COPING STRESS PADA PRIMARY CAREGIVER PENDERITA PENYAKIT ALZHEIMER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh RIANTI WIDIASTUTI 04131080 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GENAP, 2008/2009 Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Coping stress pada primary caregiver penderita penyakit Alzheimer Rianti Widiastuti dan Hasnida, M.Si.,psikolog ABSTRAK Alzheimer merupakan suatu gangguan otak yang progresif dan tidak dapat balik, yang dicirikan dengan kemorosotan secara perlahan dari ingatan, penalaran, bahasa, dan fungsi fisik (Santrock, 1995). Alzheimer paling banyak timbul pada usia 65 tahun. Penurunan kognitif pada penderita Alzheimer akan membutuhkan seseorang yang merawat untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang disebut dengan caregiver. Kebanyakan yang menjadi caregiver adalah istri penderita Alzheimer. Penurunan kognitif, gangguan perilaku dan ketergantungan melakukan kegiatan sehari-hari pada penderita Alzheimer serta perubahan hidup yang dialami caregiver akan meningkatkan stres pada caregiver. Oleh karena itu diperlukan bagi caregiver melakukan metode coping yang tepat agar tidak meningkatkan resiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran coping stress yang digunakan oleh primary caregiver penderita Alzheimer. Karakteristik responden adalah istri dari penderita Alzheimer pada stadium menengah dan akhir yang berperan menjadi caregiver. Jumlah responden adalah 2 orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik berdasarkan teori/konstruk operasional (theory-based/operational construct sampling). Metode pengumpulan data dilakukan dalam penelitian adalah wawancara mendalam (in depth interviewing) sebagai metode utama dalam pengambilan data. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa istri yang menjadi caregiver penderita Alzheimer akan mengalami stres ketika memberikan perawatan. Sumber stres pada responden A berasal dari perubahan hidup yang dialaminya dan coping yang digunakan dengan melakukan kekerasan pada suaminya. Hal ini menimbulkan beban pada responden A dapat dilihat dari responden yang tidak menerima perubahan hidupnya. Sedangkan sumber stres pada responden B berasal dari penurunan kognitif pada suaminya yang menderita Alzheimer dan coping yang digunakan dengan mengontrol emosinya dahulu. Hal ini membuat responden B untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Kata Kunci : coping stress, caregiver penderita Alzheimer Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal seminar ini sampai selesai. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Bapak Dr.Hasan Sjahrir dan Ibu Endah, orang tuaku tercinta dan tersayang terima kasih atas segala pengertian, informasi, dan semangat yang diberikan. Kakakku tersayang, Mbak Puji terima kasih selalu memberikan semangat dan mendengar semua cerita adekmu. 2. Ibu Hasnida, M.Si, psikolog selaku dosen pembimbing seminar ini atas segala waktu yang diluangkan, bimbingan dan saran selama proses pengerjaan proposal ini dari awal sampai selesai. 3. Ibu Arliza Juairiani Lubis, M.Si, psikolog dan Kak Juliana.I.Saragih, S.Psi selaku dosen penguji atas petunjuknya hingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Ari Widiyanta, Psikolog atas keluangan waktu, bimbingan dan masukan yang diberikan. 5. NK yang bersedia untuk melakukan wawancara dan memberikan cerita yang membantu penulis menyelesaikan proposal ini. 6. Langit Athar Yudhistira dan Adriansyah Lubis, lelaki baik yang selalu mendengar semua ceritaku dan memberikan semangat, canda tawa, dan bahagia. 7. Teman-temanku tersayang: Indri, Rina & Liya (kita jarang ketemu ya..), Wita, Kakak, Ririe, Kiki, Ela (kapan kita nyusul ririe dan wita...?), Edith, Ican, Baleh, Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Kiaw, Ecad (makasih buat semua kata-kata dan masukannya yang membuatku lebih semangat), teman-teman yang lagi seminar Psikologi Klinis juga (terima kasih buat semua informasi dan motivasinya...semangat..!!) serta teman-teman mahasiswa psikologi stambuk 2004 terima kasih buat semua masukan, semangat, dan cerita yang diberikan. 8. Terima kasih juga penulis ucapkan pada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga seminar ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa proposal ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi kesempurnaan proposal ini. Harapan peneliti semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, lingkungan akademik Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, serta para pembaca pada umumnya, Terima kasih Medan, Juni 2008 Penulis Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................ iii BAB I. PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang..................................................................................... 1 I.B. Perumusan Masalah.............................................................................. 9 I.C. Tujuan Penelitian................................................................................. 9 I.D. Manfaat Penelitian............................................................................... 