BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab II ini, peneliti akan membahas mengenai landasan teori yang terdiri dari kajian teori yang meliputi metode team teaching dan pembelajaran tematik, penelitian yang relevan, dan kerangka pikir. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal tersebut. A. Kajian Teori 1. Metode Team Teaching a. Pengertian Metode Team Teaching Menurut Majid (2014:150) “metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Sedangkan menurut Kartika (Yunita, 2016:98) “metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebaginya). Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Selain itu, Sudjana (2014:76) berpendapat bahwa “metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Seorang guru memerlukan suatu metode mengajar dalam melakukan proses pembelajaran. Metode mengajar memiliki beberapa jenis yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode tugas belajar dan resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama, metode 9 10 problem solving, metode team teaching, metode latihan, metode karyawisata, metode resource person, metode survei masyarakat, dan metode simulasi. Salah satu metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru adalah metode team teaching. Engkoswara (Nuha, 2016:3) menjelaskan bahwa “team teaching adalah suatu cara mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dalam mengajar sejumlah siswa yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan atau tingkat kelas”. Sedangkan menurut Sudjana (2014:86) “team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi beberapa guru”. Sama halnya dengan pendapat Martiningsih (Wiradinata, 2013:73) yang mengatakan bahwa “metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dengan jumlah guru yang lebih dari satu orang, dan tiap-tiap guru mempunyai tugas masing-masing”. Lebih lanjut, Ahmadi dan Prasetya (Asmani, 2010:49-50) menyatakan bahwa: Team teaching adalah pengajaran yang dilaksanakan secara bersama oleh beberapa guru. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pelajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah, atau bersama-sama dengan metode diskusi panel. Metode team teaching betujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan mudah dan lancar karena terjadi interaksi mengajar secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan metode team teaching, beban guru menjadi lebih ringan karena guru memiliki tanggung jawab bersama-sama terhadap tugas dan perannya. Selain 11 itu, guru dapat saling membantu, meningkatkan kerjasama, saling mengisi dan saling memikirkan bersama-sama mengenai pengembangan mata pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Aqib (Yunita, 2016:98) Berdasarkan pengertian metode team teaching menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode team teaching adalah metode mengajar yang dilakukan oleh lebih dari satu atau dua orang guru yang saling berkolaborasi dalam melaksanakan proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap siswa secara bersama-sama. Tujuan metode team teaching yaitu untuk memudahkan siswa dalam belajar, meringankan beban mengajar guru, dan dapat meningkatkan kerjasama antar guru. b. Ciri-ciri Team Teaching Setiap metode memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda. Engkoswara (Nuha, 2016:25) menyatakan ciri-ciri team teaching yang baik sebagai berikut: 1) Setiap anggota tim mempunyai pengertian dan pandangan yang searah tentang pengajaran yang akan dilakukannya. 2) Cukup fasilitas yang diperlukan (ruangan, alat pelajaran) untuk kelompok-kelompok siswa. 3) Masing-masing anggota tim mengambil bagian sesuai dengan minat dan kecakapannya dalam rangka keseluruhan pendidikan. 4) Waktu tim bekerja diatur sebaik-baiknya sehingga tiap anggota mempunyai waktu yang cukup dan memungkinkan untuk mengadakan pertemuan- pertemuan di antara tim. 5) Tim dapat mengelompokkan siswa-siswa menurut minat dan kemampuannya masing-masing. 6) Tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa jangan terlalu sukar, tetapi harus menarik dan mendorong siswa-siswa belajar dan menyelesaikannnya. 12 Berdasarkan ciri-ciri team teaching di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai tim mengajar, guru harus memiliki pandangan yang sama dan searah mengenai pembagian tugas mengajar sesuai dengan minat dan kecakapan masing- masing, guru harus mengatur waktu sebaik-baiknya agar dapat melakukan pertemuan antar anggota tim. Selain itu, pembagian kelompok siswa harus sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing, serta setiap guru harus dapat menarik dan mendorong siswa dalam menyelesaikan tugasnya. c. Jenis-jenis Team Teaching Jenis-jenis team teaching terbagi menjadi dua macam, yaitu semi team teaching dan team teaching penuh. Soewalni S (Asmani, 2010:51-52) menjelaskan kedua jenis team teaching sebagai berikut: 1) Semi team teaching Dalam semi team teaching, variasi pelaksanaanya adalah sebagai berikut: a) Pertama, beberapa guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Walaupun mengajar di kelas yang berbeda, namun masing-masing guru tetap menggunakan perencanaan materi dan metode yang sudah disepakati bersama-sama. b) Kedua, satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas. Guru memberikan materi dan melakukan evaluasi kepada siswa sesuai pembagian tugas masing-masing. c) Ketiga, satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok. 2) Team teaching penuh Dalam team teaching penuh variasi pelaksanaanya adalah sebagai berikut: 13 a) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan beberapa guru secara bersama-sama. Seorang guru sebagai penyaji materi atau menyampaikan informasi, dan guru yang lain sebagai pembimbing siswa dalam diskusi kelompok atau latihan individual. b) Beberapa guru bergantian menyajikan topik atau materi pembelajaran. Kegiatan diskusi kelompok atau tanya jawab dibimbing secara bersama-sama, dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim. c) Seorang guru senior menyajikan langkah-langkah dalam latihan, observasi, praktik, dan informasi seperlunya kepada siswa. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok siswa. Setiap kelompok dipandu oleh seorang guru yang bertugas sebagai tutor, fasilitator, atau mediator. Di akhir pembelajaran, masing-masing kelompok menyajikan laporan secara lisan atau tertulis, kemudian ditanggapi dan dirangkum bersama-sama. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa team teaching terbagi atas dua jenis yang berbeda. Masing-masing jenis memiliki beberapa variasi pelaksanaan yang berbeda. Pada pelaksanaan semi team teaching, kerja tim antar guru tidak begitu terlihat dengan jelas. Sedangkan pada team teaching penuh terlihat jelas adanya kerja tim yang dilaksanakan oleh guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. d. Model-model Team Teaching Ada beberapa model team teaching yang dapat dilakukan oleh guru. Guru tidak hanya dapat menerapkan satu model saja, namun guru juga dapat menerapkan lebih dari satu model team teaching dalam satu jam pembelajaran. Asmani (2010:57-58) menjelaskan model-model team teaching sebagai berikut: 14 1) Supported Instruction Supported instruction adalah bentuk team teaching dengan salah satu guru menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan guru lainnya melakukan kegiatan tindak lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tersebut. Tindak lanjut yang dilakukan misalnya membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh guru. Sehingga sesama guru saling mendukung dan berkolaborasi dalam proses pembelajaran. 2) Parallel Instruction Parallel instruction adalah bentuk team teaching yang pelaksanaannya dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Kemudian masing-masing guru dalam team teaching bertanggung jawab untuk mengajar setiap kelompok yang sudah dibagi tersebut. 3) Differentiated Split Class Differentiated split class adalah team teaching yang dilaksanakan dengan cara membagi siswa menjadi dua kelompok berdasarkan tingkat pencapaian kompetensinya. Kemudian, salah satu guru melakukan pengajaran remedial terhadap siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang atau tidak mencapai KKM. Sedangkan guru yang lain melakukan pengayaan kepada mereka yang telah mencapai atau melampaui standar minimal KKM. 4) Monitoring Teacher Monitoring teacher adalah bentuk team teaching model lain dari team teaching. Model ini dilaksanakan dengan cara yaitu salah satu guru melakukan pembelajaran di kelas, sedangkan yang lainnya berkeliling untuk memonitoring dan mengawasi perilaku dan kemajuan siswa. 15 e. Tahapan Team Teaching Team teaching memiliki tahapan yang meliputi tahap awal, tahap inti, dan tahap evaluasi. Asmani (2010:53-56) menjelaskan mengenai tahapan team teaching sebagai berikut: 1) Tahap Awal a) Perencanaan pembelajaran disusun bersama Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama- sama oleh setiap guru yang tergabung dalam anggota team teaching. Hal ini bertujuan agar masing-masing guru dapat memahami semua isi yang tercantum dalam komponen RPP sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sama. b) Metode pembelajaran disusun bersama Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru mengetahui alur dan proses pembelajaran, serta tidak kehilangan arah pembelajaran. Sehingga siswa juga dapat mengikuti proses pembelajaran dengan maksimal. c) Partner team teaching memahami materi dan isi pembelajaran Sebagai partner dalam team teaching, guru bukan hanya mengetahui materi yang akan disampaikan kepada siswa. Namun, guru juga harus memahami isi dari materi pembelajaran secara bersama. Hal ini bertujuan agar masing- masing guru dapat saling membantu dan melengkapi kekurangan dalam diri masing-masing. d) Pembagian peran dan tanggung jawab secara bersama Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru yang menjadi anggota team taeaching harus dibicarakan secara jelas sesuai dengan kesepakatan. 16 Misalnya ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar masing-masing guru dapat mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran. 2) Tahap Inti a) Salah satu guru bertugas sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran penuh. Sedangkan satu guru yang lainnya bertugas sebagai pengawas dan pembantu tim. b) Beberapa orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran penuh di kelas. c) Beberapa guru bertugas sebagai pemateri dengan jam pelajaran yang sudah dibagi sesuai dengan jumlah guru. Tahap inti merupakan tahap pelaksanaan metode team teaching. Ada hal yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode team teaching. Asmani (2010:60-61) mengatakan bahwa “dalam pelaksanaan metode team teaching, guru yang tergabung haruslah kompak dan tidak mementingkan diri sendiri. Mereka harus saling bekerja sama, dan mendiskusikan pembelajaran, mulai dalam hal penyusunan silabus, pengembangan RPP, pemilihan materi ajar, penentuan atau pembuatan media pembelajaran yang efektif, penentuan metode pembelajaran yang cocok untuk materi yang disepakati, serta penyusunan penilaian untuk proses pembelajaran maupun hasil belajar”. Sedangkan menurut Sudjana (2014:86), hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode team teaching sebagai berikut: 1. Harus adanya program pembelajaran yang disusun bersama oleh tim tersebut, sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru dalam tim tersebut. 17 2. Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bimbingan pada siswa terarah dengan baik. 3. Setiap anggota dalam regu harus memiliki pandangan atau pengertian yang sama. 4. Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran seorang guru anggota tim tersebut. 3) Tahap Evaluasi a) Evaluasi guru Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberikan kritikan-kritikan dan saran yang membangun. Hal ini bertujuan untuk perbaikan dan tindak lanjut dalam proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi guru dilakukan agar guru dapat saling instropkesi diri dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Menurut Asmani (2010:67) metode team teaching bisa terlaksana dengan baik jika guru atau tim memiliki beberapa hal sebagai berikut: 1. Memiliki kemauan dan komitmen dalam team teaching, bukan terpaksa. 2. Menyadari keterbatasan (pengetahuan, waktu, komunikasi) pada diri masing-masing. 3. Mau memberikan kepercayaan kepada orang lain, dan memegang kepercayaam orang lain (saling percaya) 4. Mau bekerja sama dalam satu tim. 5. Memiliki pribadi yang sehat, terbuka, tidak emosional, dan tidak putus asa. 6. Mampu berkomunikasi secara efektif. 7. Mampu mengembangkan bidang keahlian atau bidang yang diampu. Selain itu, Asmani (2010:60) mengatakan bahwa “Idealnya, guru-guru yang terlibat dalam team work harus memunculkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Selain itu, mereka harus memodifikasi jumlah siswa dalam satu 18 kelas, lokasi belajar, dan alokasi waktu yang telah ditentukan, selama tidak menyalahi aturan yang ada”. b) Evaluasi siswa Evaluasi terhadap siswa yaitu meliputi pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi yang akan digunakan. Semua itu dilakukan bersama-sama oleh guru dalam team teaching. Sehingga guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran team teaching terdiri dari beberapa tahapan. (1) tahap awal yaitu menyusun RPP bersama, menyusun metode pembelajaran bersama, saling memahami materi dan isi pembelajaran, membagi peran dan tanggung jawab dengan jelas, (2) tahap inti yaitu kejasama guru dalam mengisi materi dan mengawasi siswa, membagi dua tugas dalam mengisi materi, (3) tahap evaluasi yaitu saling memberi kritik dan saran antar guru dalam satu tim, membuat soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi secara bersama-sama. f. Kelebihan dan Kelemahan Team Teaching Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Majid (2014:148) menjelaskan kelebihan team teaching sebagai berikut: 1) Pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa yang ahli dalam berbagai bidang ilmu. 2) Pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh seorang guru karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman. 3) Peserta didik akan lebih cepat memahami materi ajar karena diskusi akan berjalan dengan narasumber dari berbagai disiplin ilmu.
Description: