ebook img

BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA A. Pemikiran Syekh H. Khatib ... PDF

18 Pages·2017·0.22 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA A. Pemikiran Syekh H. Khatib ...

46 BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA A. Pemikiran Syekh H. Khatib Imam Maulana dalam Mengembangkan Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Bidang Akidah Akidah kita ialah iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, kitab-kitab suci yang diturunkan Allah, para Rasul utusan Allah dan percaya kepada hari kemudian serta iman akan qadar baik dan buruk. Kita meyakini rububiyah Allah SWT yaitu bahwa Dialah Tuhan yang menjadikan, memiliki dan mengatur semua alam ini. Kita meyakini Uluhiyah Allah SWT yaitu bahwa Dialah Tuhan yang harus disembah. Menyembah selain kepada Allah adalah salah. Kita meyakini asma’-asma’ dan sifat-sifat Allah yaitu nama-nama yang paling baik dan sifat-sifat sempurna seperti yang diturunkan dalam Al-Quran atau seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Kita meyakini ke-Esaan Allah bahwa tiada satupun yang mempersekutui-Nya maupun dalam uluhiyah ataupun dalam asma’ dan sifat- sifatnya.1 Firman Allah dalam SWT dalam Al-Quran:Q.S Maryam : 65    1Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin, Akidah Ahlussunnah Wal-Jamaah,( Kementrian Agama Islam, Waqaf, Dakwah dan Bimbingan Islam), h. 9-10 46 47 “DialahTuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” Kita meyakini bahwa Allah SWT senantiasa bersama hamba-hamba- Nya, Dia bersemayam diatas ‘Arsy mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya serta mendengar dan mengetahui segala perkataan dan perbuatan hamba-Nya, dan Allah mengatur segala urusan mereka. Dia berikan kemuliaan kepada siapa yang dia ingini dan menimpakan kehinaan kepada siapa yang Dia ingini. Kita meyakini bahwa Allah SWT akan datang pada hari kiamat yang akan menghukum hamban-Nya, sebagaimana dikatakan dalam surat Al-Fajr: 21-23:2       “jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut- turut,dan datanglah Tuhanmu, sedang Malaikat berbaris-baris. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. I’tikad kaum Ahlussunnah Wa Al-Jamaah yang telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari adalah: 1. Tentang ketuhanan 2Ibid, h. 20-22 48 2. Tentang malaikat-malaikat 3. Tentang kitab-kitab 4. Tentang Rasul-Rasul 5. Tentang hari kiamat 6. Tentang qada dan qadar Dalam pembagian yang enam ini sesuai dengan sabda Nabi SAW: “maka beritahukanlah kami (wahai Rasulullah) tentang iman, nabi Muhammad menjawab: mesti percaya kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, hari kiamat dan qada dan qadar”(H.R. muslim).3 Kita mesti pecaya bahwa Allah memiliki sifat jamal (keindahan), dan sifat kamal (kesempurnaan). Tetapi yang wajib diketahui oleh setiap muslim yang berakal adalah : 1. 20 sifat yang wajib pada Allah 2. 20 sifat yang mustahil pada Allah 3. 1 sifat yang harus pada Allah4 Allah menciptakan makhuk agar bisa mengenal-Nya. Hal itu bisa dilakukan melalui perantara asma’ul husna dan sfat-sifat-Nya yang maha tinggi, sempurna dan jauh dari segala kekurangan. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ath. Thalaq :12:    3Imam Mauana Abdul Manaf Amin Al-katib, Risalah Mizan Al-Qulub, (Batang Kabung Koto Tangah Tabing Padang), h. 231-232 4Ibid, h. 232 49    “Allahlah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula. Perintah Allah beraku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya ilmu-Nya benar- benar meliputi segala sesuatu”.5 Dalam masalah ketuhanan menurut pandangan Ahlussunnah Wa Al- Jamaah tidak berbeda dengan Asy’ari Tuhan menurutnya dapat diihat di akhirat. Sifat-sifat yang tidak dapat diberikan kepada Tuhan hanyalah sifat- sifat yang akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Karena apa yang dapat dilihat tidak mesti mengandung arti bahwa ia mesti bersifat diciptakan. Dengan demikian kaau dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu tidak mesti berarti bahwa Tuhan harus bersifat diciptakan.6 Kita mesti mempercayai malaikat-malaikat Allah dan mereka semua hamba-hamba Allah yang mulia. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al- Anbiya’:26-27:7     “Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” 5Yusuf Al-Qaradhawi, Akidah Salaf dan Khalaf, Kajian Komprehensif Seputar Asma’ wa Sifat Wai dan Karamah, Tawasul dan ziarah Kubur,(Pustaka Al-Kautsar : Jakarta 2009), h. 9 6Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Aliran Islam Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI-Press, 1986), 7Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin,op.cit.h.40 50 Para malaikat dijadikan oleh Allah dan mereka selalu memperhambakan dirinya kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, dan kita mempercayai bahwa para malaikat mendapatkan tugas yang berbeda, sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Allah SWT.8 Dalam masalah kitab suci umat Islam mempercayai tentang adanya kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasul-Rasul-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam suratAl-Hadid :259         “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” Kita meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para Rasul, untuk menjadi hujjah bagi seluruh isi alam dan pegangan bagi mereka yang mengamalkan ajaran-ajaran Allah. Kitabsuci memberi 8Muhammad Shaleh Al-Uthaimin, Apakah yang di MaksudAqidahAhlussunnahWalJamaah, (PT. BinaIlmu Offset: Surabaya), h. 40-43 9Imam Mauana Abdul Manaf Amin Al-katib,Op.Cit, h. 246 51 petunjukdanpengetahuanbagiumatmanusiadanuntukmembenarkankerasulanpa rarasul yang di utusoleh Allah.10 Tentang Rasul Allah kita mempercayai bahwa Allah telah mengutus Rasul-Rasul-Nya kepada umat manusia sebagaimana firman Allah daam surat An-Nisa’:165:     “(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Tentang iman kepada hari kiamat, Dimana setiap manusia dihidupkan kemballi untuk hidup yang kekal. Ada yang masuk surga dengan segala kesenagannya dan ada pula yang masuk neraka dengan segala azab dan siksaan yang pedih. Maka kita mempecayai hari kebangkitan kelak yaitu di kala Allah menghidupkan manusia kembali diwaktu malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua kali. Seperti yang terdapat dalam surat Az- Zumar:68:11      10Muhammad Shaleh Al-Uthaimin,Op.Cit, h.44 11Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin,Op.Cit.h.68 52 “Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing- masing)”. Dalam masalah Qada dan Qadar, kita mempercayai bahwa qadar baik dan buruk adalah ketentuan Allah bagi alam yang ada sesuai dengan pengetahuan dan ketentuan Allah serta hikmah-hikmah yang ditetapkan- Nya.12 Keenamhaltersebutmerupakanakidah yangagungdantinggi.Iamerupakanpokokdari agama yangakanmembuahkanhasil yang tiadataranyadisemuaaspekkehidupan. Imankepada Allah danasma’ sertasifat-sifatnyaakanbermanfaat, menanamkan rasa cintahambakepadakhaliq-Nyadanmengaggungkan Allah SWT denganmelaksanakansegalaperintah-Nyadanmenjauhisemualarangan- Nya. Mengerjakanperintah Allah sertameninggalkanlarangan- Nyamenjadisuatukebahagian yang sempurnadalamhidupdiduniadandiakhiratkelak, baikbagidiripribadimaupunmasyarakat.13 12Ibid.h.81 13Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin,Op.Cit.h.84 53 Qadarituada 4 peringkat: 1. Ilmu Kita mempercayaibahwa Allah itumengetahuitentangsegalasesuatuDiamengetahuiapa yang telahterjadidanapayang akanterjadi. PengetahuanAllahtentangsegalasesuatubukanlahdidahuluiolehk etidaktahuan-Nya, Diatidak pula bersifatlupakarenakeabadianilmu-Nya yang tidakberawaldantidakberakhir. 2. Kitabah Kita mempercayaibahwa Allah telahmenulissegalasesuatu di LauhMahfuz, dansemuaitutetapadahinggaharikiamat. 3. Masyi’ah Kita mempercayaibahwa Allah telahmenentukansegalasesuatubaikdilangitmaupundibumisesuai denganmasyi’ah-Nya (kehendakNya).Segalasesuatuterjadiataskehendak Allah, jika Allah menghendakidiaakanterjadidankalau Allah tidakmenghendakidiapastitidakakanterjadi. 4. Al-Khilq(kejadian) 54 Kita mempercayaibahwasesungguhnya Allah menjadikansegalasesuatusebagaimanafirmannya: QS Az- Zumar:62:   “Allah menciptakansesuatudanDiamemeliharasegalasesuatu, kepunyaan-Nyalahpembendaharaanlangitdanbumi” Keempatperingkatinimelengkapiapa yang adabagi Allah danapa yang dimilikiolehhamba-Nya, makasegalasesuatu yang dilakukanhamba- Nyabaikperkataan, perbuatandantermasukapa-apa yang tidakdilakukansemuaitudiketahuioleh Allah dantelahditulisdisisi- Nyadandikehendaki-Nyadandiciptakan-Nya.14 B. Usaha Yang Dilakukan Syekh H. Khatib Imam Maulana Dalam Mengembangkan Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Dalam usahanya mengembangkan ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Syekh H. Khatib Imam Maulana melakukan beberapa hal yaitu: a. Mebambangun surau Agar ajaran ahlussunnah wa al-Jamaah dapat berkembang di daerah tempat tinggalnya, syekh H. Khatib Imam Maulana membangun beberapa surau, salah satunya surau Nurul Huda yang terletak di Batang Kabung. Di surau ini bukan hanya dijadikan tempat ibadah tetapi juga menjadi tempat tinggal Syekh H. Khatib Imam Maulana semasa hidupnya dan tempat belajar para jemaahnya. 14Muhammed bin Saleh Al-Uthaimin,op.cit.h.74-75 55 Semasa hidupnya Syekh H. Imam Maulana sangat rutin mengadakan wirid bulanan dan acara Maulid nabi Muhammad SAW, meskipun setelah Syekh H. Khatib Imam Maulana wafat tidak ada lagi diadakan acara tersebut, tetapi masyarakat dan keluarga tetap membuka secara terbuka bagi para pemuda yang ingin belajar ibadah secara mendalam. Seperti yang katakan oleh salah satu keluarga dari Syekh H. Khatib Imam Maulana: Setelah Syekh H. Khatib Imam Maulana selesai membangun surau nurul huda, ia memilih untuk tinggal di surau tersebut dengan alasan agar para jemaahnya bisa menemuinya dengan mudah dan disini sekitar dua hingga tiga murid sangat setia mendampingi Syekh H. Khatib Imam Maulana. Disamping surau tersebut ia membuat sebuah asrama untuk para jemaahnya yang ingin memperdalam masalah-masalah keagamaan dengan mengadakan pengajian rutin setiap harinya.15 b. Mendirikan Sarana Pendidikan Dengan menyumbangkan beberapa tanahnya yang ada, Syekh H. Khatib Imam Maulana mendirikan sebuah sarana pendidikan. Muridnya bukan hanya berasal dari kota padang tetapi juga luar kota Padang. Awal didirikannya sekolah ini Syekh H. Khatib Imam Maulana menggunakan sistem halaqoh atau duduk bersila. Dari tahun ketahun sekolah ini pondok pesantren ini semakin berkembang. Pada tahun 1966 dibentuklah sistem belajar dikelas. Hingga saat ini sekolah yang didirikannya selalu meningkat. 15Mimi, (keluarga),wawancara,pada selasa 29 Agustus 2017, pukul 19.20 WIB

Description:
A. Pemikiran Syekh H. Khatib Imam Maulana dalam Mengembangkan Ajaran. Ahlussunnah Wa Al-Jamaah Bidang Akidah. Akidah kita ialah iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, kitab-kitab suci yang diturunkan Allah, para Rasul utusan Allah dan percaya kepada hari kemudian serta iman akan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.