BAB II MATRIKS POSITIF Pada bab ini akan dibahas mengenai Teorema Perron, yaitu teori hasil kontribusi dariseorangmatematikawanGerman, OskarPerron. Perronmenerbitkantulisannya tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh matriks positif pada tahun 1907. Teorema Perron ini akan digunakan dalam pembahasan pada Bab III. Sifat-sifat yang akan dibahasantaralain; TeoremaPerron(1907)berdasarpadaA.Horn[1], danTeorema Jordan berdasar pada R.Fletcher [9]. Sebelum membahas mengenai Teorema Perron berikut ini akan dikenalkan notasi yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya. Misalkan A ∈ M (C) dengan n entri-entri bilangan kompleks, yaitu A = [a ] untuk setiap i,j = 1,2,··· ,n dan ij M (C) adalah ruang matriks kompleks n × n. Matriks A disebut matriks positif n dinotasikan A > 0, jika untuk setiap elemen dari matriks A bernilai positif . Pada proyek ini notasi |a| menyatakan matriks atau vektor yang entri-entri matriks atau vektornya adalah nilai mutlak entri-entri matriks atau vektor a. II.1 Matriks Positif Untuk membahas Teorema Perron akan diawali dengan pembahasan mengenai sifat- sifatmatrikspositif, khususnyauntukmatrikspersegi. Tujuannyauntukmenyelidiki ke arah mana perluasan sifat matriks positif ini diturunkan berdasarkan nilai eigen dan vektor eigen pada matriks A. Pada pembahasan AHP, matriks yang digunakan adalah matriks positif sehingga sifat-sifat yang berlaku dalam matriks positif perlu dikaji terlebih dahulu. 4 5 Definisi II.1.1 Jika A ∈ M (C) dan x ∈ Cn pandang persamaan Ax = λx, x 6= 0, n dengan λ ∈ C. Skalar λ disebut nilai eigen matriks A dan x disebut vektor eigen yang berkorespondensi dengan λ. Definisi II.1.2 Misalkan A ∈ M (C). Himpunan semua nilai eigen A disebut spek- n trum A, dinotasikan σ(A). Spektral radius dari matriks A adalah ρ(A) = max{|λ| : λ ∈ σ(A)}, Spektral radius dinotasikan ρ(A) merupakan lingkaran terkecil dalam bidang kompleks yang memuat semua nilai eigen dari matriks A. Akibat II.1.1 Misalkan A ∈ M (C), x ∈ Rn, x > 0 dan A ≥ 0, pernyataan di n bawah ini benar. • Jika α,β ≥ 0 sehingga αx ≤ Ax ≤ βx, maka α ≤ ρ(A) ≤ β. • Jika αx ≤ Ax, maka α < ρ(A). • Jika Ax < βx, maka ρ(A) < β. Untuk bukti Akibat II.1.1, dapat di lihat di A.Horn [1] Lema II.1.1 Misalkan A ∈ M (C) dengan A > 0. Jika Ax = λx, untuk x ∈ Cn, n λ ∈ R, x 6= 0, dan |λ| = ρ(A), maka A|x| = ρ(A)|x| dan |x| > 0. Bukti: Perhatikan bahwa ρ(A)|x| = |λ||x| = |λx| = |Ax| ≤ |A||x| = A|x|. Misalkan y = A|x|−ρ(A)|x| ≥ 0. Karena |x| ≥ 0 dan |x| =6 0 diperoleh A|x| > 0. Untuk kasus y = 0 didapat A|x| = ρ(A)|x| |x| = ρ(A)−1A|x| > 0 6 Untuk kasus y 6= 0, terlebih dahulu definisikan z = A|x| > 0 sehingga 0 < y = Az −ρ(A)z berarti Az > ρ(A)z. Berdasar Akibat II.1.1 didapat ρ(A) > ρ(A). Hal ini tidak mungkin. Haruslah y = 0 sehingga kesimpulannya |x| > 0. 2 Teorema II.1.2 Misalkan A ∈ M (C) dan A > 0, dan ρ(A) > 0, maka terdapat n vektor positif x ∈ Cn sehingga Ax = ρ(A)x Bukti: Terdapat λ dengan |λ| = ρ(A) > 0 berdasar Definisi II.1.2 dan bersesuaian dengan vektor eigen x 6= 0. Dari Lema II.1.1 vektor tersebut adalah |x|. 2 Lema II.1.3 Misalkan A ∈ M (C) dan A > 0. Jika Ax = λx, x 6= 0, dan n |λ| = ρ(A), maka untuk suatu θ ∈ R,e−iθx = |x| > 0, Bukti: Berdasarkan hipotesis diperoleh |Ax| = |λx| = ρ(A)|x|, berdasarkan Lema II.1.1 diperoleh A|x| = ρ(A)|x| dan |x| > 0. Perhatikan bahwa untuk setiap k = 1,··· ,n, berlaku n X ρ(A)|x | = |λ||x | = |λx | = | a x | k k k kp p p=1 (2.1) n n X X ≤ |a ||x | = |a ||x | = ρ(A)|x | = ρ(A)|x | kp p kp p p k p=1 p=1 Dengan demikian, ketaksamaan (2.1) mengakibatkan bilangan kompleks tak nol a x , p = 1,...,n semuanya harus terletak dalam satu garis di bidang kompleks. kp p Selanjutnya, tulis e−iθa x > 0 untuk semua p = 1,··· ,n dan untuk suatu θ ∈ R. kp p Karena a > 0, kita dapatkan e−iθx > 0. 2 kp p 7 Teorema II.1.4 Misalkan A ∈ M (C), A > 0, dan λ ∈ σ(A) , maka |λ| < ρ(A), n untuk setiap nilai eigen λ 6= ρ(A). Bukti: Berdasar Definisi II.1.2, |λ| ≤ ρ(A) untuk semua nilai eigen λ dari A. Selanjutnya untuk kasus |λ| = ρ(A) dan Ax = λx, x 6= 0, berdasarkan Lema II.1.3 terdapat |x| = e−iθx > 0, untuk suatu θ ∈ R. Dengan demikian ρ(A)|x| = A|x| = Ae−iθx = e−iθAx = e−iθλx = λe−iθx = λ|x| Akibatnya diperoleh λ = ρ(A). 2 Teorema II.1.5 Misalkan A ∈ M (C) dengan A > 0, w dan z adalah vektor-vektor n tak nol di C sehingga Aw = ρ(A)w dan Az = ρ(A)z, maka terdapat suatu α ∈ C sehingga w = αz. Bukti: Berdasarkan Lema II.1.3 terdapat bilangan real θ dan θ sehingga 1 2 p = e−iθ1z > 0 q = e−1iθ2w > 0 8 Tulis q i β = min , dengan q adalah entri ke-i dari vektor q 1≤i≤n i p i dan p adalah entri ke-i dari vektor p i Definisikan pula r = q −βp dengan r,p,q adalah vektor ∈ C. Diperoleh r ≥ 0 dan paling sedikit satu koordinat dari r adalah 0, ini berarti r bukan merupakan vektor positif, selanjutnya pandang Ar = Aq −βAp = ρ(A)q −βρ(A)p = ρ(A)(q −βp) = ρ(A)r Andaikan r 6= 0, maka Ar = ρ(A)r > 0, sehingga r = ρ(A)−1Ar > 0. Karena kondisi ini tidak benar maka haruslah r = 0. Dengan demikian : q = βp e−1iθ2w = βe−iθ1z w = βeiθ2−iθ1z = βei(θ2−θ1)z = αz, (dengan α = βei(θ2−θ1)) 2 9 Akibat II.1.6 Misalkan A ∈ M (C) dan misalkan pula A > 0,maka terdapat vektor n tunggal x ∈ Cn sehingga Ax = ρ(A)x,x > 0, dan |x| = Pn x = 1 1 i=1 i Bukti: Misalkan x dan x adalah vektor-vektor yang memenuhi 1 2 n X Ax = ρ(A)x,x > 0,|x| = x = 1 (2.2) 1 i i=1 Berdasarkan Teorema II.1.5 x = αx , untuk suatu α ∈ C. Karena x > 0 dan 1 2 1 x > 0 maka α > 0, |x | = |x | = 1. 2 1 1 2 1 Dengan demikian |x | = α|x | 1 1 2 1 |x | = |x | , untuk α = 1 1 1 2 1 sehingga x = x . Jadi, terbukti bahwa x yang memenuhi persamaan (2.2) adalah 1 2 tunggal. 2 Lema II.1.7 Misalkan A ∈ M (C),A > 0,λ ∈ C dan x, y ∈ C. n • Jika L = xyT dan berlaku ; (1.) Ax = λx (2.) ATy = λy (3.) xTy = 1 maka (a.) Lx = x dan yTL = yT (b.) Lm = L untuk setiap m = 1,2,... (c.) AmL = LAm = λmL untuk setiap m = 1,2,... 10 (d.) L(A−λL) = 0 (e.) (A−λL)n = Am −λmL untuk setiap m =1,2,... dan (f.) semua nilai eigen tak nol dari A − λL, merupakan nilai eigen dari A. Jika diberikan asumsi tambahan (4.) λ 6= 0 (5.) λ adalah nilai eigen dari A dengan multiplisitas geometri 1, maka ; (g.) λ merupakan nilai eigen dari A−λL. Jika kita asumsikan bahwa (6.) |λ| = ρ(A) > 0; (7.) λ merupakan satu-satunya nilai eigen dari A dengan modulus ρ(A), dan jika |λ | ≤ |λ | ≤ ··· ≤ |λ | < |λ | = |λ| = ρ(A), maka: 1 2 n−1 n (h.) ρ(A−λL) ≤ |λ | < ρ(A); n−1 (i.) (λ−1A)m = L+(λ−1A−L)m → L untuk m → ∞; dan (j.) untuk setiap r ∈ C sehingga [|λn−1|] <r< 1 terdapat suatu C = ρ(A) C(r,A) sehingga |(λ−1A)m −L| < Crm untuk semua m = 1,2,... ∞ Bukti: (a.) Perhatikan bahwa xTy = 1. Dengan mengalikan kedua ruas dengan xT diper- oleh xTyxT = xT xyTx = x Lx = x 11 Selanjutnya dari asumsi (3) kalikan kedua ruas dengan y sehingga didapat yxTy = y yTxyT = yT yTL = yT Jadi terbukti bahwa Lx = x dan yTL = yT. (b.) Akan dibuktikan Lm = L untuk setiap m= 1,2,... dengan menggunakan in- duksi matematika. Untuk m = 1 jelas benar. Selanjutnya kita misalkan benar untuk m = n, akan dibuktikan benar juga untuk m = n+1. Perhatikan bahwa : Ln+1 = LnL = LL = (xyT)L = xyTxyT = x(yTL) = xyT = L. Jadi terbukti bahwa Lm = L untuk setiap m = 1,2,... (c.) Untuk membuktikan AmL = LAm = λmL untuk setiap m= 1,2,..., cukup dibuktikan : AmL = λm dan LAm = λmL. 12 • AmL = λmL Untuk m = 1, didapat AL = AxyT = λxyT = λL Selanjutnya asumsikan benar untuk m = n, yaitu AnL = λnL. Akan dibuktikan benar untuk m = n+1, yaitu: An+1L = AnAL = AnλL = λAnL = λλnL = λn+1L. JaditerbuktibahwaAmL = λmLuntuksetiapm = 1,2,··· .Dengancara yang sama dapat dibuktikan LAm = λmL untuk setiap m = 1,2,··· ,. Dengan demikian AmL = λmL dan LAm = λmL untuk setiap m = 1,2,··· . Dapat disimpulkan bahwa AmL = LAm = λmL. (d.) Akan dibuktikan bahwa L(A−λL) = 0. Dengan memperhatikan hasil (b) dan (c), maka L(A−λL) = LA−λL2 = LA−λL = λL−λL = 0. Jadi L(A−λL) = 0. (e.) Akan dibuktikan (A−λL)m = Am −λmL, untuk setiap m = 1,2,··· dengan induksi matematika. Jelas untuk m = 1 pernyataan benar. Asumsikan benar 13 untuk m = n, akan dibuktikan benar untuk m = n+1. (A−λL)n+1 = (A−λL)n(A−λL) = (An −λnL)(A−λL) = An+1 −λLAn −λnLA+λn+1L2 = An+1 −λλnL−λnλL+λn+1L = An+1 −2λn+1L+λn+1L = An+1 −λn+1L. Dengan demikian terbukti bahwa (A−λL)n = Am −λmL, untuk setiap m = 1,2,··· . (f.) Akan dibuktikan bahwa untuk setiap nilai eigen tak nol dari (A − λL) juga merupakan nilai eigen dari A. Misalkan µ 6= 0, nilai eigen dari (A − λL), w 6= 0 adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan µ, sehingga (A−λL)w = µw. Perhatikan bahwa : 1 Lw = L( )(A−λL)w µ 1 = L(A−λL)w µ 1 = .0 µ = 0. Diperoleh (A−λL)w = Aw −λLw = Aw −λ(0) = Aw = µw. Jadi terbukti bahwa µ adalah nilai eigen dari A. (g). Ambil µ = λ. Andaikan w adalah vektor eigen dari (A − λI) yang berko-
Description: