ebook img

analisis terjemahan bahasa perancis pada novel perburuan karya pramoedya ananta toer PDF

15 Pages·2017·0.24 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview analisis terjemahan bahasa perancis pada novel perburuan karya pramoedya ananta toer

ANALISIS TERJEMAHAN BAHASA PERANCIS PADA NOVEL PERBURUAN KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Popi Miyondri UniversitasPendidikan Indonesia E-mail: [email protected] DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6958 Abstrak Artikel ini mengungkapkan hasil dari analisis terjemahan ke dalam bahasa Perancis pada novel Perburuan karya Pramodya Ananta Toer. Novel ini diambil sebagai sumber penelitian dikarenakan novel ini telah memenangkan penghargaan Balai Pustaka pada tahun 1949 di Jakarta dan menggambarkan ideologi orang Indonesia dan penjajah Jepang pada masa kolonialisasi Jepang. Studi ini dilaksanakan untuk menjawab dua pertanyaan yang diajukan diantaranya bagaimana penerjemah menerjemahkan novel Perburuan tersebut?, dan apakah penerjemah merupakan penerjemah setia atau penerjemah tidak setia?. Studi ini berdasarkan hasil analisis kualitatif dengan cara menganalisis hasil terjemahan dari judul, cover buku hingga kalimat – kalimat yang mengindikasikan gaya terjemahan dari penerjemah Perancis. Peneliti menganalisis hasil data tersebut dengan menggunakan teori – teori terjemahan seperti teori terjemahan post – kolonial dan teori terjemahan budaya untuk negara dunia ketiga sebagai acuan untuk menganalisis novel terjemahan yang berjudul Le Fugitif oleh François-René Daillie. Hasil dari analisis ini mengungkapkan bahwa penerjemah merupakan penerjemah yang setia berdasarkan konteks atau isi dari novel Perburuan, sehingga gaya penerjemahannya mendekati dengan versi asli walaupun ada unsur-unsur yang disesuaikan dengan pembaca yang berbahasa Perancis. Kata kunci: terjemahan, bahasa, novel, teori terjemahan post-kolonial ANALYSIS THE TRANSLATION INTO FRENCH LANGUAGE OF NOVEL PERBURUAN BY PRAMOEDYA ANANTA TOER Abstract This article reveals the results of this analyze the translation into French language of novel Perburuan by Pramoedya Ananta Toer. This novel has chosen as our resource of this research because this novel has won the Balai Pustaka award in 1949 in Jakarta and this novel describes the ideology of the people in Indonesia and Japanese colonizer in Japanese colonization period. This study was conducted to answer our two questions, such as how translator translates the novelPerburuan and is the translator is a faithful translator or unfaithful translator?. This study is based on qualitative research by analyzing the translation of title, book cover and also the phrases translated which has indicated a translation style of French translator.we analyze this data by using the theories of translation such as post- colonial translation theory and cultural translation theory for third word countries as our references to analyze the novel translated intitledLe Fugitif by François-René Daillie. The results of this study are the translator is a faithful translator based on the contexte and content in the novel Perburuan. The style of faithful translation aims to convey the author’s intention as faithfully as possible into original version to the French readers. Keywords: translation, language, novel, post-colonial translation theory 57 58 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 57-71 PENDAHULUAN terjemahan, pembaca asing dapat mengetahu Terjemahan adalah tindakan transmisi bagaimana gambaran sejarah kita pada masa teks dalam satu bahasa (bahasa sumber) ke penjajahan jepang. Seperti yang diungkapkan bahasa lain (bahasa target). Menghubungkan oleh Delisle (2003, p. 7) bahwa sejarah dalam dua budaya, dua bahasa dan kadang-kadang terjemahan merupakan sebuah perspektif dua periode. Seperti menurut Catford (1965, seni bergambar. p. 20) terjemahan dapat diartikan sebagai Novel ini dipilih karena memiliki berikut: penggantian materi tekstual dalam karakter karya sastra Indonesia selama era satu bahasa dengan bahan teks yang setara kemerdekaan adalah ideologi nasionalisme. dalam bahasa lain. Dalam Rubel dan Rosman (2003, p. 154) Terjemahan yang berfokus kepada bahasa indonesia dari dulu merupakan bahasa novel, puisi dan lain-lain disebut terjemahan yang nilai ideologinya diturunkan sebagian dari sastra. Untuk menerjemahkan karya sastra yang digambarkan oleh penuturnya ditandai dibutuhkan keterampilan gaya, pengetahuan sebagai bahasa kedua dan bahasa turunan. budaya dan kemampuan imajinatif. Oleh Menurut Penulis – penulis novel Indonesia karena itu, terjemahan sastra adalah tindakan pada tahun 1945 menyoroti ideologi mereka manipulasi. Andre Lefevere memperkenalkan dalam tulisan mereka dan sama hal nya konsep manipulasi terhadap terjemahan, dengan penulis novel Perburuan. Selain itu, karena konsep ini membantu untuk dalam novel perburuan menurut Kurniawan menghapuskan batas-batas yang ada dan (2002, p.12) Pramoedya memberikan latar dengan demikian, memanipulasi bisa belakang sejarah Indonesia yang diwarnai digunakan dalam penerjemahan (1992, p. feodalisme Jawa, kolonialisme Belanda, 51). Dalam sebuah teks post-kolonial, gaya pendudukan Jepang, maupun kemerdekaan penerjemahan pun harus diperhatikan dalam karya-karyanya, Pramoedya seringkali agar pesan dan kejadian yang ada dapat mengkonfrontasikan prinsip kerakyatan dan tersampaikan. Maria Tymoczko dalam Basnett kemanusiaannya dengan sikap kesewenang- dan Trivedi (2002, p. 19) mengatakan bahwa wenangan dan penindasan. Jadi untuk terjemahan merupakan sebuah metafor atau mengetahui gaya terjemahan novel ini, kiasan untuk karya post-kolonial seperti kita menggunakan teori terjemahan. Teori contoh terjemahan berhubungan dengan postkolonial dan teori terjemahan budaya makna etomologi suatu kata dan terjemahan dunia ketiga untuk menemukan jawaban atas merupakan suatu aktivitas untuk melintasi masalah kita pada dua pertanyaan: bagaimana baik itu waktu dan tempat. penerjemah perancis menerjemahkan novel Untuk itu, peneliti menganalisis ini? Apakah dia seorang penerjemah setia sebuah terjemahan perancis dari novel atau tidak setia?. indonesia, Perburuan. Pada artikel ini, Dengan menjawab pertanyaan penulis menganalisis novel Perburuan tersebut, memiliki hipotesis bahwa meskipun karya Pramoedya Ananta Toer, yang dalam penerjemah adalah seorang penerjemah setia, versi bahasa Prancis berjudul Le Fugitif. ia mencoba untuk menerjemahkan novel Peneliti tertarik pada buku ini karena dengan melakukan penyesuaian dengan buku ini memenangkan penghargaan pembaca asing yang berbahasa Perancis, bergengsi Balai Pustaka pada tahun 1949 agar mereka dapat mengerti isi dari novel di Jakarta, tetapi disatu sisi buku ini juga Indonesia. dilarang oleh pemerintah karena dianggap Untuk menjelaskan secara rinci mengandung unsur komunisme. Novel ini hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan menggambarkan bagaimana sejarah kita pada dua teori yang terkait dengan penelitian , saat masa penjajahan Jepang. Dengan melalui yaitu teori terjemahan post-kolonial dan teori p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 Miyondri, Analisis terjemahan bahasa Perancis.... 59 terjemahan budaya untuk negara-negara pertama kalinya, dimulai dengan kedatangan dunia ketiga. penjajah Portugis dan Spanyol pada abad Dalam semantik, istilah post-kolonial ke-16, diikuti oleh Belanda pada awal abad istilah mungkin hanya berfokus pada budaya ke-17. Dan pemahaman ketiga yang paling nasional setelah runtuhnya rezim penjajahan. umum, dimulai sebelum kehadiran fisik Selain itu, istilah ini dapat dipahami dalam negara-negara Barat di Indonesia, negara- beberapa konteks sebagai periode setelah negara Barat telah memiliki citra tertentu dari akhir penjajahan. Memang, ada teori yang negara-negara asia timur. telah menyebabkan studi untuk memeriksa Menurut Ashcroft, Hriffiths dan apa yang terjadi pada periode pascakolonial. Tiffin dalam bukunya The Empire Writes Back Hal ini disebut teori postkolonial. Banyak : Theory and Practice in Post-Colonial Literatures peneliti fokus pada negara-negara dijajah (Childs, Peter and Patrick Williams (eds). oleh Eropa. Mereka juga mempelajari (1997, p. 3) mengatakan bahwa istilah neokolonialisme yang merupakan pengaruh postkolonial mencakup seluruh budaya kolonial dalam kaitannya dengan kesadaran yang dipengaruhi oleh proses penjajahan untuk berpikir, berbicara dan bertindak dari mulai masa penjajahan hingga saat ini. kegiatan budaya dalam masyarakat. Karena hal ini dikarenakan adanya kelanjutan dari neokolonialisme jangka, itu muncul di bawah masa penjajahan itu melalui proses sejarah negara-negara dunia pertama, dunia kedua tersebur. dan dunia ketiga. Untuk menerjemahkan teks ke Ekspresi ini membantu kelompok di negara lain, kita harus mempertimbangkan dunia dengan tiga kategori utama. Negara- teks apa yang kita akan menerjemahkan. negara dunia pertama adalah negara-negara Orang Barat memiliki gambaran tentang demokratis yang warganya standar hidup negara oriental. Jadi, di bidang penerjemahan, yang tinggi dan maju di bidang teknologi. pembaca berharap bahwa penerjemah harus Negara-negara dunia kedua diindikasikan menerjemahkan konten yang sama seperti untuk negara-negara dengan ekonomi buku asli. Tapi untuk mendapatkan kesamaan, sosialis di bawah pengaruh Uni Soviet. Dan itu tidak bisa semudah yang kita bayangkan. istilahi untuk negara-negara berkembang Oleh karena itu di bidang penerjemahan, kita disebut negara-negara dunia ketiga. tahu ada yang disebut dengan terjemahan Teori post-kolonial di Indonesia tidak setia. memiliki tiga makna. Pertama, akhir Menurut kritikus, penyair, dan penjajahan di dunia. Kedua, semua catatan editor surat kabar Bhupinder Aziz Parihar, yang berhubungan dengan pengalaman terjemahan adalah tindakan holistik yang kolonial dari abad ketujuh belas hingga saat menentang semua teori dan strategi yang ini. Ketiga, semua karya atau buku atau artikel diterima seperti penerjemah mengungkapkan yang terkait dengan paradigma superioritas semua visi orang lain di lingkungan lain di luar Barat untuk inferioritas Timur, baik sebagai lingkungannya. Dia menambahkan bahwa orientalisme, imperialisme dan kolonialisme terjemahan yang indah, seperti terjemahan (Fazil, 2016). dari Khayyam oleh Fitzgerald, berdiri di atas Yang pertama berarti memahami karya-karya seni mereka sendiri; mereka tidak periode pasca-kolonial di Indonesia yang harus setia dengan aslinya, namun harus dimulai pada abad pertengahan, ke-20 menjadi seperti Fitzgerald dalam menuliskan setelah deklarasi kemerdekaan pada tahun kembali secara piawai (Kidwai, 2016). 1945 hingga saat ini. Kemudian pemahaman Artinya, untuk menerjemahkan pekerjaan, kedua mencakup semua yang ditulis sejak seseorang dapat menjadi setia dengan aslinya kedatangan penjajah Barat di Indonesia untuk dalam memiliki karakteristik yang diperlukan p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 60 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 57-71 seorang penerjemah yang baik. Hal ini perpecahan dan perbedaan. karena ketika diterjemahkan, ada beberapa Sebaliknya, para penerjemah teori, strategi dan pertimbangan lainnya. memiliki lebih kendala. Hal ini karena Jika kita berhasil menerjemahkan dengan penerjemah sastra disibukkan dengan pertimbangan ini, ia memiliki terjemahan perbedaan yang tidak hanya dalam bahasa yang indah. tetapi dalam kisaran yang sama dari faktor Selain itu, menurut pandangan budaya yang penerjemah harus sampaikan pembaca, mereka berharap untuk kepada penerima budaya yang berbeda. mendapatkan teks terjemahan seperti Namun, penulis postkolonial dan penerjemah teks-teks asli dan penerjemah berupaya memiliki tugas yang sama dimana seseorang menyampaikan konsep, struktur atau bentuk memiliki sebuah teks, dan yang lain memiliki bahasa sumber ke bahasa target dan mencapai terjemahan dari budaya itu sendiri. sebuah persimpangan komunikatif antara Kedua, perbedaan parameter dua bahasa dan antara karya terjemahan tekanan. Seorang penerjemah dihadapkan setia dengan yang asli dan yang tidak setia. dengan teks tetap yang mencakup unsur- Sehingga mereka bisa paralel antara dua unsur budaya dan bahasa yang kadang- budaya dan dua cerita bersama-sama. kadang bisa menjadi masalah bagi pembaca. Untuk menjawab kebutuhan Dengan demikian, penerjemah mengalami pembaca, penerjemah harus mencoba untuk dilema kesetiaan dengan teks asli. Ketika itu mengirim dan menerjemahkan ke dalam mencerminkan budaya, kadang-kadang tidak bahasa lain, struktur dan sintaks dari teks asli. bisa setia kepada teks asli. Ini kendala dari Dengan menerjemahkan strukturkalimatdari teks dengan literalisme budaya yang sudah teks awal, penerjemah berhubungan tidak menjadi bagian terjemahan dalam diskusi hanya dengan menerjemahkan kata demi kata yang berabad-abad. Namun, penulis post- namun makna sesungguhnya dan efek dari kolonial memilih unsur-unsur budaya untuk penggabungan tersebut. Dengan demikian, disampaikan kepada pembaca. dari segi sintaksis, penerjemah mencoba Menurut Maria Tymoczko, penulis untuk menerjemahkan teks “kalimat demi dan penerjemah memiliki kendala yang sama kalimat” (Basnett & Trivedi, 2002, p. 115- untuk memutuskan atau memilih (Basnett, 116). 2002, p. 22). Penulis tidak bisa menulis dengan Perbedaan yang signifikan antara bebas karena ia harus mempertimbangkan sastra terjemahan dan sastra postkolonial presentasi budaya sumber sejarah, ideologi, yang jelas dan harus ditangani dari awal mitos, afiliasi dan patronase dalam karya (Basnett & Trivedi, 2002, p. 20-21). sastra. Selain itu, penerjemah harus memilih Perbedaan utama adalah penulis postkolonial elemen dari teks yang dapat melestarikan tidak menyampaikan sebuah teks. Dia dalam terjemahan. menyampaikan suatu budaya, yang dapat Saat ini, dalam dua atau tiga dekade, diartikan sebagai bahasa, sistem kognitif, terjemahan telah menjadi sebuah kegiatan literatur (yang terdiri dari sistem tekstual, nyata, lebih terhormat dan produktif. Dan gender dll), budaya material, sistem sosial studi terjemahan, itu disebut studi terjemahan. dan kerangka hukum, sejarah dan lain-lain. Dalam konteks budaya, terjemahan memiliki Ini berarti bahwa penulis yang menulis peran penting untuk mengirimkan budaya karya-karya zaman penjajahan, mungkin lain dari berbagai negara. Ini juga merupakan lebih dari satu budaya atau bahasa dalam sarana untuk melakukan perjalanan antar karyanya. Loomba (2005,p.19) mengatakan budaya. Tetapi apakah tidak ada “kekerasan” banyak tulisan-tulisan tentang postkolonial tertentu ketika penerjemah menerjemahkan menekankan konsep seperti percampuran, buku-buku dari negara-negara dunia ketiga? p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 Miyondri, Analisis terjemahan bahasa Perancis.... 61 Menurut Frantz Fanon, “berbicara sehingga terjemahan tidak terasa seperti suatu bahasa adalah mengambil dunia yaitu terjemahan. Namun, metode Foregnizing Budayanya” (1967, p.38). Dalam bukunya, mengajak para pembaca untuk merasakan ia berbicara tentang India Barat yang ingin bahasa dan perbedaan budaya dari teks asing. menjadi merdeka, menggunakan alat budaya, Schleiemacher (Venuti, 2004, p.100) percaya bahasa. Dia ingin berbicara bahasa Perancis bahwa metode terjemahan foreignizing karena secara historis bahwa bahasa adalah dapat berguna dalam pembentukan budaya cara untuk memecahkan masalah warga nasional, yang menempa identitas budaya selama lima puluh tahun lebih. asing untuk masyarakat demi mencapai Terdapat dilema dari penjajahan otonomi politik. akulturasi Antilles negro yang ingin merdeka Kadang-kadang “ruang” terjadi yang memiliki nilai-nilai dan cara ekspresi. selama menerjemahkan budaya yang bertemu Dilema ini juga terjadi dalam proses atau berinteraksi dengan budaya lain. Ruang penerjemahan, khususnya dalam terjemahan ini mengacu pada transculturation (Dingwaney, teks-teks Antarbudaya “dunia ketiga”. 1995, p.8). Dalam transculturation, bahasa dan Dengan menerjemahkan teks budaya dominan yang ditulis ulang. Ada antarbudaya dari “dunia ketiga”, penerjemah dua pemahaman ruang ini. Pertama adalah sengaja melakukan kekerasan sebagai cara untuk menerjemahkan teks untuk rekonstruksi. Rekonstruksi ini dari teks menjawabtujuan dari sebuah teks atau budaya asing sesuai dengan nilai-nilai, keyakinan yang penerjemah menerjemahkannya. dan representasi yang ada dalam bahasa Terjemahan ini mengijinkangaya hidup target dan dikonfigurasi dalam hierarki dan pemikiranpenerjemah dipengaruhi dominasi dan keterpinggiran, dan kemudian oleh gaya hidup dan pemikiran orang lain. akan menentukan produksi, peredaran dan Kedua, penerjemah (salah) menerjemahkan penerimaan teks . Misalnya, Talal Asad teks asing dengan sengaja mengabaikan berasumsi bahwa salah satu kebutuhan perbedaan antara dua budaya. Walaupun untuk mempertimbangkan antropologi telah berusaha untuk membawa kata-kata sebagai disiplin holistik dalam masyarakat dari satu bahasa ke bahasa lain, penerjemah borjuis sebagai objek penelitian dari berbagai tidak bisa menerjemahkan ataumenemukan perusahaan non-Eropa yang telah datang kata-kata yang setara. Sehingga mereka harus di bawah dominasi ekonomi, politik dan memahami konteks teks antarbudaya agar intelektual (1975, p.103). Jadi penerapan dapat menerjemahkannya. “kekerasan” dalam terjemahan budaya non- Barat sebagai menerapkan kekuatan, yaitu METODE kekuatan kolonial. Kekerasan ini terjadi untuk Dalam mengembangkan penelitian, membuat pembaca mudah untuk memahami menggunakan metode kualitatif untuk budaya lain dengan menggunakan proses menganalisis data dalam bentuk teks. naturalisasi (Dingwaney & Maier, 1995, p.4). Data dari penelitian ini adalah novel karya Menggunakan metode naturalisasi adalah Pramoedya Ananta Toer, Perburuan dan untuk membuat teks diakses oleh publik. versi Perancis, Le Fugitif, yang diterjemahkan Ada dua metode untuk oleh François-René Daillie. Dalam penelitian menerjemahkan teks-teks antarbudaya dari ini, mengembangkan teknik analisis data “dunia ketiga”, metode membudidayakan dalam tiga bagian: dan metode Foregnizing (Dingwaney,1995, Untuk bagian pertama, akan meneliti p.7). Metode domisticating adalah nama lain bentuk buku serta cover dengan mengambil dari metode naturalisasi. Metode ini membuat kalimat-kalimat yang mengacu pada bentuk teks asing dapat diakses oleh pembaca asing cover tersebut. Kemudian menganalisa p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 62 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 57-71 terjemahannya. Kedua, meneliti dari segi judul disampaikan, telah menganalisis novel baik itu versi asli ataupun versi terjemahannya Perburuan dan novel terjemahannya Le dengan dikaitkan dengan kalimat-kalimat Fugitif. Peneliti membagi tiga bagian dalam teks yang mengacu pada judul.. Dan bagian bagian ini untuk mendapatkan jawaban dari ketiga, kita mengambil beberapa paragraf dua pertanyaan untuk menguatkan hasil yang dirasa mencerminkan gaya terjemahan hipotesis. dari sang penerjemah. Dalam menganalisa terjemahan tersebut tetap mengacu pada Analisis bentuk buku teori terjemahan yang telah terapkan. Untuk menganalisis kedua bentuk novel tersebut, peneliti sajikan hasil analisis pada HASIL DAN PEMBAHASAN buku yang diteliti berikut ini. Dalam penerapan teori –teori yang telah Pertama, sampul buku asli dan menganalisis dua sampul berdasarkan buku terjemahan berbeda. Tidak ada pendapat dan informasi terkait. Sampul penjelasan mengapa sampul kedua buku novel Perburuan digambarkan oleh tersebut berbeda. Tapi mencoba untuk Bascova pada tahun 1990 dengan izin p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 Miyondri, Analisis terjemahan bahasa Perancis.... 63 dari William Morrow dan Co, New York. ide-ide tentang berburu dan gulat. Orang Dalam sampul ini, ada seorang pria berburu Hardo karena perintah pemerintah bersembunyi di dedaunan dan di balik Jepang. Di Indonesia, bambu runcingadalah itu, ada beberapa bambu tajam tongkat senjata pertama diduga digunakan oleh yang bisa berarti sebagai pagar bambu. masyarakat Indonesia sebagai sarana Pria di sampul menggambarkan Hardo perlawanan terhadap penjajah Belanda. Pada sebagai protagonis dalam novel ini yang saat itu, bambu runcing yang digunakan bersembunyi dan lolos dari penjajah Jepang. oleh berbagai daerah di Indonesia untuk Situasi sampul ini digambarkan setelah ia melambangkan keberanian dan pengorbanan bertemu Lurah Kaliwangan, ia pergi ke dalam mencapai kemerdekaan. Isu-isu ini tempat persembunyiannya. Kejadian ini dikembangkan selama pendudukan Jepang, diilustrasikan dalam paragraf berikut ini. yang dikenal sebagai takeyari. Senjata ini «Pagar yang terbuat dari carang, digunakan untuk memblokir pasukan udara ranting bambu yang kecil-kecil, musuh yang diterjunkan dari udara (Isnaeni, kuning dan rapat berkilat-kilat 2014). membendalkan cahaya bulan. Di Alat yang digunakan saat pertempuran bawah pagar itu, rumput-rumput seperti bambu runcing digunakan oleh para hijau tumbuh dan hidup dengan tentara Keibodan (tentara jepang) untuk amannya. Kena sinar bulan, nampak mengejar Hardo. Seperti yang terangkum warnanya yang hijau itu jadi tua. Pagar dalam paragraf pada teks Perburuan : itu panjang meliku-liku disepanjang ... Nampak olehnya di depan orang tepi tanggul sawah dipergunakan keibodan bersenjata bambu runcing orang sebagai jalan. Di sebuah pagar berlari-larian masuk ke ladangnya yang terbuat dari carang tua terdapat dan menuju gubuk. tali bambu sebagai kunci.» (Perburuan, p.74) (Perburuan : p.35) Ujung-ujung bambu runcing Penerjemah menerjemahkannya diminyaki dengan minyak jarak dan menjadi : dibakar hitam sedikit dan mengkilat- « La clôture de bambou, tressée de fines kilat kena cahaya api. lattes serrées, avait des reflets jaunes sous (Perburuan, p.75) la lune, dont la clarté faisait paraitre plus sombre l’herbe verte qui croissait en sureté Dalam bahasa Perancis diterjemahkan à se base. Cette clôture suivait les contours menjadi : d’un champ de riz dont la diguette servait Il vit huit hommes de la keibodan armés aussi de sentier humains. Une barrière du de lances de bambou entrer en courant dans même matériau fermait par une cordelette son champ et se diriger vers la cabane en fibre» (Le Fugitif, p.98) (Le Fugitif, p.49) La pointe de leur lance de bambou, enduite Peneliti meyakini bahwa terdapat huile de ricin et légèrement brunie au feu, juga makna yang lebih luas. Sampul ini brillait à la lueur des flammes qui accusait menggambarkan tentang persembunyian. nettement leurs traits cruels. Persembunyian ini berarti bahwa orang (Le Fugitif, p.98) yang bersembunyi adalah Hardo yang Dalam terjemahan pertama, dikejar oleh seseorang atau banyak orang. penerjemah menunjukkan ada 8 orang. Hal ini terbukti karena mata orang tersebut Namun dalam novel Perburuan, Pramoedya terlihat berhati-hati dan bersembunyi di tidak meunjukkan berapa jumlah Keibodan dedaunan. bambu runcing melambangkan yang mengejar Hardo. Dalam sampul novel p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 64 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 57-71 terjemahan, sampulnya menggambarkan Analisis judul buku boneka Indonesia yang disebut Wayang. Penulis mempresentasikan judul dari Wayang merupakan salah satu pertunjukan di karyanya untuk menggambarkan karyanya. Indonesia yang dihidupkan oleh para pribumi Ini merupakan salah satu bentuk metadata yang berada di Jawa dan Bali. Pertunjukkan yang berarti sebuah data yang digunakan ini memang sangat terkenal di beberapa untuk mendefinisikan atau menggambarkan daerah seperti Sumatra dan semenanjung data yang lain sebagai pendukung melayu yang juga mempunyai budaya wayang (baik secara cetak ataupun elektronik). yang disebarkan oleh budaya jawa dan hindu. Metadata merupakan: (1) informasi yang Pada tanggal 7 November 2003, Wayang menggambarkan isi berupa objek nyata atau ditetapakan sebagai pertunjukan boneka yang abstrak, dan (2) label yang menunjukkan terkenal di Indonesia oleh UNESCO yang data. Judul merupakan salah satu bentuk merupakan organisasi di bawah naungan metadata. Judul pada teks tersebut berfungsi PBB yang menangani masalah pendidikan, untuk memberikan sebuah kutipan atau ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selain sebuah nama di dalam karya tersebut. Judul itu, wayang juga dianggap sebagai mahakarya tersebut sesuai dengan aturan yang ada. warisan manusia. Dalam novel asli, Perburuan Dalam Rumambi (2011) Para pemeran merupakan suatu kata benda. Berdasarkan wayang mewakili karakter-karakter yang Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompleks. Tema dalam cerita wayang adalah Perburuan berarti : pertempuran. Pertempuran ini tidak hanya Perburuan / per-bu-ru-an/: (a) Binatang sekedar tentang kebaikan atau keburukan yang diburu; buruan; (b) Alat melainkan nafsu manusia. Diantaranya perlengkapan dan sebagainya untuk ada rasa benci, percintaan, pengorbanan, berburu; (c) Tempat untuk berburu; penghianatan dan keramahan. Sehingga (d) Yang berkaitan dengan kegiatan karekter yang baik merupakan karakter yang berburu dan pengurusannya. dapat mengontrol emosi dan nafsu. Selain Dalam bahasa Perancis, kata itu, dalam novel ini, penulis menunjukkan Perburuan diartikan sebagai La chasse [n.f] filosofi dari wayang di antaranya: yang dalam kamus bahasa Perancis diartikan: Gung dan Gendang yang berirama (a) action de chasser, de poursuivre pour itu mengiringi mainan wayang yang capturer ou tuer à des fins utilitaires ou sampai pada babak perang kembar, par goût sportif (tindakan memburu, peperangan antara gergasi dengan mengejar untuk menangkap, atau kesatria, antara kebinatangan dan membunuh demi tujuan utiliter); budi kemanusiaan. (b) Chasse aux animaux de haute taille (Perburuan, p.69) (pengejaran binatang besar); (c) Ils accompagnaient de leur battement Chasse au cours de laquelle on imite les cris rythmé le spectacle du théâtre d’ombres, qui des animaux pour les attirer (Berburu en arrivait à l’épisode où la guerre bat son sambil meniru teriakan binatang untuk plein – la bataille entre Orges et Héros, menarik perhatian binatang tersebut); entre sauvagerie animale et raison humaine. (d) Détermination par le lieu où se déroule (Le Fugitif, p.91) la chasse (Penentuan tempat dimana Filosofi wayang yang diilustrasikan perburuan itu dilakukan). oleh para pemain dalam novel ini sehingga Namun sangat disayangkan, peneliti ilustrator dari sampul novel terjemahan tidak menemukan alasan mengapa penulis, menggunakan karakter wayang sebagai memberikan judul Perburuan, mengapa dia simbol pemain dalam novel indonesia. tidak memilih judul Pemburuan?. Hal ini p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 Miyondri, Analisis terjemahan bahasa Perancis.... 65 dikarenakan, pemburuan berdasarkan kamus Terjemahan dalam bahasa Perancis : besar bahasa indonesia, kata tersebut lebih 1. “ ... peut-être qu’il est mort. Les Japonais cocok karena mengandung makna proses, ne passent pas pour pardonner à leur cara, tindakan berburu; pengejaran. Sehingga ennemis” peneliti menyimpulkan bahwa Pramoedya 2. “... c’était celle de la rébellion de mon fils Ananta Toer memberikan judul Perburuan contre les forces armées japonaises avec deux pada novelnya untuk menekankan bagaimana autres shondancho et leurs hommes, qu’ils pemburuan terhadap Hardo oleh penjajah avaient entrainés avec eux.” Dit- le père Jepang dan bagaimana Hardo dikejar de Hardo. Hardo a répondu “ la rébellion oleh penjajah Jepang. Berdasarkan isi dan en question a échoué”. Et cette phrase a été judul buku tersebut, penulis menceritakan justifié par son père “ Oui, échoué ... et la bagaimana pengejaran tersebut. Seperti nouvelle disait aussi que c’était l’un des trois dalam bukunya : shodancho qui avait trahi” Kalimat di bawah ini menunjukkan 3. “ A plus forte raison s’il s’agit d’un situasi ketika Hardo bertemu Ayahnya. gouvernement militaire comme celui du Namun ayahnya tidak mengenalnya Japon, qui n’hésiterait pas un instant à vous dikarenakan Hardo terlihat seperti seorang faire couper le cou!” pengemis dan dia tidak bisa melihat Hardo 4. Lorsque le gouvernement japonais chasse secara jelas dikarenakan umurnya yang sudah son fugitif, le gouvernement passerait tua. Lalu ayahnya menceritakan bagaimana les messages à travers plusieurs fois par pengejaran terhadap Hardo oleh Penjajah télégramme à toute la communauté. Comme Jepang. dans la phrase racontée par le père de Hardo: 1. “... mungkin anakku sudah “... Ensuite, j’ai reçu du gouvernement un mati. Nippon tak mau kenal ampun télégramme, ordre donne à moi, son père, de pada musuhnya” rassembler tous les gens du pays pour encercler 2. “... anakku berontak melawan mon propre fils” bala tentara Dai Nippon. Tiga “ ... Un autre télégramme est arrivé : on avait shondaco yang berontak. Dan mereka vu mon fils dans les montagnes rocheuses de itu berontak pada shodannya...” kata Platungan. Et avec ça, ordre à nouveau de ayah Hardo. Dan Hardo menjawab l’encercler”. “Dan kalau aku tak salah dengar (Le Fugitif, p.62-63) pmberontakan itu gagal”. Ayah Hardo menjawab “ ya, gagal... dan kabar Selain itu, dalam buku Perburuan, mengatakan seorang diantara ketiga penulis menunjukkan secara gamblang dalam shobanco itu ada yang berkhianat...” kalimat yang Dipo katakan kepada Hardo 3. “ Apalagi kalau pemerintah untuk menggambarkan bahwa mereka adalah itu pemerintah militer sebagai Nippon buronan. yang gampang sekali memotong orang 4. “ kemudian aku mendapat Sayang, keluh Dipo, kita kenal telegram dari pemerintah. ... aku Karmin sesudah dia berkhianat, diperintahkan untuk mengerahkan sesudah kita jadi binatang perburuan. rakyat mengepung anakku sendiri.” (Perburuan, p.96) “ telegram datang lagi, anakku tampak Dommage, soupira Dipo, que nous n’ayons di pegunungan cadas Platungan dan vraiment appris à connaitre Karmin aku mendapat perintah mengepung qu’après sa trahison – après être devenus lagi” gibier! (Perburuan, p.46-47) (Le Fugitif, p.124) p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 66 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 57-71 Terjemahan dari judul Perburuan ke b. ... Buatan jepang beginilah jadinya dalam bahasa Perancis Le Fugitif berdasarkan sekarang. Mereka membangun kamus bahasa Perancis adalah : (a) (Celui, penghormat pada diri sendiri Celle) qui s’échappe ou qui est en fuite (Orang yang sambil menunjukkan kebiadaban melarikan diri atau orang jalanan); (b) (Celui, musuhnya. Tapi Nippon dengan Celle) qui est banni ou qui fuit son pays (orang yang tiada disadarinya membuat kuburnya dilarang atau melarikan diri dari negaranya); sendiri. Dikiranya orang Indonesia (c) Qui passe, qui apparaît très brièvement (orang tak ada merasa sesuatu keburukan lewat atau yang muncul sebentar saja) dan kehinaan pada badannya. Hmm, Berdasarkan pengertian tersebut, akhinya indonesia sadar juga akan dapat peneliti simpulkan mengapa judul keganasan gurunya. pada buku terjemahan berbeda dengan judul (Perburuan, p.57) aslinya. Penerjemah memilih judul tersebut untuk menekankan pada karakter pemain Penerjemah menerjemahkan obrolan dalam buku Perburuan seperti Hardo dan ayah Hardo menjadi: Dipo yang dikejar oleh penjajah Jepang. «C’est la faute des Japonais si les choses en sont venues là. Ils exaltent le sens de Analisis gaya terjemahan novel l’honneur chez leurs semblables tout en Perburuan traitant leurs ennemis comme des sauvages. Pada bagian ini, mengungkap analisa Mais sans s’en rendre compte, ils sont pada gaya terjemahan penerjemah dalam en train de creuser leur propre tombe. Ils novel terjemahannya Le Fugitif. menampilkan croient que les Indonésiens ne voient pas beberapa terjemahan penting agar kita en eux la moindre bassesse. Eh bien, si les dapat mengetahui bagaimana penerjemah Indonésiens sont pleinement conscients de la menerjemahkan novel Perburuan. cruauté de leurs maîtres d’école!» a. Lebih baik jangan. Menahan (Le Fugitif, p.76) pèrempuan bukan satria. Dan Penerjemahan di atas masih setia dengan sidokan goblok itu memuji perkataan novel asli di sebagian besar teks. Karmin yang kosong itu. c. Diam! Bentak jepang itu mengulangi. (Perburuan, p.96) Indonesia tidak boleh bicara-bicara - Il a dit, comme ca: «vaux kalau tidak ditanyai. Indonesia harus mieux pas arreter la jeune femme, ce diam saja, ya!? Sekarang suaranya serait contraire à l’esprit chevaleresque.» jadi cepat dan patah-patah. Kalau Tu parles d’un bla-bla! Et cet imbécile de Ondonesia ada di depan Nippon, sidokan qui se repandait en louanges sur ya? Nippon, ya? Tidak boleh bicara- lui à ce propos! bicara mendongeng-dongeng. Itu (Le Fugitif, p.125) nona mesti tahu. Matanya melotot, Dalam terjemahan tersebut, Indonesia tidak bagus. Indonesia penerjemah menyampaikan ide pada kaliamat mesti belajar diam dan tutup mulut, tersebut namun ada perubahan struktur ya mengerti? kalimat. Pada versi terjemahan, penerjemah (Perburuan, p.149) tidak menerjemahkan kalimat “…dan sidokan goblok itu memuji perkataan Karmin - Silence! hurla de nouveau le Japonais, yang kosong itu” yang jika diterjemahkan ke Indonésiens pouvoir rien dire si pas dalam bahasa Perancis menjadi “... et le stupide interrogés. Rien dire. Indonésien seulement sidokan a loué des mots vides de Karmin”. se taire, c’est tout. p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312

Description:
This article reveals the results of this analyze the translation into French language of novel Perburuan karakter karya sastra Indonesia selama era.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.