ebook img

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... PDF

49 Pages·2017·2.95 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu manusia lainnya dalam mengembangkan berbagai potensi diri dan agar dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Sebagaimana yang dikemukakan Marimba bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.1 Pendapat lainnya menjelaskan pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya terdapat unsur- unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.2 Hasmiyati Gani Ali juga menyatakan, bahwa pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien.3 Sedangkan dalam UU RI No.20/2003 BAB 1 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 Suwarno, pengantar umum pendidikan ,(Surabaya: Aksara Baru, 1982), h. 2 – 3 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 2 3 Hasmiyati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Quantum Teaching Ciputat Press Group, 2008), h. 13 26 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”4 Adapun pengertian pendidikan dalam Islam lebih universal. Pendidikan agama Islam memikul beban amanah yang sangat berat, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba, yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya yakni “khilafah fil ardl”. Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba. Oleh karena itu pengertian pendidikan agama Islam adalah “segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam.” 5 Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan agama Islam adalah “membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.”6 Pendapat lain memberikan pengertian pendidikan agama Islam adalah “usaha sistematis, pragmatis dalam membentuk anak 4 Departemen Agama RI, Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang SIKDIKNAS serta Undang Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Depag RI, 2006), h. 4 5 Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, ( Yogyakarta: Aditya Media, 2001), h. 20 6 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1974), h. 23 27 didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.”7 Pendidikan agama Islam adalah “mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.”8 Pendidikan agama Islam itu membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum- hukum islam.9 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaebani, mendefinisikan pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitarnya.10 Ali Khalil Abul „Ainain, mengungkapkan bahwa pendidikan adalah suatu aktivitas menumbuhkembangkan rasional subjek didik yang dikaitkan dengan kepentingan kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu menurut beliau pendidikan harus memperhatikan nilai-nilai yang asasi dan fur‟iy yang menjadi kebutuhan manusia, seperti yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia, nilai-nilai rasional, moral, seni, dan kemasyarakatan.11 7 Zuhairini, et.al., Methodik Khusus Pendidikan Islam, (Surabaya, Usaha Nasional, 1980), h. 25 8 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 3-4 9 Isma‟il SM, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang : Rasail, 2008), h. 36 10 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaebani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 399 11 Ali Khalil Abul „Ainain, Falsafah al-Tarbiyat al-Islamiyah fi al-Quran al-Karim, (Daar al- Fikr al-„Arabiy, 1980), h. 147 – 148 28 Muhammad Fadhil al-jamaly mendefinisikan pendidikan sebagai upaya mengembangkan mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatannya.12 Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan dalam Islam bertujuan membantu manusia untuk mencapai tugas perkembangannya dengan optimal, sehingga tidak hanya menjadi manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, tetapi juga menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki berbagai keterampilan yang mampu membantunya dalam melaksanakan tugas sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dengan baik, sesuai dengan nilai- nilai ajaran agama. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha manusia untuk mendidik atau menjadikan seseorang itu beriman, bertakwa dan memiliki akhlak yang mulia. Dengan demikian pendidikan agama Islam merupakan sebuah proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran islam terhadap peserta didik, melalui proses pengembangan fitrah manusia agar memperoleh keseimbangan hidup dalam semua aspeknya. 12 Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat, ( al-syirkat al-Tunisiyat li al- Tauzi‟, 1977), h. 3 29 2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Sebagai aktifitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan agama Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam. Dengan dasar ini akan memberi arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan agama Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan yaitu al-Quran. Sebagaimana dijelaskan dalam surat asy-Syura ayat 52:                                   Artinya: dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba- hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.13 Berdasarkan ayat di atas dipahami bahwa al-Quran memberikan petunjuk bagi umat muslim dalam melaksanakan berbagai aktivitas termasuk dalam pelaksanaan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Berikut akan diuraikan lebih lanjut 13 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2007), h. 490 30 tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam yang meliputi tujuan, materi, metode, evaluasi, dan pendidik. a. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama Islam apabila melihat pengertiannya adalah untuk menjadikan peserta didiknya menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Oleh karena itu menurut M. Athiyah al-Abrasyi tujuan pendidikan agama Islam yang pokok dan terutama adalah “mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.”14 Karena itulah menurut beliau semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak. Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna, peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan, serta mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka siap untuk mewujudkan kebahagiaannya di masa mendatang.15 Tujuan pendidikan agama Islam adalah agar manusia memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan potensi pribadi, sosial dan alam sekitar bagi kesejahteraan hidup di dunia sampai dengan akhirat.16 Dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat. 14 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 1 15 Armai Arief, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 24 16 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1993), h. 138 31 Dan untuk dapat menyiapkan peserta didik dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat tidak hanya dengan memberikan pendidikan umum akan tetapi juga dengan memberikan dan menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam diri peserta didik tersebut, sehingga dengan pendidikan agama tersebut dapat mengontrol segala tingkah lakunya di dunia dan dapat menyelamatkan hidupnya kelak di akhirat. Sebagaimana firman Allah:                                  Artinya: ”Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 77)17 Pendapat lain juga menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam al-Quran ada tiga yaitu: 1) tujuan yang bersifat teleologik, yakni kembali kepada Tuhan, 2) tujuan yang bersifat aspiratif, yaitu kebahagiaan dunia sampai akhirat, dan 3) tujuan yang bersifat direktif yaitu menjadi makhluk pengabdi kepada Tuhan.18 17 Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 556 18 Munzir Hitami, Mengonsep Kembali Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2004), h. 36 32 Mengenai konsep tujuan pendidikan dalam al-Quran sebagaimana dijelaskan Munzir Hitami dalam bukunya bahwa lebih kurang lima puluh delapan ayat menjelaskan bahwa manusia, termasuk makhluk lainnya, akan kembali kepada Tuhannya.19 Antara lain dalam surat Al Baqarah ayat 28 dan 45 – 46, al Kahfi ayat 110, al An‟am ayat 31, al Qiyamah ayat 22 – 23.20 Sedangkan ayat dalam al-Quran yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan agar manusia dapat hidup bahagia dunia dan akhirat, antara lain dalam surat al Baqarah ayat 86 dan 200 – 201, surat ali Imran ayat 152, al Qashash ayat 77, dan an Nahl ayat 14.21 Adapun Al-Quran yang menjelaskan tentang tujuan pendidikan adalah agar manusia menjadi pengabdi kepada-nya, antara lain dalam surat al Dzariyat ayat 56, al Isra ayat 23, Yasin ayat 22, dan al Baqarah ayat 172.22 Berdasarkan penjelasan di atas dipahami bahwa tujuan pendidikan agama Islam dalam Islam bersifat universal dan komprehensif, yang tidak hanya tujuan keakhiratan tetapi juga tujuan keduniaan, yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menjadikan berbagai pengetahuan, keterampilan dan kebahagiaan dunia tersebut untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti dalam bentuk pengabdian kepada Allah SWT. 19 Ibid., h. 33 20 Ibid., h. 33 21 Ibid., h. 34 – 35 22 Ibid., h. 35 33 b. Materi Pendidikan Agama Islam Menurut Brubacher, materi pendidikan secara garis besar terdiri atas the true, the good, dan the beautiful23 The true menuntut bahasan tentang hakikat pengetahuan. Sementara itu, pembicaraan tentang the good dan the beautiful merupakan kajian mengenai etika dan estetika. Jadi, tiga serangkai materi pendidikan bagi Brubacher adalah pengetahuan, etika, dan estetika. Adapun menurut Hasan Langgulung bahwa secara garis besar, ada 3 hal yang menjadi materi atau isi pendidikan, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai-nilai (value).24 Kedua pendapat ini tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi. Pendapat kedua memperkuat dan melengkapi pendapat pertama. Dari kedua pendapat ini, disimpulkan bahwa materi pendidikan terdiri atas tiga unsur, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa materi pendidikan terdiri dari dua bentuk yaitu: 1) ilmu-ilmu tanziliyyah, yakni ilmu-ilmu yang bersumber dari wahyu, dan 2) ilmu kawniyyah yakni ilmu yang bersumber dari alam termasuk manusia sendiri atau dalam istilah lain ilmu muktasabah yaitu ilmu yang dihasilkan dari upaya pencarian manusia.25 Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang materi pendidikan haruslah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang keagamaan sebagaimana 23John S. Brubacher, Modern Philosophies of Education, (New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd., 1978), h. 155 24Hasan Langgulung, Menimbang Konsep al-Ghazali: Sebuah Pengantar dalam Fathiyah Hasan Sulaiman, Konsep Pendidikan al-Ghazali, Terj. Ahmad Hakim dan M.Imam Aziz, (Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat P3M), 1986), h. xii 25 Munzir Hitami, Op. Cit., h. 23 34 dijelaskan dalam surat At Taubah ayat 122.26 Menurut al-Maraghi ayat tersebut memberi isyarat tentang kewajiban memperdalam ilmu agama (wujuh al-tafaqquh fi al-din) serta menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya.27 Dengan demikian mempelajari ilmu agama seperti ilmu fikih, ilmu kalam, ilmu tafsir, ilmu tasawuf, dan ilmu keagamaan lainnya hukumnya adalah wajib.28 Sedangkan isyarat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang materi pendidikan yang bersifat umum antara lain dalam surat al Ruum ayat 8, yang memunculkan ilmu-ilmu tentang manusia.29 Kemudian dalam surat al A‟raf ayat 185 dan Qaf ayat 6- 8, yang menjadi isyarat pentingnya mempelajari ilmu tentang angkasa luar dan segala makhluk lainnya.30 Mengenai materi pendidikan yang bersifat umum ini digolongkan menjadi pengetahuan biasa (ordinary knowledge) dan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Pengetahuan biasa adalah sejumlah pengertian, fikiran, dan gambaran tentang alam luar yang diperoleh manusia dalam hidupnya sehari-hari, yang mencakup wujud-wujud, gerakan-gerakan, dan gejala yang bermacam-macam. Sedangkan, yang dimaksud pengetahuan ilmiah ialah sejumlah pengertian, prinsip- prinsip, dan teori-teori yang diperoleh para ahli dengan metodologi ilmiah untuk menafsirkan dan menjelaskan berbagai peristiwa di alam.31 dapat dijangkau oleh pancaindera manusia. 26 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 159 27 Ahmad Mustafa al-Maraghiy, Tafsir al-Maraghiy, Jild IV, Beirut Dar al Fikr, tt), h. 48 28 Abuddin Nata, Op. Cit., h. 159 29 Munzir Hitami, Op. Cit., h. 21 30 Ibid., h. 21 31 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaebani, Op. Cit., h. 268

Description:
6. Pendapat lain memberikan pengertian pendidikan agama Islam adalah “usaha . Islam yang pokok dan terutama adalah “mendidik budi pekerti dan . 23John S. Brubacher, Modern Philosophies of Education, (New Delhi: Tata
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.