ebook img

BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Di sini peneliti akan menjabarkan ... PDF

21 Pages·2012·0.15 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Di sini peneliti akan menjabarkan ...

BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Di sini peneliti akan menjabarkan mengenai organisasi perusahaan yang menjadi objek penelitian yang diambil. Penelitian ini film televisi yang ditayangkan di SCTV. 3.1.1 Sejarah Perusahaan Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs http://www.liputan6.com, http://www.liputanbola.com Melalui ketiga 27 28    situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya. Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri antara lain: Asian Television Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia Pasific), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak 29    Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis “satu untuk semua”. Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia 3.1.2 Visi dan Misi SCTV VISI SCTV Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa. MISI SCTV Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan : 1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa. 30    2. Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate governance). 3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder. 3.1.3 Logo SCTV Gambar 3.1 Slogan: “Satu untuk semua” Sub Logo: “Ngetop” 3.1.4 Kantor SCTV KANTOR PUSAT PT Surya Citra Televisi SCTV Tower - Senayan City Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270 Telepon 5 62-21-2793 5455 Faximili 62-21-2793 5444 Kepala Pemasaran Stephanus Halim Kepala Penjualan Sulistyawati 31    SINGAPURA Sales Representative Office Media Link (Pte) Ltd. Sophia Road No. 07-22, Peace Center, Singapore 0922 Telepon : 65-336-1725 / 65-336-6116 Faximili : 65-336-1198 Kontak Person : Dawn Khoo SEMARANG PT Gajah Mada Wahana Media Jl. Cendrawasih, Komp. Perkantoran Jurnatan Blok A- 18, Semarang 50121 Telepon : 62-24-474232 / 62-24-472955 Faximili : 62-24-558855 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah salah satu program di stasiun televisi SCTV yaitu program film Televisi (FTV). Film televisi merupakan tayangan film yang berdurasi pendek, sekitar dua jam setiap episode pemutaran nya dan tayangan tersebut ceritanya langsung habis. Dalam penelitian ini memilih tayangan film televisi yang tayang distasiun televisi swasta yaitu SCTV, tayangan film televisi ini merupakan produksi dari darmawangsah studio 10. Cerita dalam tayang televisi yang akan diangkat adalah film televisi yang berlokasi syuting di daerah pariwisata, misalkan tayang film televisi 32    tersebut mengambil adegan di daerah pegunungan, puncak, bali, pantai, pasar tradisional dan tempat wisata lainnya yang ditayangkan. Film televisi sangat menarik karena merupakan terobosan baru yang menjawab kejenuhan pemirsa akan tayangan sejenis yang berdurasi panjang. SCTV juga merupakan stasiun televisi pelopor yang menayangkan tayangan film dalam format baru seperti film televisi yang dibahas dalam penelitian ini, film televisi tayang di SCTV setiap harinya dari hari senin sampai hari minggu dalam tiga judul yang berbeda setiap harinya, rincian tayangannya sebagai berikut: 1. SCTV FTV Utama : 23:00-01:00 WIB 2. SCTV FTV Pagi : 10:00-12:00 WIB 3. SCTV FTV Siang : 12:30-14:30 WIB Penulis memilih FTV yang ditayangkan di SCTV dibandingkan film televisi lainnya yang ditayangkan distasiun televisi lain dikarenakan film televisi SCTV memiliki rating share paling tinggi dibandingkan lainnya, dan juga film televisi yang diproduksi oleh darmawangsah studio 10 banyak yang berlokasi syuting didaerah pariwisata dan merupakan stasiun pertama yang mempelopori tayangan FTV. Film televisi ini biasanya menceritakan mengenai sisi kehidupan manusia, dimulai dari percintaan, persahabatan, keluarga, dan hal lainnya. Penulisan ini akan meneliti tayangan FTV dan melihat adakah pengaruh tayangan FTV terhadap minat berwisata. Dapat dideskripsikan pengertian dari pengaruh itu sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah (2002:849) daya yang ada/ timbul dari sesuatu (orang, benda) 33    yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Jadi lewat tayangan FTV adakah pengaruh yang dihasilkan dan yang ingin dilihat adalah pengaruh untuk berwisata. Berwisata sendiri dapat diartikan: “perjalanan untuk melakukan wisata (perjalanan jauh kesuatu tempat)”. Penelitian ini menonjolkan tayangan drama yaitu FTV yang termasuk dalam kategori drama dalam program acara televisi. Beberapa judul tayangan FTV yang berlokasi syuting di daerah pariwisata antara lain: 1. Sepenggal Cinta di Pelosok Jogja 2. Anyer I am in Love 3. Cinta ku tertinggal di merapi. Memang tayangan FTV yang merupakan tayangan drama biasa nya menonjol dalam sisi cerita dan pemain nya bukan kuat pada lokasi syuting FTV tersebut. Alasan utama peneliti ingin membahas latar belakang syuting tayangan FTV karena ingin melihat apakah bagian kecil dari suatu tayangan FTV di simak oleh penonton FTV tersebut. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Riset kuantitatif (2008:55) adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 34    Dalam riset kuantitaif, penulis dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, penulis dalam tulisan ini tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas. Dengan kata lain, penulis berusaha membatasi konsep atau variabel yang diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset. Desain riset sudah ditentukan sebelum riset dimulai. Berdasarkan metode kuantitatif, dikenal beberapa metode riset (2008:59) yaitu metode survei, metode analisis isi, metode eksperimen. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode survei (survei eksplantif/ analitik) Survei adalah (2008:59) metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Dalam penulisan ini akan diadakan riset mengenai pengaruh FTV terhadap minat berwisata siswa-siswi SMA TRINITAS kelas satu, dua, dan tiga yang menjadi responden, kemudian mereka diberikan kuesioner untuk diisi. 35    Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplantif (analitik). Pembagian ini berdasarkan pada tataran atau cara periset menganalisis data yang telah dikumpulkan dan jumlah variabel yang diteliti. Dalam penulisan kali ini akan menggunakan survei eksplanatif (analitik). Jenis survei ini digunakan (2008:60) bila periset ingin mengetahui situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Periset dituntut untuk membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antarvariabel yang diteliti. Analisis data menggunakan uji statistik inferensial. 3.4 Definisi Operasional Definisi operasional variabel dapat diukur (2005:99-100), sementara variabel merupakan definisi dari satu konsep atau merupakan penurunan tingkat abstraksi dari konsep ketingkat yang lebih rendah yang lebih dekat dengan pernyataan empiris yang hendak diukur. Ada dua variabel yang terdapat didalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini, film televisi adalah variabel bebas. 36    2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat adanya variabel bebas. Bisa juga disebut dengan variabel tidak bebas, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat dari variabel yang mendahuluinya. Dalam hal ini adalah pengaruh tayang film televisi terhadap perilaku pariwisata. Tabel 3.1 Konsep Operasional Metode Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Latar belakang 1. Frekuensi Seberapa sering lokasi syuting menyaksiakan tayangan FTV FTV (X) 2. Informasi Tayangan FTV memberikan informasi 3. Hiburan Tayangan FTV membuat penonton terhibur Perilaku 1. Dampak FTV memberi pengetahuan Skala likert Pariwisata Kognitif (Y) 2. Dampak FTV menarik perhatian Afektif 3. Dampak FTV menggugah minat Konatif penonton

Description:
Penelitian ini film televisi yang ditayangkan di SCTV kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang . Dalam penelitian kali ini yang menggunakan metodologi riset kuantitatif terdapat beberapa cara dalam metode pengumpulan data, yaitu. 1.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.