10 I.D.1.Manfaat teoritis............................................................................ 10 I.D.2.Manfaat praktis............................................................................ 10 I.E. Sistematika Penulisan........................................................................... 11 BAB.II. LANDASAN TEORI II.A. Stres..................................................................................................... 12 II.A.1.Pengertian Stres....................................................................... 12 II.A.2.Sumber Stres............................................................................ 13 II.B. Coping Stress...................................................................................... 14 II.B.1.Pengertian Coping.................................................................... 14 II.B.2.Fungsi Coping Stress................................................................ 16 II.B.3.Metode Coping Stress.............................................................. 16 II.C. Penyakit Alzheimer............................................................................. 18 II.C.1.Gambaran Umum penyakit Alzheimer.................................... 18 II.C.2.Kriteria Diagnostik Alzheimer................................................. 20 II.C.3.Gejala Penyakit Alzheimer....................................................... 21 Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 II.C.4.Stadium Penyakit Alzheimer..................................................... 24 II.D.Coping Stress pada Caregiver Keluarga Penderita Alzheimer............. 25 II.F. Paradigma............................................................................................. 28 BAB. III. METODE PENELITIAN III.A. Penelitian Kualitatif........................................................................... 29 III.B. Subjek Penelitian............................................................................... 30 III.B.1.Karakteristik Subjek Penelitian.............................................. 30 III.B.2.Jumlah Subjek Penelitian....................................................... 30 III.B.3.Teknik Pengambilan Sampel................................................. 31 III.B.4.Lokasi Penelitian................................................................... 31 III.C. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 31 III.C.1.Wawancara............................................................................. 32 III.D. Alat Bantu Pengambilan Data.......................................................... 33 III.D.1.Pedoman Wawancara............................................................ 33 III.D.2.Tape Recorder....................................................................... 33 III.E. Prosedur Analisis Data..................................................................... 34 BAB. IV. ANALISA DATA IV.A.Responden A………………………………………………………... 35 A.1. Analisa Data………………………………………………………… 35 A.2. Pembahasan Data……………………………………………………. 40 IV.B. Responden B…………………………………………………….. 41 B.1. Analisa Data………………………………………………………. 41 B.2. Pembahasan Data………………………………………………….. 55 IV.C. Analisa Banding………………………………………………… 57 Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 BAB V. KESIMPULAN,DISKUSI,SARAN…………………………………. 59 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia akan mengalami beberapa proses dimulai dengan kelahiran sampai dengan akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang dimana telah mengalami perubahan-perubahan yang tidak sama ketika periode sebelumnya. Dalam proses tersebut manusia akan mengalami tahap perkembangan yang berbeda dan setiap tahap yang dilalui akan memberikan beberapa perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat (Monks, 2002). Menurut Hurlock (1980), salah satu ciri usia lanjut adalah mengalami periode kemunduran. Kemunduran yang terjadi seperti mengalami perubahan fisik dan mental yang sudah tidak sama ketika periode sebelumnya. Kemunduran fisik dan mental yang terjadi secara bertahap dan perlahan disebut dengan proses menjadi tua. Pada saat proses penuaan, otak dapat mengalami gangguan kognitif atau intelektual. Gangguan tersebut sering diistilahkan dengan kepikunan. Kepikunan dianggap sebagai proses fisiologis yang wajar pada saat terjadinya penuaan. Cummings dan Benson (1992) menggunakan istilah "senescence" yang menandakan perubahan proses menua yang masih dalam taraf normal. Terdapat juga istilah “senility” untuk gangguan intelektual yang terjadi Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 pada lanjut usia tetapi belum pikun, dan apabila sudah ada gangguan kepikunan maka istilahnya adalah “dementia” (Besdin, 1987 dalam Sjahrir, Darulkutni, Rambe, 1999 ). Demensia merupakan kekurangan fungsi kognitif secara progresif yang banyak muncul pada usia lanjut (Sarafino, 2006). Karakteristik Demensia ditandai dengan gejala- gejala gangguan pada komponen kognitif seperti berbahasa, memori, visuospasial, atensi, dan fungsi eksekutif. Biasanya gangguan memori selalu ada dan diikuti oleh gangguan kognitif lainnya (Sjahrir, Darulkutni, Rambe, 1999). Salah satu penyebab dari Demensia adalah penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer merupakan suatu gangguan otak yang progresif dan tidak dapat balik, yang dicirikan dengan kemorosotan secara perlahan dari ingatan, penalaran, bahasa, dan fungsi fisik (Santrock, 1995). Penyakit Alzheimer paling banyak timbul setelah usia 65 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10% penduduk dunia menghidap penyakit Alzheimer pada tahun 2003. Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut. Pada saat ini penderita penyakit Alzheimer di dunia diperkirakan sebanyak 15 juta orang (www.w3c.org). Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut di atas 60 tahun adalah 7,2% (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi. Penderita penyakit Alzheimer di Indonesia sendiri diperkirakan sebanyak 606.100 orang dengan insiden 191.400 orang (www.koalisi.org). Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang menyebabkan kematian nomor empat setelah kanker, stroke, dan penyakit jantung. Angka kejadian Alzheimer sangat erat dengan penambahan usia. Pada usia 65 tahun lebih angka kejadian kepikunan adalah 8%, meningkat secara pasti menjadi 25% pada usia Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 lebih dari 80 tahun, dan 40% pada usia 90 tahun lebih ( dalam Sjahrir, Darulkutni, Rambe, 1999). Penderita penyakit Alzheimer akan mengalami beberapa perubahan di otak yang akan menganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Gangguan otak pada penyakit Alzheimer ditandai dengan penurunan pada perhatian, memori, dan kepribadian. Perubahan kepribadian penderita Alzheimer terjadi secara tiba-tiba dimana penderita menjadi kurang spontan dan lebih menarik diri dari orang lain. Penderita penyakit Alzheimer juga sering mengalami disorientasi dalam waktu, tempat, dan identitas mereka (Sarafino, 2006). Penurunan kognitif yang terjadi pada penderita penyakit Alzheimer berlangsung semakin menurun secara progresif dan biasanya tampak dalam waktu lima sampai 10 tahun mendatang. Kekurangan kemampuan sosial dan penurunan melakukan aktivitas sehari-hari akan membuat penderita memerlukan bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (Bayer&Reban, 2004). Bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari akan menyebabkan penderita membutuhkan seseorang untuk merawat. Seseorang yang melakukan perawatan disebut dengan caregiver. Caregiver terdiri dari formal dan tidak formal. Caregiver formal merupakan perawatan yang disediakan oleh rumah sakit, psikiater, pusat perawatan ataupun tenaga profesional lainnya yang diberikan dan melakukan pembayaran. Sedangkan caregiver yang tidak formal merupakan perawatan yang dilakukan di rumah dan tidak profesional dan tanpa melakukan pembayaran seperti keluarga penderita yaitu istri/suami, anak perempuan/laki-laki, dan anggota keluarga lainnya. Kebanyakan para penderita penyakit Alzheimer akan tinggal di rumah dan menerima perawatan dari keluarga mereka (Sarafino, 2006). Di Indonesia, para penderita penyakit Alzheimer masih ditangani oleh keluarga dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Organisasi dan kelompok formal yang belum banyak Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 tersedia di Indonesia menyebabkan kebanyakan penderita penyakit Alzheimer menerima perawatan di rumah dan diberikan oleh keluarganya (Kusumoputro & Sidiarto, 2004). Caregiver memiliki beberapa tugas yang dilakukan yaitu (1) emotional support, pemberian saran; (2) asisten dalam pekerjaan rumah tangga (seperti pembersihan rumah, persiapan makan, belanja, transportasi); (3) perawatan diri (seperti mandi, berpakaian, makan, persiapan obat); (4) mengatur keuangan; (5) membuat keputusan tentang perawatan dan berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan formal (seperti mengatur pelayanan dalam rumah dan pelayanan kesehatan); (6) asisten pengaturan finansial (Brody & Schoonover, 1986; Horowitz, 1985; Noelker, 1987; Townsend & Poulshock, 1986 dalam Birren & Schaie, 1990). Efek dari penyakit Alzheimer tidak hanya berdampak bagi penderita tetapi juga berdampak pada anggota keluarga yang memberikan perawatan atau caregiving (Berk, 2007). Kejadian yang stressful pada caregiver saat melakukan perawatan pada penderita penyakit Alzheimer berhubungan dengan gangguan kognitif, fungsional dan perilaku yang dialami oleh penderita. Aneshensel et al. (1995) menjelaskan objective stressor seperti kerusakan kognitif, ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan masalah perilaku. Sedangkan subjective stressor seperti reaksi caregiver pada objective stressor yang ada (dalam Robertson, Zarit, Duncan, Rovinne, & Femia, 2007). Salah satu stressors dari objective stressor adalah munculnya gangguan perilaku pada penderita. Beberapa gangguan perilaku tersebut yaitu termasuk gangguan mood (seperti depresi dan kecemasan), gangguan aktivitas (seperti mengembara), perilaku yang mengganggu dan menuntut (seperti agresi secara fisik dan verbal), dan gejala psikotik (seperti delusi). Gangguan perilaku yang merupakan karakteristik pada penderita Alzheimer Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Description: