ebook img

Asiyah: Sang Mawar Gurun Firaun PDF

454 Pages·2014·11.646 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Asiyah: Sang Mawar Gurun Firaun

SIBEL ERASLAN KAYSA MEDIA i Asiyah, Sang Mawar Gurun Fir’aun Penulis: Sibel Eraslan Penerjemah: Ahmad Saefudin, Hyunisa Rahmanadia, Erwin Putra Penyunting: Bima Perancang sampul: Zariyal Penata letak: Vidia Cahyani Penerbit: Kaysa Media (Grup Puspa Swara) Anggota Ikapi Redaksi Kaysa Media: Perumahan Jatijajar Estate Blok D12/No. 1 Depok, Jawa Barat, 16451 Telp. (021) 87743503 | Faks. (021) 87743530 Wisma Hijau Jl. Mekarsari Raya No. 15 Cimanggis Depok 16952 Telp. (021) 8729061, 87706021-22 | Faks. (021) 8712219 E-mail: [email protected] Web: www.puspa-swara.com FB: www.facebook.com/KAYSAMEDIA Twitter: @kaysamedia Terjemahan dari, Nil in Melikesi karya Sibel Eraslan Copyright (c) TİMAŞ Basim Sanayi Ticaret AS, 2011, İstanbul, Türkiye www.timas.com.tr Pemasaran: Jl. Gunung Sahari III/7 Jakarta-10610 Telp. (021) 4204402, 4255354 | Faks. (021) 4214821 Cetakan: I-Jakarta, 2014 Buku ini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta. Segala bentuk penggandaan, penerjemahan, atau reproduksi, baik melalui media cetak maupun elektronik harus seizin penerbit, kecuali untuk kutipan ilmiah. C/33/I/14 Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Eraslan, Sibel Asiyah, Sang Mawar Gurun Firaun/Sibel Eraslan -Cet. 1—Jakarta: Kaysa Media, 2014 vi + 444 hlm.; 20 cm ISBN 978-979-1479-75-2 ii Pengantar Penerbit Dengan bangga, kami menghadirkan buku ini kepada para pembaca di Indonesia. Buku ini adalah salah satu dari 4 kisah wanita penghuni surga karya penulis Turki, Sibel Eraslan. Buku lainnya yang telah terbit adalah Khadijah: Ketika Rahasia Mim Terungkap dan Fatimah Az-Zahra: Keindahan dari Karbala. Buku ini mengisahkan seorang perempuan mulia yang memegang teguh akidah, bahkan hingga saat lidah api menjilat tubuhnya di tiang hukuman penguasa zalim bergelar Fir’aun. Perempuan mulia ini, Asiyah, seorang Ratu Mesir, yang menanamkan dengan kuat di dalam hatinya ajaran Tuhan yang Satu seperti yang disampaikan oleh Nabi Yusuf A.S. Asiyah, perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap kekuasaan dan nikmat dunia. Pada suatu waktu, saat kembali sebagai Pembebas Mekah, Rasulullah Saw. mengatakan kepada para sahabat mengenai empat perempuan ahli surga yang paling mulia, yaitu Khadijah putri Khuwalaid, Fatimah putri Muhammad, Asiyah putri Mudzahim, istri Fir’aun, dan Maryam putri Imran. Kisah ini terbagi dalam dua bagian besar. Bagian awal disampaikan dalam bentuk kiasan lempeng-lempeng manuskrip yang mengisahkan Raja Akhenaten, penguasa Mesir yang bijaksana dan meyakini kebenaran ajaran Nabi Yusuf, beriman kepada Tuhan yang Tunggal. Keyakinan ini akhirnya membuat pusat pemerintahannya di Amarna luluh lantak oleh serangan pasukan musuh dari dalam kerajaannya sendiri yang ingin memulihkan kembali keyakinan terhadap banyak tuhan atau dewa. Bagian ini juga mengantarkan pembaca untuk mengenal tokoh-tokoh utama. iii Bagian kedua menceritakan kisah Ratu Asiyah yang juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Pembaca akan diajak menyelami perjalanan hidup Ratu Asiyah yang besar dalam didikan Apa, guru yang sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem dan Sare. Bersama, mereka menjaga keimanan terhadap Tuhan yang Satu, seraya menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan Kepala Pendeta Haman dan Karonaim yang mengingkari asal-usulnya. Mereka adalah empat sekawan dari masa kecil, Asiyah, Ra, Ha, dan Ka. Namun, pada akhirnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai lawan. Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri Raja Ra. Sang Raja kelak bermimpi mengenai kelahiran seorang anak dari Suku Apiru yang akan menjatuhkannya dari singgasana. Seorang anak yang akan menjadi utusan-Nya. Mimpi ini berujung pada kegilaan berupa perintah membunuh setiap bayi laki-laki Apiru yang baru lahir. Namun, kuasa Illahi menentukan bahwa bayi masih merah yang dihanyutkan ke Sungai Nil oleh ibunya akan berjumpa ibu yang lain, Ratu Asiyah. Bayi ini adalah Musa. Inilah kisah Asiyah, Permaisuri Fir’aun. Keteguhan imannya seperti aliran Nil yang tak lelah menyusuri jalannya menuju samudera luas, walau segala rintangan menghadang... Inilah kisah seorang perempuan yang tak silau oleh harta dan kekuasaan... Selamat membaca dan menikmati. Salam hangat, Penerbit iv Daftar Isi Pengantar Penerbit 3 Legenda Pasir 7 1. Lempeng Pertama 10 2. Lempeng Kedua 22 3. Lempeng Ketiga 30 4. Kisah-Kisah di Sekolah 50 5. Kısah Semua Kembalı ke Asalnya 55 6. Kısah Asıyah dan Burung Bulbul 62 7. Hari Pemakaian Mahkota 71 8. Gadis Yang Berada di Hadapan Cermin, di Hari Pemakaian Mahkota 82 9. Asiyah... Kolam... Bunga... 92 10. Perjalanan Menuju Gosen 116 11. Para Utusan yang Datang dari Negeri Punt 152 12. Tahnem, Murid Tukang Perahu 160 13. Rumah Pedagang Piri Bahtiyar 181 14. Hari-Hari Sedih di Pemakaman Kefertep 193 15. Ratu Segala Kesendirian 206 16. Hari Retaknya Cermin-Cermin 214 17. Dua Bidan 223 v 18. Lahirnya Sebuah Bintang di Langit 234 19. Sembilan Puluh Sembilan Kali Selamat Tinggal 254 20. Sembilan Puluh Sembilan Kali Keinginan 260 21. Sembilan Puluh Sembilan Kali Ucapan Selamat Datang 272 22. Cahaya Mata 279 23. Ketika Dua Ibu Membesarkan Bayi Musa 302 24. Ratu Tanpa Istana 320 25. Hari Perpisahan... 324 26. Hari-Hari Baru di Avaris 330 27. Kisah Keberuntungan Margir 337 28. Petualangan Adalah Pengetahuan 342 29. Kisah Muwahidun Nabi Yusuf dan Para Serigala 349 30. Tahun-Tahun yang Berlalu di Jalur Avaris-Memphis 355 31. Putra Semata Wayang Dua Ibu 363 32. Jalan-Jalan yang Memisahkan Anak dari Ibu 373 33. Sultanah yang Menjadi Tawanan di Istana 385 34. Sultanah Kah yang Kembali ke Istana? 395 35. Setelah Penantian Lama 401 36. “Harı Saat Putraku Tıba...” 410 37. Pertemuan 418 SIBEL ERASLAN 450 r r r vi Legenda Pasir Di awal zaman... Setelah menciptakan Bumi dan langit selama 6 hari, Di hari ketujuh, kita mengira tak pernah berakhir... Karena manusia tergesa-gesa dan pelupa... Di awal zaman... Ada pula ciptaan yang tak tergesa-gesa dan pelupa... Allah yang Mahakuasa sebelumnya memerintahkan dan memberikan amanah kepada mereka... Kepada gunung-gunung... Di muka Bumi, tak ada selain mereka... Kadar amanah, kemudian bersentuhan dengan puncak-puncak yang terjal, Mereka mulai berjatuhan dengan sebuah guncangan... Tak satu pun burung elang yang terbang melayang ke puncaknya yang tinggi, Ketika tak satu pun puncak-puncak itu tergambar ke sebuah peta, Dan ketika tak satu pun puncak-puncak gunung itu bersatu dengan lapisan langit pertama... Mereka mulai berjatuhan dengan sebuah ledakan keseganan yang besar... Gunung-gunung tak kuat memikul amanah, Berat beban membuat badannya membungkuk... 1 Kehidupan gunung-gunung merupakan sebuah guncangan cinta yang besar, Ketika puncak-puncak hancur berjatuhan, Badan-badannya yang juga tak mampu menahan kegelisahan cinta mulai terbelah terbagi dua... Seberapa kuat lengan-lengan dan akar-akar yang ia miliki, terjatuh sampai ke permukaan Bumi, lepas satu per satu, bertebaran satu per satu... Di awal zaman... Puncak gunung-gunung agung itu bersatu dengan langit, Mereka hancur berkeping-keping tak kuasa menahan amanah cinta... Runtuh... Hancur lebur, berubah menjadi sebuah pantai pasir yang besar, Padang pasir... Cinta; awal mengubah gunung menjadi pasir, kemudian dari pantai pasir menjadi gurun... Setiap butiran-butiran pasir di gurun, matanya kering akan air mata, Terus menangis, terus menangis hingga kedua matanya hilang, Kemudian mereka mulai terbakar, Kemudian terpanggang, Dan beberapa waktu kemudian mereka terdiam... Di awal zaman... 2 Mereka diam bertawakal dan tak pernah mengingkari janji, Dibalas dengan sebuah balasan yang mulia oleh Allah yang Mahakuasa... Di awal zaman... Sungai Nil yang merupakan sungai pertama dari keempat sungai surga... Dari mata air di ujung jemari kaki Sidratul Muntaha, Sang Pemilik Alam semesta menggantungkannya ke permukaan Bumi... Di awal zaman... Nil, menggantung di langit, menyampaikan salam kepada para darwis yang tak berlidah di gurun pasir... Seperti sebuah takdir, mulai mengalir di tengah belahan gunung yang terbelah oleh cinta... Di akhir zaman... Tergesa-gesa dan pelupa, seorang gadis kecil, Gurun pasir yang dia impikan ketika masih kecil, “Suatu hari jika aku menulis cerita kalian semua, mungkin kalian tak terbakar seperti sekarang ini, mungkin juga aku bisa memberikan sedikit kesibukan kepada kalian,” ucapnya... Di akhir zaman, Kehidupan dan puisi, sebuah penghibur, hidup sebagai sebuah kesibukan... r r r 3

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.