i BIOSENSOR ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PROTEIN DARI BAKTERI Deinococcus radiodurans TERIMOBILISASI PADA NANOPARTIKEL ZEOLIT IMAS EVA WIJAYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ii iii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Biosensor Antioksidan menggunakan Ekstrak Protein dari Bakteri Deinococcus radiodurans Terimobilisasi pada Nanopartikel Zeolit adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Imas Eva Wijayanti NIM G451120041 iv RINGKASAN IMAS EVA WIJAYANTI. Biosensor Antioksidan menggunakan Ekstrak Protein dari Bakteri Deinococcus radiodurans Terimobilisasi pada Nanopartikel Zeolit. Dibimbing oleh DYAH ISWANTINI, NOVIK NURHIDAYAT, dan DEDEN SAPRUDIN. Senyawa antioksidan eksogen dibutuhkan pada berbagai bidang, seperti kesehatan manusia, industri makanan, dan farmasi. Saat ini, banyak penawaran yang menyatakan suatu produk mempunyai kandungan antioksidan, sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk mengukur sifat-sifat antioksidan pada berbagai jenis produk ini. Metode yang umum digunakan untuk penentuan sifat antioksidan adalah dengan spektrofotometri. Walaupun metode ini memiliki keakuratan yang tinggi dan dapat langsung menganalisis kandungan antioksidan, namun ia memiliki beberapa kelemahan diantaranya biaya yang relatif mahal, waktu yang lama, kurang sensitif, serta dipengaruhi oleh kekeruhan. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang lebih mudah, cepat, dan sensitif dalam penentuan kapasitas antioksidan. Biosensor elektrokimia menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan untuk dapat mengatasi berbagai kelemahan metode spektrofotometri. Biosensor antioksidan telah dikembangkan secara luas untuk mengukur kapasitas antioksidan. Namun kinerja biosensor antioksidan harus terus ditingkatkan untuk menghasilkan biosensor dengan aktivitas dan stabilitas yang semakin baik. Faktor kunci keberhasilan dalam pengembangan biosensor antioksidan berbasis enzim adalah ketepatan penggunaan teknik dan matriks imobilisasi sehingga eksplorasi material yang dapat digunakan sebagai matriks pengimobilisasi terus dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kinerja analitik biosensor dari ekstrak protein Superoksida Dismutase (SOD) dari bakteri Deinococcus radiodurans (D. radiodurans) yang terimobilisasi pada nanopartikel zeolit (NPZ) secara elektrokimia. Sebagai pembanding, digunakan pula enzim murni SOD dari eritrosit sapi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap percobaan yaitu: aktivasi dan pembuatan NPZ, penumbuhan dan ekstraksi sel D. radiodurans, imobilisasi enzim, dan pengukuran elektrokimia untuk penentuan kinerja analitik. Dipakai empat elektrode sebagai perbandingan yaitu elektrode ekstrak SOD dari bakteri D. radiodurans yang terimobilisasi pada NPZ, elektrode enzim murni SOD dari eritrosit sapi yang terimobilisasi pada NPZ, elektrode enzim murni SOD dari eritrosit sapi tanpa imobilisasi NPZ, dan elektrode ekstrak SOD dari D. radiodurans tanpa imobilisasi NPZ. Kondisi optimum diperoleh dengan software Minitab 16 dengan program aplikasi Response Surface Methode (RSM). v Penelitian ini menunjukkan bahwa elektrode ekstrak kasar SOD dari bakteri D. radiodurans dengan imobilisasi NPZ memiliki kinerja yang lebih tinggi terhadap radikal bebas superoksida (O -.) daripada ketiga elektrode lainnya. Hal 2 ini ditunjukkan dengan stabilitas daya simpan sampai pada jam ke-8 pada elektrode ekstrak kasar SOD dari bakteri D. radiodurans mencapai 58.93%. Sedangkan elektrode enzim murni SOD yang terimobilisasi pada NPZ, elektrode ekstrak kasar SOD dan elektrode enzim murni SOD tanpa imobilisasi berturut-turut tersisa 50.43%, 36.77%, dan 25.99%. Elektrode ekstrak kasar dan enzim murni SOD yang terimobilisasi pada NPZ juga menunjukkan akurasi yang baik dengan nilai standar deviasi (SD) sebesar 0.0492 untuk elektrode ekstrak kasar terimobilisasi pada NPZ dan 0.0335 untuk elektrode enzim murni terimobilisasi pada NPZ. Sedangkan elektrode yang tidak diimobilisasi untuk elektrode ekstrak kasar dan enzim murni memiliki standar deviasi yang lebih besar yaitu 0.0921 dan 0.0593. Pengukuran limit deteksi menunjukkan nilai yang cukup rendah untuk masing-masing elektrode. Limit deteksi yang diperoleh untuk elektrode ekstrak kasar dan enzim murni SOD yang terimobilisasi pada NPZ secara berturut-turut adalah 0.5 μM dan 1.49 μM. Sedangkan untuk elektrode ekstrak kasar dan enzim murni SOD tanpa terimobilisasi pada NPZ berturut-turut adalah 1.92 μM dan 1.73 μM. Untuk semua pengukuran ini, digunakan rentang konsentrasi Xantina dari 1-7 μM. Pada rentang ini, nilai regresi (R2) untuk elektrode ekstrak kasar SOD dengan imobilisasi NPZ adalah sebesar 0.9919. Sedangkan untuk elektrode enzim murni SOD yang terimobilisasi pada NPZ, ekstrak kasar SOD dan enzim murni SOD tanpa imobilisasi pada NPZ masing-masing memiliki nilai regresi sebesar 0.982, 0.956, dan 0.9237. Dengan berdasarkan nilai regresi yang tinggi, maka sensitivitas elektrode terdapat pada rentang konsentrasi 1-7 μM adalah sebesar 0.278 AM-1. Daerah kerja yang linier, limit deteksi yang rendah, serta stabilitas, sensitivitas, dan akurasi yang tinggi menunjukkan bahwa elektrode ekstrak kasar SOD yang terimobilisasi pada NPZ dapat dijadikan alternatif pada aplikasi biosensor di masa depan yang lebih murah dan akurat. Kata kunci: biosensor antioksidan, imobilisasi, superoksida dismutase, zeolit vi SUMMARY IMAS EVA WIJAYANTI. Antioxidant Biosensors using Protein Extract of Immobilized Bacterium Deinococcus radiodurans on Zeolite Nanoparticles. Supervised by DYAH ISWANTINI, NOVIK NURHIDAYAT, and DEDEN SAPRUDIN. Exogenous antioxidant compounds required in various fields, such as human health, food industry, and pharmaceutical. Nowadays, many states offer a product that has antioxidants, so it takes the proper method to measure the properties of antioxidant from various types of products. A common method to determinate the antioxidant properties is by spectrophotometry methods. Although this method has high accuracy and can be analyzed the antioxidant content directly, but it has several drawbacks, there are its relatively high cost, long time of analysis, less of sensitivity, and could be affected by turbidity. Therefore, it takes an easier method, more rapid, and more sensitive for the determination of antioxidant capacity. Electrochemical biosensor is an alternative methods that can be used to overcome the weaknesses of spectrophotometric methods. Biosensors antioxidants have been extensively developed widely for measuring antioxidant capacity. Biosensor antioxidants performance continues to produce biosensors with improved activity and stability are the better. The key factor of success in the development of biosensors based antioxidant enzymes is the use of precision engineering and immobilization matrix so that the exploration of materials which can be used as an immobilization matrix could be continued. The purpose of this study is to determine the analytical performance of the biosensor enzymes superoxide dismutase extract (SOD) from Deinococcus radiodurans bacterium (D. radiodurans) immobilized on zeolite nanoparticles (NPZ) electrochemically. As a comparison, pure SOD enzyme from bovine erythrocytes was used. This study consisted of several steps of experiments, that is: activation and NPZ manufacture, cultivation and extraction of D. radiodurans cells, immobilization of enzymes, and electrochemical measurements for the determination of analytical performance. Four electrodes used for comparison, there are SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans which were immobilized on NPZ, pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte which were immobilized on NPZ, SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans without immobilization on NPZ, and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte without immobilization on NPZ. The optimum condition was obtained by software Minitab 16 with an application program of Response Surface Method (RSM) method. vii This study shows that SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans which were immobilized on NPZ has higher performance against superoxide free radicals (O -.) than any other electrodes. It was showed by the 2 stability of the power - save up to 8 hours on a crude extract SOD which were immobilized on NPZ electrode remaining, which was 58.93%. While the pure SOD enzyme which were immobilized on NPZ electrode, SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans without immobilization NPZ, and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte without immobilization NPZ only remaining 50.43%, 36.77%, and 25.99% respectively. SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte which were immobilized on NPZ also showed good accuracy with standard deviation (SD) of 0.0492 and 0.0335. While SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte without immobilitation on NPZ are 0.921 and 0.0593. Measurements showed that each electrode has low enough value of detection limit. Limit of detection obtained for SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte which were immobilized on the NPZ are 0.5 μM and 1.49 μM. While SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte without immobilization on NPZ are 1.92 μM and 1.73 μM. For all these measurements, xanthine concentration was in range of 1-7 μM. In this range, the value of regression (R2) for the SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radioduransis 0.9919. While for pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte which were immobilized on NPZ, SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans, and pure SOD enzyme electrode of bovine erythrocyte without immobilized on NPZ show regression value of 0.982, 0.956, and 0.9237. With a high value based regression, the sensitivity of electrodes are in the range of 1-7 μM concentration. Linear working area, low limit of detection, as well as stability, sensitivity, and high accuracy indicates that the SOD enzyme electrode from crude extract of bacterium D. radiodurans which were immobilized on the NPZ can be an alternative to the application of biosensors in the future cheaper and accurate which were not only more accurate but also unexpensive. Keywords: antioxidants biosensors, immobilization, superoxide dismutase, zeolite viii © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB ix BIOSENSOR ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PROTEIN DARI BAKTERI Deinococcus radiodurans TERIMOBILISASI PADA NANOPARTIKEL ZEOLIT IMAS EVA WIJAYANTI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Kimia SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 x Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Akhiruddin Maddu, MSi
Description: