ebook img

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam analisis dan pembahasan ini akan diuraikan hal-hal PDF

27 Pages·2017·0.44 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam analisis dan pembahasan ini akan diuraikan hal-hal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam analisis dan pembahasan ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dihimpun, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: analisis deskriptif, pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi, pengujian variabel independen secara parsial, dan pembahasan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran publik perdana (IPO) yang memberikan gambaran mengenai hubungan antara variabel dependen yaitu Underpricing dan variabel independen yaitu, debt to equity ratio (DER), return on assets (ROA), earning per share (EPS), umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan prosentase penawaran saham. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan indonesian capital market directory (ICMD) tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria agar data lebih konsisten. Pada periode ini terdapat 151 perusahaan, akan 47 48 tetapi setelah dilakukan purposive sampling maka diperoleh sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 69 perusahaan. Tabel 4.1 Kriteria pengambilan sampel penelitian kolom 2013-2015 Karakteristik sampel 2013-2015 1. Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek 151 Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015 2. Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek (27) Indonesia yang delisting 3. Perusahaan yang tidak membuat laporan keuangan (6) pada tahun 2013-2015 4. Perusahaan yang melakukan IPO tidak melaporkan (49) laporan keuangan secara konsisten di BEI pada tahun2013-2015 Total sampel penelitian 69 Sumber : Data sekunder yang diolah 4.2 Analisis Data 4.2.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut didalam Tabel 4.2 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitianini meliputu: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar devisiasi untuk masing-masing variabel. Karena belum diketahui nilai pasti dalam menentukan apakah suatu data baik atau tidak, maka dari analisis deskriptif ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Suatu data dapat dikatakan baik apabila nilai Mean > Std.Deviation sehingga data bersifat homogen, namun apabila nilai penyimpangan lebih besar daripada nilai rata-rata dapat 49 dikatakan kurang baik karena bersifat heterogen. Berikut ini statistik deskriptif data penelitian yang terdiri dari variabel: Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation UNDEEPRICING 69 -6,68 7,78 1,1142 2,47936 DER 69 ,05 9,29 1,8500 2,03477 ROA 69 -,07 ,88 ,0641 ,11102 EPS 69 -25,00 340,00 47,1354 69,36265 UMUR 69 6,00 58,00 22,5217 12,18921 UKURAN 69 6,45 13,05 9,9947 2,23503 PROSENTASE 69 -364,10 1,00 -51,8242 98,98377 Valid N (listwise) 69 Sumber : Data sekunder yang diolah Dari data pada tabel 4.2 menggambarkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 69 sempel data. Berdasar hasil perhitungan selama periode pengamatan nampak bahwa underpricing terendah (minimum) adalah -668% dan nilai tertinggi (maksimum) 778%. Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015 secara berturut-turut memiliki rata-rata sebesar 1,1142 lebih kecil dari nilai standar devisiasi sebesar 2,47936. Data Debt to Equity Ratio (DER) terendah (minimum) adalah 0,05 dan yang tertinggi (maksimum) 9,29. Kemudian rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1,8500 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,03477. Angka rata-rata kurang dari 1 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang ada dalam sampel memiliki pendanaan yang tidak mengandalkan paa hutang 50 kepada kreditor atau pihak eksternal tetapi lebih memanfaatkan pendanaan dari modalnya sendiri. Data Return On Assets (ROA) yang diukur dengan jumlah laba setelah pajak dibandingkan dengan nilai rata-rata total aset sebesar 0,0641. Artinya, prosentase jumlah laba setelah pajak dibandingkan dengan rata-rata total aset sebesar 0,06%. Nilai terendah dari ROA sebesar -0,07 dan nilai tertinggi ROA sebesar 0,88. Nilai standar devisiasi ROA 0,11102 yang lebih besar dari nilai rata-ratanya menunjukkan tingginya fluktuasi ROA selama periode pengamatan. Data Earning Per Share (EPS) rata-rata sebesar 47,1354 dengan nilai terendah sebesar -25 dan yang tertinggi 340, sedangkan standar deviasinya sebesar 69,36265. Dengan melihat nilai dari standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya, hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel Earning Per Share (EPS) mempunyai sebaran yang besar. Kondisi ini menunjukkan adanya fluktuasi Earning Per Share (EPS) yang besar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2015 secara berturut-turut. Umur (AGE) rata-rata sebesar 22,5217 dengan standar deviasi sebesar 12,18921. Sedangkan nilai terendah (minimum) 6 dan yang tertinggi (maksimum) 68. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata dapat diartikan bahwa penyebaran yang tinggi antara data satu dengan data lainnya. Ukuran atau proceeds (SIZE) menunjukkan besarnya ukuran saham yang ditawarkan saat IPO, dan dalam hasil penelitian ini ukuran paling tertinggi dengan nilai 13,05 dan nilai terendah 6,45. Dengan nilai standar 51 deviasi 2,23503 lebih kecil dibanding nilai rata-rata 9,9947 dapat diartikan bahwa penyebaran data untuk variabel SIZE adalah merata, artinya tidak terdapat perbedaan yang tinggi antara data satu dengan data yang lainnya. Prosentase Penawaran Saham (PPS) memiliki nilai rata-rata -51,8242 dengan nilai terendah sebesar -364,10 dan nilai tertinggi 1, sedangkan standar deviasi sebesar 98,98377. Dengan melihat nilai dari standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya, hal ini menunjukkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel Prosentase Penawaran Saham (PPS) mempunyai sebaran yang besar. Kondisi ini menunjukkan adanya fluktuasi Prosentase Penawaran Saham (PPS) yang besar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2015 secara berturut-turut. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression) sehingga harus dipenuhi asumsi-asumsi klasik pada persamaan regresi berganda, yaitu tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan data terdistribusi normal. 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel yang digunkan dalam regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untu melihat normalitas residual adalah dengan melihat output SPSS berupa kolmogrov-smirnov yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. 52 Tabel 4.3 Data Asli Tahun 2013-2015 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 69 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation 1,93704204 Absolute ,114 Most Extreme Differences Positive ,110 Negative -,114 Kolmogorov-Smirnov Z ,946 Asymp. Sig. (2-tailed) ,332 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil pada Tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0,946 dan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,332 yang berada di atas 0,05. Hasil diatas juga didukung dengan hasil analisis grafiknya, yaitu dari grafik Normal Probability Plot-nya seperti gambar 4 dibawah ini: 53 Gambar 4.1 Normal Probability Plot Sumber : data sekunder yang diolah Dengan melihat tampilan diatas dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data mendekati normal. Kemudian pada grafik normal plot terlihat titik-titik sebaran lebih mendekati garis normal. 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011). 54 Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Coefficients d Statistics Coefficients B Std. Error Beta Toleranc VIF e (Constant) -3,770 1,646 -2,290 ,025 DER ,012 ,131 ,010 ,093 ,926 ,849 1,177 ROA 4,122 2,313 ,185 1,782 ,080 ,918 1,090 EPS -,001 ,004 -,038 -,354 ,724 ,860 1,163 1 UMUR ,062 ,022 ,306 2,884 ,005 ,876 1,142 UKURAN ,286 ,151 ,257 1,896 ,063 ,534 1,872 PROSENTA -,008 ,003 -,313 -2,302 ,025 ,534 1,872 SE a. Dependent Variable: UNDEEPRICING Sumber : Data sekunder yang diolah Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolonearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh dibawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinearitas. 4.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Menurut Ghozali (2011), model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunkan uji statistik Durbin-Watson (DW test). 55 Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate 1 ,624a ,390 ,331 2,02861 2,095 a. Predictors: (Constant), PROSENTASE, DER, EPS, UMUR, ROA, UKURAN b. Dependent Variable: UNDEEPRICING Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin- Watson (d) sebesar 2,135 sedangkan besarnya DW-tabel: du = 1,805, 4-du = 2,195. Maka dari tabel perhitungan didapat nilai DW-test du < d < 4 – du atau 1,805 < 2,095 < 2,195 yang dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak 56 digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukan pada Gambar 4.2 dibawah ini: Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber : Data sekunder yang diolah Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak serta bergerombol dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terjadi heteroskedastisitas. Hasil ini juga diperkuat dengan hasil pengujian melalui uji Glejser yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :

Description:
dari hasil pengolahan data tersebut adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: analisis deskriptif, pengujian asumsi klasik
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.