BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian case control study karena penelitian kasus kontrol merupakan satu-satunya cara yang relatif murah, mudah dan cepat untuk mencari asosiasi antara faktor risiko dengan penyakit yang jarang ditemukan (Suradi, 2002). Dalam penelitian ini sebagai kasus yaitu perdarahan postpartum primer yang merupakan kasus yang sudah jarang terjadi namun merupakan penyebab utama kematian ibu. Paritas Kasus (+) (Ibu yang Mengalami Perdarahan Postpartum Paritas Primer) (-) Paritas Kontrol (+) (Ibu yang Tidak Mengalami Perdarahan Paritas Postpartum) (-) Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol Universitas Sumatera Utara 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dikarenakan RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah salah satu rumah sakit rujukan yang besar di Kota Medan sehingga memiliki data jumlah kasus perdarahan postpartum primer yang cukup besar. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari survei pendahuluan, penelusuran pustaka, seminar proposal, pengumpulan dan pengolahan data serta seminar akhir yang dilakukan dari bulan Agustus Tahun 2010 sampai Maret Tahun 2011. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 yang tercatat dalam rekam medis sebanyak 3678 orang. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kasus yaitu ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer dan kontrol yaitu ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum. Universitas Sumatera Utara 3.3.2.1 Definisi Kasus Kasus adalah ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer dengan kriteria inklusi: 1. Bukan ibu yang melahirkan untuk pertama kali (bukan primipara) 2. Mengalami perdarahan pervaginam melebihi 500 ml setelah bersalin 3. Perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran 4. Tercatat lengkap dalam rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun 2010. 3.3.2.2 Definisi Kontrol Kontrol adalah ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum dengan kriteria inklusi: 1. Bukan ibu yang melahirkan untuk pertama kali (bukan primipara) 2. Melahirkan dengan persalinan normal atau partus spontan 3. Tercatat lengkap dalam rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun 2010. 3.3.3 Besar Sampel Penelitian Besar sampel diambil dengan rumus studi kasus kontrol untuk pengujian hipotesis terhadap Odds Ratio (Lemeshow, 1990) : Universitas Sumatera Utara Keterangan : n = Besar sampel minimum pada kasus dan kontrol Z = Nilai baku normal berdasarkan α yang ditentukan (α = 0,10) 1,282 1-α Z = Nilai baku normal berdasarkan β yang ditentukan (β = 0,20) 0,842 1-β P = Proporsi efek pada kelompok dengan faktor risiko 1 P = Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor risiko 2 P = (P +P )/2 1 2 OR = Odds Ratio yang dianggap bermakna secara klinis Penentuan besar sampel berdasarkan variabel paritas dengan OR = 3 dan P = 1 0,69 diambil dari penelitian terdahulu (Milaraswati, 2008), sehingga didapat P : 2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan besar sampel maka besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 32 kasus dan 32 kontrol. Dari 85 kasus perdarahan postpartum primer tahun 2007 sampai tahun 2010 data yang tercatat lengkap ada 41 kasus. Jadi besar sampel yang diteliti sebanyak 41 kasus dan 41 kontrol yang diambil dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti. Dalam penelitian ini pertimbangan tertentu tersebut berdasarkan kriteria inklusi dimana kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari status kebidanan rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun 2010. 3.5 Definisi Operasional 1. Perdarahan Postpartum Primer adalah ada atau tidak adanya ibu mengalami perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan pervaginam melebihi 500 ml setelah bersalin dalam 24 jam pertama kelahiran yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Tidak, jika ibu tidak mengalami perdarahan postpartum primer (kontrol) 1 = Ya, jika ibu mengalami perdarahan postpartum primer (kasus). 2. Paritas adalah jumlah persalinan hidup atau mati yang pernah dialami oleh ibu tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : Universitas Sumatera Utara 0 = Paritas 2 dan 3 dianggap kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Paritas lebih dari 3 dianggap berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 3. Umur ibu adalah umur ibu pada saat melahirkan yang dinyatakan dalam tahun tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = 20 tahun sampai 35 tahun, merupakan kelompok umur yang kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Lebih dari 35 tahun, merupakan kelompok umur yang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 4. Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Pendidikan tinggi meliputi SMA dan Akademik/PT 1 = Pendidikan rendah meliputi Tidak Sekolah, SD, dan SMP. 5. Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai terjadinya kelahiran berikutnya yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Jarak antar kelahiran 2 tahun dan lebih dari 2 tahun dianggap kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun dianggap berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 6. Riwayat persalinan buruk sebelumnya adalah ada tidaknya ibu mengalami persalinan buruk pada persalinan sebelumnya yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : Universitas Sumatera Utara 0 = Tidak ada, jika ibu tidak mengalami riwayat persalinan buruk sebelumnya 1 = Ada, jika ibu mempunyai riwayat persalinan buruk sebelumnya. 7. Status anemia adalah ada atau tidak adanya anemia pada ibu sebelum bersalin yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Tidak anemia yaitu bila kadar Hb ibu > 11,0 gr% 1 = Anemia yaitu bila kadar Hb ibu < 11,0 gr% . 3.6 Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran Variabel penelitian dan aspek pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran Variabel Kategori Skala Pengukuran Variabel Dependen Perdarahan Postpartum 0 = tidak Ordinal Primer 1 = ya Variabel Independen 0 = 2 dan 3 Paritas Ordinal 1 = >3 Variabel Confounder 0 = 20 – 35 thn Umur Ordinal 1 = >35 thn 0 = tinggi Pendidikan Ordinal 1 = rendah 0 = >2 thn Jarak Antar Kelahiran Ordinal 1 = <2 thn Riwayat Persalinan Buruk 0 = tidak ada Ordinal Sebelumnya 1 = ada 0 = tidak anemia Status Anemia Ordinal 1 = anemia Universitas Sumatera Utara 3.7 Analisis Data Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat dengan menggunakan public domain software yaitu Epi Info versi 3.4.1. a. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan kejadian perdarahan postpartum primer berdasarkan faktor utama (paritas) dan faktor pengganggu (umur, pendidikan, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status anemia) antara kasus dan kontrol dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat pengaruh faktor utama (paritas) dan faktor pengganggu (umur, pendidikan, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status anemia) terhadap perdarahan postpartum primer menggunakan uji Chi Square untuk hipotesis satu sisi dan mengetahui besar risiko (Odds Ratio) paparan terhadap kasus pada tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan tabel 2x2. Nilai besarnya Odds Ratio ditentukan dengan rumus OR= ad/bc, dimana : 1. Bila OR > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (kausatif). 2. Bila OR = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko. 3. Bila OR < 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif. Universitas Sumatera Utara c. Analisis Multivariat Analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda yang bertujuan untuk mendapatkan model faktor risiko yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang dapat menggambarkan pengaruh paritas setelah dikontrol variabel umur, pendidikan, paritas, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya, dan status anemia terhadap perdarahan postpartum primer. Analisis multivariat tidak memerlukan asumsi-asumsi seperti pada regresi linier ganda, yaitu : eksistensi, independensi, linearitas, homosedasitas dan normalitas. Pemodelan multivariat menggunakan model faktor risiko karena satu variabel independen telah diyakini mempunyai hubungan dengan variabel dependen dengan mengontrol beberapa variabel confounding. Dimulai dengan memasukkan semua variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariat dengan menggunakan metode backward. Jika ada kovariat yang menurut substansi keilmuan harus masuk ke dalam model multivariat, kovariat tersebut tetap dimasukkan ke dalam model multivariat walaupun nilai p>0,25. Variabel yang masuk ke dalam model harus mempunyai p-Wald<0,05, bila tidak variabel tersebut dikeluarkan dari model dimulai dari p-Wald yang terbesar dengan memperhatikan logika substansi sampai didapatkan model akhir yang paling sederhana (semua variabel mempunyai nilai p-Wald<0,05). Setelah memproleh model yang fit dan mempunyai p-Wald yang signifikan, selanjutnya memeriksa kemungkinan adanya interaksi ke dalam model. Penilaian ada tidaknya variabel interaksi dimulai dengan menciptakan perkalian multiplikatif variabel-variabel yang mungkin berinteraksi. Kemudian menilai kemaknaannya Universitas Sumatera Utara dengan melihat nilai p-Wald, bila variabel interaksi mempunyai nilai p-Wald yang bermakna maka variabel interaksi penting untuk dimasukkan ke dalam model. Kemudian melakukan pemeriksaan confounding dengan cara mengeluarkan variabel confounder yang dipertimbangkan untuk keluar model satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p-Wald yang terbesar. Variabel kovariat tersebut dapat dievaluasi dengan membandingkan koefisien atau OR masing-masing kovariat pada model dengan dan tanpa kovariat tersebut. Jika perbedaan tersebut besar (>10%), berarti kovariat tersebut tidak dapat dikeluarkan dari model karena akan mengganggu estimasi koefisien kovariat lainnya. Dengan kata lain variabel tersebut merupakan confounder untuk variabel lainnya. Model yang digunakan untuk interpretasi adalah : Log (p / 1 – p) = α+ β X + β X + …. + βX 1 1 2 2 i i Untuk probabilitas kejadian suatu penyakit dapat ditulis sebagai berikut (Murti, 1997): dimana : p = probabilitas kejadian suatu penyakit α = konstanta β = koefisien regresi i X = variabel independen i e = bilangan natural (2,71828) Universitas Sumatera Utara
Description: