ebook img

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Pada penelitian ini akan disimulasikan jaringan PDF

22 Pages·2015·0.43 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Pada penelitian ini akan disimulasikan jaringan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Pada penelitian ini akan disimulasikan jaringan eksisting fiber optik dan perancangan jaringan FTTH berteknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran untuk mempelajari efisiensi pengembangan penggunaan jaringan fiber optik berteknologi GPON yang ada di kampus Universitas Udayana bukit Jimbaran. Simulasi akan dilakukan menggunakan aplikasi Optisystem dengan melakukan simulasi jaringan eksisting dan hasil perancangan jaringan GPON. Dari simulasi dengan optisystem didapatkan redaman dan BER dari setiap transmisi yang ada. Redaman tersebut akan digunakan untuk menentukan unjuk kerja dari jaringan optik eksisting dan hasil perancangan jaringan GPON. Penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Gita, dkk (2015) dengan penelitian yang berjudul “Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Private Village, Cikoneng”. Penelitian ini membahas tentang perancangan jaringan FTTH berteknologi GPON di wilayah Private Village, Cikoneng yang berlokasi di jalan Cikoneng, Bojongsoang, Bandung Selatan untuk dapat memberikan performansi yang baik pada layanan yang diberikan oleh PT. Telkom. Parameter-parameter Link Power Budget dan Rise Time Budget dihitung untuk kelayakan sistem dan BER untuk kehandalan sistem yang disimulasikan pada OptiSystem, maka kelayakan dari perancangan yang dibuat dapat diketahui. (e- Proceeding of Engineering : Vol.2, No.3 Desember 2015/Online). 2. Imam, dkk (2017) dengan penelitian yang berjudul “PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA, CLUSTE CEMPAKA”. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan terhadap parameter-parameter kelayakan dan 5 6 performansi sistem perancangan FTTH yang diimplementasikan. Link Power Budget dan Rise Time Budget untuk kelayakan sistem. Nilai parameter tersebut dihitung secara manual dan dibandingkan dengan hasil menggunakan perangkat lunak OptiSystem. Selain itu parameter lainnya adalah Bit Error Rate (BER) untuk performansi sistem. Parameter ini dapat dilihat dengan membuat simulasi perancangan jaringan pada software OptiSystem. (e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017/Online) 3. Yus dan Retno (2016) dengan penelitian yang berjudul “PERANCANGAN KAPASITAS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN TAWANGANOM MAGETAN MENGGUNAKAN OPTISYSTEM”. Pada penelitian ini penulis merancang kapasitas jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada Perumahan Tawanganom. Perancangan dimulai dengan mengumpulkan data berupa jumlah rumah dan kebutuhan perangkat dan spesifikasi perangkat kemudian disimulasikan menggunakan Optisystem. Setelah itu dianalisis berdasarkan parameter yang mempengaruhi kapasitas jaringan FTTH yaitu rise time budget dan BER (Bit Error Rate). (Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi : Vol 7, No 13 (2016)/Online). 4. Nurul dan Naemah (2015) dengan penelitian yang berjudul “ PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)”. Pada penelitian ini membahas perancangan jaringan FTTH berbasis teknologi GPON dari STO Cinta Damai sampai ke perumahan Pesona Nabila, Jl. Sei Mencirim, Sunggal – Medan. Setelah menentukan lokasi perancangan, dilakukan identifikasi komponen dan konfigurasi jaringan, kemudian dilakukan analisis kelayakan jaringan dengan menghitung nilai link power budget dan rise time budget. (Jurnal USU : Vol 12, No 34 (2015)/Online). Secara umum kelebihan dari penelitian ini dibandingkan deberapa tinjauan mutakhir yang digunakan adalah sebagai berikut : 7 1. Perancangan dilakukan dengan mengikutsertakan simulasi jaringan eksisting 2. Perhitungan yang dilakukan tidak hanya pada satu jaringan dari OLT ke ONT melainkan ke setiap ONT yang ada dengan mendapatkan parameter dari jaringan terjauh dan rata-ratanya. 3. Membandingkan jaringan GPON dengan jaringan eksisting yang berupa jaringan point to point 2.2 Komunikasi Serat Optik Fiber optik adalah sebuah media transmisi fisik yang terbuat dari kaca dilapisi isolator sebagai pelindung berguna untuk menyalurkan informasi berupa gelombang cahaya. Serat optik mempunyai bentuk yang halus dan memiliki ketebalan hingga 1 mm untuk dua puluh helai serat. Selain ringan, kapasitas kanal dari serat ini sangat besar. Struktur serat optik ada 3 yaitu core, cladding dan coating (Linda, 2015). Gambar 2.1 Struktur Serat Optik (Sumber : Linda, 2015) Sistem Komunikasi serat optik secara umum terdiri dari sumber optik, pemancar sebagai sumber pengirim informasi, detector penerima informasi, dan media transmisi sebagai sarana untuk melewatkannya. Pengirim bertugas untuk mengolah informasi yang akan disampaikan agar dapat dilewatkan melalui suatu media sehingga informasi tersebut dapat sampai dan diterima dengan baik dan benar ditujuan/penerima. Perangkat yang ada di penerima bertugas untuk menterjemahkan informasi kiriman tersebut dirubah ke siynal listrik lalu dirubah 8 lagi ke optik/cahaya. Sinyal ini kemudian dilewatkan melalui serat optik, setelah sampai di penerima nanti, cahaya tersebut dirubah kembali ke listrik dan akhirnya diterjemahkan menjadi sinyal informasi. Blok diagram system komunikasi serat optik ditunjukan pada Gambar 2.2 (Waldi, 2015). Gambar 2.2 Sistem Komunikasi Optik (Sumber : Waldi, 2015) 2.2.1 Jenis Kabel Optik Dalam penggunaannya kebel serat optik terdiri dari dua jenis yaitu kabel serat optik single mode dan kabel serat optik multi mode. 1. Single Mode Fiber Optik Single mode fiber optik memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, Single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut. Gambar 2.3 Kabel Serat Optik Single Mode (Sumber : PT. Telkom, 2004) Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan Multi mode fiber optik, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spectral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus 9 dikeluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari Multi mode. 2.2.2 Multi Mode Fiber Optik Sinar yang berada di dalamnya lebih dari satu buah. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya. Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optik dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Dilihat dari factor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Fiber oktik multi mode terdiri dari dua jenis yaitu multi mode step index dan multi mode graded index dengan karakteristik yang dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan 2.5. Gambar 2.4 Kabel Serat Optik Multi Mode Step Index (Sumber : PT. Telkom, 2004) Gambar 2.5 Kabel Serat Optik Multi Mode Graded Index (Sumber : PT. Telkom, 2004) 2.3 Spesifikasi Kabel Optik Kebanyakan kabel serat optik yang digunakan saat ini adalah kabel serat optik single mode untuk jaringan point to point maupun jaringan point to multipoint. 10 Pada serat optik single mode terdapat empat macam tipe yang sering digunakan berdasarkan ITU-T(International Telecommunication Union –Telecommunication) yaitu (Waldi, 2015): 1. G.652 - Standar Single Mode Fiber 2. G.653 - Dispersion-Shifted Single Mode Fiber 3. G.653 - Characteristics of Cut Off Shifted Mode Fiber Cable 4. G.655 - Dispertion-Shifted Non Zero Dispertion Fiber. Berdasarkan standar ITU-T spesifikasi dari setiap standar kabel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Spesifikasi Kabel Fiber Optik Tipe Definisi Cakupan Spesifikasi G.625 Standar Single Mode Fiber Digunakan Atenuasi : Pada 1310 nm adalah 0,35 (SMF) mengacu pada serat pada SDH dB.km. Pada 1550 adalah 0,2 dB/km yang Zero-dispertion Point dan (panjang gelombang dispersi DWDM Dispersi : Untuk dispersi standar nol) mendekati 1310 nm. adalah 17 ps\(nm/km) dan maksimal 20ps\(nm/km) G.653 Dispertion-shifted fiber (DSF) Digunakan Atenuasi : Pada 1310 nm adalah 0,55 yang merupakan fiber zero- pada SDH dB.km. Pada 1550 adalah 0.19-0.25 dispertion point mendekati dB/km 1550 nm. Dibandingkan dengan G.g652 SMF, zero-dispertion Dispersi : Untuk dispersi maksimal point dari G.653 DSF digeser adalah 3,5ps\(nm/km) G.655 Non-Zero Dispertion-Shifted Digunakan Atenuasi : Pada 1550 adalah 0,19 – Fiber (NZDSF) merupakan pada SDH 0.25 dB/km zero-dispertion point yang dan digeser kembali dari 1550 nm DWDM, Dispersi : jika 1530nm<𝜆<1565nm, dan tidak dalam rentang namun 0,1ps\(nm/km)<[D(𝜆)]<6,0ps(nm/km). Panjang gelombang operasi dari lebih pada biasanya nilai ini divariasikan oleh DWDM yang mendekati 1550 DWDM vendor dan berdasarkan kondisi di nm. lapangan, biasanya digunakan nilai 4,5ps\(nm/km) dan 6ps\(nm/km) 2.4 Rugi-rugi Daya Fiber Optik Pada jaringan kabel tembaga tahanan dari konduktor menyerap sebagian energi listrik yang mengalir di kabel tersebut. Pada serat optik Core dapat menyerap sebagian energi cahaya yang dilewatkan. Kondisi ini disebut redaman kabel. Satuan yang digunakan untuk redaman serat optik adalah dB/km. redaman tergantung dari beberapa keadaan. Tetapi yang utama adalah bahwa redaman tergantung pada 11 panjang gelombang dari cahaya yang digunakan. Gambar 2.6 Karakteristik Redaman Serat Optik (Sumber : PT. Telkom, 2004) 2.4.1 Faktor Intrinsik Ada beberapa faktor intrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman, yaitu: 1. Absorption (penyerapan), peristiwa ini terjadi akibat ketidak murnian bahan fiber optik yang digunakan. Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur yang tidak murni maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap. 2. Scattering (penghamburan) terjadi akibat adanya berkas cahaya yangmerambat dalam materi dipancarkan/dihamburkan ke segala arah dikarenakan struktur materi yang tidak murni. Biasanya scattering ini terjadi pada lokasi-lokasi tertentu saja di dalam bahan, dan ukuran daerah yang terkena pengaruh perubahan efek terpencarnya cahaya sangat kecil, yaitu kurang dari satu panjang gelombang cahaya. 3. Microbending (pembengkokan pada saat pembuatan serat optik) Pada umumnya timbul di dalam proses manufaktur. Penyebab yang biasa dijumpai adalah perbedaan laju pemuaian (dan penyusutan) antara serat optik dan lapisan-lapisan pelindung luarnya (jaket). Ketika kabel serat optik menjadi terlalu dingin, lapisan jaket maupun bagian inti/mantel akan mengalami penyusutan dan memendek sehingga dapat bergeser dari posisi 12 relatifnya semula dan menimbulkan lekukan-lekukan yang disebut microbend. 2.4.2 Faktor Ekstrinsik Ada beberapa faktor ekstrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman, yaitu: 1. Frasnel Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus melewati dua interface yang memantulkan sebagian karena perubahan index bias dari inti ke udara dan inti lagi. 2. Mode Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber/detektor optikdengan serat optik. Macrobending, lekukan tajam pada sebuah kabel serat optik dapat menyebabkan timbulnya rugi daya yang cukup serius, dan lebih jauh lagi kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis (pecahnya serat optik). Rugi daya yang ditimbulkan dengan melengkungkan sepotong pendek serat optik boleh jadi lebih besar dari rugi daya total yang timbul pada seluruh kabel serat optik sepanjang 1 km yang dipasang secara normal. 2.4.3 Redaman Sambungan Redaman pada kimunikasi serat optik dapat terjadi akibat penyambungan serat optik di lapagan : 1. Splice : a. Sambungan yang sifatnya permanen b. Digunakan untuk menyambugkan dua buah serat optik yang patah atau disambung untuk perpanjangan serat. c. Teknik metode lebur (fusion splice), dilakukan dengan meleburkan ujungujung dari serat optik yang akan disambung dengan laser. 2. Konektor Konektor adalah sebuah alat mekanik yang menjulang pada ujung sebuah fiber optik, sumber cahaya, dan penerima sinyal. Hal itu juga mengijinkan untuk menggabungkan dengan alat yang serupa.Pemancar (transmitter) mengirimkan informasi secara jelas dari fiber optik melalui sebuah konektor. Konektor harus 13 menyalakan dan mengumpulkan cahaya, mudah dipasang maupun dilepaskan dari peralatan. Konektor juga berfungsi untuk menyambung atau memutuskan koneksi. 2.4.4 Dispersi Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat optik yang disebabkan oleh keterbatasan material dan efek linear seperti polarisasi, material dan lainnya seperti pada Gambar 2.7. Pulsa output mempunyai lebar pulsa lebih besar dari lebar pulsa input. Dispersi suatu serat optik dinyatakan sebagai pelebaran pulsa per satuan panjang (ps/nm.km) (Waldi,2015). Gambar 2.7 Pelebaran Pulsa Akibat Dispersi (Sumber : Waldi, 2015) Secara garis besar dispersi yang terjadi pada serat optik ada dua jenis yaitu: 1. Dispersi Intermodal adalah pelebaran pulsa sebagai akibat dari perbedaan delay propagasi antara satu mode dengan mode penjalaran lainnya. Dimana untuk menempuh panjang serat yang sama, sinar yang bermodus lebih tinggi akan lebih lambat dibandingkan dengan sinar yang bermodus lebih rendah, sehingga terjadi pelebaran pulsa. Gangguan ini dapat ditiadakan dengan menggunakan serat optik single mode. 2. Dispersi Intramodal adalah pelebaran pulsa yang terjadi dalam suatu serat optic single mode. 2.5 Konsep Jaringan FTTH FTTH adalah suatu konsep jaringan menggunakan kabel serat optik sebagai pengantar sinyal cahaya yang dikirimkan dari pusat penyedia layanan (Provider) ke kawasan pengguna. Perkembangan dari teknologi FTTH ini tidak lepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan pengggunaan kabel tembaga. Serta didorong juga oleh keinginan mendapatkan 14 layanan Triple Play Service yaitu layanan akses internet yang cepat, layanan voice dengan suara yang jernih serta layanan tv kabel dengan kualitas terbaik. Dengan menggunakan teknologi jaringan FTTH ini dapat menghemat biaya operasi dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Adapun beberapa keunggulan dari teknologi FTTH adalah sebagai berikut : 1. FTTH menyediakan range yang lebar untuk komunikasi dan servis hiburan, serta aktivasi yang lebih cepat 2. Penyediaan kabel FO langsung menuju pengguna dan kapasitas bandwidth yang dapat ditampung lebih besar dan maksimal untuk pengembangan servis selanjutnya. 3. FTTH menawarkan layanan Triple Play Servis (Internet, Suara, dan IP TV). 4. FTTH memiliki desain arsitektur jaringan yang fleksibel yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan layanan yang akan dating. 5. Meminimalisir penyebab gangguan yang mungkin terjadi. Bedasarkan lokasi penempatan perangkat, jaringan FTTX dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Fiber To The Home (FTTH) FTTH merupakan arsitektur jaringan fiber optik yang dibuat hingga sampai ke rumah-rumah. Teknologi ini merupakan sepenuhnya jaringan serat optik dari penyedia layanan ke pengguna layanan. Biasanya digunakan splitter 1:16 yang berarti sinyal multiplex dibagi ke 16 rumah yang berbeda. 2. Fiber To The Building (FTTB) FTTB merupakan arsitektur jaringan serat optic yang dibuat sampai pada gedung-gedung bertingkat dan kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan menggunakan kabel. FTTB diterpakan bagi pelanggan bisnis di gedung bertingkat atau pelanggan apartement. 3. Fiber To The Curb (FTTC) Jaringan ini merupakan jaringan serat optik yang dibuat sampai pada suatu titik pendistribusian yang berada sekitar 100 kaki dari tempat pengguna berada. Dari Curb sampai ke rumah-rumah digunakan koneksi kabel tembaga. Curb ini biasanya melayanani 8 sampai 24 pelanggan. FTTC dapat diterapkan bagi

Description:
Pada penelitian ini akan disimulasikan jaringan eksisting fiber optik dan perancangan jaringan FTTH berteknologi Gigabit Passive Optical Network.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.