Edisi 18I | Novemnber - Desember 201s3 ideTax MEDIA TREN PERPAJAKAN TTrreenn,, OOuuttllooookk,, ddaann TTaannttaannggaann PPeerrppaajjaakkaann 22001144:: AAppaa KKaattaa MMeerreekkaa?? SEGERA TERBIT!! Volume 1 buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana menginterpretasikan serta mengaplikasikan suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Buku ini disusun dengan mengkombinasikan konsep, prosedur, sekaligus praktik penerapannya. Buku yang terdiri dari 32 bab ini membahas mulai dari konsep pajak internasional dari perspektif UU PPh Indonesia, konsep perpajakan internasional, model P3B, aplikasi P3B dan persyaratan administratif, sampai kepada interaksi hukum perpajakan internasional dengan hukum internasional lainnya serta mengupas perkembangan terkini dalam perpajakan internasional. Buku ini disusun oleh enam praktisi DANNY DARUSSALAM Tax Center yang mempunyai latar belakang pendidikan LL.M in International Tax Law, serta menggunakan berbagai literatur yang kredibel hingga pengalaman tim penulis dalam menangani kasus-kasus perpajakan internasional. Info Pemesanan Hubungi: Eny / Mita Phone : +62 21 2938 5758 Fax : +62 21 2938 5759 Website : www.dannydarussalam.com DANNY DARUSALAM Tax Center (PT Dimensi Internasional Tax) Menara Satu Sentra Kelapa Gading, Unit #0501, #0601, dan #0602 Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No. 1, Summarecon, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14240, Indonesia insideCONTENT Edisi 18 | November - Desember 2013 5 Inside Greetings 6 Inside Prologue 8 Suara Pengamat: 8 8 Darussalam 18 12 Target Pajak Tahun 2014, Realistiskah? 18 Rubino Sugana 21 Melihat Kinerja Penerimaan Pajak di Indonesia dalam Jangka Panjang 22 Suara Pemerintah: 22 22 Fuad Rahmany 25 Gambaran Kondisi Organisasi Ditjen Pajak 26 Studi Empiris: Kelembagaan sebagai Faktor Utama Pencapaian Penerimaan Pajak 34 Penerimaan Pajak sampai dengan 19 Desember 2013 36 Astera Primanto Bhakti 36 40 44 40 Gunadi 44 Imam Arifin 48 Suara Wajib Pajak: 48 48 Andi Rahmat 51 Kandidat Capres Bicara Soal Pajak 52 Rachmat Gobel 52 60 56 Tax Enlightenment 60 Sofjan Wanandi 64 Perkembangan Insentif Pajak di Indonesia 66 Haryadi Sukamdani 66 70 68 Inside Journal 70 Salahuddin Wahid 72 Mengukur Performa Pajak Negara-negara ASEAN insideCONTENT 74 Suara Konsultan Pajak: 74 78 74 Danny Septriadi 78 Sukiatto Oyong 84 Suara Hukum: 84 84 Juniver Girsang 90 88 Inside Intermezzo 90 I G N Mayun Winangun 93 Banding & Gugatan di Pengadilan Pajak 94 Suara Akademisi: 94 98 94 Sally Wallace 98 Haula Rosdiana 102 106 101 Outlook Perekonomian 2014 102 Titi Muswanti Putranti 106 Jeffrey Owens InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus insidegreetings Komunitas Pajak yang terhormat, Di penghujung tahun 2013 ini, kami mengucapkan: Selamat Natal dan Tahun Baru 2014. Sebagai hadiah, kami sengaja mengubah Edisi 18 ini menjadi suatu Edisi Khusus. Kata ‘khusus’ yang tersemat di muka majalah memang mencerminkan isi dari edisi kali ini. Idenya sederhana saja. Hingga saat ini, belum ada media di Indonesia yang secara khusus menyusun potret perpajakan selama tahun sebelumnya, sekaligus menyajikan Diterbitkan oleh: mengenai apa-apa yang diperkirakan akan terjadi di tahun sesudahnya. Anehnya, isu DANNY DARUSSALAM Tax Center pajak bahkan tidak diulas secara spesifik oleh media-media terkemuka di Indonesia PT Dimensi Internasional Tax dalam laporan tutup tahunnya. Pajak terpinggirkan dalam menu sarapan informasi PEMIMPIN UMUM masyarakat. Ironis, karena pajak merupakan urat nadi pembangunan di Indonesia Darussalam yang menyumbang lebih dari 70% pendapatan negara, WAKIL PEMIMPIN UMUM Danny Septriadi Kata ‘khusus’ juga mewakili upaya tim redaksi dalam membawa suara-suara para pemangku kepentingan di sektor perpajakan, mulai dari suara pemerintah, sektor PEMIMPIN REDAKSI hukum, Wajib Pajak, akademisi, praktisi, hingga para pengamat. Tidak tanggung- B. Bawono Kristiaji tanggung, kami menyuguhkan pandangan 19 tokoh dari dalam dan luar negeri. REDAKSI Mereka memaparkan outlook, dan tantangan perpajakan di tahun 2014, sekaligus Ganda Christian Tobing juga refleksi atas tren yang terjadi selama beberapa tahun terakhir, khususnya tahun Deborah 2013. Atas nama redaksi Inside Tax, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Toni Febriyanto tokoh-tokoh tersebut dalam membagi perspektifnya dengan jernih, cerdas, dan Hiyashinta Klise Indah Kurnia gamblang. Dienda Khairani Berbeda dengan edisi lainnya, Inside Tax edisi khusus ini tidak menyertakan kolom- DESAIN kolom yang biasanya hadir di depan para pembaca, seperti: inside court, inside Gallantino Farman regulation, inside library, dan sebagainya. Kali ini, hanya ada tiga artikel dari meja FOTOGRAFI & PRODUKSI redaksi. Satu artikel merupakan pengantar yang merangkum rapor 2013 dan proyeksi Ronny Fhyzar 2014 sebagai appetizer. Dua artikel lainnya merupakan hasil kajian Tim Riset DANNY DARUSSALAM Tax Center tentang proyeksi perhitungan penerimaan pajak REKENING BANK BCA KCP Ruko Artha Gading di 2014 dan studi empiris tentang peran Semi-Autonomous Revenue Authority bagi A/C: 8400031020 kinerja pajak. Selain itu, pada edisi khusus ini kami banyak menyertakan data dan A/N: PT Dimensi Internasional Tax indikator perpajakan untuk membantu pembaca dalam memahami tren, outlook, dan tantangan perpajakan di Indonesia. ALAMAT REDAKSI Menara Satu Sentra Kelapa Gading ***** Unit #0501, #0601, dan #0602 Tahun 2013 diwarnai dengan banyak peristiwa penting, sayangnya masih berkutat Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No.1 pada persoalan yang itu-itu saja. Walau demikian, selalu ada hikmah di balik seluruh Summarecon, Kelapa Gading peristiwa yang sekiranya bisa dijadikan bekal untuk melangkah ke tahun depan. Jika Jakarta Utara, 14240, Indonesia www.dannydarussalam.com/insidetax saya boleh menyodorkan tiga kata penting yang dapat mewakili kilas balik 2013 dan proyeksi 2014, maka itu adalah: ketidakpastian, ketidakpastian dan ketidakpastian. Dunia perpajakan di Indonesia diwarnai dengan ketidakpastian hukum, ketidakpastian Informasi Berlangganan dan situasi ekonomi, ketidakpastian kebijakan pajak, serta ketidakpastian politik. Situasi yang penuh ketidakpastian tersebut jelas menciptakan lingkaran persoalan yang sulit Pemasangan Iklan dipecahkan. Untuk berlangganan dan pemasangan iklan, Anda dapat menghubungi: Tahun 2014 pada hakikatnya adalah momentum untuk melakukan pembenahan. Eny, 021 29385758, 021 29385759 (fax) Dunia pajak Indonesia tidak dapat lagi dipandang dengan kacamata yang biasa-biasa atau dengan mengirimkan e-mail ke: saja, dipikirkan dengan pengetahuan yang biasa-biasa saja, dan digeluti dengan energi [email protected] yang biasa-biasa saja. Kita membutuhkan terobosan-terobosan yang selaras dengan tuntutan ekonomi, dipimpin oleh kemauan politik yang kuat, didukung suara rakyat, Inside Tax terbit dwibulanan setiap minggu serta adil dan transparan. ketiga. Wartawan dan staf Majalah Inside Tax selalu dibekali tanda pengenal dan tidak Akhir kata, selamat menyongsong 2014 dengan semangat untuk membenahi diperkenankan menerima atau meminta imbalan dari narasumber. perpajakan Indonesia kita tercinta. Hal ini bisa dimulai dari duduk bersama dan berdiskusi, namun harus diakhiri dengan komitmen dan suatu aksi. Menara Satu Sentra Kelapa Gading Unit #0501, #0601, dan #0602 Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No.1 B. Bawono Kristiaji Summarecon, Kelapa Gading Jakarta Utara, 14240, Indonesia InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus insideprologue PAjAk DI TENGAh kETIDAkPASTIAN penerimaan pajak dalam negeri. Selama Insentif Pajak P lima tahun terakhir (2009-2013), penerimaan pajak selalu meleset dari Kemudian pada pertengahan erkembangan ekonomi target. Rasio pajak pun hanya berkisar tahun 2013, belum pulihnya kondisi global di tahun 2013, 11-12,3%. Dapat dikatakan rendah, perekonomian global yang ditandai masih dipengaruhi oleh karena rata-rata dunia ataupun negara- oleh merosotnya nilai tukar Rupiah negara OECD, memiliki rasio mencapai dan penurunan Indeks Harga Saham krisis pada periode 2008- 14%. Gabungan (IHSG), mendorong 2009. Krisis tersebut pemerintah mengeluarkan empat paket sangat mengguncang pasar Mengatasi rendahnya rasio pajak dan kebijakan ekonomi yakni: kebijakan keuangan dan sektor riil penerimaan pajak yang selalu meleset untuk memperbaiki neraca transaksi di dunia, termasuk Eropa. dari target, banyak cara telah ditempuh berjalan; menjaga pertumbuhan ekonomi oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) dan daya beli masyarakat; menjaga Dalam menghadapi krisis Pajak. Salah satunya, di tahun 2013, tingkat inflasi; serta kebijakan untuk tersebut, berbagai kebijakan perluasan basis pajak dilakukan dengan mempercepat investasi. untuk menstimulus mengenakan presumptive tax melalui pertumbuhan ekonomi Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun Empat Peraturan Menteri Keuangan diluncurkan. 2013 (PP 46/2013) tentang Pajak (PMK) terkait dengan insentif fiskal Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha kemudian diterbitkan sebagai kelanjutan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak dari paket kebijakan ekonomi tersebut. Tim Redaksi yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Mulai dari peraturan mengenai Kawasan Berikat, PPnBM atas barang kena PP ini kemudian menjadi populer pajak yang tergolong mewah selain Namun, paket kebijakan yang dengan sebutan ‘Pajak UKM (Usaha kendaraan bermotor, pembebasan PPN diluncurkan oleh negara-negara Eropa, Kecil dan Menengah)’,karena walaupun atas buku-buku pelajaran dan agama, juga membuat mereka menghadapi tidak secara eksplisit menyebutkan sektor serta pengurangan PPh Pasal 25 dan beban utang pemerintah yang tinggi. Hal mana yang dikenakan pajak, batasan penundaan PPh Pasal 29 bagi Wajib ini disebabkan paket kebijakan tersebut peredaran bruto yang disebutkan dalam Pajak industri tertentu. tidak disertai oleh pengelolaan fiskal PP 46/2013 tersebut mengarah pada yang hati-hati. Permasalahan utang sektor UKM. Latar belakang pengenaan Selain itu, di bulan September 2013 negara-negara Eropa tersebut, serta pajak ini adalah demi menjaring potensi pemerintah juga memberikan insentif permasalahan ekonomi yang menimpa pajak dari sektor UKM yang dinilai sangat PPnBM atas mobil murah ramah negara-negara utama dunia lainnya besar. Dari tahun 2006 sampai 2012, lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC), membuat perekonomian dunia kembali dengan jumlahnya yang mencapai 99% yang diatur dalam PP 41/2013 dengan melemah di tahun 2012.1 dari total unit usaha di Indonesia, UKM menetapkan dasar pengenaan pajak memberikan kontribusi sekitar 60% 0% dari harga jual mobil. Pemberian Pemulihan ekonomi global pada terhadap Pendapatan Domestik Bruto insentif ini bertujuan untuk mendorong tahun 2013 pun masih belum berjalan (PDB) Nasional.2 Namun sumbangan penggunaan kendaraan bermotor yang seperti yang direncanakan. Pertumbuhan pajak dari sektor tersebut, masih sangat hemat energi dan ramah lingkungan, ekonomi di Amerika Serikat masih minim. Seperti pada tahun 2009 sektor mendukung konversi energi di bidang mengalami perlambatan. Permintaan UKM hanya menyumbang 0,5% dari transportasi, serta mendukung upaya impor dari negara-negara maju total penerimaan pajak. peningkatan kapasitas produksi industri menurun, harga komoditas menurun. kendaraan bermotor dalam negeri. Pada akhirnya berdampak pada Upaya perluasan basis pajak Namun, respon negatif datang dari melemahnya perekonomian negara- melalui pengenaan presumptive tax kepala-kepala daerah dan sebagian negara berkembang, seperti Indonesia, ini memang merupakan tugas yang masyarakat, yang menilai kebijakan ini yang menggantungkan ekonominya pada tidak mudah bagi Ditjen Pajak, karena tidak mendukung upaya mereka dalam ekspor produk manufaktur dan komoditas sejak pemberlakuannya sampai dengan mengatasi kemacetan di daerahnya. ke negara-negara maju. saat ini, PP 46/2013 masih menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Pemberian insentif-insentif pajak di Kondisi ekonomi global yang tidak tahun 2013 tersebut menambah daftar menentu tersebut berpengaruh pada panjang insentif pajak yang pernah dan 2 Data Kementerian Koperasi dan UKM 2013,Internet, masih berlaku di Indonesia. Seperti: dapat diakses melalui http://www.depkop.go.id/index. pembebasan atau pengurangan PPh 1 Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan php?option=com_phocadownload&view=category&id= dan Belanja Negara: Tahun Anggaran 2014 118:data-umkm-2013&Itemid=93 6 InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus insideprologue antara 5 sampai10 tahun yang diberikan Pelayanan Administrasi Pajak dan Belum lagi jika kondisi ini ditambah kepada industri pionir dan diskon Ke(tidak)pastian Hukum dengan peraturan perpajakan yang tarif PPh Badan sebesar 50% untuk multitafsir, sehingga sekali lagi sengketa dua tahun setelahnya; pemberian tax Terkait masalah pelayanan, sebuah akan sering terjadi. Sengketa hanya allowance serta insentif PPN dan PPnBM pelayanan yang baik sangat bergantung menyebabkan penambahan biaya tidak dipungut untuk industri di Kawasan pada kualitas maupun kuantitas sumber administrasi bagi otoritas pajak dan biaya Perdagangan dan Ekonomi Terpadu daya manusia. Dari segi kualitas, kepatuhan bagi Wajib Pajak. Akibatnya, (KAPET); dan lain sebagainya. pemerataan pengetahuan petugas sistem perpajakan menjadi tidak efisien pajak masih rendah. Dalam hal ini, dan keadilan tidak tercapai. Namun permasalahannya, apakah Ditjen Pajak melalui Pusat Pendidikan insentif-insentif tersebut berpengaruh dan Pelatihan (Pusdiklat) Pajak, harus Tantangan ke Depan positif dalam menarik investasi asing mampu meningkatkan kompetensi langsung (Foreign Direct Investment/ seluruh pegawai pajak sampai ke daerah- Nota keuangan dan RAPBN tahun FDI)? Data World Bank menunjukkan daerah terpencil di Indonesia. anggaran 2014 memproyeksikan dalam bahwa jumlah FDI yang masuk ke tahun 2014 perekonomian dunia akan Indonesia selama tiga tahun terakhir Dari segi kuantitas, kurangnya jumlah berjalan lebih baik dari tahun 2013 (2009-2012) adalah USD 52,6 triliun, pegawai pajak juga menjadi kendala meskipun masih terdapat beberapa masih lebih rendah dari India yang bagi Ditjen Pajak untuk memberikan potensi risiko. Sejalan dengan hal berjumlah USD 87,9 triliun. Dengan pelayanan yang optimal dan mencapai tersebut, perekonomian nasional juga peningkatan dari tahun ke tahun sebagai target penerimaan. Saat ini, jumlah diproyeksikan membaik di 2014. Namun, berikut: 1,82% di tahun 2010; 0,4% di pegawai pajak hanya sekitar 31.000 pesta demokrasi atau Pemilu yang akan tahun 2011, dan 0,02% di tahun 2012.3 orang sementara jumlah Wajib Pajak mewarnai 2014 juga membuat iklim terdaftar ada sekitar 24 juta orang. usaha menjadi ‘wait and see’. Data tersebut, menunjukkan peran Dengan kata lain, satu petugas pajak insentif pajak yang tidak signifikan menghadapi 700 Wajib Pajak. Hal tersebut akan menjadi tantangan dalam menarik FDI ke Indonesia. Banyak tersendiri bagi Ditjen Pajak dalam faktor mempengaruhi hal tersebut Dari jumlah pegawai pajak tersebut, pemenuhan target 2014, yang dipatok seperti desain insentif pajak Indonesia hanya terdapat kurang lebih 4.300 cukup tinggi yakni, 1.280 triliun Rupiah. yang kurang matang dan tepat sasaran pemeriksa. Jumlah pemeriksa yang jauh Untuk mencapainya, kewenangan Ditjen (diberikan di daerah yang tidak memiliki lebih sedikit dari Wajib Pajak ini, tentunya Pajak yang lebih besar diperlukan, potensi ekonomi), regulasi insentif pajak menyebabkan intensitas pemeriksaan sehingga Ditjen Pajak dapat lebih yang sering berubah-ubah dalam waktu berkurang, dan peluang meningkatnya leluasa mengatur sumber daya manusia, singkat, terdapat grey area dalam regulasi pengemplang pajak akan semakin organisasi, serta anggarannya sendiri. insentif pajak, serta proses administrasi besar. Di sisi lain, kondisi tersebut dapat pengajuan insentif yang tidak efisien. merugikan Wajib Pajak patuh, karena Terakhir, adalah bagaimana Ditjen tuntutan kerja yang melebihi kapasitas Pajak mampu mengurangi jumlah Pemberian insentif yang tidak pemeriksa pajak, dapat menimbulkan sengketa yang sebenarnya tidak perlu didesain dengan matang dan tepat kesalahan dalam menjalankan tugas. namun berlarut-larut, demi menciptakan sasaran, hanya akan menyebabkan Akibatnya, menimbulkan banyak efisiensi dalam pemungutan pajak. tingginya pengeluaran-pengeluaran pajak sengketa antara Wajib Pajak dengan Perumusan kebijakan harus dilakukan (tax expenditure). Hal ini dikhawatirkan petugas pajak. Seringkali sengketa ini bersama-sama dengan Wajib Pajak dapat memperbesar defisit anggaran dan tidak selesai hanya sampai di pemeriksa, dan Pengadilan Pajak, sehingga dapat membelit negara dengan utang, seperti namun dapat berlanjut pada banding mencegah adanya kebijakan yang yang terjadi pada negara-negara Eropa di Pengadilan Pajak bahkan Peninjauan multitafsir dan menjamin kepastian dalam upayanya memberi stimulus Kembali di Mahkamah Agung. hukum bagi semua pihak. Seperti yang ekonomi. ditegaskan oleh Pengamat Perpajakan, Lagi-lagi, Pengadilan Pajak maupun Darussalam, tanpa kepastian hukum Bagi pengusaha sendiri, seperti diakui Mahkamah Agung, memiliki keterbatasan mustahil keadilan dapat tercapai. IT oleh Ketua Umum Pengurus Harian jumlah hakim yang memutus. Hal ini Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), terlihat dari jumlah putusan yang jauh Sofjan Wanandi, yang dibutuhkan lebih sedikit dari jumlah berkas banding bukanlah insentif pajak tetapi jalan dan gugatan yang masuk. Pada tahun keluar bagi permasalahan-permasalahan 2013, dari 16.341 berkas, hanya perpajakan yang dialami pengusaha, sebanyak 5.630 yang diputus. Artinya , kepastian hukum, kestabilan politik, ada sekitar 10.711 berkas yang masih serta pelayanan yang baik. menunggu untuk segera diselesaikan. Minimnya pengetahuan dan jumlah 3 World Bank Indicator, Internet, dapat diakses melalui petugas pajak, akhirnya memberikan http://data.worldbank.org/indicator/BX.KLT.DINV. CD.WD?order=wbapi_data_value_2012+wbapi_data_ ketidakpastian hukum bagi Wajib Pajak. value+wbapi_data_value-last&sort=asc InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus 7 suarapengamat Darussalam MANAGING DIrecTor DANNY DArUSSALAM TAX ceNTer kEMBALI kE FILOSOFI PAjAk Ditemui di perpustakaan DANNY DARUSSALAM Tax Center, tempat di mana Darussalam sehari-harinya melahap buku-buku perpajakan, tim redaksi Inside Tax berkesempatan berbincang-bincang untuk menggali pandangannya terhadap berbagai isu pajak. Pria yang sering menghiasi berbagai media cetak dan televisi dengan komentar-komentarnya tentang pajak, adalah lulusan S2 dalam bidang studi International and European Tax Law dari joint program Tilburg University Belanda dan Katholieke Universiteit Leuven Belgia. Dalam dunia perpajakan Indonesia, Darussalam dikenal produktif menulis. Saat ini sudah 75 artikelnya dipulikasikan di dalam maupun di luar negeri. Serta lima buku sudah dibuat olehnya. Di samping sebagai managing director DANNY DARUSSALAM Tax Center, ia juga pengajar di Program Magister Akuntansi FEUI dan S2 Ilmu Administrasi dan Kebijakan Pajak FISIP UI. Serta pernah menjadi ahli (tax expert) di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tipikor, dan Mahkamah Konstitusi. Berikut berbagai pandangan Darussalam atas isu-isu pajak yang menjadi perhatiannya. suarapengamat parlemen. Dengan demikian, undang- Indonesia, berdasarkan Pasal undang perpajakan merupakan 28H ayat (4) UUD 1945, mengakui kesepakatan antara negara dan rakyat adanya hak milik pribadi dan hak milik terkait dengan pengenaan pajak. tersebut tidak boleh diambil alih secara Tidak ada pajak tanpa diatur dengan sewenang-wenang oleh siapapun. Atas undang-undang. dasar Pasal 23A dan 28H ayat (4) UUD 1945, “pajak hendaknya tidak “Atas dasar Selanjutnya, Darussalam hanya dipandang sebagai kewajiban menjelaskan bahwa Negara Indonesia kenegaraan saja, tetapi juga dipandang Pasal 23A juga menganut paham demokrasi, sebagai pengambilan sebagian harta dan 28h pajak sebagai hasil proses demokrasi rakyat oleh negara yang tidak boleh ayat (4) secara jelas dinyatakan dalam Pasal dilakukan dengan sewenang-wenang”, UUD 1945, pajak 23A UUD 1945. Pasal tersebut tegas Darussalam. menyatakan bahwa pajak dan hendaknya tidak pungutan lain yang bersifat memaksa Bagaimana agar tidak sewenang- hanya dipandang untuk keperluan negara diatur dengan wenang? Dia menjawab, “harus sebagai kewajiban undang-undang. Undang-undang dipungut berdasarkan prinsip-prinsip kenegaraan adalah produk dari demokrasi. pemajakan yang bersifat fiscal justice. Prinsip ini meliputi: kepastian hukum, saja, tetapi juga Lantas bagaimana pengenaan adil, sesuai dengan undang-undang, dipandang sebagai pajak? Dia menerangkan bahwa tidak berlaku surut, efisien, dan pengambilan pajak dikenakan terhadap subjek dipungut oleh lembaga yang dipercaya pajak tertentu atas objek pajak oleh masyarakat”. sebagian harta tertentu yang dihitung dari dasar rakyat oleh negara pengenaan pajak dikalikan tarif. Aturan Pajak Harus Jelas dan Tidak yang tidak boleh Dengan demikian, unsur-unsur pajak Multitafsir adalah i) subjek pajak, ii) objek pajak, dilakukan dengan iii) dasar pengenaan pajak, dan iv) Biaya pemungutan pajak harus sewenang-wenang.” tarif pajak. Taat dengan Pasal 23A efisien. Efisien tidak hanya dari sisi UUD 1945, pengaturan empat unsur otoritas pajak (cost of administration), pajak tersebut harus melalui undang- tetapi juga harus efisien dari sisi Wajib undang. DPR, sebagai representasi Pajak (cost of compliance). Wajib Pajak, seharusnya tidak boleh menyerahkan atau mendelegasikan Salah satu bentuk efisiensi penentuan empat unsur pajak tersebut pemungutan pajak adalah menghindari kepada aturan yang tingkatannya di sengketa pajak yang tidak perlu. Untuk bawah undang-undang. Sekali lagi, itu, menurut Darussalam, dengan Ganda Christian Tobing1 pajak adalah kesepakatan. mengutip sekali lagi pernyataan Philip Baker, pajak seharusnya Pajak adalah Hasil dari Proses Cara Memandang Pajak dikenakan dengan aturan yang jelas Demokrasi dan tidak multitafsir. Pajak tidak Dilihat dari sejarahnya, Darussalam boleh dikenakan atas dasar analogi Darussalam mengawali mengutip Tibor R Machan, pajak katanya menanggapi pendekatan perbincangan dengan sedikit merupakan warisan dari sistem analogi dalam praktik interpretasi berfilosofi bahwa di negara demokrasi, feodal. Sistem ini, tidak mengenal hukum pajak di Indonesia. “The sistem perpajakan dikembangkan dari hak kepemilikan pribadi oleh rakyat. liability for tax cannot be extended by hasil proses keputusan demokrasi Oleh karena itu, pajak merupakan analogy or comparison. A tax is either (democratic decision-making). upeti yang harus dibayar oleh rakyat due or not due”, tegas Jean-Claude Artinya, pajak yang dipungut oleh kepada penguasa sebagai balas jasa Bouchard sebagaimana dipaparkan negara kepada rakyatnya harus atas penggunaan hak milik negara oleh oleh Darussalam. Bahkan Frans melibatkan rakyat dalam proses rakyat. Di sisi lain, bagi negara yang Vanistendael melarang penggunaan penyusunannya. Atau dengan kata mengakui adanya hak milik pribadi, analogi “the prohibition of analogous lain, untuk dapat memungut pajak pajak dipandang sebagai pengambilan application”. Darussalam menjelaskan harus melalui persetujuan rakyat, sebagian harta milik rakyat oleh negara. lebih lanjut. yaitu melalui wakil rakyat yang ada di Menurut Philip Baker, kutip Darussalam, pajak tidak lain adalah bentuk legal dari Terkait dengan kepastian hukum, 1 Ganda Christian Tobing adalah Manager, Tax perampasan. Dengan demikian, pajak Adam Smith, sebagaimana dikutip Compliance and Litigation Services di DANNY yang pengenaannya tidak sesuai dengan oleh Mansury, mengatakan bahwa DARUSSALAM Tax Center. Saat ini sedang mengambil undang-undang merupakan perampasan kepastian hukum lebih penting program studi lanjutan (LL.M) di Vienna University of Economics and Business Administration, Austria dengan yang bersifat ilegal. dari keadilan. Mansury lebih lanjut beasiswa penuh dari DANNY DARUSSALAM Tax Center. InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus 9 suarapengamat mengungkapkan asas kepastian Wajib Pajak diberikan apresiasi Sayangnya, ketentuan advance ruling ini adalah sangat penting, sebab karena telah membantu melakukan ini belum diterapkan di Indonesia. tanpa kepastian, keadilan yang telah administrasi perpajakan. dirancang ke dalam sistem perpajakan Pembiaran atas Keterbatasan sulit untuk bisa dicapai, papar Perlu diperhatikan, dalam self Kapasitas Ditjen Pajak dan Implikasi Darussalam. assessment system harus didukung Seriusnya dengan adanya ketentuan tentang Hakikat Self Assessment advance ruling. Yaitu, suatu konfirmasi Saat ini, kata Darussalam, Ditjen tertulis yang dikeluarkan oleh otoritas Pajak dalam menjalankan tugasnya, Hakikat self assessment adalah pajak yang ditujukan kepada Wajib tidak diberikan otonomi atau diskresi menghitung, memperhitungkan, Pajak yang meminta klarifikasi tentang penuh dalam bidang: (i) sumber membayar, dan melaporkan kewajiban perlakuan perpajakan atas suatu daya manusia, (ii) organisasi, dan pajak diri sendiri, bukan kewajiban transaksi yang spesifik yang akan (iii) anggaran. Karena keterbatasan pajak orang lain. Faktanya di Indonesia, dilakukan oleh Wajib Pajak. kapasitas yang dimiliki, menurut menurut Darussalam, dengan semakin Darussalam, berimplikasi kepada luasnya objek PPh Pemotongan Dalam ketentuan tentang advance kebijakan-kebijakan yang diambil oleh dan Pemungutan (withholding tax) ruling harus diatur antara lain mengenai Ditjen Pajak. Yaitu, cenderung untuk pengertian self assessment yang batas waktu penerbitan, status mengambil beberapa kebijakan yang kita anut menjadi kabur. Karena, hukum, dan publikasinya. Advance bertentangan dengan prinsip-prinsip selain menghitung pajaknya sendiri ruling ini akan membantu Wajib Pajak perpajakan yang bersifat fiscal justice. Wajib Pajak juga diberi tugas untuk memenuhi dan melaksanakan untuk memungut, menyetor, dan kewajiban perpajakannya dan dapat Sebagai contoh, pengenaan PPh mengadministrasikan kewajiban pajak mencegah terjadinya perbedaan Final atas sektor UKM dilakukan orang lain, yang seharusnya tugas pandangan antara Wajib Pajak dan karena memang terbatasnya pegawai tersebut menjadi tanggung jawab otoritas pajak. Oleh karena itu, tak pajak untuk melakukan pembinaan Ditjen Pajak. heran Maarten J. Ellise menyatakan dan pengawasan atas sektor UKM. bahwa advance ruling ini merupakan Atas tugas tambahan tersebut, instrumen yang harus ada dalam self Pendapat Darussalam, agar prinsip- pendapat Darussalam, semestinya assessment system, kutip Darussalam. prinsip perpajakan yang bersifat fiscal 10 InsideTax|Edisi 18|Edisi Khusus
Description: