BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang beberapa hal yang meliputi kreativitas, ekstrakurikuler, seni tari, penelitian terdahulu, dan kerangka konsep. Berikut ini akan dijelaskan hal-hal tersebut. A. Kajian Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Munandar,2012( dalam Palint,2014: 8 ) menyatakan bahwa kreativitas bisa didefinisikan dalam dua cara: (1) kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, dan (2) kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas adalah “aktivitas imajinatif yang memenifestasikan kecerdikan dan pikiran yang berdaya untuk menghasilkan sutau produk dan atau menyelesaikan suatu persoalan” Suratno,2005 ( dalam Palint, 2014 : 9 ). Suatu ide-ide kreatif yang disampaikan seseorang tidak terlepas dari aktivitas imajinatif yang merupakan sumber terciptanya produk kreatif yang orisinal atau pun pemecahan suatu masalah. Berpikir kreatif adalah “kemampuan menemukan berbagai kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah terutama pada kemampuan menemukan keragaman dan kualitas, serta ketepatan jawaban” Munandar, 1987 ( dalam Purworujito, 2013:8). Hanya orang kreatif yang mampu menciptakan sesuatu yang baru secara monumental Suryanto, 2000 ( dalam Purworujito, 2013: 8 ). Kreativitas menyangkut 10 11 pemikiran imijanatif, menghayati, mengkhayalkan, dan menemukan kebenaran. Menurut Suminar, 2007 ( dalam Purworujito, 2013: 9 ) anak yang disebut kreatif adalah anak yang : a. Memiliki kemampuan berpikir dari segala arah, mapun melihat permasalahan dari segala arah b. Mampu berpikir ke segala arah (devergend thingking) ide dan gagasan menyebarkan ke segala ara dan berbagai kemungkinan c. Memiliki fleksibilitas konsep (Conceptual fleksibility), maupun mengganti kemungkinan pemecahan secara spontan d. Orisinalitas (Originality), mampu mengungkapkan ide, gagasan pemecahan yanh mengejutkan, menyimpang, atau tidak lazim e. Lebih menyukai kompliksitas dari pada siplisitas, suka yang rumit karena lebih memperkaya wawasan f. Memiliki banyak minat dan kecakapan (Multiple Skill) g. Mengelola keingintahuannya dengan baik,giat,dan dinamis h. Terbuka segala informasi i. Mandiri, tidak tergantung pada orang lain j. Menyukai tantangan. Beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dalam aktivitas imajinatif memanifestasikan kecerdikan dan pikiran yang berdaya untuk menghasilkan suatu produk atau menyelesaikan suatau persoalan. 12 b. Pengembangan Kreativitas Suatu adaptasi kreatif merupakan suatu alternatif bagi suatu bangsa yang sedang berkembang untuk mengikuti perubahan yang terjadi, dan menghadapi problema yang semakin komplek. Dalam kaitannya dengan itu, perlu dipikirkan dan dibentuk cara-cara baru atau diubah cara-cara lama secara kreatif agar dapat “survive” dan tidak hanyut dalam persaingan antar bangsa. Menurut Munandar, 2013 ( dalam Purnama, 2014: 12 ) dinyatakan bahwa kreativitas perlu dipupuk sejak dini, dengan alasan sebagai berikut : 1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam kehidupan manusia. 2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai suatu kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian suatu masalah. 3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. 4) Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya secara individu serta kualitas seluruh umat manusia. c. Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas Berdasarkan teori Wallas ( dalam Purworujito, 2013: 10 ). Proses kreatif baik dalam bidang tari ataupun yang lainnya meliputi beberapa tahap, yaitu : a. Tahap persiapan, timbulnya ide dari berbagai kemungkinan keterampilan, keahlian atau ilmu yang lain, dalam tari adalah pada pencarian ide garapan. b. Tahap inkubasi, masa pemahaman atau kematangan ide yang timbul dengan latihan yang relevan untuk perluasan dan pendalaman ide. 13 c. Tahap ilumisasi, yakni pengembangan inspirasi yang sudah dikelola dan digarap menjadi sebuh produk dengan mengkomunikasikan (konsultasi) dengan orang yang berkompeten (ahlinya) sehingga akan menyempurnakan produk kreativitas tersebut. d. Tahap verifikasi, merupakan tahap akhir yaitu perbaikan dan penyempurnaan karya tersebut sebelum disebarluaskan kepada masyarakat yang lebih luas. d. Perilaku Kreatif Sujiono, 2010 ( dalam Palent, 2013: 10 ) memaparkan bahwa secara umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir saat seseorang memecahkan masalah. Adapun proses berpikir kreatif muncul karena adanya perilaku kreatif tersebut yakni : 1. Kelancaran (Fluency) yaitu kemampuan mengemukakan ide0ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah. 2. Keluwesan (Flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori bisa. 3. Keterperincian (Elaboration) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan. 4. Keaslian (Originalty) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa 5. Kepekaan (Sensitivity) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. 14 e. Ciri- ciri Anak Kreatif Menurut Munandar ( dalam Purwati, 2008:14 ) ciri-ciri anak yang kreatif atau kepribadian yang kreatif tampil sejak tahun-tahun pertama dari hidupnya. Ciri-ciri anak yang kreatif ialah rasa takjub akan keajaiban hidup dan kepekaan dalam pengamatan. 1. Keterbukaan terhadap emosi-emosi dalam dirinya (spontan, tanpa hambatan) 2. Rasa ingin tahu, ingin menjajagi lingkungannya senang berpetualang 3. Penuh imajinasi 4. Berfikir intuitif, menggunakan firasat dalam pemecahan masalah 5. Berfikir bebeas, tidak menerima begitu saja dari otoritas 6. Keterlibatan pribadi terhadap tugas yang diminati 7. Berfikir divergen, pola berpikir yang mencara macam-macam variasi 8. Originalitas 9. Kecenderungan untuk bermain dengan ide-ide baru. 2. Ekstrakurikuler a. Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai kegiatan aktifitas yang dilakukan diluar jam pelajaran untuk mengkembangkan potensi dan bakat yang ada pada siswa. Menurut Lestari, 2016:84 Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas di luar jam belajar kurikulum standar” Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan 15 kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara SWADAYA dari pihak sekolah ataupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan diluar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. b. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler Menurut kajian Anifral Hendri ( dalam Lestari , 2016: 85 ), mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka. 2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan, dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjung proses perkembangan. 3. Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minta. c. Prinsip-prinsip ekstrakurikuler Menurut Oteng Sutisna ( dalam Mukaromah, 2016: 20-21 ) prinsip-prinsip program ekstrakurikuler antara lain : 1. Semua murid, guru dan semua personalisasi administrasi hendaknya ikut sera dalam usaha meningkatkan program. 2. Kerja sama dalam tim adalah fudamental. 16 3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. 4. Proses lebih penting dari pada hasil. 5. Program hendaknya cukup komperhensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa. 6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. 7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efensiensi pelaksanaannya. 8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajar dikelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan siswa. 9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. d. Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler Banyak macam dan jenis kegiatan ekstakurikuler yang dilaksanakan sekolah- sekolah, yaitu sebagai berikut : 1) Kesenian, tari-tarian, karawitan. 2) Atletik dan olahraga. 3) Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerja sama (pramuka dan PMR) 4) Bela diri. Amir Daien ( dalam Mukaromah, 2016: 24-25 ) mengatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadu dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodic. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler 17 yang dilaksanakan terus-menerus. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodec adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja. e. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler yang diatur dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 yaitu : 1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. 2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya. Adapun tujuan ekstrakurikuler menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan penjerlasan diatas terlihat jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan yang pada hakekatnya menjelaskan apa yang ingin dicapai semata- mata untuk kepentingan siswa, baik dalam mengemabangkan kemampuan peserta didik dan menumbuh kembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki keperdulian dan bertanggunh jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Novan Ardy Wiyani (2013: 108) yang menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler 18 sangat bermanfaat bagi peserta didik dan merupakan bagian dari proses yang sistematis dan sadar dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal hidup nantinya. f. Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Berdasarkan implementasi kurikulum 2013, telah pula ditertibkan Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ada pada setaip jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai iniversitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuanya diberbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, fan kegiatan lain yang bersifat positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler berlangsung di luar dari jam belajar dan umumnya berlangsung setelah jam pelajaran selesai. Menurut Permendikbud Nomor 81A Tagun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler, adapun beberapa syarat yang mendasari perbentukan ekstrakurikuler terutama pada Sekolah Dasar yaitu : 1) Adanya pembina atau pembimbing dalam ekstrakurikuler tersebut. Umumnya pembina atau pembimbing adalah guru disekolah tersebut ealau tidak tertutup kemungkinan bahwa menggunakan pembina yang bukan guru. 2) Memiliki sejumlah anggota kegiatan ekstrakurikuler harus memiliki anggota yang cukup agar dapat menjalankan kegiayannya dengan baik. Jumlah anggota 19 ini berbeda untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler tergantung pada besarnya kegiatan tersebut. 3) Disetujui oleh sekolah dalam hal ini, disetujui oleh kepala sekolah dan guru- guru. 3. Seni Tari a. Pengertian Seni Tari Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berirama sesuai dengan musik pengiringnya menurut Sulistyo ( dalam Zora Iriani, 2008:114 ). Seni tari merupakan ciptaan manusia berupa gerak-gerak ritmis yang indah menurut Sumandiyo. Y ( 2005:13 ). Selain itu, didapati pula unsur-unsur tari yaitu tubuh, gerak, irama, ekspresi dan ruang. Seni tari yang berkembang dimasyarakat dapat dibedakan menjadi tari tradional dan tari modern. Pengertian tradisional dapat dipahami sebagai sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun-temurun. Berdasarkan pengertian tersebut, tara tradisional dapat diartikan sebagai sebuah tata cara menari atau menyelenggarakan tarian yang dilakukan oleh sebuah komunitas etnik secara turun-temurun dari suatu generasi ke genarasi selanjutnya. Tari tradisional di setiap daerah banyak mengalami perkembangan sehingga peran seorang penata tari memungkinkan untuk ikut menjaga eksistensi tarian tersebut agar tetap bertahan den lestari.
Description: