ebook img

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat PDF

38 Pagesยท2017ยท0.77 MBยทIndonesian
by ย 
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat Aljabar Max-Plus, matriks atas Aljabar Max-Plus, matriks dan graf, nilai eigen dan vektor eigen Aljabar Max-Plus, lampu lalu lintas, dan program matlab yang akan digunakan untuk pembahasan pada bab berikutnya. A. Semiring Ada beberapa konsep dasar yang perlu dijabarkan terlebih dahulu sebelum membahas tentang Aljabar Max-Plus. Konsep dasar ini akan digunakan untuk membahas sistem linear Max-Plus waktu-invariant. Konsep yang pertama yaitu semiring. Definisi 2.1 Semiring (Subiono, 2013:2). Suatu semiring (๐‘†,+,ร—) adalah suatu himpunan tak kosong S disertai dengan dua operasi biner + dan ร— , yang memenuhi aksioma berikut : 1. (S,+) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral 0, yaitu โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง โˆˆ ๐‘† memenuhi : i) ๐‘ฅ +๐‘ฆ = ๐‘ฆ+๐‘ฅ (komutatif terhadap penjumlahan) ii) (๐‘ฅ+๐‘ฆ)+๐‘ง = ๐‘ฅ +(๐‘ฆ+๐‘ง) (assosiatif terhadap penjumlahan) iii) ๐‘ฅ +0 = 0+๐‘ฅ = ๐‘ฅ 2. (๐‘†,ร—) adalah semigrup dengan elemen satuan 1, yaitu โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง โˆˆ ๐‘† memenuhi : i) (๐‘ฅร—๐‘ฆ)ร—๐‘ง = ๐‘ฅ ร—(๐‘ฆร—๐‘ง) (assosiatif terhadap perkalian) ii) ๐‘ฅ ร—1 = 1ร—๐‘ฅ = ๐‘ฅ 3. Sifat penyerapan elemen netral 0 terhadap operasi โ€ฒร—โ€ฒ, yaitu โˆ€๐‘ฅ โˆˆ ๐‘† memenuhi : ๐‘ฅร—0 = 0ร—๐‘ฅ = 0 4. Operasi โ€ฒร—โ€ฒ distributif terhadap โ€ฒ+โ€ฒ, yaitu โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง โˆˆ ๐‘† berlaku : ๐‘ฅร—(๐‘ฆ+๐‘ง) = (๐‘ฅร—๐‘ฆ)+(๐‘ฅร—๐‘ง) (๐‘ฅ+๐‘ฆ)ร—๐‘ง = (๐‘ฅร—๐‘ง)+(๐‘ฆร—๐‘ง) Selanjutnya akan diberikan contoh untuk memperjelas Definisi 2.1 tentang semiring. 7 Contoh 2.1 (Lisapaly, 2011:45) Diberikan R0 adalah himpunan semua bilangan riil positif ditambah nol. Himpunan R0 merupakan semiring terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan bilangan riil biasa, sebab untuk setiap x,y,z ฯต R0 berlaku: i) x+y = y+x (x+y)+z = x+(y+z) x+0 = 0+x = x dengan 0 merupakan elemen netral ii) (xร—y)ร—z = xร—(yร—z) xร—1 = 1ร—x = x dengan 1 merupakan elemen satuan iii) xร—0 = 0ร—x = 0 dengan 0 merupakan elemen netral iv) xร—(y+z) = (xร—y)+(xร—z) (x+y)ร—z = (xร—z)+(yร—z) Bila suatu semiring (S,+,ร—) bersifat komutatif terhadap operasi โ€ฒร—โ€ฒ, yaitu untuk setiap x,y โˆˆ S berlaku xร—y = yร—x, maka (S,+,ร—) disebut semiring komutatif. Sedangkan bila suatu semiring (S,+,ร—) mempunyai sifat idempoten terhadap operasi โ€ฒ+โ€ฒ, yaitu untuk setiap x โˆˆ S berlaku x+ x = x, maka (S,+,ร—) disebut semiring idempoten (dioid). Himpunan pada Contoh 2.1 merupakan semiring komutatif karena โˆ€x,y โˆˆ R0 , berlaku xร— y = yร—x. Selanjutnya akan diberikan contoh semiring idempoten. 8 Contoh 2.2 (Rudhito, 2016:128) Diberikan โ„ โˆถ=โ„โˆช{๐œ€} dengan โ„ adalah himpunan semua bilangan real dan ๐œ€ ๐œ€ = โˆž . Pada โ„ untuk setiap ๐‘ฅ,๐‘ฆ โˆˆ โ„ didefinisikan operasi berikut : ๐œ€ ๐œ€ ๐‘ฅโจ๐‘ฆ โˆถ= min {๐‘ฅ,๐‘ฆ} dan ๐‘ฅโจ‚๐‘ฆ โˆถ= ๐‘ฅ+๐‘ฆ Himpunan (โ„ ,โจ ,โจ‚) merupakan semiring sebab untuk setiap ๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง โˆˆ โ„ ๐œ€ ๐œ€ berlaku: i) ๐‘ฅโจ๐‘ฆ = min{๐‘ฅ,๐‘ฆ} = min{๐‘ฆ,๐‘ฅ} = ๐‘ฆโจ๐‘ฅ (๐‘ฅโจ๐‘ฆ)โจ๐‘ง = min{min{๐‘ฅ,๐‘ฆ},๐‘ง} = min{๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง} = min{๐‘ฅ,min{๐‘ฆ,๐‘ง}} = ๐‘ฅโจ(๐‘ฆโจ๐‘ง) ๐‘ฅโจ๐œ€ = min{๐‘ฅ,โˆž} = min{โˆž,๐‘ฅ} = ๐œ€โจ๐‘ฅ = ๐‘ฅ dengan ๐œ€ = โˆž merupakan elemen netral ii) (๐‘ฅโจ‚๐‘ฆ)โจ‚๐‘ง = (๐‘ฅ+๐‘ฆ)+๐‘ง = ๐‘ฅ +(๐‘ฆ+๐‘ง) = ๐‘ฅโจ‚(๐‘ฆโจ‚๐‘ง) ๐‘ฅโจ‚๐‘’ = ๐‘ฅ+0 = 0+๐‘ฅ = ๐‘’โจ‚๐‘ฅ dengan ๐‘’ = 0 merupakan elemen satuan iii) ๐‘ฅโจ‚๐œ€ = ๐‘ฅ+โˆž = โˆž = โˆž+๐‘ฅ = ๐œ€โจ‚๐‘ฅ dengan ๐œ€ = โˆž merupakan elemen netral iv) (๐‘ฅโจ๐‘ฆ)โจ‚๐‘ง = min{๐‘ฅ,๐‘ฆ}+๐‘ง = min{๐‘ฅ +๐‘ง,๐‘ฆ+๐‘ง} = (๐‘ฅโจ‚๐‘ง)โจ(๐‘ฆโจ‚๐‘ง) ๐‘ฅโจ‚(๐‘ฆโŠ•๐‘ง) = ๐‘ฅ+min{๐‘ฆ,๐‘ง} = min{๐‘ฅ+๐‘ฆ,๐‘ฅ +๐‘ง} = (๐‘ฅโจ‚๐‘ฆ)โจ(๐‘ฅโจ‚๐‘ง) Semiring (โ„ ,โจ ,โจ‚) merupakan semiring idempoten karena untuk setiap ๐œ€ ๐‘ฅ โˆˆ โ„ berlaku ๐‘ฅโŠ•๐‘ฅ = min{๐‘ฅ,๐‘ฅ} = ๐‘ฅ. ๐œ€ 9 Selain semiring komutatif dan idempoten, semiring ada yang merupakan semifield. Definisi 2.2. Semifield (Subiono, 2013:3) Suatu semiring (๐‘†,+,ร—) dinamakan semifield bila setiap elemen ๐‘ฅ di ๐‘†โˆ–{0} mempunyai invers terhadap operasi โ€ฒร—โ€ฒ, yaitu untuk setiap ๐‘ฅ di ๐‘†โˆ–{0} ada ๐‘ฅโˆ’1 sehingga ๐‘ฅ ร— ๐‘ฅโˆ’1 = ๐‘ฅโˆ’1 ร—๐‘ฅ = 1 Semiring (R0,+,ร—) pada Contoh 2.1 merupakan semifield karena โˆ€x โˆˆ R0 terdapat xโˆ’1 sehingga berlaku xร—xโˆ’1 = xโˆ’1 ร—x = 1. B. Aljabar Max-Plus Aljabar adalah salah satu cabang besar dari ilmu matematika. Aljabar mempelajari tentang struktur, hubungan dan kuantitas. Pembelajaran dalam aljabar menggunakan simbol yang biasanya berupa huruf, huruf ini digunakan untuk mempresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dalam menyelesaikan masalah. Ada banyak struktur aljabar, contohnya adalah Grup, Gelanggang, Semiring, Monoid, Semimodul โ„๐‘› , dan lain sebagainya. Salah satu contoh ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ semiring yang komutatif dan idempoten adalah Aljabar Max-Plus. Menurut Musthofa (2013:26), Aljabar Max-Plus adalah himpunan โ„โˆช{โˆ’โˆž}, dengan โ„ menyatakan himpunan semua bilangan real yang dilengkapi dengan operasi maksimum, dinotasikan dengan โจ dan operasi penjumlahan, yang dinotasikan dengan โจ‚. Selanjutnya (โ„โˆช{โˆ’โˆž},โจ,โจ‚) dinotasikan dengan โ„ dan {โˆ’โˆž} dinotasikan dengan ๐œ€. Elemen ๐œ€ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ merupakan elemen netral terhadap operasi โจ dan 0 merupakan elemen 10 identitas terhadap operasi โจ‚. Sehingga operasi pada Aljabar Max-Plus dapat didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.3. Operasi Aljabar Max-Plus (Olsder, 2005:5). Untuk โ„ himpunan semua bilangan real, diberikan โ„ = โ„โˆช{๐œ€} dengan ๐œ€ โ‰” โˆ’โˆž ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ dan ๐‘’ โ‰” 0. Untuk setiap ๐‘ฅ,๐‘ฆ โˆˆ โ„ , didefinisikan operasi โจ dan โŠ— ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ sebagai berikut : ๐‘ฅโจ๐‘ฆ โ‰” max {๐‘ฅ,๐‘ฆ} (2.1) ๐‘ฅโŠ—๐‘ฆ โ‰” ๐‘ฅ+๐‘ฆ (2.2) Berdasarkan Definisi 2.3 di atas, max{๐‘ฅ,โˆ’โˆž} = ๐‘ฅ dan max{โˆ’โˆž,๐‘ฅ} = ๐‘ฅ sehingga max{๐‘ฅ,โˆ’โˆž} =max{โˆ’โˆž,๐‘ฅ} = ๐‘ฅ , untuk suatu ๐‘ฅ โˆˆ โ„ maka ๐‘ฅโจ๐œ€ = ๐œ€โจ๐‘ฅ = ๐‘ฅ . Nilai dari ๐‘ฅ +0 = ๐‘ฅ dan 0+๐‘ฅ = ๐‘ฅ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ sehingga ๐‘ฅ +0 = 0+๐‘ฅ = ๐‘ฅ, untuk suatu ๐‘ฅ โˆˆ โ„ maka ๐‘ฅโŠ—0 = 0โŠ—๐‘ฅ = ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ ๐‘ฅ. Elemen nol untuk โจ dalam โ„ dinyatakan dengan ๐œ€ โ‰” โˆ’โˆž dan elemen ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ satuan untuk โŠ— dalam โ„ dinyatakan dengan ๐‘’ โ‰” 0. Uraian di atas ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ membuktikan bahwa Aljabar Max-Plus merupakan semiring komutatif dan idempoten. Elemen-elemen โ„ disebut juga dengan scalar. Operasi โŠ— ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ dikerjakan lebih dahulu atas operasi โจ. Pangkat dalam Aljabar Max-Plus diperkenalkan dengan menggunakan sifat asosiatif. Himpunan bilangan asli digabung dengan bilangan nol dinotasikan oleh โ„• dan didefinisikan untuk ๐‘ฅ โˆˆ โ„ dan untuk semua ๐‘› โˆˆ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ โ„• dengan ๐‘› โ‰  0 , sehingga ๐‘ฅโจ‚๐‘› โ‰” ๐‘ฅโŸโจ‚ ๐‘ฅ โจ‚ โ€ฆ โจ‚ ๐‘ฅ ๐‘› sedangkan untuk ๐‘› = 0 didefinisikan ๐‘ฅโจ‚๐‘› โ‰” ๐‘’ = 0. Pada aljabar linier, untuk setiap ๐‘› โˆˆ โ„• ,๐‘ฅโจ‚๐‘› dalam dibaca sebagai 11 ๐‘ฅโจ‚๐‘› โ‰” ๐‘ฅโŸโจ‚ ๐‘ฅ โจ‚ โ€ฆ โจ‚ ๐‘ฅ = ๐‘ฅโŸ + ๐‘ฅ + โ‹ฏ + ๐‘ฅ = ๐‘›ร—๐‘ฅ ๐‘› ๐‘› Perhitungan pangkat ini juga dapat digunakan pada bilangan riil sehingga untuk ๐›ผ โˆˆ โ„ berlaku ๐‘ฅโจ‚๐›ผ = ๐›ผร—๐‘ฅ. Penerapan Aljabar Max-Plus dalam berbagai bidang, misalnya dalam sistem transportasi, penjadwalan jalur bus dalam kota, optimasi produksi barang, analisis kedinamikaan sistem pada penjadwalan flow shop, dan lain- lain. Seperti ilmu-ilmu yang lain, Aljabar Max-Plus memiliki sifat-sifat operasi. C. Sifat โ€“ Sifat Aljabar Max-Plus Aljabar Max-Plus merupakan struktur aljabar. Sifat-sifat operasional Aljabar Max-Plus akan dijabarkan lebih lanjut dalam subbab ini. Menurut Olsder (2005:18), sifat-sifat aljabar linear yang berlaku dalam Aljabar Max- Plus adalah sebagai berikut: 1. Sifat Komutatif a. Komutatif terhadap โจ โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ โˆˆ โ„ ,๐‘ฅโจ๐‘ฆ = ๐‘ฆโจ๐‘ฅ. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅโจ๐‘ฆ = max(๐‘ฅ,๐‘ฆ) = max(๐‘ฆ,๐‘ฅ) = ๐‘ฆโจ๐‘ฅ b. Komutatif terhadap โŠ— โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ โˆˆ โ„ ,๐‘ฅโŠ—๐‘ฆ = ๐‘ฆโŠ—๐‘ฅ. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅ โŠ—๐‘ฆ = ๐‘ฅ +๐‘ฆ = ๐‘ฆ+๐‘ฅ = ๐‘ฆโŠ—๐‘ฅ 12 2. Sifat Distributif โŠ— terhadap โจ โˆ€๐‘ฅ,๐‘ฆ,๐‘ง โˆˆ โ„ ,๐‘ฅ โŠ—(๐‘ฆโจ๐‘ง) = (๐‘ฅโŠ—๐‘ฆ)โจ(๐‘ฅโŠ—๐‘ง). ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅ โŠ—(๐‘ฆโจ๐‘ง) = ๐‘ฅ โŠ—max(๐‘ฆ,๐‘ง) = ๐‘ฅ +max(๐‘ฆ,๐‘ง) = max((๐‘ฅ+๐‘ฆ),(๐‘ฅ+๐‘ง)) = max((๐‘ฅโŠ—๐‘ฆ),(๐‘ฅโŠ—๐‘ง)) = (๐‘ฅ โŠ—๐‘ฆ)โจ(๐‘ฅโŠ—๐‘ง) 3. Adanya elemen nol (๐œ€) โˆ€๐‘ฅ โˆˆ โ„ ,๐‘ฅโจ๐œ€ = ๐œ€โจ๐‘ฅ = ๐‘ฅ. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅโจ๐œ€ = max(๐‘ฅ,โˆ’โˆž) = ๐‘ฅ ๐œ€โจ๐‘ฅ = max(โˆ’โˆž,๐‘ฅ) = ๐‘ฅ 4. Adanya elemen satuan (๐‘’) โˆ€๐‘ฅ โˆˆ โ„ ,๐‘ฅ โŠ—๐‘’ = ๐‘’โŠ—๐‘ฅ = ๐‘ฅ. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅ โŠ—๐‘’ = ๐‘ฅ +0 = ๐‘ฅ ๐‘’โŠ—๐‘ฅ = 0+๐‘ฅ = ๐‘ฅ 5. Sifat Idempoten dari โจ โˆ€๐‘ฅ โˆˆ โ„ ,๐‘ฅโจ๐‘ฅ = ๐‘ฅ. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Bukti : ๐‘ฅโจ๐‘ฅ = max(๐‘ฅ,๐‘ฅ) = ๐‘ฅ. 13 Aljabar Max-Plus juga memiliki sifat-sifat matriks atas Aljabar Max- Plus dan sistem persamaan linear atas Aljabar Max-Plus. Sifat-sifat ini akan dijabarkan dalam subbab selanjutnya. D. Matriks Atas Aljabar Max-Plus Pada subbab ini akan dijabarkan tentang matriks atas Aljabar Max- Plus. Menurut Olsder (2005:39), operasi โจ dan โŠ— dalam Aljabar Max-Plus dapat diperluas untuk operasi matriks atas Aljabar Max-Plus. Himpunan matriks ukuran ๐‘šร—๐‘› dalam Aljabar Max-Plus dinotasikan dengan โ„๐‘š๐‘ฅ๐‘›. ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ Untuk ๐‘š,๐‘› โˆˆ โ„•, dengan ๐‘› โ‰  0 dan ๐‘š โ‰  0 didefinisikan ๐‘›ฬ… = {1,2,3,โ€ฆ,๐‘›} serta ๐‘šฬ… = {1,2,3,โ€ฆ,๐‘š}. Elemen dari matriks ๐ด โˆˆ โ„๐‘š๐‘ฅ๐‘› dalam baris ke-๐‘– dan kolom ke-๐‘— ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ dinotasikan dengan ๐‘Ž , untuk ๐‘– โˆˆ ๐‘šฬ… dan ๐‘— โˆˆ ๐‘›ฬ… , atau elemen ๐‘Ž dapat ditulis ๐‘–๐‘— ๐‘–๐‘— sebagai [๐ด] dengan ๐‘– โˆˆ ๐‘šฬ… dan ๐‘— โˆˆ ๐‘›ฬ…. Matriks A dapat ditulis sebagai ๐‘–๐‘— ๐‘Ž1,1 ๐‘Ž1,2 โ€ฆ ๐‘Ž1,๐‘› ๐ด = ๐‘Ž2,1 ๐‘Ž2,2 โ€ฆ ๐‘Ž2,๐‘› โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ [๐‘Ž๐‘š,1 ๐‘Ž๐‘š,2 โ€ฆ ๐‘Ž๐‘š,๐‘›] Menurut Gregoria (2011: 35), sifat penjumlahan matriks, perkalian skalar dan perkalian matriks dalam Aljabar Max-Plus adalah sebagai berikut : 1. Penjumlahan Matriks atas Aljabar Max-Plus Sifat operasi penjumlahan matriks atas Aljabar Max-Plus dinotasikan oleh ๐ดโŠ•๐ต untuk setiap ๐ด,๐ต โˆˆ โ„๐‘š๐‘ฅ๐‘› dan didefinisikan sebagai ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ [๐ดโŠ•๐ต] = ๐‘Ž โŠ•๐‘ = max (๐‘Ž ,๐‘ ) , untuk ๐‘– โˆˆ ๐‘šฬ… dan ๐‘— โˆˆ ๐‘›ฬ…. ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— Contoh 2.3 (Gregoria, 2011:35) : 14 4 3 ๐‘’ 7 Diketahui ๐ด = [ ] dan ๐ต = [ ] ๐œ€ 6 2 9 Maka berdasarkan definisi penjumlahan matriks atas Aljabar Max-Plus dapat dituliskan sebagai berikut : [๐ดโŠ•๐ต] = ๐‘Ž โŠ•๐‘ = 4โจ๐‘’ = max(4,0) = 4 1,1 1,1 1,1 [๐ดโŠ•๐ต] = ๐‘Ž โŠ•๐‘ = 3โŠ•7 = max(3,7) = 7 1,2 1,2 1,2 [๐ดโŠ•๐ต] = ๐‘Ž โŠ•๐‘ = ๐œ€ โŠ•6 = max(โˆ’โˆž,2) = 2 2,1 2,1 2,1 [๐ดโŠ•๐ต] = ๐‘Ž โŠ•๐‘ = 6โŠ•9 = max(6,9) = 9 2,2 2,2 2,2 Jadi hasil dari ๐ดโŠ•๐ต adalah [๐ดโŠ•๐ต]1,1 [๐ดโŠ•๐ต]1,2 4 7 ๐ดโŠ•๐ต = [ ] = [ ] [๐ดโŠ•๐ต] [๐ดโŠ•๐ต] 2 9 2,1 2,2 2. Perkalian Skalar atas Aljabar Max-Plus Sifat operasi perkalian skalar dalam matriks atas Aljabar Max-Plus dinotasikan oleh ๐›ผโจ‚๐ด untuk setiap ๐ด โˆˆ โ„๐‘š๐‘ฅ๐‘› dan ๐›ผ โˆˆ โ„ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ didefinisikan oleh [๐›ผโจ‚๐ด] = ๐›ผโจ‚๐‘Ž = ๐›ผ+๐‘Ž , untuk ๐‘– โˆˆ ๐‘šฬ… dan ๐‘— โˆˆ ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘›ฬ…. Contoh 2.4 (Gregoria, 2011:35) : 4 3 Diketahui ๐ด = [ ] dan ๐ถ = 4 ๐œ€ 6 Maka berdasarkan definisi perkalian skalar matriks atas Aljabar Max- Plus dapat dituliskan sebagai berikut : [๐›ผโจ‚๐ด] = ๐›ผโจ‚๐‘Ž = 4โจ‚4 = 4+4 = 8 1,1 1,1 [๐›ผโจ‚๐ด] = ๐›ผโจ‚๐‘Ž = 4โจ‚3 = 4+3 = 7 1,2 1,2 [๐›ผโจ‚๐ด] = ๐›ผโจ‚๐‘Ž = 4โจ‚๐œ€ = 4+(โˆ’โˆž) = ๐œ€ 2,1 2,1 15 [๐›ผโจ‚๐ด] = ๐›ผโจ‚๐‘Ž = 4โจ‚6 = 4+6 = 10 2,2 2,2 Jadi hasil dari ๐›ผโจ‚๐ด adalah [๐›ผโจ‚๐ด]1,1 [๐›ผโจ‚๐ด]1,2 8 7 ๐›ผโจ‚๐ด = [ ] = [ ] [๐›ผโจ‚๐ด] [๐›ผโจ‚๐ด] ๐œ€ 10 2,1 2,2 3. Perkalian Matriks atas Aljabar Max-Plus Sifat operasi perkalian matriks atas Aljabar Max-Plus dinotasikan oleh ๐ดโจ‚๐ต untuk setiap ๐ด โˆˆ โ„๐‘š๐‘ฅ๐‘™ dan ๐ต โˆˆ โ„๐‘™๐‘ฅ๐‘› didefinisikan sebagai : ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ ๐‘™ ๐‘š๐‘Ž๐‘ฅ [๐ดโจ‚๐ต] = โจ ๐‘Ž โจ‚๐‘ = ๐‘Ž +๐‘ , untuk ๐‘– โˆˆ ๐‘šฬ… dan ๐‘— โˆˆ ๐‘›ฬ…. ๐‘–,๐‘™ ๐‘–,๐‘— ๐‘–,๐‘— ๐‘— โˆˆ ๐‘™ ๐‘–,๐‘— ๐‘—,๐‘™ ๐‘— = 1 Perkalian matriks atas Aljabar Max-Plus serupa dengan perkalian matriks aljabar linear dengan + diganti dengan max dan ร— diganti dengan +. Contoh 2.5 (Gregoria, 2011:36) : 4 3 ๐‘’ 7 Diketahui ๐ด = [ ] dan ๐ต = [ ] ๐œ€ 6 2 9 Maka berdasarkan definisi perkalian matriks atas Aljabar Max-Plus dapat dituliskan sebagai berikut : [๐ดโจ‚๐ต] = (4โจ‚๐‘’)โŠ•(3โจ‚2) = max(4,5) = 4 1,1 [๐ดโจ‚๐ต] = (4โจ‚7)โŠ•(3โจ‚9) = max(11,12) = 12 1,2 [๐ดโจ‚๐ต] = (๐œ€โจ‚๐‘’)โŠ•(6โจ‚2) = max(โˆ’โˆž,8) = 8 2,1 [๐ดโจ‚๐ต] = (๐œ€โจ‚7)โŠ•(6โจ‚9) = max(โˆ’โˆž,15) = 15 2,2 Jadi hasil dari ๐ดโจ‚๐ต adalah [๐ดโŠ•๐ต]1,1 [๐ดโŠ•๐ต]1,2 4 12 ๐ดโจ‚๐ต = [ ] = [ ] [๐ดโŠ•๐ต] [๐ดโŠ•๐ต] 8 15 2,1 2,2 16

Description:
Menurut Rudhito (2003: 11), operasi-operasi matriks Aljabar Max- pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.