DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK MENJELANG PEMILU 2014 DITERBITKAN OLEH: BALAI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BANDUNG (BPPKI) BADAN LITBANG SDM KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:2)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:7) Observasi Volume 10, No. 1, Tahun 2012 Dari Redaksi v Komunikasi Pemerintahan versus Pelayanan Publik Topik Utama 93 Pencitraan Politik Daring: Strategi Memenangkan Massa Digital Menjelang Pemilu 2014 Dudi Rustandi 119 Komunikasi Politik dalam Demokratisasi Adhi Iman Sulaiman 133 Seduksi Politik dalam Masyarakat Bermedia Sosial Dessy Trisilowaty 141 Afirmasi, Komunikasi Politik Perempuan: Jelang Pemilu 2014 Neti Sumiati Hasandinata 151 Pesan Politik di Media Televisi Menjelang Pemilihan Umum 2014 Noneng Sumiaty 161 Iklan Politik, Popularitas, dan Elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 Nana Suryana 173 Pencitraan Tokoh Politik Menjelang Pemilu 2014 Haryati 85 Tentang Penulis 87 Petunjuk Penulisan 93 Topik Mendatang Observasi Vol. 11 No. 1 Tahun 2012 (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:2)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:6)(cid:9)(cid:10)(cid:11)(cid:12)(cid:6)(cid:1) ISSN. 1412 – 5900 Vol. 11, Nomor 2, Tahun 2013 Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa ijin dan biaya PENCITRAAN POLITIK DARING: STRATEGI massa tersebut akan diperebutkan oleh calon-calon MEMENANGKAN MASSA DIGITAL MENJELANG yang akan berlaga di pentas politik nasional untuk PEMILU 2014 Pemilu presiden. Oleh karena itu, para calon yang akan maju pada pencalonan presiden melakukan ONLINE POLITICAL IMAGING: STRATEGY TO pencitraan politik digital. Pencitraan dilakukan WIN DIGITAL MASS TOWARD 2014 GENERAL melalui berbagai taktik; fanpage, twitter, blog, ELECTION publikasi media online arus utama, dan media sosial lainnya. Melalui tulisan ini, penulis akan melakukan Dudi Rustandi analisis dengan melakukan penelusuran informasi digital (literasi) bagaimana setiap bakal calon Abstract presiden melakukan pencitraannya melalui media According data from The Association of Indonesian daring. Dari literasi yang dilakukan, salah satu calon Internet Service Providers (APJII ) in 2014, internet cenderung kuat pada satu saluran media daring users in Indonesia will reach 107 million. This tertentu tetapi lemah di media daring lain. Begitu amount is to be one of the potential for election juga sebaliknya, namun dari 14 calon yang ada, candidates both institutions or individuals in Pramono Edie dan Megawati merupakan calon attracting the masses through new media. 100 yang paling lemah merek politik daringnya Million masses will be contested by candidates who dibandingkan dengan calon lain karena tidak will compete in the national political stage for the membangun saluran komunikasi melalui media- presidential election. Therefore, the president media daring yang ada seperti website, twitter, candidates perform digital politic imaging. Imaging official fanpage, termasuk juga media arus utama is done through various tactics; fanpage, twitter, online. blog, online publication in mainstream media, and other social media. With this article, the author will Kata kunci: pencitraan merek politik, pemilu 2014, analyze by tracing digital information (literacy) how literasi media digital, internet, media sosial. each presidential candidate do imagery with digital media. From the literacy results showed that, one of the candidates tend to be strong in one particular online media channels but weak in other online KOMUNIKASI POLITIK DALAM DEMOKRATISASI media. But of the 14 candidates, Pramono Edie and Megawati are the weakest candidate in online POLITICAL COMMUNICATION political brand compared to the other candidates IN DEMOCRATIZATION because they don't establish communication channels through the existing online media such as Adhi Iman Sulaiman websites, twitter, official fanpage, as well as online media mainstream. Abstract Political communication is very important and Keywords: politics imaging brand, election 2014, determining in democratization. With the competing the digital media literacy, internet, social media. interests of political communicators to influence, to obtain, retain, and expand the power. The study phenomena of political communication was Abstrak interested to be discuss, ie: The phenomenon of Menurut Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet political communication in a democratic political Indonesia (APJII) pada tahun 2014, pengguna system with a connection, controls and balance of internet di Indonesia akan mencapai 107 jutaan. power between the political elite with the people. Jumlah ini menjadi salah satu potensi bagi peserta The phenomenon of political communication in a Pemilu baik secara lembaga ataupun individu dalam campaign strategy, to provide the vision, mission menjaring massanya melalui media baru. 100 juta and campaign program in accordance with the (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:2)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:6)(cid:9)(cid:10)(cid:11)(cid:12)(cid:6)(cid:1) aspirations, problem identification and potential of better known as the political seduction, the political the people themselves, based on campaign trends in the virtual world. research. Dynamics of the phenomenon of political communication can be growing with the support Keywords: developments in technology, social and power of the mass media in realizing media, political seduction. democratization. Keyword: political communication, campaign, mass Abstrak media, democratization. Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat. Terutama dengan munculnya media sosial yang memfasilitasi masyarakat dalam mengakses Abstrak informasi dan jejaring sosial. Jejaring sosial inilah Komunikasi politik sangat penting dan menentukan yang kemudian dimanfaatkan oleh para kandidat dalam demokratisasi. Dengan adanya persaingan politik untuk mendapatkan dukungan dari kepentingan komunikator politik untuk masyarakat yang sudah melek media dan sering memengaruhi, memperoleh, mempertahankan, dan bersikap kritis terhadap sebuah permasalahan. Pada memperluas kekuasaan. Kajian fenomena praktiknya hal tersebut tidak akan mudah karena komunikasi politik yang menarik untuk dibahas, muncul isu ataupun wacana baru yang lebih dikenal yaitu: Fenomena komunikasi politik dalam sistem dengan seduksi politik yakni kecenderungan politik politik demokratis dengan adanya hubungan, di dunia virtual. kontrol, dan keseimbangan kekuasaan antara elit politik dengan rakyat. Fenomena komunikasi politik Kata kunci: perkembangan teknologi, media sosial, dalam strategi kampanye dengan memberikan visi, seduksi politik. misi, dan program kampanye yang sesuai dengan aspirasi, identifikasi masalah serta potensi dari rakyat sendiri berdasarkan hasil riset kampanye. Dinamika fenomena komunikasi politik menjadi AFIRMASI, KOMUNIKASI POLITIK PEREMPUAN: semakin berkembang dengan dukungan dan JELANG PEMILU 2014 kekuatan media massa dalam mewujudkan demokratisasi. AFFIRMATION, WOMEN'S POLITICAL COMMUNICATION: TOWARDS 2014 GENERAL Kata kunci: komunikasi politik, kampanye, media ELECTION massa, demokratisasi. Neti Sumiati Hasandinata Abstract SEDUKSI POLITIK DALAM MASYARAKAT Representation of women in parliament from BERMEDIA SOSIAL election to election have a low number, although the government has made a breakthrough through POLITICAL SEDUCTION IN THE COMMUNITY affirmative action to achieve 30% quotas, since the WITH SOCIAL MEDIA elections of 2004 and 2009 elections. Many factors affect inequality, in addition to lack of commitment Dessy Trisilowaty by the party, lack of public trust and voter participation, as well as competition among Abstract candidates. Therefore necessary for women's The development of communication technology political communication strategies to gain the trust growing rapidly. Especially with the emergence of of the people. social media that facilitate community to access information and social networking. The social Keywords: affirmations, women's political network is then used by political candidates to gain communication, 2014 election. support from the community that have been media literate and critical to a problem. In practice it will not be easy because arise issue or new discourse (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:2)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:6)(cid:9)(cid:10)(cid:11)(cid:12)(cid:6)(cid:1) Abstrak media massa dalam menghadapi Pemilu telah Keterwakilan perempuan dalam parlemen dari melakukan berbagai kegiatan baik secara pemilu ke pemilu memiliki angka yang rendah, terselubung atau terang-terangan. Pesan politik walaupun pemerintah sudah melakukan terobosan dikemas dan ditayangkan dalam berbagai media melalui aksi afirmasi untuk tercapainya kuota 30%, elektronik seperti di televisi baik berupa iklan atau sejak pemilu tahun 2004 dan pemilu 2009. Banyak acara talk show, yang dipandu langsung oleh faktor yang memengaruhi ketimpangan, selain host/penyiar dari stasiun televisi penyelenggara. rendahnya komitmen partai, rendahnya Penayangan iklan dan acara talk show di televisi kepercayaan masyarakat dan partisipasi pemilih, dianggap lebih efektif oleh partai politik dalam juga persaingan antar calon. Karena itu diperlukan menyebarkan pesan ke masyarakat, mereka strategi komunikasi politik kaum perempuan untuk mengharapkan penonton dapat memilihnya dalam meraih kepercayaan rakyat. Pemilu 2014 mendatang. Kata kunci: afirmasi, komunikasi politik perempuan, Kata kunci: pesan politik, media televisi, pemilihan pemilu 2014. umum. IKLAN POLITIK, POPULARITAS, DAN PESAN POLITIK DI MEDIA TELEVISI ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN DAN WAKIL MENJELANG PEMILIHAN UMUM 2014 PRESIDEN 2014 POLITICAL MESSAGE IN MEDIA TELEVISION POLITICAL ADVERTISEMENT, POPULARITY, TOWARDS THE 2014 GENERAL ELECTION AND ELECTABILITY OF 2014 PRESIDENTIAL Noneng Sumiaty AND VICE PRESIDENTIAL CANDIDATES Abstract Nana Suryana Democratic party which will be held in 2014 is the right of the people to elect their representatives as Abstract legislator and choose their leaders in executive that Advertising on television as a means to promote the is the president and vice president. General election presidential and vice presidential candidates figures will be held directly by the people and confidential. and their performance. Indirectly offer work Currently political parties through the mass media programs, mission, vision and other political towards general elections has conducted various appointments. The goal is to obtain the image, activities either secretly or openly. Political message popularity and electability. This is part of the packaged and displayed in a variety of electronic political dynamics that deserves to be media such as television either in the form of discussed/reviewed. The result showed that political advertisements or talk show hosted directly by the advertising can impact positively or negatively on host/announcer of the television station organizer. the public, frequency of exposure or exposure to Advertisement screening and talk shows on media, the quantity and quality of their television is considered more effective by the advertisement in conveying political messages and political party in spreading the message to the attitudes and the appreciation of the political public, they expect the audience will vote them in community itself. Political advertising influence on the 2014 general election. cognitive effects. If popularity can be achieved through political advertisement, then with the Keywords: political message, television media, popularity asset will gain electability, this assumption Elections. can be justified because it is a great opportunity but not an absolute. As for political parties that do not Abstrak have/carry the presidential/vice presidential Pesta demokrasi yang akan dilaksanakan tahun candidate in 2014, the party elite perform a search 2014 mendatang merupakan hak rakyat untuk intensively by political maneuvering, political memilih wakilnya sebagai anggota legislatif dan lobbying, coalition plans, conventions and memilih pemimpinnya di bidang eksekutif yaitu "blusukan". presiden dan wakil presiden. Pemilihan Umum (Pemilu) akan dilaksanakan secara langsung oleh Keywords: political advertisements, popularity rakyat dan rahasia. Saat ini partai politik melalui Eeectability. (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:2)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:6)(cid:9)(cid:10)(cid:11)(cid:12)(cid:6)(cid:1) Abstrak political to public. Namely in the formation of public Iklan politik melalui televisi sebagai sarana untuk opinion and in construct an image of politics. Mass memromosikan figur dan performa capres/cawapres. media according to his position, he should act as Secara tidak langsung menawarkan program kerja, independent agency that can provide the correct misi, visi, dan janji politik lainnya. Tujuannya untuk political information and objective, without any memperoleh citra, popularitas, dan elektabilitas. Hal particular political interest against certain. Mass ini merupakan bagian dinamika politik yang layak media contribute to improving the quality of untuk dibahas/dikaji. Hasilnya, menunjukkan bahwa implementation and quality of the 2014 election iklan politik bisa berdampak positif atau negatif contenstants. Mass media has a duty in deliver the terhadap masyarakat, tergantung dari frekuensi 2014 elections not just event ceremonial but also penayangan atau terpaan medianya, kualitas dan substantial the political rights of citizens. kuantitas iklan dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya, serta sikap dan apresiasi politik. Iklan Keywords: political imaging, mass media, the 2014 politik berpengaruh terhadap efek kognitif. Jika elections popularitas bisa diraih lewat iklan politik, maka dengan bermodalkan popularitas akan memperoleh elektabilitas, anggapan seperti ini dapat dibenarkan Abstrak karena memang peluangnya besar tapi tidak mutlak. Dinamika dan persaingan menjelang Pemilu 2014, Sedangkan bagi parpol yang belum antara partai politik dan antara politisi sangat tinggi, memiliki/mengusung capres/cawapres 2014, para antara lain pada pencitraan politik yang dilakukan elit partainya melakukan pencarian secara intensif para tokoh politik. Media massa menjadi lahan dengan cara manuver politik, lobi-lobi politik, strategis dalam menyampaikan pesan-pesan politik rencana koalisi, konvensi dan “blusukan”. kepada masyarakat. yakni dalam pembentukan opini publik dan dalam membangun citra politik. Kata kunci: iklan politik, popularitas, elektabilitas. Media massa sesuai dengan kedudukannya, hendaknya berperan sebagai lembaga independen yang dapat memberikan informasi politik secara PENCITRAAN TOKOH POLITIK MENJELANG benar dan objektif, tanpa ada unsur pemihakan PEMILU 2014 terhadap kepentingan politik tertentu. Media massa turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas IMAGING THE POLITICAL FIGURES TOWARDS penyelenggaraan dan kualitas kontestan Pemilu 2014 ELECTION 2014. Media massa mempunyai kewajiban dalam mengantarkan Pemilu 2014 tidak sekedar ajang Haryati seremonial tetapi juga substansial sebagai pelaksanaan hak-hak politik warga negara. Abstract Dynamics and competition ahead of The 2014 Kata kunci: pencitraan politik, media massa, Pemilu election, between political party and between 2014 political figure is high, between other at political imaging the political figure in mass media. Mass media into land strategic in conveying messages (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:9)(cid:10)(cid:8)(cid:11)(cid:4)(cid:8)(cid:12) DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK MENJELANG PEMILU 2014 (cid:1)(cid:1)(cid:1)(cid:1)(cid:1)(cid:1)(cid:1) Pemilu yang bersih seharusnya mampu mengakomodasi hak-hak politik masyarakat (political right). Menjamin hak setiap warga negara untuk berorganisasi. Pemilu sebagai wadah dan arena formal kompetisi politik, harus menghargai dan menjunjung tinggi hak- hak dan kebebasan sipil seperti kebebasan berpendapat dan berekspresi, melindungi kebebasan media dan hak kaum minoritas. Tahun 2014, akan digelar Pemilu legislatif (pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD) yang secara langsung akan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014. Pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014. Menjelang pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden tahun 2014, partai politik dan tokoh politik telah menunjukkan sikap agresifnya dalam menyosialisasikan keberadaannya, berusaha melakukan penyampaian pesan-pesan politik namun menolak apabila disebut sebagai kegiatan kampanye politik. Komunikasi politik yang dilakukan pra kampanye dilakukan dengan mempergunakan saluran media massa terutama televisi. berbagai tayangan yang berisikan pesan politik individu maupun organisasi politik kerap ditayangkan dalam berbagai media massa seperti televisi. Namun seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, politisi dan kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya media sosial sebagai sarana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan calon pemilih serta sebagai sarana untuk berkampanye. Aktivitas tersebut sudah jamak dilakukan mengingat pengguna media online di Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Kampanye