ebook img

Analysis of Susceptance Storey Level Damage of Coral Reefs in Territorial Water of Archipelago in PDF

14 Pages·2017·2.18 MB·English
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Analysis of Susceptance Storey Level Damage of Coral Reefs in Territorial Water of Archipelago in

ANALISIS KERENTANAN KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Analysis of Susceptance Storey Level Damage of Coral Reefs in Territorial Water ofA rchipelago in Karimunjawa by Using Geographical Information System Oleh: ]umadi Kuswaji Dwi Priyono Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57102, Telp. (0271) 717417 Psw. 151-153, Fax. (0271) 715448, E-mail: [email protected] ABSTRACT ~is Research aim to determine susceptance storry level damage of coral reefs in Territorial Water of Arrbipela§J of Karimunjawa. Method which used in this research is spasial data anafysis which in the form of data of sekllnder i?J using Geographical Information System. Pursuant to anafysis known that research area there are six especial drmor which menace coral reefs for example: Port, Airport, Center Dive, Coastal Wisata, Resident, and Appliance Catch. Pursuant to spasial anafysis which have can be determined that equal to 69,50% from entire coral reefs research arta in a condition do not susceptance, namefy there are in territorial water region of Island· Kembar, Parang, Knmbang, Katang, Nyamuk, Krakal Besar, Krakal Keci/, Geleang, Burung, Bengkoang, Menyawakan, Cemara Besar, Cemara Keci/, Sintok, Gundu/, Cendikian, Genting, Seruni, and Sambangan. As for the rest equal to 30,50% enough natural rentan of damage, there are at territorial water of islands owning high resident activity storry level, namefy around in Island· Kemujan, Karimuf!J"aWa, Menja-ngan Besar, and Mef!J"angan KeciL Keywords: stressor, susceptance, coral-reefs, and SIG PENDAHULUAN Dunia setelah Australia, yang mempunyai lu- 2 asan terumbu karang sebesar 48.000 km Indonesia merupakan negara kepu (Bryant, et al., 1988 dalam Joko Hartadi, et lauan dengan lebih dari 17.508 pulau, de al., 2001). ngan panjang garis pantai 81.000 km meru pakan pantai terpanjang di dunia serta me Area terum u karang merupakan miliki terumbu karang paling beragam di wilayah yang memiliki arti penting bagi ke kawasan Asia Pasiftk. Dari hasil penelitian beradaan ekosistem laut. Wilayah per.airan P30-LIPI sudah berhasil diidentifikasi 354 terumbu karang memiliki produktifitas tinggi tipe dan 7 5 famili terumbu karang (Zaelany, sehingga memungkinkan sebagai tempat 2003). Luas tenimbu karang Indonesia saat memijah (spawning !fUUnd), pengasuhan (mm 2 ' ini adalah 42.000 km atau 16,5 % dari luas- ery !fUUnd), dan mencari makan ifeeding!fUtmdJ an terumbu karang dunia, · yaitu seluas dari kebanyakan ikan termasuk beberapa 2 255.300 km • Dengan estimasi di atas, Indo hewan laut seperti udang-udangan, ociTijJ1Is, dm nesia menduduki peringkat terluas kedua di kerang-kerangan (Supriharyono, 2000). Ana/isis Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang ... (Jumadi dan Kuswaji Dwi P) N amun demikian, dew as a ini wilayah keseimbangan ekosistem terumbu karang tersebut banyak mengalami kerusakan. sehingga menurut Lauretta Burke, Eliza Fenomena kerusakan ini sebenarnya meru beth Selig, dan Mark Spalding (2001 ), pakan permasala_han ekologis akibat sebesar 65% dari kerusakan yang terjadi interaksi an tara manusia dengan lingkungan dipicu oleh eksploitasi ikan yang berlebihan yang terkait dengan keberadaan terumbu pada daerah terumbu karang. Mengingat karang. . Secara geografis hal ini dapat pentingnya keberadaan ekosistem ini maka dipelajari sebagai fen omena interaksi an tara perlu dilakukan pengelolaan yang tepat manusia dengan lingkungannya. Masyara sebagai antisipasi terhadap kemungkinan kat pesisir yang memiliki ketergantungan ancaman kepunahan terumbu karang. tinggi dengan lingkungan laut seringkali tidak memperhatikan keselamatan dan Lebih lanjut, Lauretta Burke, Eliza kelestarian lingkungan di sekitarnya sehing beth Selig, dan Mark Spalding (2001) ga melakukan eksploitasi yang berlebihan mengungkapkan bahwa tingkat ancaman terhadap sumberdaya hanya sekedar untuk terhadap kerusakan terumbu karang memenuhi kebutuhan ekonominya. ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: (1) pembangunan persisir, yang berupa: Hal demikian juga terjadi di Kepu ukuran kota, keberadaan lapangan terbang, lauan Karimunjawa. Sebagai taman Nasio pusat wisata dan selam, dan jarak garis nal, luas keseluruhan tutupan terumbu karang pantai; (2) pencemaran dari laut, berupa: di Kepulauan Karimunjawa pada tahun 1999 besar dan keberadaan pelabuhan; (3) berdasarkan deteksi satelit landsat adalah sedimentasi dari darat, berupa besarnya erosi 2 22,619 km Luasan ini mengalamj pening- di daerah tangkapan; (4 ) penangkapan ikan • 2 katan sehingga menjadi 24,452 km pada ta- yang berlebih dengan variabel jumlah hun 2001. Akan tetapi apabila dilihat dari penduduk; dan (5) penangkapan ikan dengan kondisi terumbu karang maka terjadi penlng- metode merusak dengan variabel intensitas 2 katan kelas karang mati dari 10.843 km pada penggunaan alat tangkap yang merusak • 2 tahun 1999 menjadi 13.104 km (LAPAN berdasarkan keterangan responden. dalam Kusuma, 2001). Secara umum, salah satu faktor utama penrebab kerusakan Dalam pandangan geografi fenomena tersebut adalah perilaku masyarakat dalam tersebut dapat didekati secara keruangan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi yakni dengan menganalisis faktor posisi .. (Westmacot, et al., 2000). objek (terumbu karang) terhadap stressor dan besarnya stressor. Semakin dekat jarak objek Kerusakan terumbu karang terus (terumbu karang) terhadap stressor maka berlangsung, karena berkorelasi dengan tingkat kerentanan kerusakannya juga ketidakseriusan aparat penegak hukum semakin besar. Demikian juga apabila sema serta lemahnya sistem dan perangkat kin besar stressor-nya maka tmgkat keren hukum (Kompas, 5 Oktober 2001). Karena tanan kerusakannya juga semakin besar. dorongan untuk memenuhi kebutuhannya, masyarakat nelayan melakukan eksploitasi Berdasarkan pemikiran di atas maka ikan secara berlebih~n dan diperparah oleh secara keruangan, area terumbu karang dapat penggunaan alat penangkap ikan yang tidak diklasifikasikan tingkat kerentanannya ramah lingkungan telah mengganggu berdasarkan posisi dan besarnya stressor. 68 Forum Geografi, Vol. 19, No. I, Juli 2005:67-80 Klasifikasi ini penting untuk digunakan Karang ditemukan mulai dari per sebagai dasar dalam pengelolaan dan tindakan airan es di Artik dan Antartika hingga ke preventif untuk mencegah kerusakan perairan tropis yang jernih. Namun, terum terumbu karang lebih lanjut. Hal ini penting bu karang dengan dinding megahnya dan dilakukan di daerah kepulauan Karimunjawa, rangka batu kapur yang sangat besar hanya mengingat daerah ini merupakan salah satu ditemukan di sebagian kecil perairan sekitar taman nasional yang kini banyak mengalami katulistiwa (Lauretta Burke, Elizabeth kerusakan dan memerlukan perlindungan Selig, dan Mark Spalding. 2001). agar kerusakan tersebut tidak terus berlang sung. Oleh karena itu berdasarkan latar Pertumbuhw terumbu karang juga belakang di atas, dilakukan penelitian.d engan dibatasi oleh kedalaman, dimana terumbu judul: "Analisis Kerentanan Kerusakan kebanyakan tumbuh pada kedalaman 25 - Terumbu Karang di Perairan Kepulauan 30 m. Salinitas perairan dimana terumbu Karimunjawa Dengan Bantuan Sistim dapat hidup adalah pada kisarw 30-38°I Informasi Geografis". Dari penelitian ini di oo a tau bahkan sampai 40 - 41 o I oo hasilkan peta indeks kerentanan kerusakan (Guilcher, 1988). Toleransi karang batu ter terumbu karang yang selanjutnya dilakukan hadap salinitas cukup tinggi yang dapat evaluasi terhadap kondisi sekarang. berkisar an tara 27 - 40 o / oo. Selain itu, kejernihan (turbidity) air penting bagi Terumbu karang adalah merupakan binatang karang. Menurut Yonge (1930-31, masyarakat organisme yang hidup di dasar 1972 dalam Guilcher, 1988) dari studinya perairan laut dangkal terutama di daerah di The Great Batier Reef of Australia, cahaya tropis. Terumbu karang disusun oleh matahari diperlukan oleh Zooxanthellae karang-karang jenis anthozoa dari klas untuk proses fotosintesis sehingga dapat sclerectina, yang mana termasuk hermarypic menghasilkan oksigen yang digunakan coral atau jenis-jenis karang yang mampu hewan karang untuk bernafas. Lebih lanjut mcmbuat kerangka karang dari kalsium Yonge (1930-31, 1972 dalam Guilcher, karbonat (CaCO) (Vaughan dan Wells, 1988) menjelaskan bahwa produksi 1943 dalam Suprfuaryono, 2000). kalsium karbonat (Ca CO ) mempunyai korelasi dengan keberadain tumbuhan Pertumbuhan terumbu karang hidup khususnya alga yang hidup dalam dibatasi oleh beberapa faktor antara lain: terumbu karang dan secara tidak langsung cahaya, suhu, dan kedalaman. Cahaya, dari bersimbiosis dengan Zooxanthellae. diperlukan oleh Zooxanthellae untuk mela Pergerakan air (arus) d~erlukan untuk kukan fotosintesis dalam jaringan karang. tersedianya aliran yang membawa masuk Suhu dapat merupakan faktor pembatas makanan dan oksigen serta menghindarkan yang umum bagi karang (Nybakken, 1988 karang dari pengaruh sedimentasi. Substrat dalam Joko Hartadi, et al., 2001). Pertum yang keras juga sangat diperlukan oleh buhan karang yang optimum terjadi pada karang untuk pelekatan larva planula. perairan yang rata-rata suhu tahunannya 0 0 berkisar 17 - 18 C dan 33-34 C, akan.tetapi Adapun tujuan penelitian ini adalah karang juga dapat mentoleransi suhu pada untuk menentukan tingkat kerentanan • 0 0 ktsaran 15 C sampai dengan 36 C kerusakan terumbu karang di Perairan (Guilcher, 1988). Kepulauan Karimunjawa. Ana/isis Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang ... (Jumadi dan Kuswaji Dwi P) 691 METODE PENELITIAN Data-data yang dikumpu1kan melalui obervasi dan wawancara antara lain: jarak Pendekatan yang digunakan dalam dan ukuran kota, ukuran dan keberadaan penelitian ini adalah pendekatan keruangan lapangan terbang, pusat wisata dan selam, dengan teknik analisis peta menggunakan jarak dan ukuran pelabuhan, jumlah Sistem Informasi Geografis. Data yang digu penduduk, dan jenis alat penangkap ikan. nakan berupa data sekunder yang berupa pe ta, hasil wawancara dari ~person yang terdiri Setelah data-data di atas dikumpulkan dari tokoh masyarakat dan petugas Balai kemudian dilakukan analisis kerentanan Taman Nasional Karimunjawa dan data-data kerusakan terumbu karang dengan cara pendukung lainnya. Alat yang dipakai dalam pengharkatan (scoring) untuk menetapkan penelitian ini antara lain: Peta Perairan indeks kerentanannya. Adapun sistem Kepulauan Karimun Jawa, Seperangkat PC pengharkatan mengacu pada klasifikasi yang dengan program EXCEL, ACCESS, ARC/ dilakukan Lauretta BW:ke, Elizabeth Selig, INFO, MAP INFO dan ARC/VIEW, Re dan Mark Spalding (2001) berikut: ceiver GPS (G/Qbal Positioning System). 1. Faktor Jarak dan Ukuran Kota Tabel 1. Faktor Jarak dan Ukuran Kota Ukuran Kota Jarak (km) Harkat Kecil (50.000 -100.000 penduduk) >10 1 5-10 2 0-5 3 ·S edang (1 00.000 - 1 juta penduduk) >20 1 10-20 2 0-10 3 Be~ar (lebih dari 1 juta penduduk) > 40 1 20-40 2 0-20 3 Sumber: Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (2001) dengan modift.kasi 2. Faktor Ukuran dan Keberadaan Lapangan terbang Tabel 2. Faktor Ukuran Dan Keberadaan Lapangan Terbang ·~ Jenis lapangan Besar Lapangan Jar'l(km) Harkat terban2 Terbang Sipil/Militer Kecil >10 1 5- 10 2 0-5 3 Sedang > 20 1 10-20 2 0-10 3 Besar > 40 1 20-40 2 0-20 3 Sumber : Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (2001) dengan modift.kasi 70 Forum Geografi, Vol. 19, No. I, Juli 2005: 67-80 3. Pusat Wisata dan Selam Tabel 3. Pusat Wisata dan Selam Besar Tempat J enis Wisata Jarak(km) Harkat Wisata Pantai dan Kecil >10 1 Selam 5-10 2 0- 5 3 Sedang >20 1 10-20 2 0-10 3 Besar >40 1 20-40 , 2 0-20 3 Sumber: Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (2001) dmgan modifikac;i 4. Faktor Jarak dan Ukuran Pelabuhan Tabel 4. Faktor Jarak dan Ukuran Pelabuhan Ukuran Pelabuhan Jarak(km) Hadca:t Kecil >10 1 3-10 2 0-3 3 Sedang >30 1 10-30 2 0-10 3 Besar >50 1 20 - 50 2 0 -20 3 Sumber: Burke, Lauretta Elizabeth Se1ig; dan Mark Spalding (2001) deogan modifikasi 5. Ancaman Jumlah Penduduk Tabel 5. Klasifikasi Ancaman Jumlah Pendud~) Jumlah Penduduk Harkat 0-10.000 1 - 10. 000 - 20.000 2 ~ >20.000 3 Sumber : Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (200 1) dengan modifikasi Ana/isis Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang ... (Jumadi dan Kuswaji Dwi P.) 71 6. Ancaman Penangkapan Ikan yang Digunakan Tabel 6. Klasifikasi Ancaman Alat Penangkap Ikan Intensitas Penggwiaan Alat Penangkap Ikan Harkat yang Merusak Tidak Terindikasi 1 Satu kali dalam sebulan 2 Satu kali dalam se /lebih 3 Sumber : Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (2001) dengan modiftkasi Klasifikasi Indeks Kerentanan Keru selanjutnya dilakukan analisis secara sakan Terumbu Karang deskriptif untuk menjelaskan kondisi kerentanan kerusakan akibat adanya faktor Klasifikasi indeks kerentanan pengancam di daerah penelitian. Secara dilakukan dengan menjumlahkan harkat umum proses inputasi dan pengolahan data tiap parameter kerentanan berdasarkan dengan Sist;im Informasi Geografis dalam jumlah harkat semua stressor yang ada di penelitian ini dapat digambarkan seperti daerah penelitian yang dibagi menjadi pada skema berikut ini. empat kelas kerentanan (tidak rentan, cukup rentan, rentan, dan sangat rentan). Hasil dan Pembahasan Analisis Hasil Penelitian a. Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang oleh Pembangunan Pesisir Hasil penelitian ini berupa peta indeks kerentanan kerusakan terumbu Pembangunan pesisir merupakan karang di Kepulauan Karimunjawa yang salah satu faktor penting bagi terjadinya PROSES OUTPUT .. Wawancara: Peta Indeks Kerentanan • Peta ancaman oleh aktivitas Kerusakan Terumbu penangkapan ikan yang Karang berlebih, • Peta ancaman oleh aktifitas penangkapan ikan dengan Analisis Deskriptif metode merusak Survey Lapangan Gambar 1. Skema Proses Fungsi Analisis Data dalam SIG 72 Forum Geografi, Vol. 19, No. 1, Juli 2005:67-80 kerusakan pada ekosistem terumbu karang. untuk wisata pantai. Kualifikasi dan posisi Berbagai aktifitas yang d.itimbulkan pada stressor tersebut dapat d.ilihat pada tabel 7. umumnya berdampak buruk bagi ling kungan, misalnya menyebabkan pence Berdasarkan jarak arttara objek maran, sed.imentasi maupun pengurangan de:ngan stm.sor tersebut dapat dibuat klasi entitas dalam suatu ruang ekosistem. fikasi keruangan berdasarkan tingkat keren tanan terombu karang di suatu grid. Dari Pesisir d.i Kepulauan Karimunjawa hasil analisis dapat diketahui tingkat keren merupakan daerah yang belum begitu tanan kerosabn terombu karang yang ada intensif mengalami pembangunan walau berdasarkan ancatn2.Q masing-masing stres pun sudah banyak mengalami perubahan sor pada tabel S. penggunaan lahan. Daerah pesisir pada Berdasarb.n analisis tabel 8 dapat umumnya digunakan sebagai tempat mem diketahui bahwa dati S sb:essor, ti.ngkat bangun pemukiman dan sarana sosial ancaman kerusakan terombu karang lainnya. daerah penelitian termasuk ringan (80,88 %), terancam sedang (14,94%), dan Faktor pembangunan pesisir yang ada terancam berat (4,16%). Ancaman bent di Kepulauan Karimunjawa antara lain: terbesar oleh stressor Pusat Selarn 4. Dari faktor ukuran dan keberadaan lapangan 5 Pusat Selam, Pusat Selam 4 yang terletak terbang, serta keberadaan pusat wisata di Pulau Menjangan Besar berjarak relatif pantai dan selam. Berdasarkan jumlah dekat dengan Pulau Karimunjawa dengan penduduk, pembangunan d~tn morfologi keanekaragaman jenis ikan ikan terbesar wilayah, menunjukkan belum berkembang (39 jenis) dengan kecerahan perairan 5 m nya sifat kekotaan di kepulauan ini, maka paling banyak dikunjungi wisatawan. tingkat ancamannya d.iberi skor kecil. Demikian pula dari 2 Pusat Wisata, Wisata Pantai 2 yang terletak di Pulau Berdasarkan hasil penelitian ditemu Menyawakan yang cukup menarik kan beberapa stressor yang dapat d.ianalisis wisatawan baik dari dalam maupun luar dari faktor pembangunan pesisir ini, antara negeri dengan infrastruktur terbangun yang lain: lapangan terbang Dewadar~ yang memadai mempunyai ancaman besar yang merupakan satu-satunya lapangan terbang, relatif besar dibandingkan Wisata Pantai 1 lima daerah pusat selam dan dua wilayah di Pulau Kemujan. Tabel 7. Kualifikasi dan Posisi Koordinat Stressor Faktor P~bangunan Pesisir No Nama Stressor Kualifikasi X y 1 Lapangan Terban_g kecil 442103,69 9356744,19 2 Pusat Selam 1 kecil 409584,06 9355074,81 3 Pusat Selam 2 kecil 426469,25 9358622,24 4 Pusat Selam 3 kecil 429526,65 9357231,09 5 Pusat Selam 4 kecil 434807,62 9346380,14 . 6 Pusat Selam 5 kecil 433070,47 9345684,56 7 Wisata Pantai 1 kecil 442034,19 9359874,27 8 Wisata Pantai 2 kecil 426677,71 9357717,99 Sumber: Data Primer Ana/isis Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang ... (Jumadi dan Kuswaji Dwi P.) Tabel 8. Persentase Luas Daerah Tutupan Terumbu Karang yang Terancam Stressor Pembangunan Pesisir Prosentase Luas Daerah Terancam dehgan Tingkat Ancaman (%) No N arua Stressor Ringa n Sedang Ber at (Harkat 1) (Harkat 2) .(Harkat 3} 1 Lapangan Terbang 65,70 27,00 7,59 2 Pusat Selam 1 73,01 19,35 7,63 3 Pusat Selam 2 95,37 4,02 0,61 4 Pusat Selam 3 80,45 17,70 1,85 5 Pusat Selam 4 72,57 19,14 8,29 6 Pusat Selam 5 76,70 17,97 5,33 7 Wisata Pantai 1 70,91 23,17 5,91 8 Wisata Pantai 2 93,13 6,24 0,61 Rerata 80,88 14,94 4,16 Sumber: Hasil Analisis b. Kerentanan Kerusakan Terumbu Berdasarkan analisis klasifikasi Karang oleh Pencemaran dari Laut keruangan mengenai ancaman beberapa stressor tersebut, terhadap tutupan terumbu Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh karang dapat diketahui.t ingkat kerentanan masyarakat pada wilayah ekosistem laut, kerusakan terumbu karang yang ada di sedikit banyak meninggalkan bahan-bahan daerah penelitian seperti pada tabel 10. sisa buangan. Bahan-bahan ini dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan, Pelabuhan merupakan pusat berbagai seperti: racun, bahan bakar, detergen, aktivitas transportasi antar pulau maupun minyak pelumas, dan lain-lain. Dapat pula pusat transaksi dan pusat berkumpulnya berupa bahan-bahan yang -~idak begitu nelayan yang akan maupun telah melaku berbahaya bagi lingkungan, misalnya kan aktivitas pekerjaannya. Bagi nelayan sampah organik. Baik itu bahan yang Kepulauan Karimunjawa, pelabuhan meru berbahaya maupun tidak dalam kadar pakan tempat pangkalan untuk berakti .. tertentu keberadaannya dapat mengganggu vitas. Pelabuhan - pelabuhan di sini tidak ' stabilitas ekosistem. Apalagi ekosistem banyak disin:~gahi oleh kapal-kapal besar terumbu karang yang sangat sensitif hanya sesekali saja dan itupun tidak semua terhadap keberadaan bahan-bahan pen pelabuhan pernah disinggahi. Pelabuhan cemar. utama yang terletak di Pulau· Karimun merupakan pusat perhubungan laut antara Pada daerah penelitian aktivitas Kepulauan Karirnunjawa dengan Pulau aktivitas tersebut terpusat ~pada pelabuhan. Ja wa khususnya Je para dan Semarang Dalam hal ini terdapat lima buah pelabuhan melalui Kapal Muria dan Kapal Motor yang penting di daerah penelitian. Adapun Cepat Kartini I. Dikaitkan dengan luas kualifikasi besamya masing-masing stressor pelabuhan yang ada, pelabuhan - pelabu (pelabuhan) tersebut disajikan pada tabel 9. han di Kepulauan Karimunjawa masih 74 Forum Geografi, Vol. 19, No. I, Juli2005: 67-80 Tabel 9. Kualifikasi dan Posisi Koordinat Stressor Faktor Pencemaran dari Laut No Nama Stressor Kualifikasi X y 1 Pelabuhan 1 Kecil 438212,45 9345684,56 2 Pelabuhan 2 Kecil 436822,71 9346449,70 3 Pelabuhan 3 Kecil 442451,12 9361543,65 4 Pelabuhan 4 Kecil 415281,94 9363282,58 5 Pelabuhan 5 Kecil 409792,52 9355839,94 Sumber: Data Primer Tabel 10. Prosentase Luas Daerah Tutupan Terumbu Karang yang Terancam Oleh Stressor Pencemaran dari Laut Prosentase ·Luas Daerah Terancam dengan TingkatAncaman (%) No Nama Stressor Ringa n Sedang Berat (Harkat 1) _(_Harkat~ J!!arkat3) 1 Pelabuhan 1 58,56 32,46 8,97 2 Pelabuhan 2 69,54 22,32 8,13 3 Pelabuhan 3 72,63 24,24 3,12 4 Pelabuhan 4 78,64 12,76 8,58 5 Pelabuhan 5 71,21 20,62 . 8,15 Rerata 70,12 22,48 7,40 Sumber: Hasil Analisis digolongkan sebagai stressor dengan kuali lebih besar mengancam terumbu k~rang fikasi kecil. yang lebih besar juga. Berdasarkan hasil analisis Tabel 10 c. Kerentanan Kerusakan Terumbu diketahui bahwa tingkat ancaman oleh Karang oleh Penangkapan Ikan stressor pencemaran dari laut, sebagian Secara Berlebihan besar masuk kategori ringan (70,12%), .. .... disusul tingkat sedang (22,48%) dan berat Berdasarkan data kependudukan (7,40%). Pelabuhan 1, yakni pelabuhan Kepulauan .KarinU)njawa dan dihubungkan yang terdapat di Pulau Karimun (pelabuhan dengan penentuan harkat pada penelitian utama) mengancam terumbu karang dengan ini dapat diketahui bahwa tekanan jumlah tingkat ancaman berat terbesar, disusul penduduk terhadap sumberdaya perikanan Pelabuhan 4 yang terletak di Pulau Parang. di perairan Kepulauan Karimunjawa masih Pelabuhan 4 ini merupakan pelabuhan yang tergolong ringan (harkat 1). Hal ini didu cukup penting karena menghubtingkan jalur kung oleh keberadaan Kepulauan Karimun transportasi antara Pulau· Parang dan jawa yang cukup jauh (± 83 km) dari pulau sekitarnya dengan Pelabuhan utama di Jawa, sehingga tidak memungkinkan bagi. Pulau Karimun. Hal tersebut menunjukkan nelayan dari luar pulau yang berpealatan bahwa intensitas aktivitas pelabuhan yang kapal dengan kekuatan kecil untuk rncoc:ai. Ana/isis Kerentanan Kerusakan Terumbu Karang ... (Jumadi dan Kuswaji Dwi P) ikan di perairan ini. Kalaupun ada kapal berbahaya bagi terumbu karang untuk pencari ikan dari luar, hal ini hanya terjadi menangkap ikan-ikan tertentu seperti ikan beberapa waktu saja dengan jumlah yang hias dan lobster yang bernilai jual tinggi. tidak banyak. ' Untuk mala~sakan praktek ini nelayan harus menyelam dengan alat selam yang d. Kerentanan Kerusakan Terumbu tidak memadai dan melumpuhkan ikan Karang oleh Penangkapan Ikan ikan tersebut yang biasanya bersembunyi dengan Metode Merusak pada rongga-rongga karang sehingga cukup membahayakan bagi kehidupan karang Para nelayan pada umumnya me yang terkena semprotan zat racun. nangkap ikan dengan menggunakan muroami, branjang, pancing tonda, pancing Praktek ini dilakukan dengan inten edo dan jaring. Beberapa dari peralatan sitas yang lebih dari sekali dalam seminggu tersebut ada yang khusus digunakan pada dengan lokasi penangkapan yang tidak musim-musim tertentu dan untuk jenis ikan menentu pada daerah tutupan karang. tertentu pula (lihat tabel 11). Operasi untuk memberantas praktek ini sering dilakukan. Namun demikian menu Menurut penuturan salah seorang rut responden tersebut ada 'persekong responden yang dapat dipercaya, dahulu kolan' antara aparat tertentu dengan nelayan pernah ada yang menggunakan hom nelayan yang memberitahukan jadwal sebagai alat penangkap ikan di perairan ini. jadwal operasi. Dengan demikian para Namun sekarang sudah tidak ada lagi nelayan akan menyembunyikan alat-alat dengan adanya kebijakan pemerintah yang berbahaya tersebut dan menghentikan melarang hal tersebut. prakteknya saat operasi aparat dilakukan. Responden yang lain mengatakan bahwa ada banyak nelayan yang ada di Faktor ini merupakan permasalahan daerah penelitian menggunakan racun yang yang sangat membahayakan bagi kebera- Tabel 11. Jenis Alat Tangkap dan Masa Operasi Penggunaan Alat Produksi/ Produksi/ Masa No Jenis Alat Jumlah Jenis lkan Trip (k2) Bln(k2) Operasi .. 1 Muroami 18 100 - September- Ekor Desember Kuning ""' 2 Branjang 90 100 2000 . i Juni- Teri Agustus 3 Pancing Tonda 617 25 500 Juni- .. J:ongkol September 4 Pancing Edo 200 3 50 Maret- lkan luni Karang 5 Jaring 200 10 200 September- Ekor November Kunin_g 6 Bubu 2000 0,5 1000 Sepenjang Ikan Musim Karang Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, 2004 76 Forum Geografi, Vol. 19, No. I, Juli 2005:67-80

Description:
Sumber: Burke, Lauretta Elizabeth Selig; dan Mark Spalding (2001) dengan modift.kasi. 2 merupakan pusat perhubungan laut antara. Kepulauan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.