1 Vol. 36, No. 3 ISSN 1829-5908 September 2007 CSIS Analisis Capaian Setelah Tahun 0 Reformasi: 1 Tinjauan Bidang Ekonomi ANALISIS PERISTIWA Tinjauan Perkembangan Ekonomi: • Krisis dan Berbagai BentukAliranUang • Pertumbuhan Ekonomi RelatifKuat ARTIKEL -• Tuntutan Menggerakkan SektorRiil Reformasi Kebijakan di Indonesia: 10 Tahun Setelah Krisis 1997/1998 Demokratisasi di Indonesia Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi Dari Perdagangan Bebas Menjadi PasarTunggal ASEAN CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES ISSN 1829-5908 mm ii i iii 1 — Analisis CSIS Diterbitkan oleh CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES (CSIS) sejak 1971 sebagai jurnal berkala untuk menyajikan tulisan-tu- Vol. 36, No. 3 lisan tentang berbagai masalah nasional dan internasional. ANALISIS September 2007 CSIS adalah suatu forum terutama untuk para staf peneliti CSIS sen- diri. Tetapi sumbangan tulisan dari luar CSIS akan dipertimbangkan untuk dimuat sesuai dengan kebutuhan. Isi tulisan-tulisan yang di- muat dalam ANALISIS CSIS sepenuhnya menjadi tanggung jawab pri badi penulis masing-masing. Logo CSIS Mulai tahun 1989 CSIS menggunakan logo baru: Nalar Ajar Terusan Bud/. Logo berbentuk sebuah piringan cekung berukiran bola dunia yang melatarbelakangi gambaran orang tanpa busana duduk memangku buku terbuka ber- alaskan kain lampin. Tangan kiri menunjuk ke buku dan tangan kanan menunjuk ke atas menggambarkan orang yang sedang menguraikan pengetahuan yang ditimba dari buku. Ketelan- jangan gambar orang di ten—gah piringan melambangkan keterbukaan budi tiadanya sikap a priori pada warga CSIS, seperti pada para analis II umumnya, dalam kegiatan studinya. Gambar ini menunjukkan kegiatan belajar dan mengajar atau menguraikan pikiran, sebagaimana para analis CSIS melakukan studi.dan menguraikan pikiran mereka kepada siapa saja yang membutuhkannya. Sedangkan bola dunia melambangkan alam jagad raya yang menjadi cakrawala dan lingkup CSIS berada dan berkarya. Ka- limat Nalar Ajar Terusan Budi yang tertera pada lingkaran piringan adalah surya sengkala: cara merangkai kata dalam tradisi Jawa untuk menandai suatu tahun penting menurut peredaran matahari dan sekaligus menge- mukakan makna yang terkandung dalam peristiwa yang tahunnya ditandai itu. /Va/armenurut tradisi Jawa itu berwatak 1, Ajar berwatak 7, Terusan berwatak 9, dan Budi berwatak 1 . Sebagaimana lazimnya sengkala dibaca dalam urutan terbalik: 1971, tahun CSIS berdiri. Nalar Ajar Terusan Budi juga menggambarkan alam pikiran, dan hakikat kegiatan CSIS. CSIS se- bagai lembaga profesi keilmuan, yang didukung oleh kreativitas individu, pada hakikatnya mempunyai kegiatan intelektual yang bukan hanya meng- analisa kebenaran tetapi juga terpanggil untuk menunaikan kewajiban sosialnya. Makna Nalar Ajar Terusan Budi adalah bahwa bagi CSIS, ber- nalar, belajar serta menguraikan pikiran adalah kelanjutan wajar dari budi yang arif. Logo ini dituangkan dalam wujud piringan perunggu oleh G. Sidharta. Pemimpin Redaksi/ Medelina K. Hendytio Penanggung Jawab Dewan Redaksi M. Hadi Soesastro, J. Kristiadi, Bantarto Bandoro, Rizal Sukma, Raymond Atje, Edy Prasetyono, T.A. Legowo Redaksi Pelaksana Faustinus Andrea, Lilies Achmadi STT SK Menpen Rl No. 509/SK/DITJEN PPG/STT/1978, tanggal 28 Agustus 1978 829-5908 ISSN 1 In CSIS Analisis ISSN 1829-5908 Vol. 36, No. 3, September 2007 DAFTAR ISI PENGANTAR REDAKSI 244-245 ANALISIS PERISTIWA n Tinjauan Perkembangan Ekonomi: • Krisis dan Berbagai BentukAliranUang HadiSoesastro 246-251 • PertumbuhanEkonomiRelatifKuat Pratiwikartika 252-267 ARTIKEL TuntutanMenggerakkan SektorRiil Pande Radja Silalahi 268-277 ReformasiKebijakandi Indonesia: 10 Tahun Setelah Krisis 1997/1998 Ira S. Titiheruwdan IndiraHapsari 278-288 Demokratisasi di Indonesia Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi DeniFriawandanAriA. Perdana 289-308 Dari Perdagangan Bebas Menjadi PasarTunggal ASEAN Hadi Soesastro 309-322 PENGANTAR REDAKSI MBNJELANG sepuluhtahunberlangsungnyaerareformasi,yangperludirenungkan adalah hasil atau capaian apa saja yang sudah diperoleh selama ini, terutama setelah berbagai program dan kegiatan dilakukan selama 10 tahun terakhir. Di bidangekonomi,khususnya,pertanyaanyangmengemukaadalah sejauhmanapembangunan ekonomi telahmemberikantambahankesejahteraanbagimasyarakat? Apakahkesempatan kerja semakin banyak terbuka? Apakah pendapatan rakyat meningkat dan daya beli bertambah? Selamainikebijakanapasajayangtelahdikeluarkanolehpemerintah?Jawaban ataspertanyaandiatasakanmenjadipokokbahasanutamadalamterbitanAnalisisCSIS saat ini. Dalamtulisanyangberjudul"TuntutanMenggerakkanSektorRiil", PandeRadjaSilalahi memberikan gambaran yang buram. Lemahnya kinerja sektor riil yang bermuara pada rendahnya investasi asing, rendahnya pertumbuhan manufaktur serta sedikitnya industri padat karya telah berimbas pada lemahnya penciptaan lapangan kerja. Akibatnya angka pengangguran dan angka kemiskinan tidak berubah secara berarti yang ditandai dengan melemahnyadayabelimasyarakat. Dalam hal kebijakan situasinya juga tidak jauh berbeda. Ira S.Titiheruw dan Indira Hapsari,dalamtulisannya"ReformasiKebijakandiIndonesia: 10TahunSetelahKrisis1997/ 1998",berpendapatbahwakrisisyangterjadipadatahun1998telahmemberikanmomentum bagi pelaksanaan reformasi kebijakan, sebab xnuncul euatu kondisi yang membutuhkan reformasiatauprogram-programyangdapatmengatasimasalahutamadisektorkeuangan. Salah satu aspekpositifyangmuncul adalahperubahan dalamperumusankebijakan yang semulabersifat sentralistismenjadilebihpartisipatif Akantetapidisisilainprogramreformasi . secaraumummengalamikegagalanakibatterbatasnyaupayamendapatkandukunganpublik. Selain itu, proses politik dan kerangka institusi telah menciptakan ketidakpastian dan menimbulkan risiko dalamproses reformasi kebijakan danperaturanpelaksanaannya. Sejalandengantulisandiatas,DeniFriawandanAriA.Perdana,mengemukakanadanya pengabaianterhadapmomentumreformasi.SecaraumummasapemerintahansetelahSoeharto telah gagal dan sulit dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Perkembangan yangpositif terjadi dibidang politik, khususnya dalam mendorong proses demokratisasi. Dalam tulisan "Demokratisasi di Indonesia Setelah 10 Tahun Krisis Ekonomi", dikemukakan kontribusi krisis ekonomi terhadap proses demokratisasi di Indonesia, seperti dominasi eksekutif telah bergeser pada membesarnya peran legislatif Disampingitu, konsentrasi kekuasaan telahberalihdariyang . sangatterkonsentrasipadaeksekutif, terutamadisekitarlingkaranterdekatpresiden,menjadi PENGANTAR REDAKSI 245 sangat terfragmentasi setelah pemilu multi-partai 1999. Perkembangan lain adalah implementasi desentralisasi dimana pemerintah daerah sekarang memiliki kekuasaan yang lebihbesar dan independen. Tulisan terakhir berjudul "Dari Perdagangan Bebas Menjadi Pasar Tunggal ASEAN", oleh Hadi Soesastro. Tulisan ini membahas tentang gagasan terbentuknya pasar tunggal ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) ditengah tantangan ekonomi global dan regionalyangsemakinmeningkat. Selainsebagaipasartunggal,AECjugaberfungsisebagai landasan produksi yang menyatu. AEC bertujuan membentuk suatu masyarakat ekonomi sebagaibagian dariASEANCommunity. Disampingitu,AEC menjadijawaban atas tuntutan untuk mengkonsolidasikan ASEAN melalui upaya yang komprehensif dan koheren guna meningkatkankohesiekonomi,politik, dan strategidikawasan. Refleksi 10 tahun reformasi telah memberikan berbagai indikasi dan menunjukkan kelemahandankekuranganyangmuncul.Dimasadepaninformasiiniakanbermanfaatbagi perumusankebijakanbaru untukmenanggulangi persoalan yang ada. REDAKSI The Indonesian Quarterly T The Indonesian Quarterly is a journal of policy oriented Indonesi studies published by the Centre for Strategic and Inter- Quarter national Studies (CSIS), Jakarta, since 1972. It is a me- dium for Indonesian views on national, regional and global problems. Each issue contains Current Events; ReviewofPolitical Development; a Review of Economic Development; a Review of Regional and Global Development, and Articles on Contemporary Issues and Problems of Indonesia and ASEAN Region Address all correspondence, permission requests, books for review andsubscriptionto ISSN 0304-2170 TheIndonesian Quaneriy AnnualSubscriptions: CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES IndonesiaRp120.000,00(Rp35.000,00per Jl. Tanah Abang 111/23-27, Jakarta 10160, Indonesia iEsusrueo)p;eA&siAafrPiaccaifUiSc$&12A5u.s0t0r;alUiaSAU,SC$1a0n0a.d0a0&; Tel: (62-21) 3865532, Fax: (62-21) 3809641; 3847517 CentralAmericaUS$150.00;SouthAmerica& E-mail: [email protected] OthersUS$175.00 Bank: BRI Jakarta-Tanah Abang, Account No. 0018.01.000211.30.1 ANALISIS PERISTIWA TINJAUAN PERKEMBANGAN EKONOMI Krisis dan Berbagai Bentuk Aliran Uang* Hadi Soesastro PENDAHULUAN yang jelas. Reformasi keuangan sudah dilakukan. Prinsip kehati-hatian {prudential Bulan Juli 2007 adalah ulang tahun regulations) pun sudah diperketat. Bahkan, kesepuluh krisis finansial Asia. beberapainisiatifpadalevelregionalsudah Berbagai aspek mengenai hal ini disepakati oleh beberapa negara guna telahdidiskusikandiberbagainegaradiAsia. mengantisipasi kemungkinan terjadinya Secara garis besar, kesemuanya itu bisa gejolak finansial. Salah satunya adalah diringkas menjadi beberapa pertanyaan Chiang Mai Initiative yang bertujuan untuk mendasar.Pertama,apayangtelahdipelajari menggabungkan sumber daya keuangan daripengalamankrisisfinansiallalu?Kedva, agar dapat menghalangi, menghadapi atau apakah Asia saat ini sudah lebih baik dari mengatasi sebuah krisis finansial. sebeluxnnya,khususnyadalammenghadapi kemungkinan krisis finansial berikutnya? Ada beberapa argumen yang menga- Ketiga, apa sajafaktor-faktorpotensial yang takan bahwa Asia tidak memetik pelajaran dapatmemicu gejolakfinansial diAsia? yang tepat dari krisis yang lalu, karena negara-negara Asia masih tetap rentan Ketiga pertanyaan ini sangat menarik terhadap berbagai gejolak ekstemal. Mes- untuk dibahas. Ide dasar dari pertanyaan- kipun demikian, gejolak yang potensial pertanyaan ini adalah keingintahuan akan dihadapi sekarang ini berbeda sifatnya kemungkinan kembalinya krisis Asia dengan yang terjadi 10 tahun lalu. Ada dengan skala dan cakupan yang serupa argumen yang mengatakan bahwa sumber dengan sepuluh tahun lalu. Sayangnya, dari gejolak ini adalah ketimpangan dalam hingga saat ini masih belum ada jawaban sistempembayarandunia (globalimbalances), yang ditandai dengan terus meningkatnya * Tulisan ini pernah dimuat di Kompas, 3 Agus- cadangan devisa di kawasan Asia Timur, tus 2007. guna 'membiayai' peningkatan konsumsi KRISIS DAN BERBAGAI BENTUK ALIRAN UANG (Soesastro) 247 yang berlebihan (over-consumption) di elemen berikut: (a) rumusan tentang cara Amerika Serikat. Ketimpangan ini, jika untuk mengontrol arus modal; (b) pe- dibiarkan terus-menerus berlangsung mantauan yang lebih ketat terhadap tentunyatidaksehat,namunsampaisaatini perusahaan-perusahaan pengelola aset; (c) behim ada solusi bersama yang diambil lenderofthelastresortyangdapatdiandalkan untuk menangani masalah ini. pada masa krisis; serta (d) pembentukan sebuah cadangan devisa dunia yang dapat Kekhawatiran lain adalah mengenai mendanai pertumbuhan perdagangan besarnyaaliranmodalyangmasukkepasar- global. Forum-forumsepertiMenteri-menteri pasarbaru (emergingmarkets) diAsiaTimur. Keuangan G7 dan G20 memang sudah Pada dasarnya dunia saat ini sedang membahas hal-hal tersebut, tetapi tidak kelebihanlikuiditas. Padatahun2006,aliran lebih dari diskusi. Mereka juga sudah modal swasta ke pasar-pasar baru telah memberikanperhatianpadameningkatnya mencapai jumlah terbesar sepanjang masa peran hedge funds, tapi belum dapat yaitu 550 miliar dolar AS. Tahun ini di- bersepakat mengenai perlu tidaknya hedge perkirakan akan berjumlah lebih dari itu. fund ini diatur dan bagaimana cara Aliranmodalraksasainidapatmengganggu mengaturnya. Saat ini setiap negara nilai tukar dan manajemen ekonomi dalam terpaksa secara sendiri menghadapi negeri. Hal ini bisa kita pelajari dari krisis volatilitas dariuangpanas (hotmoney),yaitu finansialAsiayanglalu. Kini,sepuluhtahun aliranmodaljangkapendek,yangbertujuan setelah krisis, Asia kembali menjadi tujuan mencari keuntunganjangka pendek. yang menarik bagi investasi modal, baik modal jangka pendek maupun jangka Permasalahan ini sudahmendesakdan panjang, dalam bentuk investasi langsung, perlu segera ditangani, seperti terlihat dari portofolio ataupun investasi inodal kerja. mulai terbentuknya bubble di kawasan Asia Desember lalu, Thailand berusaha mem- Timur akibat meningkatnya harga asetdan batasi aliran modal raksasa yang masuk ke equitas (dengan persentase peningkatan perekonomiannya, tapi upaya ini menemui yang mencapai dua digit). Menjamurnya kegagalan. Pada tingkat regional, diskusi hedgefundsyangmelakukanpinjamansecara mengenai persoalan ini sudah dibahas besar-besaran untuk diinvestasikan guna dalamforumASEANdanASEANPlusThree, memaksimalkan keuntungan mereka telah termasuk cara untuk menstabilkan nilai menjadikankondisipasarbegitu kompleks. tukar, akan tetapi hingga kini belum ada Banyak investor yang meminjam secara tindakankonkretyang dilakukan. murah dalam mata uang yen untuk di- investasikan di pasar yang memberi hasil MENINGKATNYA PERAN HEDGE lebih tinggi (yen-carry trade). Tingkat suku FUNDS bunga yang sudah lama cenderung rendah mulai menyebabkan terbentuknya bubble di Pada tingkat global, reformasi sistem pasar modal, pasar real estate, pasar ko- keuangan semestinya memiliki elemen- moditi danekuitas privat. 248 ANALISIS CSIS, Vol. 36. No. 3, 2007: 246-251 DiIndonesia,bahkan MenteriKeuang- mencatatkan diri sebagaibagian terpenting anSriMulyanisendiritelahmenyampaikan dalamberbagaipasarfinansialdidunia(baik peringatan tentanghalini. Tiap-tiap negara dalam bentuk ekuitas maupun derivatif), mestinyatidakdibiarkansendirisajadalam dengan jumlah yang sudah meningkat menghadapitantangansemacamini.Namun menjadisekitar9000lembagadanmengelola perludiingatbahwainisiatifregionalhanya aset yang diperkirakan nilainya mencapai mampu menyelesaikan sebagian dari 1,4 triliun dolar. Akan tetapi,peran mereka masalah ini. Yang sebenarnya diperlukan sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan adalah sebuah inisiatif global. Akan tetapi jumlah aset yang mereka kelola karena upaya ini membutuhkan kemauan politik kekuatan leverage yang mereka miliki. pihak-pihak tertentu dan membutuhkan Gubernur Bank Sentral Eropa (European waktuuntukmewujudkannya. Olehkarena Central Bank—ECB), Jean-Claude Trichet, itu, agendautamabaginegarasepertiIndo- mengakui bahwa dia sendiri tidak se- nesia adalah meningkatkan kehati-hatian penuhnyamengertiaktivitasparahedgefunds dan membangun institusi serta instrumen itu. Di satu sisi terdapat pandangan yang yangefektifgunamenghadapitantanganini. optimis mengenai pentingnya peran hedge Sebenarnya preposisinya sudah jelas. fundssebagaisumberinovasisektorfinansial Indonesia akan terus menerus menerima dan dalam memperdalam serta mening- aliran modal masuk karena tidak mungkin katkan likuiditas pasar finansial. Selainitu, menutup diri. Oleh karena itu diperlukan mereka mampu memberi tingkat pengem- cara untuk meminimalkan resiko melalui balian yang lebih tinggi dibanding mutual pemahaman yang baik mengenai berbagai funds tradisional. jenisaliranuang,modaldaninvestasi.Untuk itudibutuhkansebuahlembagayangsecara Akan tetapi di lain pihak terdapat be- khusus bertugas untuk mengumpulkan berapa masalah yang merupakan sumber berbagai informasi penting dan berfungsi kekhawatiran.Hedgefundsberpotensiuntuk sebagai pusat informasi dan sosialisasi turutmeningkatkanapayangdisebutresiko (clearing house) mengenai jenis-jenis aliran sistematis (systemic risk) dan mempertajam uang beserta pelakuknya. Bank Indonesia volatilitas finansial. Kekhawatiran juga mungkin merupakan lembaga yang cocok munculakanadanyakolusidanmanipulasi untuk memberikan pelayanan ini, tetapi pasar, serta kurangnya transparansi dan untuk itu lembaga ini harus benar-benar perlindungan bagi investor di hedgefunds. diberi kebebasan penuh dalam melakukan MenurutFinancialStabilityReporttahun1999, operasinya. aktivitas hedge fund telah turut mem- pengaruhivolatilitasbeberapapasarAsiadi Sebagai permulaan, mari kita amati masa krisis, termasuk diantaranya Hong- tantangan dari hedgefunds yang operasinya kong dan Malaysia. hinggakinitidakbanyakdimengertipublik. Semenjak keterlibatan mereka dalam pasar Mengenai isu systemic risk, presiden finansial dunia, hedgefunds saat ini telah Federal Reserve Bank of New York me- KRISIS DAN BERBAGAI BENTUK ALIRAN UANG (Soesastro) 249 ngatakanbahwa kekhawatiranutama ada- Bagaimana cara Indonesia menjaga lahterpusatnyaresikopadasekelompokinti dirinya dari para pelaku di sektor finansial lembaga-lembaga yang skalanya besar. ini? Informasiyangbaikharus tersediabagi Selain itu, kekhawatiran lain adalah me- semuapihakdandibutuhkantindakanyang ngenai perlindungan terhadap investor terkoordinasi antara para pelaku (swasta kecil yang kini banyak diinvestasikan ke dan pemerintah). Kita ambil contoh kasus dalam hedge funds melalui dana pensiun sebuah perusahaan di Indonesia, Asia Pulp mereka. Diwaktulalu,investasipadahedge and Paper (APP), yang mungkin telah funds hanya bisa dilakukan oleh investor- menjadi korban dari aktivitas hedge funds investor kaya. Sebagaimana dilaporkan, tertentuyangdikenalsebagai"vulturefund" leveraging yang terjadi pada rantai kredit atauinvestor "pemakanbangkai". Padasaat bisa mencapai 100 kali, yangberartibahwa sebagian besar negara telah berhasil dengan investasi riil awal sebesar 10 juta menangani krisis finansial 10 tahun yang dolar saja dapat diciptakan investasi se- lalu,APPmasihmengalamikesulitanuntuk besar 1 miliar dolar. merampungkan restrukturisasiperusahaan pascakrisis,akibatulahsejumlahpemegang Hedgefunds dalam skala besar, yang saham minoritas. merupakan 'industri investasi alternatif/ kini makin terlembaga dan mendekati pola KASUS RESTRUKTURISASI manajemen aset pada umumnya, seperti reksa dana dan danapensiun. Akantetapi, Telah banyak tulisan yang membahas reksa dana dikenakan aturan main se- kasus resturukturisasi perusahaan terbesar dangkanhedgefundssamasekalitidakdiatur. yang terjadi di Indonesia. APP yang me- Saat ini, G7 cenderung untuk tidak me- lakukan ekspansi perusahaan secara besar- regulasi hedgefunds secara langsung, dan besaran terkena dampak krisis keuangan mengandalkan pada disiplin pasar untuk yang memaksa mereka membayar utang bekerja. Disiplin itu diharapkan terlaksana sebesar 13 miliar dolar dibulan Maret2001. melaluimanajemenresiko olehrekanbisnis Kasus ini merupakan salah satu default hedgefunds tersebut,yaituparabroker (yang terbesar dalam sejarah emerging markets. telah diatur oleh undang-undang). Pe- Akantetapi,APPmelakukanberbagaiupaya ningkatan transparansi dan keterbukaan di untukmenyelesaikan masalah tersebut dan pihak hedge funds juga telah lama di- melalui suatu kesepakatan bersama dan kumandangkan. Diperkirakan ada sebesar padatahun2005,sebuahMasterRestructuring 26triliundolardalambentukderivatifkredit Agreement(MRA)telahdisetujuiolehseluruh yangdikeluarkandandiperdagangkanoleh anak perusahaan APP dan 93% dari para para hedgefunds. Oleh karena itu muncul kreditornya. kebutuhan untuk dapat mengerti aktivitas sertaperkembanganinstrumenmerekayang Tetapisebuahkelompokminoritasyang semakin kompleks (derivatif, struktur pro- dipimpinolehOaktreeCapitalCorp (Chicago) duk-produkkeuangan). dan Gramercy Advisers (Connecticut) 250 ANALISIS CSIS, Vol. 36, No. 3, 2007: 246-251 meminta pengembalian hingga 150% dari dengan utang pemerintah. Banyak kasus harga pasar, padahal mereka hanya mem- belakanganinidialamiolehberbagainegara, belinyapada level 10hingga 20% dariharga termasuk diantaranya Peru, Kongo, Belize pasar. Mereka membawa kasus ini untuk danZambia.Kesemuanyamerupakankasus dilitigasi, termasuk ke pengadilan Amerika yang menarik dan melibatkan berbagai SerikatdanSingapura,namunklaimmereka vulturefunds seperti Donegal International selalu ditolak. Meski demikian seperti yang dan Elliot Associates. Setiap kasus meski dijelaskandalamFinancialTimes(18February berbeda tapi memperlihatkan pola yang 2007), para vulturefunds selalu gigih mem- mirip. Donegal International menuntut pertahankan taktik mereka. Vulturefunds Zambia di London atas utangyangmereka membeli hutang dengan harga diskon beli seharga kurang dari 4juta dolar untuk (discounted),kemudianmenolakberpartisipasi pembayaran sebesar 55 juta dolar. Hakim dalamrestrukturisasidimananilaidariutang akhirnyamemutuskanbahwaZambiawajib diturunkan (written down) untuk kemudian membayar sebesar 15,5 juta dolar. Hal ini menuntutpengembalian.yanglebihbesar. memicu kemarahan, dan sejumlah LSM internasional meninta Gordon Brown, Dalam buku karangan Hillary Rosen-' Perdana Menteri Inggris yang baru, untuk berg,yangberjudulTheVultureInvestors(New segera mengubah hukum yang berlaku di & York: John Wiley Sons Inc., 2000), vulture InggrisagarkasusZambiainitidakterulang investors dikenal sebagai pihak yang lagidipengadilanInggris.Isumoralitaspun menunda reorganisasi dan restrukturisasi telah dibawa ke permukaan. Di lain pihak perusahaan demi kepentingan mereka Peru juga mengalami kasus yang serupa. sendiri. Mereka berusaha memperoleh PengadilandiBrusselmemenangkankasus keuntungan lebih dengan menciptakan yangdituntut ElliotAssociates, untukpem- kericuhan dalam perusahaan-perusahaan bayaran sebesar 58 juta dolar atas utang yang'mereka ambil alih. Perusahaan dan yangmerekabeliseharga11jutadolar.Peru kreditor lainnya akan melawan mereka tidak melakukan banding tetapi memilih sekaligus berusaha berdamai hingga akhir- untukmembayarutangtersebutagardapat nyamembayarsebesarpremiumpasarhanya segera meminjam lagi dari pasar modal untuk menyingkirkan mereka. Pembayaran internasional. Akan tetapi, sejak kasus ini, itu disebutgreenmail. Gramercytelahdigam- hukum di Belgia telah diubah guna men- barkanolehmediainternasionalsebagaisalah cegah terjadinya pengulangan pemutusan satuvulturefundkarenatingkahlakumereka kasus seperti itu. Selanjutnya, hukum New di Ekuador beberapa tahun lalu dan York juga telah diubah pada tahun 2003 kekacauan yang mereka buat di Argentina, dengan memasukkan "klausul tindakan yang mengalami masalah kegagalan kolektif" pada surat utang yang memung- pembayaran utangpublik di tahun 2001. kinkan kreditor mayoritas menolak upaya penghambatanrestrukturisasiolehkreditor Vulture funds tidak hanya terlibat minoritas, seperti yang sedang dilakukan dengan utang-utang swasta, tetapi juga terhadapAPP.