melalui iklan dalam media massa dan juga media online, terbukti menimbulkan efek tertentu pada perilaku memilih yang ditunjukkan masyarakat dalam pemilu. Efek tersebut bisa berupa perubahan-perubahan opini, persepsi, sikap, atau perilaku; bersifat mikro terjadi secara individual atau makro terjadi secara menyeluruh pada suatu sistem sosial; bersifat langsung atau kondisional, karena isu media tertentu saja atau secara umum; dan bersifat alterasi atau stabilisasi (Gayatri, 2010.) Penempatan informasi tahapan kampanye melalui pemberitaan media massa cetak maupun elektronik serta media online, telah membuat informasi tersebut menjadi terstruktur sebagai self multiplying, informasi tersebut makin sering dimuat dalam pemberitaan media massa dan media online, akan semakin bertambah jumlahnya. Sesuai dengan kepentingan pendidikan politik rakyat, informasi kampanye dan proses suksesi menjadi diketahui mayoritas masyarakat. (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:9)(cid:10)(cid:8)(cid:11)(cid:4)(cid:8)(cid:12) Menjelang Pemilu adalah masa saatnya kampanye di mana setiap parpol atau calon melakukan pendekatan pada massa untuk menarik dukungan. Menurut Mc Quail, secara umum media massa memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu pertama, sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna informasi; ketiga, pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap lingkungan; kelima, transmisi warisan budaya; dan keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat (Yuniati: 2002). Observasi edisi ini menyajikan beberapa tulisan dengan tema “Dinamika Komunikasi Politik menjelang Pemilu 2014” yang berisikan tentang berbagai pandangan terhadap aktivitas penyampaian pesan politik menjelang Pemilu 2014. Dalam media komunikasi politik, pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengonstruksikan realitas suatu fakta atau peristiwa yang dipilihnya, di antaranya realitas dari proses kampanye Pemilu. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceriterakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality). Isi media pada hakikatnya adalah hasil rekonstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya (Sobur : 2002). Penyunting (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:9)(cid:10)(cid:9) (cid:11)(cid:12)(cid:4)(cid:13)(cid:10)(cid:9)(cid:14)(cid:4)(cid:15)(cid:6)(cid:16)(cid:2)(cid:10)(cid:17)(cid:18)(cid:4)(cid:5)(cid:9)(cid:14)(cid:4)(cid:6)(cid:19)(cid:2)(cid:20)(cid:4)(cid:8)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:19)(cid:21)(cid:13)(cid:21)(cid:10)(cid:3)(cid:17)(cid:9)(cid:18)(cid:22)(cid:6)(cid:23)(cid:21)(cid:20)(cid:9)(cid:18)(cid:24)(cid:6)(cid:19)(cid:21)(cid:10)(cid:4)(cid:20)(cid:17)(cid:6)(cid:25)(cid:26)(cid:27)(cid:28) AFIRMASI, KOMUNIKASI POLITIK PEREMPUAN: JELANG PEMILU 2014 Neti Sumiati Hasandinata Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Bandung (BPPKI) Jl.Pajajaran No.88 Bandung – 40173, Jawa Barat, telp.022-6017493,Fax.022-6021740, HP.0811220846 Naskah diterima tanggal 4 November 2013, disetujui tanggal 20 November 2013 AFFIRMATION, WOMEN'S POLITICAL COMMUNICATION: TOWARDS 2014 GENERAL ELECTION Abstract Representation of women in parliament from election to election have a low number, although the government has made a breakthrough through affirmative action to achieve 30% quotas, since the elections of 2004 and 2009 elections. Many factors affect inequality, in addition to lack of commitment by the party, lack of public trust and voter participation, as well as competition among candidates. Therefore necessary for women's political communication strategies to gain the trust of the people. Keywords: affirmations, women's political communication, 2014 Election. Abstrak Keterwakilan perempuan dalam parlemen dari Pemilu ke Pemilu memiliki angka yang rendah, walaupun pemerintah sudah melakukan terobosan melalui aksi afirmasi untuk tercapainya kuota 30%, sejak Pemilu tahun 2004 dan Pemilu 2009. Banyak faktor yang memengaruhi ketimpangan, selain rendahnya komitmen partai, rendahnya kepercayaan masyarakat dan partisipasi pemilih, juga persaingan antarcalon. Karena itu diperlukan strategi komunikasi politik kaum perempuan untuk meraih kepercayaan rakyat. Kata kunci: afirmasi, komunikasi politik perempuan, Pemilu 2014. Pendahuluan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Pemilihan umum (Pemilu), sebagai Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan saluran sistem demokrasi di Indonesia yang Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, akan diselenggarakan tahun 2014, sudah merupakan pengganti Undang-Undang diambang pintu. Undang-Undang No. 8 No.10 tahun 2008. Dalam undang-undang tahun 2012 tentang Pemilu Anggota tersebut diatur berbagai hal mengenai (cid:1)(cid:2)(cid:1) (cid:1)(cid:2)(cid:3)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:9)(cid:10)(cid:9) (cid:11)(cid:12)(cid:4)(cid:13)(cid:10)(cid:9)(cid:14)(cid:4)(cid:15)(cid:6)(cid:16)(cid:2)(cid:10)(cid:17)(cid:18)(cid:4)(cid:5)(cid:9)(cid:14)(cid:4)(cid:6)(cid:19)(cid:2)(cid:20)(cid:4)(cid:8)(cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:19)(cid:21)(cid:13)(cid:21)(cid:10)(cid:3)(cid:17)(cid:9)(cid:18)(cid:22)(cid:6)(cid:23)(cid:21)(cid:20)(cid:9)(cid:18)(cid:24)(cid:6)(cid:19)(cid:21)(cid:10)(cid:4)(cid:20)(cid:17)(cid:6)(cid:25)(cid:26)(cid:27)(cid:28) Pemilu, antara lain: mengenai azas, Kehadiran anggota legislatif pelaksanaan, dan Lembaga Penyelenggara perempuan dinilai penting dalam mengisi Pemilu, peserta, dan persyaratan mengikuti pembangunan, terlebih untuk Pemilu, dan Pengaturan hak-hak untuk memperjuangkan kaumnya, karena memilih. perempuan dianggap lebih mengetahui Menghadapi Pemilu Legislatif yang masalah kaum ibu. Selain itu, keberadaan akan dilaksanakan pada bulan April tahun anggota parlemen perempuan dianggap 2014, mendatang, pada intinya dibutuhkan strategis, mengingat permasalahan bangsa anggota dewan yang prorakyat, yang saat ini tidak mungkin dapat diselesaikan memiliki keahlian, kemampuan atau oleh anggota parlemen laki laki. setidaknya menelusuri setiap masalah dan Terkait dengan konsep keterwakilan, kebutuhan agar produksi legislasi yang Anne Phillips memiliki garis besar ide teori dihasilkan tidak merugikan masyarakat dan yang mengategorikannya dalam dua prorakyat (Warlan, 2013). Pendapat Asep bentuk keterwakilan politik, yakni politics Warlan ini, sebagai harapan masyarakat, of idea (politik gagasan) dan politics of agar penempatan anggota DPR di sejumlah presence (politik kehadiran). Anne Phillips komisi perlu sesuai kompetensinya dan menyatakan bahwa pada umumnya kemampuan anggota. Karena itu partai keterwakilan politik saat ini merupakan politik dalam mengusung calon anggota wujud konsep politik gagasan, di mana DPR, perlu memerhatikan kader-kadernya wakil politik membawa berbagai gagasan yang potensial. atau pemikiran dari orang-orang yang Dalam realitias politik saat ini, diwakilinya (Phillips, 1998). eksistensi dan keterwakilan perempuan di Namun demikian, dengan dalam proses pembuatan kebijakan diterapkannya sistem pemilihan melalui merupakan hal penting, politik dalam partai politik, seringkali para pemilih hanya negara yang menganut sistem demokrasi, memilih berdasar pada partai tanpa lebih seperti Negara Kesatuan Republik dekat mengenal calon wakilnya. Selain itu, Indonesia, dinormakan untuk mampu anggota parlemen sering tidak melibatkan perempuan dan partisipasi menyampaikan kembali seluruh pemikiran perempuan pada proses di dalamnya, dan aspirasi yang diperoleh dari para termasuk keterwakilan perempuan di pemilihnya. Mereka lebih sering parlemen. Sejak parlemen Indonesia mengemukakan gagasan komunitas terbentuk, masa Orde Lama, Orde Baru, tertentu yang lekat dengan dirinya, dan pascareformasi, jumlah anggota termasuk jenis kelamin. Hal ini menurut legislatif perempuan selama 11 (sebelas) Phillips berdampak pada dirugikannya periode, jika mengacu pada angka kelompok-kelompok minoritas seperti kependudukan, tercatat jumlah penduduk kaum perempuan, yang mewakili angka perempuan Indonesia lebih banyak dari keterwakilan rendah di parlemen. jumlah penduduk laki-laki, yaitu mencapai Kehadiran Undang-Undang No.2 50,3% (Badan Pusat Statistik, 2010). tahun 2008 tentang Partai Politik dan Tentunya aspirasi perempuan tidak bisa Undang-Undang No.10 Tahun 2008 dipandang enteng. tentang Pemilu, merupakan awal terbitnya instrumen hukum yang dapat mengangkat (cid:1)(cid:2)(cid:3) (cid:4)(cid:5)(cid:6)(cid:7)(cid:8)(cid:9)(cid:10)(cid:6)(cid:11)(cid:12)(cid:13)(cid:12)(cid:14)(cid:15)(cid:16)(cid:17)(cid:12)(cid:1)(cid:1)(cid:18)(cid:12)(cid:19)(cid:15)(cid:17)(cid:3)(cid:13)(cid:12)(cid:20)(cid:10)(cid:21)(cid:22)(cid:23)(cid:12)(cid:3)(cid:24)(cid:1)(cid:25)
Description: