BAB III SABAR DALAM AJARAN ISLAM A. Pengertian Sabar 1. Secara Etimologi Sabar (al-shabru) menurut bahasa adalah menahan diri dari keluh kesah. Ada yang berpendapat, "Asal kalimat sabar adalah keras dan kuat. Al-Shibru tertuju pada obat yang terkenal sangat pahit dan sangat tak enak. Al Ushmu'i mengatakan, "Jika seorang lelaki menghadapi kesulitan secara bulat, artinya la menghadapi kesulitan itu secara sabar. Ada pula Al- Shubru dengan men-dhamah-kan shad, tertuju pada tanah yang subur karena kerasnya.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar berarti tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu).2 2. Secara Terminologi Secara umum sabar ialah kemampuan atau daya tahan manusia menguasai sifat yang destruktif yang terdapat dalam tubuh setiap orang yaitu hawa nafsu.3 Menurut pendapat al-Maragi, "Sabar berarti memiliki keteguhan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan sebagai 1Hasan Ali Utbah dan M. Suqi Amin, Al-Mu’jam Al Wasit, Juz I, (Kairo : Darul Kutub, 1982), h. 505. 2Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993),Cet. Ke 4, h.763. 3Asmaran As,Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994),Cet. Ke 1,h. 228. 31 32 upaya mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak disukai dan dalam rangka melaksanakan ibadah, serta dalam rangka menjauhi perbuatan- perbuatan maksiat.4 Lebih lanjut,kesabaran tidak selalu harus dimaknai sebagai sikap "pasif", pasrah terhadap keadaan, menerima apa adanya, yang selnjutnya bahkan sering dipersepsi secara tidak tepat sebagai sikap "qana'ah". Lebih bermakna dari itu semua, kesabaran sudah semestinya dipandang sebagai sikap proaktif untuk mengubah keadaan "menjadi serba lebih baik". 5 Adapun sabar menurut para ahli bahasa yaitu, secara harfiah berarti "bertahan" atau "menahan diri". Yakni sebuah sifat mulia yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang dalam status dan peran apa pun. Bentuk kongkret sabar yang dilembagakan dalam agama Islam antara lain adalah kesadaran untuk berimsâk (menahan diri), yang diformalkan ajarannya dalam kewajiban berpuasa. Ketika berpuasa, seorang muslim harus “menahan diri” dari perbuatan-perbuatan yang tidak perlu, apalagi perbuatan yang dilarang, dan – untuk selanjutnya bersikap proaktif untuk beramal saleh, meskipun harus bergulat dengan realitas serba tidak ideal, di antaranya: kondisi "lapar dan dahaga".Sayang, Pemahaman sebagian orang terhadap ajaran untuk “menahan diri” ini seringkali terjebak pada pemaknaan eksoterik (lahiriah), menahan diri dari makan minum, dan utamanya ”jima’” 4 Ahamad Musthafa Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi, Terj. Bahran Abu Bakar, dkk, ( Semarang: Toha Putra, 1992),Cet. Ke 1,h. 10 5Asmaran A,op. cit, h. 229 33 (hubungan badan suami istri). Padahal, ketika kita mau sedikit bergeser untuk memaknainya dalam dimensi esoterik (batiniah) nya, maka kita akan menemukan makna terdalam dari imsak ini, menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri dan (juga) merugikan orang lain kurang begitu dipahami. Tidak hanya itu, di ketika kita lupa untuk memahami maksud hadis-hadis Nabi SAW tentang makna puasa, maka makna esensial imsak pun seringkali terlupakan. Imsak setiap muslim yang telah berpuasa, belum secara jelas memercik dalam kehidupan riil dalam bangunan kehidupan intrapersonal, interpersonal dan sosial. Tegasnya: belum menjadi kesalehan individual dan kolektif. Dari realitas inilah bisa dipahami intisari nasihat Nabi SAW dalam salah satu sabda beliau: kam min shâ`imin laisa lahû min shiyâmihi illâ al-jû’u wa al-‘athasyu, betapa banyak orang yang sudah (merasa) berpuasa, namun tidak pernah sekalipun mendapatkan makna dan pahala puasanya kecuali (rasa) lapar dan dahaga. B. Pembahasan Al-Qur’an dan Hadist TentangSabar 1. al-Qur’an yang berbicara tentang sabar Di dalam Al-Qur’an kata “Sabar dan turunannya” disebutkan sebanyak 103 kali.Tujuan Allah menyebutkannya adalah sebagai petunjuk bagi orang Mukmin yang membacanya. Dalam Al-Qur’an kata sabar terdapat pada 45 surat yang berarti mencapai 40% dari seluruh surat di A-Qur;an yang berjumlah 144 34 surat. Surat-surat yang sering mengulang kata sabar adalah surat Al-Baqarah (9 kali), Ali Imron (8 kali), Al-Khfi (8 kali), dan Al- Nahl (7 kali).6 Secara keseluruhan, penyebutan kata sabar dalam 4 surat diatas mencapai sepertiga kata sabar yang disebutkan dalam 93 ayat. Sepuluh ayat diantaranya menyebutkan kata sabar 2 kali. Bentuk kata perintah ﺮﺒﺻاishbir(bersabarlah) untuk tunggal disebutkan 19 kali. Kata اوﺮﺒﺻاishbiru(bentuk perintah jamak), dan ﻦﯾﺮﺑﺎﺼﻟا al-shobiriin (orang-orang yang bersabar) disebutkan sebanyak 15 kali. Dalam Al-Qur’an memang tedapat banyak ayat yang berisi tentang konsep kesabaran. Namun karena banyak ayat yang hampir sama maka penulis membaginya kedalam beberapa sub-sub pokok konsep kesabaran. Diantaranya : 1. Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Ketaatan 2. Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan 3. Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Mengingat Perbuatan Dosa 4. Ayat Al-Qur’an tentang Sabardalam Meghadapi Kesulitan 6M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Ciputat,Penerbit Lentera Hati, 2000) h. 339 35 1). Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Ketaatan Sabar dalam ketaatan kepada Allah.Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan.Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar.Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat.Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq.Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.7 Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal, (1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'. (2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya. (3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain. Lebih lanjut, setiap muslim diharuskan sabar dalam menjalankan dan melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. Sabar 7Ibid, h. 341 36 seperti ini dapat dibangkitkan dengan mengingat janji Allah akan pahala yang segera datang kepada orang yang sabar. Orang yang senantiasa berada dalam kesabaran seperti ini dapat mencapai derajat kedekatan kepada Allah. Jika telah mencapai tempat atau kedudukan derajat dekat dengan Allah, orang tersebut akan merasakan puncak kenikmatan yang tiada tara. Telah menjadi teladan kisahnya Nabi Ayub as., beliau adalah seorang nabi yang diuji menderita penyakit kulit di sekitar tubuhnya selama 18 tahun, anak-anaknya meninggal, hartanya habis, bahkan istri-istrinya pun ikut menjauhinya kecuali satu. Namun, berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayub bisa melewati semua ujian yang Allah berikan kepadanya dan Allah memberikan karunia yang berlimpah dan luar biasa kepanya. Dalam Firman Allah : Artinya: Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Al Anbiya : 84) Ketika ada seseorang yang beriman kepada Allah, maka sungguh Allah tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa diberi cobaan, tentu Allah akan mencobanya/mengujinya sehingga Allah 37 mengetahui apakah keimanannya itu sungguh-sungguh atau hanya dusta belaka. Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Ankabut : 2) Artinya: Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (Muhammad : 31) Sabar dalam ketaatan kepada Allah tidaklah sia-sia. Tidak akan menyesal orang yang bersabar dalam melaksanakan ketaatannya kepada Allah SWT.8 2). Ayat Alquran tentang Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan Sabar dalam menghadapi kemaksiatan dapat terwujud dengan menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menjurus ke arahnya.Di samping itu, cegah dan pelihara hati agar tidak cenderung kepada hal- hal yang membawa kepada kemaksiatan.Pahala orang yang dihadapkan dengan kemaksiatan kemudian dia bisa sabar, yaitu mendapat bonus 900 derajat disisi Allah. 8http://islamiyyah.mywibes.com/Arti%20sabar%20dalam%20alquran%20dan%20%20hadits, Diakses pada tgl, 15 Juli 2017, Pukul 15:00 WIB 38 Dalam kisahnya Nabi Yusuf as., ketika itu beliau telah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan (separuh dari ketampanan dunia di miliknya). Beliau di upadayai oleh seorang perempuan yang tak lain adalah ibu angkatnya yang meramutnya sampai menjadi seorang pemuda, yaitu Zulaikha, istri dari Kitfir, seorang mentri kerajaan Mesir yang tertarik menggoda mengharapkan bercinta dengan Yusuf. Awalnya Yusuf hampir tergoda karena memang godaannya itu demikian besarnya sehingga sekiranya Yusuf tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah, tentu beliau jatuh ke dalam kemaksiatan.9 Artinya: Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (Yusuf : 23) Artinya: Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan 9Ahamad Musthafa Al-Maraghi,op.cit, h. 40 39 pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya, Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba- hamba Kami yang terpilih. (Yusuf: 24) Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata Dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu Dia jatuh ke dalam kemaksiatan. Demikian tadi sekilas dari kisah Nabi Yusuf yang sangat panjang, yang memang benar ketika Allah mencoba seseorang dengan kemaksiatan, ada 2 pilihan bagi seseorang itu.Dia terjerumus ke dalam kemaksiatan itu dan mengalahkan keimanan yang ada di dalam dirinya, atau dia menang melawan kemaksiatan itu dan bertambah kuat keimanannya. 3). Ayat Alquran tentang Sabar dalam Mengingat Perbuatan Dosa Dengan mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan dapat memacu diri agar senantiasa berbuat lebih baik.Diri merasa jijik atau cemas jika perbuatan dosa itu terulang kembali. Kesabaran seperti ini akan memuliakan pelakunya dan enggan melakukan dosa yang telah dilakukan. Teringat dengan kisahnya Nabi Musa yang pernah membunuh orang qibti dari golongan Fir’aun, beliau tidak menerima perlakuan 40 orang qibti memaksa pada seorang dari golongannya (bani israil).Seperti dalam firman Allah berikut ini.10 Artinya: Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, Maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang ber- kelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).(Al Qhasash : 15) Nabi Musa sangat menyesali atas kematian orang itu karena pukulannya, sebab sebenarnya beliau tidak bermaksud untuk membunuhnya, tetapi hanya semata-mata membela kaumnya.Kemudian di ayat selanjutnya Nabi Musa bertaubat memohon ampun kepada Allah.Allah mengabulkan doanya dan beliau diampuni. 4). Ayat Alquran tentang Sabar dalam Menghadapi Kesulitan Kesabaran dalam menghadapi kesulitan dapat berupa penyakit atau musibah yang datang dari Allah atau kesulitan yang datang 10Ibid, h.42
Description: