l l l.ute H E 6n tc* Aturan ut Tentang Bergaul dengan Sesama Dn Abdul Aziz bin Fauzan bin Shalih al'Fauzan TE CRIYAITMU Aturanlslam J.lltl[ar Bergaut sLtrt 6l Tentang %fflffi denganSesama iqih yang membahas hubungan antara hamba dengan Allah secara vertikal dalam bentr:k ibadah mahdhah sudah banyak dibicarakan. Namun, hubungan hoizorttal yang menyangkut hak dan kewajiban terhadap sesarna, cenderung tenbatkar. PadaheJ, sejak awal kedatangannya di Madinah, Rasulullah sbalklkahu 'alaibi wa sallarz mengajak manusia untuk menebar salam, memberi makan, menyambung persatdaraan, menepati janji, dan lain sebagainya yaflg semuaflya masuk dalam keluhuran akhlak. Beliau telah memerintahkan ini semua sebelum memberi perintah shalat malam untuk menjelaskan bahwa keluhuran budi itu lebih penting dan bahwa pahala bagi pelakunya lebih utuh dan sempurna, karera manfaatnya menjangkau orang lain. Di dalamnya iuga terdapat kemaslahatan agama dan duniawi yang tidak dapat dihitung. Sedangkan shalat, umpamanya-taflpa mengecilkan kedudukannya-manfaatnya terbatas hanya untuk pelakunya saja. Dengan demikian, dapat dimaklumi jika ukuran kesempurnaan iman dan Islam seseorang adalah keluhuran akhlaknya, bukan yang paling banyak shalatnya, atav pr;r^sarrya, atat bacaan al-Qur'annya, meskipun itu semua penting dan demikian agung kedudukannya. Maka, melalui buku ini diharapkan perspektif baruakan tetbuka dalam keberagamaan kia, khususnya aspek yang menyangkut seperangkat atvtall, kewajiban dan hak sesama dalam kehidupan sosial yang sering kita abaikan. rsBN 5? 1P'{U 933 -5 ffi ,llilltillrull,Iillttu[l, CRIYAILMU DATTAR ISI PENERB1T............. PRAKATA .................vii ISI.......... DAFTAR .....ix PERSEMBAHAN ........ 1 PENDAHULUAN ........2 PASAL PERTAMA: 'Dan Kami Jadikan Sebagian Kalian Suatu Fitnah (Cobaan) bagi Sebagian yang Laln." llahiyah...... 1. Cobaan Adalah Sunnah ...................9 ........... 2. Cobaan Manusia Satu Sama Lain ..........16 3.ManusiayangPalingBeratCobaannya........... .....................21 Cobaan 4. Tidak Seorang pun Bebas dari .............32 PASAL KEDUA: Agama Adalah Muamalah ............ 39 Zhaltm PASAL KETIGA: Kilas Buruk Perbuatan .... 83 Manusia 1. Perbuatan Zhalim Suatu Tabiat ...........85 2.PengertianPerbuatanZhalimdanJenisnya................ ..........87 3. Di Antara Bentuk-Bentuk Kezhaliman yang Banyak Terjadi........ .............96 Kezhaliman. 4. Akhir Kesudahan Pelaku ..............104 Teraniaya... 5. Kesudahan Orang .....113 PASAL KEEMPAT: Jauhilah Dengki ..... Ll7 Dengki........ 1. Bahaya .....................119 Hati............ 2. Keutamaan Kesucian ...................130 (l-lasad)....... 3. Jenis-Jenis Dengki ....135 (Hasad) 4. Penyebab-Penyebab Dengki ..............145 (Hasad) 5. Terapi Penyakit Dengki ......................149 ........ 6. Faktor-Faktor yang Menghindarkan dari Dengki ......... 155 Aturdn lslomTentong Bergoul dengansesomo I ix PASAL KELIMA: Perlakuan Suami Terhadap Istrinya .........177 Ishi............. 1. Hak-Hak Bersama Antara Pasangan Suami ....179 Ishi............. 2. Hak-Hak l(husus .......204 Suami 3. Hak-Hak l(husus ...............239 Tua............ 4. Nasihat-Nasihat Berharga Orang .....................254 PASAL KEENAM: Perlakuan Orang Tua Terhadap Anak .....257 Amanat 1. AnakAdalah ...................259 Anak.......... 2. Hak-Hak .-.................263 Anak.......... 3. Faktor-Faktor yang Membantu Pendidikan ......295 PASAL KETUJUH: Perlakuan Anak Terhadap Orang Tua.... 309 Tua............ 1. Besamya Hak Kedua Orang .........311 Tua............. 2. Buah Berbakti Kepada Orang ......317 Tua............. 3. Hak-Hak Kedua Orang ................325 Tua............. 4. Larangan Durhaka Terhadap Kedua Orang ....337 Wafat 5. Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Mereka ............341 PASAL KEDELAPAN: Perlakuan Kerabat Terhadap Kerabatnya............. ............... 345 1. Loyal Terhadap Sesama Kerabat Adalah Naluri Fitiah..........................347 2. Yang Dimaksud dengan Rahim (Kasih Kekerabatan)...................,.........348 3. Kerabat yang Paling Berhak Disambung Kasih Kekerabatannya ............350 4. Cara Menyambung Kasih Kekerabatan (Silaturrahim)............................351 5. Pengaruh Pertemuan Umum Keluarga pada Sambung Kasih Kekerabatan .............357 6.TingkatanManusiaDalamKasihKekerabatan.......... ..........359 Kekerabatan)................. 7. Buah Shilatunahim (Kasih ...........363 Kekerabatan 8. Hukuman Memutuskan Kasih .....374 Kekerabatan 9. Faktor-Faktor Pemutusan Kasih .....................378 PASAL KESEMBILAN Perlakuan Tetangga Terhadap Tetangganya........... ............... 391 Tetangganya................ 1. Kebutuhan Tetangga Terhadap .....393 x I Aturon lslom Tentong Bergoul dengon Sesomo Tetangga................ 2. Macam-Macam ................395 Tetangga.... 3. Batasan .....................397 Tetangga 4. Keagungan Hak ............398 ................ 5. Runtut Hak Tetangga ......................401 Tetangga............. 6. Perlunya Pertemuan Antar .....................4L4 PASAL KESEPULUH Perlakuan Muslim Terhadap Sesama Muslim .... 415 Bersaudara................ 1. Orang-Orang Beriman Itu ................417 2. Kekokohan Persaudaraan Islam (Ukhuwwoh Islamiyyah) .......................4L9 3. Pengaruh Ibadah Dalam Mewujudkan Persaudaraan Antar Muslim.......tB2 [ainnya...... 4. Hak Muslim Atas Muslim ..............438 PENUTUP ...............475 --- 000 --- Aturon lslomTentong Bergoul dengan Sesomo I Xi PERSEMBAHAN Untuk Ayahandaku yang tercinta, semoga Allah S+d tetap me- lindunginya, dan untuk lbundaku yang tersayang, semoga Allah d-B senantiasa merahmatinya. Sebagai pengakuan atas besarnya jasa mereka berdua dan sebagai terima kasih atas luar biasanya kebaikan mereka, maka penulis me- mohon kepada Allah $6 agar kiranya mereka diberi rahmat oleh-Nya, sebagaimana mereka telah mendidik penulis sejak dari kecil dan kanak- kanak, dan juga dilimpahkan kepada mereka sebaik-baik pahala sebagai orang tua yang penuh berjasa kepada anak dan sebagai orang yang ber- buat ifuan (kebaikan) atas kebaikan mereka kepada anaknya. Untuk setiap khathib dan juru dalovah, yang bekerja keras menyampaikan nasihat kepada para hamba Allah dan sangat berminat memberikan pencerahan dan atau membukakan hati mereka pada fiqh ta'amul ma'a an-naas (aturan bergaul dengan sesama), yang disebut dengan Fiqh Sosial. Untuk setiap pendidik dan pengajar yang berusaha untuk mem- perbaiki orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya dan mendidik mereka agar memperlakukan sesama dengan baik. Untuk setiap imam masjid yang mencari kitab yang patut dibacakan kepada jamaahnya dan menjelaskan tentang bagaimana seharusnya bergaul dan berperilaku dengan sesama. Penulis Aturon lslomTentong Bergoul dengon Sesomo I I l- PENDAHUTUAN Alhamdulillah, segala puji milik Allah jua yang menggariskan untuk kita jalan-jalan petunjuk, dan dengan agama Islam ini Dia memberi kita kelebihan karunia atas seluruh umat manusia, serta dengan agama Islam inijuga Dia realisasikan untuk kita kebaikan-kebaikan akhirat dan juga kemaslahatn-kemaslahatan kehidupan duniawi. Penulis bersaksi bahwa tidak ada sesembahan $ang berhak di- sembah dengan benar) selain Allah jua, yang tidak ada bagi-Nya satu pun sektrtu. Milik-Nya jua segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi, agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat keburukan dan memberi pahala kepada orang-orang yang berbuat ke- baikan. Penulis juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul- Flya, nabi pembawa rahmat dan petunjuk, rasul pilihan, keteladanan paripuma, manusia berakhlak paling semPurna, yang paling bertakwa kepada Rabbnya, baik dalam kerahasiaan mauPun di depan umum. Manusia yang paling memelihara hak-hak sesama manusia, baik lahir maupun batin. semoga stralawat dan salam Allah limpahkan kepada- nya, kepada para anggota keluarganya, dan para sahabatnya, yang menjadi mercusuar hidayah, penerang kegelapan, serta kepada siapa saja yang menelusuri jefi* mereka. Ammab'du, Ahh 0E telah menurunkan syariah-Nya sebagai rahmat bagi seluruh atam dan menjadikannya mencakup semua yang dibutuhkan oleh manusia, dan mereatisasikan kemaslahatan-kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Allah tl*i tiaaX memerintahkan sesuatu, apapun se- suatu itu, melainkan karena di dalamnya pasti terdapat kebaikan, man- faat dan kemaslahatan. Allah tidak melarang sesuatu, aPaPun sesuatu itu, melainkan di dalamnya pasti terdapat keburukan, mudharat dan kerusakan. oleh karenanya, orang beriman yang paling semPurna iman- nya, yang paling bahagia di masa kini dan di masa akan datang, yang paling baik kehidupannya, dan yang paling baik akhir kesudahannya adalah mereka yang paling erat berpegang dan beristiqamah (komit- 2 | aturon lslom Tentong Bergoul dengon Sesomo men) pada agama tslam ini serta paling lurus terhadap hak-hak Allah dd dan juga terhadap hak-hak sesama. Demikianlah ihwal masyarakat umat manusia, sehingga yang paling mulia hidupnya, yang paling baik keadaannya, yang paling banyak ke- tenteraman dan kedamaiannya, dan yang paling besar berkah serta ke- baikannya adalah orang yang paling berpegang teguh pada ajaran agama ini, dan yang paling lurus ilmu, amal, hukum dan berhukum, serta paling tepat dakwah dan aplikasinya dengan ajaran tersebut. Jika dicermati tentang ihwal banyak kalangan Muslim dewasa ini maka akan dijumpai kontradiksi nyata antara aPa yang dipesankan oleh Rabb mereka mengenai pemeliharaan hak-hak Allah dan hak-hak sesama hamba Allah dengan realita yang berlaku mengenai pelanggar- an hak Allah dan keabsenan proteksi terhadap hak-hak sesama hamba Allah tersebut. Bahkan, banyak orang menganggap bahwa ketakwaan adalah cukup hanya melaksanakan hak-hak Allah tanpa harus men- jalankan hak-hak sesama dan bahwa agama terbatas hanya pada mu'amalah ma'allah (hubungan antara manusia dengan Allah), tidak termasuk mu'amalah ma'an nas (hubungan dengan sesama manusia) sehingga sama sekali mengabaikan hak-hak sesama, atau kurang mem- perhatikan padanya serta meremehkannya dan akhirnya melakukan ke- zhaliman terhadap mereka dan harta benda mereka. Barangkali pembaca heran pada orang-orang yang giat me- nunaikan syiar-syiar ritual dan rajin menjalankan lahiriah syariah serta tekun menjalankan amal-amal ibadah sunnah berupa shalat, Puasa, membaca al-Q,ur'an, &ikir, dan sebagainya. Akan tetapi, mereka tidak atau kurang memperhatikan sisi sosial (muamalah dengan sesama manusia), tidak pula memandang penting terhadap urgensitas per- lakuan terhadap sesama. Maka, tidak mengherankan jika dijumpai se- bagian mereka -ini sangat disayangkan- memPunyai sifat dengki, iri, ujub, takabur, zhalim, kebencian dan tidak bertegur sapa, ingkar janji, dusta, menipu, menggelapkan, melanggar ikar, memutus hubung- an, merampas hak orang lain, memakan harta orang lain dengan cara tidak benar, khianat terhadap amanat, melanggar kehormatan orang, mengadu domba, mencari-cari aib orang, dan mengintervensi urusan orang lain yang tidak ada kepentingannya, yang mana kesemua ini ber- tentangan dengan kesempurnaan iman dan berlawanan dengan ke- shalihan dan penampilan lahiriah mereka, seolah perlakuan terhadap orang lain bukan termasuk bagian dari ajaran agama. Atau, perlakuan baik terhadap sesama bukan sesuatu yang masuk hitungan pahala dan Aturon tslomTentong Bergou! dengon Sesamo | 3 bukan pula sesuatu yang patut disyukuri. Atau, pelaku keburukan terhadap sesama bukanlah sesuatu yang tercela, bukan pula sesuatu yang akan dipertanggungjawabkan. Atau, seolah menzhalimi orang lain tidaklah bersalah dan berdosa. Padahal, menzhalimi orang lain adalah lebih berat daripada menzhalimi diri sendiri. Sebab, hak-hak sesama manusia adalah didasarkan pada sikap balas timbal balik, sedangkan hak-hak Allah berdasarkan pada maaf dan kemudahan timbal balik. Orang yang melanggar hak Allah, ia dapat memohon PengamPunan kepada Rabbnya, kapan pun ia mau. Namun sebaliknya, jika ia men- zhalimi sesama manusia, tidak ada jaminan bahwa mereka akan me- maafkan kezhaliman dan pelanggarannya terhadap mereka itu. Bahkan, di dalam hak-hak manusia tergabung hak-hak Allah sdg dan hak-hak manusia. Sebab, Allah {H tidak meridhai kezhaliman untuk para hamba- Nya. Sedangkan manusia yang paling dicintai-Nya adalah mereka yang paling bermanfaat bagi para hamba-Nya, yang paling memelihara hak- hak mereka, dan paling berupalm menegakkan kemaslahatan mereka. Sebenarnya, mereka menghancurkan aPa yang mereka bangun, merusak apa yang mereka amalkan, dan menggugurkan kebaikan- kebaikan mereka secara tidak disadari. Sebab, mereka giat mengerjakan amal-amal wajib dan sunnah siang malam, tetapi di pagi berikutnya mereka tidak mempunyai kebaikan lagi. Mereka mengumPulkan kebaik- an sehingga menumpuk seperti gunung dari pahala shalat, Puasa, shadaqah, dzikir, dan sebagainya. Kemudian, mereka menghilangkan semua itu dengan berbagai dosa besar yang berhubungan dengan per- buatan zhalim terhadap sesama dan perbuatan buruk terhadap mereka. Boleh jadi, jika dibandingkan, pahala-pahala shalat dan amal-amal ke- taatan mereka tidak berimbang dengan dosa kezhaliman mereka dan pelanggaran terhadap hak-hak sesama. lni sungguh merupakan petaka dan kebangkrutan parah dan kerugian besar yang tidak ada bandingan- nya. Berbeda dengan mereka, ada kelompok lain yang tidak setingkat dengan mereka dalam hal keteguhan pada amalan-amalan syariah secara lahiriah dan ketekunannya pada pelaksanaan amal-amal ritual, tetapi kelompok ini bergairah untuk memperlakukan sesama dengan baik demi memperoleh kasih sayang dan keberpihakan terhadap mereka serta untuk menghindari kejahatan mereka. Jadi, mereka itu melakukan demikian untuk kepentingan dunia. Mereka tidak meng- harapkan pahala dari Allah dE atas semua itu. Kelompok pertama dan kedua ini lupa atau tidak tahu bahwa perilaku yang baik adalah suatu Aturon lslom Tentong Bergoul dengon Sesomo ibadah kepada Allah dan merupakan ibadah yang paling agung, paling suci, dan paling baik di sisi-Nya. OIeh karena itu, menjadi suatu ke- wajiban bagi setiap Muslim agar memacu diri untuk ibadah ini, berusaha keras untuk menjadikannya akhlak untuk dirinya serta mengharap pahala dari sisi Allah $8, dan dalam hal itu dia memiliki niat baik yang membuat akhlaknya ini sebagai ibadah yang dapat melipatgandakan kebaikan dengannya serta menyampaikannya ke derajat yang paling tinggi. Jika seseorang merenungkan nash-nash yang ada mengenai perintah berpelilaku baik, maka akan mencengangkannya, karena demi- kian agung dan tinggi kedudukan akhlak yang baik itu. Juga, sangat mengagumkan, karena banyaknya apa yang akan diperolehnya dalam bentuk pahala atas perilaku tersebut; pelakunya mendapat pujian dan pengakuan mulia, kedudukan tinggi, dan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat. Dalam hal yang serupa, juga sangat mengherankan, karena kebaikan ini dilalaikan oleh banyak orang, mereka menyia-nyiakan dan meninggalkannya. Padahal, itu tidak membuat beban atas mereka sama sekali, malahan dengan itulah mereka meraih kebaikan dunia dan akhirat. Betapa besar keberuntungan mereka, sekiranya mereka tidak abai dalam menunaikan hak-hak sesama; mau memperlakukan sesama dengan perilaku yang baik; berhenti dari menyakiti mereka, mem- bersihkan tangan dan lisan mereka dari perbuatan yang merugikan dan melanggar hak terhadap harta benda sesama. Namun, sangat disayang- kan -karena nasib buruk dan sedikit taufik yang diperoleh- mereka tidak bersikap menjauhi kezhaliman dan aniaya terhadap kemaslahatan sesama serta melanggar hak-hak mereka, lalu menghimpun dua ke- burukan dan mengemban dua kejahatan besar serta mereka terjerumus pada perbuatan zhalim terhadap sesama dari dua arah: arah yang menyakiti dan menganiaya mereka dan arah yang mengabaikan ter- hadap hak-hak mereka serta tidak menunaikan sesuatu yang menjadi kewajiban mereka, selain mengabaikan dosa dan menistakan dosa dan kemuraman masa depan serta hukuman di dunia maupun di akhirat yang membuat bulu roma orang beriman berdiri, kulit merinding, dan haU yang tercerahkan berdetak kencang karena takut. Dari sini, tampak jelas kebutuhan mendesak untuk menguraikan bagaimana seharusnya memperlakukan sesama manusia serta hak dan Aturon lslom Tentong Bergoul dengon Sesomo | 5