ebook img

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Struktural Novel Mengejar Matahari PDF

82 Pages·2004·0.5 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Struktural Novel Mengejar Matahari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3 c6 .id BAB IV ANALISIS DATA Bab empat dalam penelitian ini menguraikan tentang analisis data. Pembahasan dalam bab empat ini meliputi pembahasan data yang berupa analisis struktural novel MM, analisis sosiologi sastra novel MM, serta pembahasan makna dari problem-problem novel MM karya Titien Wattimena. A. Analisis Struktural Novel Mengejar Matahari Penelitian ini menggunakan teori struktural. Analisis struktural novel MM karya Titien Wattimena akan membahas plot, penokohan, dan latar. Analisis terhadap unsur-unsur intrinsik atau struktur karya sastra merupakan tahap awal untuk meneliti suatu karya sastra sebelum memasuki penelitian selanjutya. Unsur intrinsik adalah segala sesuatu yang membentuk sebuah karya sastra dari dalam karya itu sendiri. Analisis struktural bertujuan untuk menemukan makna keseluruhan dari karya sastra. Makna keseluruhan dari karya sastra diperoleh melalui pengupasan dan pemaparan unsur-unsur karya sastra yang membentuk keterkaitan dan keutuhan karya sastra itu sendiri. 1. Plot Plot dalam novel MM adalah plot lurus, progresif. Plot dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh atau menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kemudian. Plot cerita dalam novel MM dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir commit to user (penyelesaian). 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c7 .id Secara garis besar peristiwa dalam novel ini adalah sebagai berikut, peristiwa ulang tahun Nino, lalu peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh Obet dan teman-temannya terhadap seorang anak yang mengakibatkan anak itu tewas. Peristiwa tersebut dilihat oleh Ardi dan ketiga sahabatnya, lalu melaporkannya ke pihak yang berwajib. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa ditangkapnya Obet oleh polisi dan dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian, peristiwa dilanjutkan dengan peristiwa dimarahi dan dihukumnya Ardi oleh Bapak Ardi setelah Ardi pulang dari melihat Obet ditangkap oleh polisi. Lalu, peristiwa dilanjutkan Ardi dan sahabat-sahabatnya yang melakukan permainan Mengejar Matahari. Peristiwa yang paling panjang dalam novel ini adalah peristiwa balas dendam Obet kepada Ardi dan ketiga sahabatnya setelah Obet keluar dari penjara. Dalam peristiwa ini terdapat beberapa peristiwa lain yang mengiringi, yaitu peristiwa tawuran remaja antara Obet dan teman-temannya dengan Ardi dan ketiga sahabatnya. Kemudian peristiwa selanjutnnya adalah peristiwa kehadiran Rara ke rumah susun dan perkenalannya dengan Ardi dan ketiga sahabatnya. Kehadiran Rara membuat Ardi dan Damar jatuh cinta. Namun, kedua sahabat tersebut tidak mengungkapkan perasaannya satu sama lain sehingga membuat perkelahian di antara kedua sahabat tersebut yang mengakibatkan persahabatan mereka hampir hancur. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa pemberontakan Ardi terhadap Bapak karena sering dimarahi dan dihukum tanpa alasan. Peristiwa dilanjutkan dengan kematian Apin yang ditusuk orang tidak dikenal. Peristiwa lanjutkan dengan peristiwa Ardi dan Nino yang ingin membalas dendam kepada Obet karena mereka menganggap Obet adalah pelaku penusukan Apin hingga tewas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c8 .id Kemudian, dilanjutkan dengan peristiwa penembakan Obet yang dilakukan Damar dalam perkelahian di lapangan basket. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa Damar ditangkap polisi dan dimasukkan ke dalam penjara. Cerita dalam novel ini berakhir ketika Ardi dan Nino sudah berusia 23 tahun. Peristiwa kepulangan Ardi dari menyelesaikan pendidikan kepolisian di Semarang ke rumah susun untuk menemui orang tuanya. Peristiwa berlanjut ketika pertemuan Ardi dan Nino di tempat mereka biasanya melakukan permainan Mengejar Matahari. Cerita diakhiri ketika kedua tersebut melakukan permainan Mengejar Matahari untuk mengenang kedua sahabatnya yang sudah meninggal dan dipenjara. Jika dituliskan dalam bentuk skema, secara gars besar alur progresif adalah sebagai berikut. A B C D E A merupakan tahap situation (tahap penyituasian) merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. Cerita novel MM diawali dengan melukiskan keadaan awal, yaitu cerita tentang perayaan ulang tahun Nino yang dihadiri oleh ketiga sahabatnya, yaitu Ardi, Apin, dan Damar. Dalam peristiwa ini, Ardi sebagai utama juga memperkenalkan sahabat-sahabatnya antara lain Apin, Damar, dan Nino. Siang itu gue lagi asyik main-main sama ikan gue, pas gue tiba-tiba inget kalau jam empat nanti, gue harus ke rumah Nino buat acara ulang tahunnya yang kesembilan. Buru-buru deh gue mandi dan bersiap-siap. Jam 4 kurang, gue lari ke rumah Nino. Hampir berbarengan sampainya sama Apin dan Damar (Titien Wattimena, 2005:2). Sore itu, Nino mengenakan topi ulang tahun warna merah dan kuning, sibuk bolak-balik ke sana kemari. Bagiin permen, cokelat, biskuit, dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c9 .id gelas-gelas sirup, barengan sama ibunya. Bapak Nino sendiri sibuk merekam acara itu pakai handycam. Nino memang setiap tahun merayakan ulang tahun. Keluarganya termasuk yang paling berada di kompleks rusun kami. Sebagai anak tunggal, dia cukup dimanja oleh kedua orangtuanya. Rumahnya –dua rumah yang dijadikan satu- terletak di lantai dasar blok 30. Buat gue, keluarga Nino adalah keluarga impian. Kalau Apin, pas datang langsung mendekati bapaknya Nino dan merengek-rengek minta dipinjemin handycam. Apin punya cita-cita jadi sutradara film cita-cita yang cukup spesifik untuk anak seusia kami saat itu, gue pikir. Apin emang hobi nonton berbagai macam film. Kadang sama kami, kadang sama kakak dan adiknya, kadang juga sendiri. Tubuhnya yang kecil tampak cukup kerepotan memegang handycam bapak Nino (Titien Wattimena, 2005:3). Damar beda lagi. Masuk-masuk, dia langsung mengambil beberapa potongan cokelat yang ditawari ibu Nino, dan mengunyahnya sekaligus. Pipi Damar sore itu tampak lebam. Gue yakin, dia pasti abis berantem lagi. Damar emang paling hobi berantem. Dia gampang naik darah, apalagi kalo ada orang yang mengata-ngatai ibunya, yang memang sudah lama hidup sendiri. Padahal, gue tau, biarpun Damar cuma hidup berdua sama ibunya, gak otomatis menjadikan dia dekat sama ibunya. Ibunya jarangg pulang. Di rumahnya yang ada di lantai dua, blok 43, Damar menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri (Titien Wattimena, 2005:4). Kutipan di atas menggambarkan peristiwa awal yaitu peristiwa perayaan ulang tahun Nino yang dihadiri oleh ketiga sahabatnya antara lain Ardi, Apin, dan Damar. Dalam peristiwa ini juga menunjukkan Ardi yang memperkenalkan ketiga sahabatnya dengan segala latar belakang mereka masing-masing. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa Ardi yang dimarahi oleh bapaknya setelah pulang dari rumah Nino. Gue menaiki tangga blok 36 ke lantai tiga, dan masuk ke rumah bersama Ibu. Ibu langsung menuju dapur. Diam seperti biasa. Bapak sudah duduk di depan televisi, masih memakai baju kerjanya. “Harus dijemput segala biar inget pulang?” bapak mulai menyindir. Gue yang tadinya mau langsung masuk kamar, terpaksa berhenti di depan bapak. Bapak mulai berdiri mendekati gue yang cuma bisa menunduk. Pengen rasanya gue menatap mata bapak, tapi melihat tangannya yang mengepal saja sudah bikin perut gue sakit luar biasa. Selanjutnya, seperti hari-hari yang lain, bapak mulai marah tanpa alasan yang jelas. Gue sudah biasa (Titien Wattimena, 2005:6). Bapak… dulu setiap pulang kerja, dia selalu punya cerita lucu yang bikin gue ketawa. Sampe suatuc ohmarmi idt itao udisteurd uh mengambil uang kantor dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c0 .id dikeluarin dari kepolisian. Gue sih gak tau tuduhan itu benenr atau salah. Yang gue tahu, dia gak pernah punya cerita lucu lagi (Titien Wattimena, 2005:7). Kutipan di atas menggambarkan Bapak yang menyindir dan memarahi Ardi karena terlambat pulang ke rumah. Kutipan di atas juga menggambarkan sikap Bapak Ardi berubah setelah beliau dikeluarkan dari kepolisian karena dituduh mengambil uang kantor yang belum terbukti kebenarannya. Beliau menjadi suka memarahi dan menghukum Ardi tanpa alasan yang jelas. Peristiwa selanjutnya adalah pemukulan yang dilakukan oleh Obet dan teman-temannya terhadap seorang anak kecil hingga tewas. Peristiwa pemukulan tersebut secara tidak disengaja dilihat oleh Ardi dan ketiga sahabatnya lalu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Baru aja gue mau membuka mulut, terdengar sebuah suara teriakan tertahan, diikuti suara berdebam. Kami saling berpandangan dan mulai melihat sekeliling. Damar menunjuk ke arah lorong di samping lapangan basket. Kami mengikuti arah telunjuk Damar. Di lorong yang gelap, beberapa sosok tampak sedang mengelilingi satu sosok yang jatuh ke tanah. Damar mendekat ke lorong itu. “Jangan Mar, mending kita cabut,” Nino menahan Damar dengan memegang pundaknya. Damar menepis tangan Nino dan tetap berjalan ke arah lorong. Mau gak mau, gue, Nino, dan Apin mengikuti dia. Kami semakin dekat ke lorong. Sekarang semua tampak jelas. Seorang anak yang pernah berantem sama Damar, sedangdihajar habis oleh kelompok anak berusia 12 tahunan, tanpa melawan. Anak tersebut cuma bisa mengerang kesakitan. “Malu-maluin lo, sama anak kayak gitu kalah!” “Lo gak pantes jadi anggota kita!” Anak yang dikeroyok sudah tidak berdaya. Seseorang yang tampak paling banyak memukul tadi, tertawa puas. Kami masih terpaku. Apin berbisik, “Itu namanya Obet. Anak RW 02!” Apin menunjuk pada anak yang tertawa (Titien Wattimena, 2005:12). Obet pun maju mendekat ke Damar. Jarak mereka makin pendek. Perut gue mulai sakit lagi. Tapi baru saja Obet hendak melabrak Damar, tiba- tiba salah seorang temennya berteriak sambil menendang-nendang anak yang tergeletak. “Obet! Gawat! Mampus nih dia!” Obet kaget dan melihat ke anak yang ia pukul tadi. Lalu memandang Damar. Teman-teman Obecto lmanmgistu tnog u mseern arik Obet menjauhi Damar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c1 .id “Ayo, Bet. Cabut!” Temen Obet panik. “Awas lo ya! Inget, gue bakal datang lagi buat lo semua!” teriak Obet ke kami sebelum lari bersama temen-temennya (Titien Wattimena, 2005:14). Nino mencolek tangan kami dan menunjuk ke arah tubuh yang tergeletak. Gue meringis ngeri melihat wajah si anak yang babak belur dan penuh darah. Anak itu mati. “Aa..aa..ayo…ke pak RT!” suara Nino terbata-bata menahan kengerian. Gue gak akan pernah melupakan malam itu (Titien Wattimena, 2005:14- 15). Kutipan di atas menujukkan peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh Obet kepada seorang anak membuat anak tersebut tewas dan Ardi dan ketiga sahabatnya yang melihat kejadian tersebut lalu melaporkannya kepada pihak yang berwajib dalam hal ini Pak RT. Peristiwa tersebut juga menjadi awal perkenalan Ardi dan ketiga sahabatnya dengan Obet. Peristiwa dilanjutkan dengan peristiwa ditangkapnya Obet oleh polisi dan dimasukkan ke mobil polisi. Ardi dan ketiga sahabatnya juga melihat kejadian penangkapan Obet tersebut. Gue, Damar, Nino, dan Apin berdiri di antara kerumunan orang-orang di RW 02. Mobil polisi terparkir dengan suara sirinenya yang memekakkan kuping. Obet digiring polisi keluar dari rumahnya. Bapak Obet berdiri bertolak pinggang. Ketika Obet keluar, sang bapak langsung memukul Obet dan berteriak marah. Beberapa polisi menahannya (Titien Wattimena, 2005:15). Obet melewati kami berempat. Gue melirik ke Apin yang malah asyik merekam dengan handycam Nino. Gue berpandangan dengan Nino, lalu melirik ke Damar. Damar menatap Obet dengan tajam. Obet semakin mendekati dia. Tepat di depannya, Obet meludahi wajah Damar. Polisi yang menggiring Obet segera menarik Obet. Damar yang hendak maju, ditahan oleh Nino. “Mampus lo di penjara!” teriak Damar tanpa takut. Gue menahan nafas. Gue gak bisa berbuat apa-apa. Gue bisa ngerasain kebencian Obet sama kami. Obet masuk ke dalam mobil polisi. Gue terus melihat dia. Mencoba menebak-nebak apa yang ada di pikiran Obet (Titien Wattimena, 2005:16). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c2 .id Kutipan di atas menunjukkan peristiwa ditangkapnya Obet oleh polisi di rumahnya dan dimasukkan ke dalam mobil polisi. Kutipan di atas juga menunjukkan awal dari kebencian Obet kepada Damar dan ketiga temannya yang sudah membuat dia masuk penjara. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa dimarahi dan dihukumnya Ardi oleh Bapak karena peristiwa penangkapan Obet oleh polisi atas informasi yang diberikan Ardi dan sahabat-sahabatnya kepada Pak RT. Di depan pintu, langkah gue terhenti. Bapak sudah berdiri di situ. Gue terdiam. “Puas kamu bisa jadi pahlawan tadi malam?” bentak bapak tanpa basa- basi. Gue gak bisa menjawab. Tau-tau bapak menarik gue masuk. Sampai dalam, badan gue didorong dan jatuh di lantai. Bapak lalu duduk di kursi kebesarannya. Gue gak bisa berdiri. “Mau dihukum apa kamu?” Tanya bapak sinis. Pelan-pelan gue mengambil posisi push up. Ini hukuman favorit bapak. Tanpa disuruh gue mulai menggerakkan badan gue. “Lain kali nggak usah ikut campur urusan orang lain. Urus diri sendiri dulu. Kalau kamu mau ngurusin orang lain, nanti kalau udah jadi polisi!” suara bapak menggelegar (Titien Wattimena, 2005:17). Kutipan di atas menunjukkan bahwa Bapak Ardi memarahi dan menghukum Ardi yang melaporkan Obet ke Pak RT yang berujung pada ditangkapnya Obet oleh polisi. Bapak Ardi tidak suka Ardi ikut campur urusan orang lain sebelum dia menjadi polisi. Peristiwa selanjutnya adalah Ardi dan ketiga sahabat-sahabatnya yang melakukan permainan Mengejar Matahari. Permainan tersebut adalah permainan yang sering keempat sahabat tersebut lakukan saat akhir pekan atau saat mereka membutuhkannya. Itu adalah permainan ritual yang kami lakukan setiap minggu sore. Sebuah permainan yang mengharuskan kami berlari sekencang-kencangnya, berusaha menjadi yang pertama sampai ke sebuah titik di ujung kompleks. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c3 .id Permainan ini adalah tanda bahwa satu minggu sudah kami lalui dan kami siap menyambut minggu yang baru. Semua masalah, semua beban, seakan terbang ketika kami berlari dan berlari. Hingga kami remaja nanti, permainan ini tetap kami lakukan, tidak hanya di hari minggu, tapi kapan pun saat kami merasa membutuhkannya. Permainan ini kami beri nama Mengejar Matahari (Titien Wattimena, 2005:19-20). Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Ardi, Apin,Damar, dan Nino mempunyai sebuah permainan yang dari kecil sering mereka lakukan saat akhir pekan atau saat mereka membutuhkannya. Permainan tersebut sebagai tanda bahwa mereka sudah melalui satu minggu dan mereka sudah siap menyambut minggu yang baru. Permainan ini juga seakan sebagai penghilang masalah dan beban yang dirasakan oleh keempat sahabat tersebut saat mereka berlari untuk menjadi yang terdepan mencapai titik yang mereka sepakati. B merupakan tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik) merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dan diungkapkan dalam novel MM menjadi tanda bergeraknya plot cerita menuju permasalahan yang memicu terjadinya konflik. Tahap pemunculan konflik dimulai ketika Apin berulang tahun yang ke-17 tahun. Peristiwa perayaan hari ulang tahun Apin yang ke-17 tahun ternyata juga hari keluarnya Obet dari penjara dan pulang ke rumah susun. Peristiwa pulangnya Obet akan membawa mimpi buruk kepada Ardi dan ketiga sahabatnya karena dia akan membalas dendam kepada keempat sahabat tersebut. Beberapa bulan sesudah Apin ulang tahun, gue baru tau, bahwa di malam yang sama, gak jauh dari situ -tepatnya di stasiun kereta yang jaraknya kurang lebih 2 km dari rumah susun- seorang laki-laki berbadan tinggi, hitam dan tatoan turun darci okmermetiat ttoe ruaksehri r. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c4 .id Seseorang telah pulang malam itu. Seseorang dari masa lalu yang siap membawa mimpi buruk bagi Ardi, Damar, Apin, dan Nino (Titien Wattimena, 2005:25-26). Kutipan di atas menunjukkan bahwa Obet sudah keluar dari penjara dan siap membalas dendam kepada Ardi dan sahabat-sahabatnya. Kepulangan Obet tersebut akan memunculkan konflik dan membalas dendam kepada Ardi dan sahabatnya. Peristiwa selanjutnya adalah peristiwa kedatangan Rara yang merupakan saudara dari Nino ke rumah susun tempat tinggal Ardi dan perkenalan Rara dengan sahabat-sahabat Nino membuat Ardi terpesona kecantikan Rara pada pandangan pertama. Ternyata kedatangan Rara akan memunculkan konflik antara Ardi dan Damar dikemudian hari. Menjelang sampai ke bawah, mata gue menangkap sosok itu lewat di jalan depan blok gue. Seorang cewek, cantik, rambutnya digelung ke atas, mengenakan kaos putih dan celana jeans. Tangannya dipenuhi kardus dan tas. Gue seperti tersihir gak bisa bergerak. Yang bikin gue bingung lagi, gak jauh di belakangnya, Nino berjalan, membawa tas-tas besar. Mereka jalan sambil mengobrol. Pacar Nino? Gue buka mulut memanggil Nino, tapi mendadak gue jadi bisu (Titien Wattimena, 2005:31). Sementara gue nunggu-nunggu, kapan nih dikenalin ke Rara. Soalnya, sejak beberapa hari lalu lihat Rara pindahan, gue belum pernah dikenalin sama Nino. “Eh, iya… Ra, ini temen-temen gue juga,” kata Nino sambil nunjuk ke gue dan Damar. Huh.. sadar juga lo, No, pikir gue. Badan Damar langsung ditegap-tegapin dan mengulurkan tangan ke Rara duluan (Titien Wattimena, 2005:38). Rara melepaskan tangannya. Damar masih terus menatap Rara. Lalu, Rara beralih ke gue. Gue pun mengulurkan tangan. “Ardi,” kata gue memperkenalkan diri. “Kayaknya waktu gue pindahan, gue udah ngeliat elo, ya?” Tanya Rara. Terima kasih, Tuhan… ternyata dia inget gue (Titien Wattimena, 2005:38- 39). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c5 .id Kutipan di atas menunjukkan bahwa kedatangan Rara ke rumah susun tempat tinggal Ardi tinggal membuat Ardi terpesona kecantikan Rara pada saat pertama kali bertemu. Lalu, perkenalan Rara kepada sahabat-sahabat Nino membuat Ardi semakin mengagumi Rara. Saat Rara mengingat Ardi ketika pertama kali bertemu membuat Ardi gembira. Saat Ardi dan Damar berkenalan dengan Rara sudah mulai muncul konflik di antara kedua sahabat itu. Damar yang lebih bersikap agresif saat berkenalan dengan Rara dan Ardi yang lebih pasif ternyata menyimpan persaingan di antara keduanya. Ternyata Ardi dan Damar diam-diam menyukai Rara dan melakukan pendekatan dengan Rara. Peristiwa selanjutnya adalah ketika Damar dan Ardi melakukan pendekatan dengan Rara secara diam-diam tanpa diketahui masing-masing. Ardi cemburu ketika melihat Rara dan Damar jalan berdua menyusuri pinggir lapangan basket ketika hendak berangkat sekolah. Seperti kutipan berikut. Gue tersenyum sama ibu dan meneruskan langkah gue. Senyum masih terasa di bibir gue, pas melihat Rara. Iya. Gue melihat Rara jalan menyusuri pinggir lapangan basket. Ternyata gue beneran ketemu dia hari ini. Tapi… senyum gue lama-lama hilang. Rara jalan berdua bersama Damar sambil ketawa-ketawa. Gue menelan ludah. Pahit banget rasanya. Rara kelihatan ceria banget pagi itu. Damar apalagi. Mereka kayak pasangan yang romantis. Sesekali Damar mengatakan sesuatu yang bikin Rara tersipu-sipu. Gue menunggu mereka lewat, baru dengan males menuruni tangga. Semangat gue hilang. Kalau gak inget hari itu ada dua ulangan di jam pertama, gue pasti memilih datang terlambat ke sekolah (Titien Wattimena, 2005:41). Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Ardi cemburu melihat Rara dan Damar berjalan berdua menyusuri pinggir lapangan basket ketika hendak berangkat sekolah. Melihat kejadian itu, Ardi yang awalnya semangat untuk bertemu Rara tiba-tiba menjadi tidak bersemangat ketika melihat kejadian Rara commit to user

Description:
struktural novel MM, analisis sosiologi sastra novel MM, serta pembahasan makna umum/angkutan massal yang ada di sana. Seperti kutipan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.