13,3 1,3 40,3 0,1 0,2 0,0 0,0 29,7 77,6 44,1 48,8 31,7 Australia 31,9 40,7 39,9 15,0 19,3 19,8 1,27 -0,7 9,9 2,6 3,3 2,7 0,6 46,8 75,9 45,6 52,5 38,8 Sumber: World Bank 54 Agung Nusantara Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Pemandangan yang juga tidak berbeda membangun usaha baru. Sedangkan permodalan ditunjukkan oleh perekonomian di Asia Tenggara adalah masalah klasik bagi negara sedang (Indonesia, Malaysia, Phillipine, Vietnam dan berkembang karena tidak mencukupinya Thailand). Perekonomian yang tergambar pada tabungan domestik maupun penanaman modal tabel 1 masih memberikan gambaran yang domestik untuk membiayai pertumbuhan fluktuatif jika diamati pada rentang waktu 1990- ekonomi yang harus didorong cepat dalam 2010. Hal tersebut karena terekamnya kejadian rangka pencapaian target pembangunan. krisis ekonomi 1997/1998 yang dampaknya masih Demikian juga modal, merupakan aset yang terasa pada tahun 2000. Namun demikian secara sangat mudah untuk berpindah sesuai dengan umum, perkembangannya juga tidak banya kondisi dan tempat yang paling menguntungkan. berbeda dengan negara tetangga. Untuk alasan itulah, maka pemerintah di Di sisi lain, jika diamati pergerakan, negara sedang berkembang membuat kebijakan aliran modal asing yang masuk (inflow) maupun yang diharapkan mampu mendorong dengan yang keluar (outflow), juga menunjukkan cepat aliran modal asing untuk masuk dan fluktuasi yang tinggi. Fluktuasi inilah yang meminimalkan aliran modal asing untuk keluar. merupakan tantangan besar perekonomian di Peningkatan aliran masuk investasi langsung negara sedang berkembang, khususnya negara asing tersebut sangat diperlukan di negara Asia Tenggara. Fluktuasi tersebut memiliki sedang berkembang, mengingat negara sedang potensi untuk menjadi sumber ke-tidak stabilan berkembang merupakan wilayah yang sedang perekonomian. mengalami pertumbuhan yang cepat namun tidak diimbangi dengan akumulasi modal yang Mudah dipahami mengapa terdapat memadai. fluktuasi yang tinggi dalam aliran modal masuk maupun keluar. Modal merupakan sumber penting dalam melakukan ekspansi maupun Sumber: World Investment Report 55 Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Sumber: World Investment Report LANDASAN TEORI Teori tentang modal di awali oleh teori Fisher tentang tingkat bunga. Pemikiran Fisher Teori tentang investasi langsung asing menggambarkan pemikiran kaum klasik tentang merupakan teori yang berkembang setelah modal, yaitu aliran finansial yang bergerak dari perkembangan teori perdagangan dan teori tingkat bunga rendah menuju ke tingkat bunga investasi menghadapi dampak peningkatan tinggi (konsep interest differential). Perpindahan globalisasi. Teori perdagangan H-O menunjukkan tersebut bersifat otomatis karena kaum klasik kelemahannya karena tidak mampu mengasumsikan variabel harga memiliki respon mengantisipasi dampak teknologi, sedangkan yang fleksibel. teori investasi yang berbasis modal (capital flows) gagal untuk menggambarkan fenomena Pemikiran Fisher tentang modal dikritik pergerakan modal dua arah, negara sedang oleh Keynes sebagai ketidak mungkinan tindakan berkembang dan negara maju. Berikut ini adalah yang dilakukan oleh investor. Keynes beberapa perkembangan teori tentang investasi berargumentasi bahwa investor bukanlah orang asing langsung yang berupaya memperbaiki teori yang memiliki banyak pilihan. Pilihan yang perdagangan dan teori investasi. dihadapi investor tidak bersifat divisible, namun pilihan tersebut terbatas. Investor hanya 56 Agung Nusantara Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan dihadapkan pada kondisi yang ada dan hanya Pemikiran Buckley-Casson ini membawa mampu memilih dari kondisi yang ada tanpa pemikir-pemikir lain, yang berorientasi pada teori mampu menciptakan alternatif lainnya. Oleh internalisasi, mengambil kesimpulan yang agak sebab itu Keynes berpandangan bahwa investor berbeda. Rugman mengatakan bahwa produksi hanya berhadapan dengan daftar investasi yang paling menguntungkan jika variable cost (investment schedule). Maka pilihan menjadi semakin rendah (Rugman, 1980). Sedangkan terbatas, dan dari pilihan terbatas tersebut investor Kojima (1989) menyatakan bahwa semakin harus membuat pilihan yang paling efisien rendah average cost minimum dan semakin besar (Marginal Efficiency of Investment). skala optimum dari penanaman modal maka semakin menguntungkan produksi tersebut. Di sisi lain, dalam perkembangan teori perdagangan internasional, teori Hecksher-Ohlin John Dunning (2006) mengajukan kritik mulai menunjukkan adanya pemikiran tentang terhadap berbagai pendekatan neoklasik yang modal yang mempengaruhi pola perdagangan selama ini dipakai. Kritik Dunning terhadap suatu negara. Teori H-O menyatakan bahwa pola paradigma neoklasik di arahkan pada sudut perdagangan suatu negara ditentukan oleh pandang yang terlalu sederhana mengenai kelimpahan sumber daya yang dimilikinya investasi asing, baik dari sisi motif maupun aspek (endowment factor). Apabila suatu negara non-ekonomi yang mendapat perhatian. memiliki kelebihan modal maka negara tersebut Dunning berupaya melakukan kajian yang aka melakukan ekspor modal. Pada titik inilah bersifat eklektik dengan menggabungkan tiga mulai terjadinya kontak antara teori tentang modal perspektif yang dibangun oleh Sen (freedom of dan teori tentang perdagangan internasional yang choice) – Stiglitz (structural transformation of mengarah pada teori tentang investasi langsung societes) – North (institutional). Dengan upaya asing. penggabungan ini, pendekatan Dunning menjadi Teori mengenai investasi langsung asing pendekatan yang sangat komprehensih, karena mulai dikembangkan oleh Hymer (1960) bukan hanya melibatkan aspek ekonomi namun mengenai pentingnya sudut pandang internal juga melibatkan aspek sosial, budaya, politik, perusahaan dalam menghadapi sifat monopolistik hingga lingkungan moral (Dunning, 2006). negara target investasi. Hymer menggabungkan Namun, jika pemikiran Dunning dilihat lebih teori klasik mengenai value of firm dalam fokus untuk aspek ekonomi, maka tidak terlihat mengambil keputusan investasi di negara lain. adanya erbedaan dengan pemkiran neoklasik Keputusan investasi semata-mata didasari oleh sebelumnya. profit maksimum, yang dapat berujung pada Pemikiran Dunning banyak dikenal dengan tindakan penguasaan sumber daya, menurunkan akronim O-L-I, yaitu: Ownerhip advantage – derajad persaingan antar investor asing, hingga Location Advantage – Internalisation advantage. kerjasama operasional dia antara mereka. Ownership advantage mengacu pada emikiran Pemikiran Hymer tersebut dikembangkan Hymer tentang perlunya memperkokoh kntrol oleh Buckley-Casson (1976) yang menyatakan terhadap invesasi yang ditanam. Kontrol tersebut bahwa prinsip pengambilan keputusan investasi karena investor asing harus memiliki keunggulan asing harus didasarkan atas (Henisz, 2001), yaitu: yang spesifik jika harus berhadapan dengan (1) perusahaan harus memaksimumkan profit investor lokal. pada kondisi pasar yang tidak sempurna, (2) pada Dalam rangka memperkuat keuntungan saat pasar untuk produk antara tidak sempurna, ownership, maka investor mengkombinasinya maka terbuka peluang penciptaan pasar internal dengan kepemilikan input, input antara, maupun untuk memotong dampak ketidak-sempurnaan jasa yang berasal dari luar negeri dan tidak pasar, (3) upaya internalisasi pasar secara dimiliki atau dikuasai oleh investor lokal. Maka internasional ini mengakibatkan terciptanya pertimbangan investor asing haruslah pada perusahaan multinasional (MNE). pemilihan lokasi yang paling menguntungkan (location advantage). Untuk memperkuat 57 Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan keuntungan ownership, location, maka investor adalah: India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, asing harus melakukan internalisasi. Mexico, Phillipine, Thailand dan Turki. Data Rekomendasi Dunning tersebut selaras dengan yang dianalisis berada pada rentang waktu 2000 – teori internalisasi Buckley-Casson (1976); 2010. Rugman (1981), dan Kojima (1984). Teknik analisis yang digunakan adalah Berbagai penelitian yang berupaya untuk pooling regression, yang bertumpu pada dua mengidentifikasi faktor ekonomi makro yang alternatif yang akan dibandingkan, yaitu: fixed mampu mendorong aliran investasi asing effect dan random effect. Sebelum sampai pada langsung mengarah pada kesimpulan tentang tiga tahapan tersebut data akan dilakukan uji akar-akar motif yang diungkap oleh UNCTAD. Motif unit dan kointegrasi untuk mencegah timbulnya tersebut adalah: motive menguasai sumber daya spurious regression. (resource seeking), motif mencari pasar yang luas Uji Akar-Akar Unit. Tradisi pengujian (market seeking), dan motif efisiensi (efficiency akar-akar unit (Unit Roots) telah lama dilakukan seeking). dalam kajian yang bersifat runtun waktu dalam Motif menguasai sumber daya yang menangkap fenomena yang bersifat dinamis. Pada melimpah ditunjukkan oleh penelitian, antara lain: dasarnya antara uji akar-akar unit pada data panel Yusop dan Ghaffar (1994), Janicki dan Wunnava serupa dengan data runtun waktu, sekalipun tidak (2004), dan Faeth (2005). Motif menguasai pasar identik. Secara prinsip, uji akar-akar unit di data negara tujuan investasi di tunjukkan oleh panel juga berawal dari model autoregressive penelitian, antara lain: Lipsey (1999), Janicki dan (AR). Wunnava (2004), De Vita dan Kyaw (2008) serta Teknik akar-akar unit yang diterapkan Mah dan Yoon (2010). Sedangkan motif efisiensi meliputi: Levin-Lin-dan Chu (LLC), Breitung, ditunjukkan oleh: Asiedu dan Lien (2003), Mah Hadri, Im-Pesaran-dan Shin (IPS), Fisher-ADF, dan Yoon (2010), Masron dan Abdullah (2010) dan Fisher-PP. Untuk tujuan pengujian, terdapat serta Dhingra dan Sidhu (2011). dua asumsi dasar yang diterapkan pada  , yaitu: i (1) parameter bersifat ajeg dalam setiap lintas METODOLOGI PENELITIAN sektoral, sehingga untuk semua i. Penelitian ini menggunakan data pooling Pengujian Levin-Lin-dan Chu (LLC), Breitung dari delapan negara yang memiliki kesamaan dan Hadri semuanya menggunakan asumsi sebagai negara sedang berkembang yang berada tersebut. Disamping itu, (2)  diasumsikan juga i dalam posisi below expectation karena terdapat memiliki nilai yang bervariasi lintas sektor. celah antara potensi penyerapan invetsasi Asumsi kedua ini dilakukan oleh uji Im-Pesaran- langsung asing (Potential Index of FDI) dengan dan Shin (IPS), Fisher-ADF, dan Fisher-PP. kemampuan menarik invetsasi langsung asing Keputusan ada tidaknya unsur akar-akar unit (Performance Index of FDI). Negara tersebut didasarkan atas: Tabel 2. Karakteristik Uji Akar-Akar Unit Komponen Metode Koreksi Test H Ha 0 Penentu Otokorelasi LLC Unit Root No-Unit Root None, F, T lags Breitung Unit Root No-Unit Root None, F, T lags Some cross-section IPS Unit Root F, T lags without UR Some cross-section Fisher-ADF Unit Root None, F, T lags without UR Some cross-section Fisher-PP Unit Root None, F, T lags without UR Hadri No-Unit Root Unit Root F, T lags Sumber: Eviews 6.0 58 Agung Nusantara Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Kointegrasi. Sebuah variabel menjalani Pilihan terhadap model dilakukan secara uji akar-akar unit untuk memastikan bahwa secara bertahap: individual variabel tersebut bersifat stasioner. 1. Tahap I : membandingkan antara Ketika variabel-variabel tersebut memiliki PLS dan FEM dengan menggunakan stasioneritas pada derajad yang sama maka secara Redundant Fixed Effect Test (F-test otomatis jika variabel-variabel tersebut maupun χ² test). Pengujian didasarkan atas digabungkan dalam satu persamaan, maka akan H yang menyatakan tidak ada efek tetap terjalin hubungan kointegrasi. Namun demikian 0 dalam model. sangat dimungkinkan, variabel-variabel yang tidak stasioner pada derajad nol (level) namun 2. Tahap II : membandingkan FEM terintegrasi pada derajad satu, I(1), jika dengan REM dengan menggunakan digabungkan dalam sebuah persamaan akan Hausman Test yang didasarkan atas H0 membentuk sifat kointegrasi. Sifat kointegrasi ini yang menyatakan model memiliki sifat penting untuk membri jaminan bahwa persamaan random. yang terbentuk tidak bersifat spurious, atau Model yang akan dianalisis dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten antar uji adalah model Globerman dan Shapiro (2005): statistiknya. FDI it Penelitian ini akan menggunakan uji =α+β GDP +β DC +β GI +β OPEN +β 1 it 2 it 3 it 4 it 5 kointegrasi Kao Cointegration Test, yang berbasis DEBT +β CAP +ε ....(1) it 6 it it Engle-Granger karena alasan jumlah data yang Hipotesis: tidak terlalu besar. Uji Kao didasarkan atas model uji Pedroni, yaitu menguji residual apakah 1. GDP digunakan sebagai ukuran memiliki sifat integrated pada derajad satu, I(1). perekonomian, maka ketika perekonomian Jika residual memiliki derajad stasioneritas I(0), berkembang maka FDI akan cenderung maka persamaan tersebut terkointegrasi. Namun, mmeningkat; β > 0 1 terdapat perbedaan antara Pedroni dan Kao, yaitu 2. Domestic Credit menggambarkan tingkat uji kointegrasi Kao memiliki intercept yang privatisasi perekonomian yang spesifik lintas sektornya dan memiliki koefisien bersangkutan yang berdampak pada yang homogen atas regresor tingkat pertamanya. menurunnya hambatan-hambatan dalam Hipotesis yang dibangun oleh uji Kao ini adalah: perekonomian. Maka jika DC mengalami H0: tidak terdapat kointegrasi. peningkatan maka FDI cenderung untuk Pooled Regression. Regresi yang naik; β > 0 2 menggunakan data pooled dioperasikan dengan 3. Government Index menunjukkan ukuran menggunakan teknik pooled regression agar efektifitas pemerintahan. Jika Government memiliki peluang untuk mengkaji, bukan hanya Index naik berarti terjadi peningkatan dari runtun waktu tapi juga lintas sektoral. Namun efektifitas pemerintahan, maka FDI juga demikian, model terbaiklah yang akan dipilih. akan mengalami peningkatan; β > 0 3 Terdapat tiga kemungkinan model yang 4. OPEN menggambarkan tingkat dapat dibangun dari pooled regression ini, yaitu: keterbukaan ekonomi yang diukur dari (1) Pooled Least Square, (2) Fixed Effect Model, persentase aktifitas perekonomian luar dan (3) Random Effects Model. Model Fixed negeri terhadap GDP. Maka jika tingkat Effect dipilih ketika terjadi korelasi antar error keterbukaan meningkat maka terdapat untuk setiap unsur runtun waktu maupun lintas kecenderungan potensi di sektor luar sektoral. Sedangkan model Random Effect dipilih negeri. Hal ini akan mendorong FDI ketika korelasi tersebut tidak ada, dan model masuk; β > 0 Pooled Least Square ketika FEM maupun REM 4 bukan pilihan yang baik. 5. DEBT merupakan hutang pemerintah. Jika hutang pemerintah meningkat maka akan menjadi pertimbangan investor asing 59 Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan untuk menganggapnya sebagai Hasil Perhitungan peningkatan risiko pemerintahan; β < 0 5 Dari pengujian akar-akar unit terlihat 6. CAP merupakan tingkat kapitalisasi di bahwa semua variabel terbukti tidak memiliki pasar saham,yang mencerminkan akar-akar unit. Sehingga disimpulkan bahwa hidupnya pereekoomian sektor semua variabel bersifat stasioner. private.peningkatan CAP akan mendorong FDI untuk meningkat; β > 0 6 Tabel 3. Hasil Uji Stasioneritas Data Uji Akar-Akar Unit pada Level Nol FDI CAP DC DEBT GDP GI GR INF OP -1.788 -4.009 0.246 -3.170 6.459 -1.219 -5.902 -4.739 -3.091 LLC (0.04) (0.00) (0.59) (0.00) (1.00) (0.11) (0.00) (0.00) (0.00) -0.680 -1.653 1.637 -0.859 6.939 -0.135 -3.542 -3.643 -1.504 IPS (0.95) (0.25) (0.05) (0.19) (1.00) (0.45) (0.00) (0.00) (0.06) 20.138 24.501 9.466 19.094 1.080 16.701 39.398 48.183 26.633 ADF- Fisher (0.21) (0.08) (0.89) (0.26) (1.00) (0.40) (0.00) (0.00) (0.05) 21.863 26.169 6.913 19.444 0.745 16.264 38.686 57.144 23.716 PP- Fisher (0.15) (0.05) (0.97) (0.25) (1.00) (0.43) (0.00) (0.00) (0.09) Uji Akar-Akar Unit pada Level Satu FDI CAP DC DEBT GDP GI GR INF OP -7.675 -9.827 -5.717 -9.288 -6.340 -6.680 -7.580 LLC - - (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) -4.984 -5.784 -2.441 -5.585 -2.716 -3.528 -4.299 IPS - - (0.00) (0.00) (0.01) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) 56.908 64.948 38.294 61.464 36.664 45.122 49.675 ADF- - - Fisher (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) 91.257 101.08 42.828 82.364 41.156 51.570 55.223 PP- - - Fisher (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) (0.00) Catatan: uji akar-akar unit dilakukan terhadap India, Indonesia, Malaysia, Phillipine, Thailand, Turkey, Mexico, dan China Angka dalam kurung merupakan angka probabilitas 60 Agung Nusantara Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Hasil pengujian kointegrasi yang melakukan pengujian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 4. Hasil Uji Kointegrasi. Persamaan: FDI = f(CAP , DC , DEBT , GDP , GI , GR , INF , OP ) it it it it it it it it it Kao Residual Cointegration Test Null Hypothesis: No cointegration Trend assumption: No deterministic trend Lag selection: Automatic 1 lag by SIC with a max lag of 1 Newey-West bandwidth selection using Bartlett kernel t-Statistic Prob. ADF -4.544889 0.0000 Residual variance 21332972 HAC variance 18022756 Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RESID?) Method: Panel Least Squares Coefficie nt Std. Error t-Statistic Prob. - RESID?(-1) 0.850783 0.129888 -6.550123 0.0000 D(RESID?(-1)) 0.324190 0.118037 2.746516 0.0077 Uji kointegrasi menggunakan Kao yang persamaan (1) merupakan persamaan yang tidak berbasis Engle-Granger dengan menggunakan bersifat spurious. ADF test. Hasilnya adalah menolak hipotesis nol Tahap selanjutnya adalah yang menyatakan bahwa tidak terjadi kointegrasi membandingkan antara model FEM dan REM, di antara mereka pada derajad satu. Sehingga yang memberikan hasil bahwa model REM lebih baik dari model FEM. Sehingga kajian dilakukan dengan menggunakan hasil perhitungan REM. 61 Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Tabel 5. Perbandingan Uji Redundant Ficed Effects dan Correlated Random Effects (Hausman Test) Redundant Fixed Effects Tests Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.190086 (7,66) 0.9866 Cross-section Chi-square 1.596810 7 0.9788 Correlated Random Effects - Hausman Test Test cross-section random effects Chi-Sq. Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 1.169652 6 0.9784 Analisis Hasil Perhitungan Sedangkan variabel lain, seperti Government Index, Stock Market Capitalization, Setelah melalui perbandingan dengan model dan Domestic Credit tidak memiliki pengaruh FE, maka model RE menjadi model yang akan yang signifikan. Temuan ini bisa diartikan bahwa digunakan untuk mengestimasi variabel penentu. kebijakan pemerintah di-8 negara teramati tidak Hasil estimasi model RE dapat dilihat pada tabel banyak memberikan dorongan bagi masuknya 6. FDI. Atau kebijakan pemerintah memang tidak Hasil perhitungan RE menunjukkan bahwa ditujukan untuk mendorong investasi asing koefisien determinasi R² sebesar 0,358 dan uji langsung, mengingat jumlah investasi langsung otokorelasi DWR menunjukkan angka 1.90 yang dunia demikian besar dengan market yang makin mengindikasikan tidak terjadi otokorelasi. menyempit karena persoalan ekonomi di Eropa Indikator tersebut didukung oleh indikator yang dan Amerika Serikat. lain, yaitu idiosyncratic random (indikator untuk Di sisi lain, perubahan tingkat kapitalisasi di korelasi serial) menunjukkan angka ρ = 1.00 yang pasar modal, yang menggambarkan adanya menunjukkan signifikansi yang sangat rendah gambaran positif tentang perekonomian sektor untuk perilaku error yang sistematis. privat, juga tidak memberikan pengaruh terhadap Dari tabel 6. dapat diestimasi bahwa aliran masuk FDI. Fakta tersebut sangat mungkin variabel FDI di 8 negara yang teramati terjadi karena pergerakan pasar modal lebih menunjukkan bahwa variabel GDP, DEBT, dan menggambarkan pergerakan investasi portofolio OP merupakan variabel yang memiliki peran daripada investasi langsung. signifikan. GDP memiliki peran positif, yang Demikian pula dengan variabel domestik sesuai dengan ekspektasi teoritis sbagai salah satu credit yang menggambarkan kemampuan sektor ukuran pasar. Demikian pula yang terjadi pada perbankan dalam memberikan dana pada sektor DEBT yang memiliki pengaruh negatif, dan OP privat. Domestic credit dimaksudkan sebagai yang memiliki pengaruh positif.

Description:
ditunjukkan oleh perekonomian di Asia Tenggara. (Indonesia, Malaysia Asia Tenggara. Fluktuasi .. Lahiri, S., and Y. Ono, 2008. An Oligopolistic.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.