AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM ANALISIS TEORI SYAR’U MAN QABLANA Oleh: Imam Yazid* Abstrak Islam adalah agama yang menjadi penutup bagi wahyu sebelumnya, ia menjadi hakim bagi syariat-syariat yang datang sebelumnya. Setiap syariat yang sesuai dengan Islam pada wahyu sebelumnya maka akan diteruskan, sebaliknya yang bertentangan akan ditolak atau disesuaikan dengan nilai-nilai dasar Islam. syariat sebelum Islam dalam raung lingkup Ushul Fiqh disebut dengan Syar’u man Qablana, ia menjadi bagian dari dalil hukum dalam Islam. sebagai sebuah dalil, ia dijadikan petunjuk dalam menetapkan suatu hukum yang sebelumnya ada pada umat-umat sebelum Islam seperti kaum Yahudi dan Nasrani. Permasalahan yang kemudian muncul adalah apakah syariat-syariat tersebut bisa dilaksanakan oleh umat Islam? atau tidak boleh dilakukan. Artikel ini akan menganalisis dalil hukum dalam Islam ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa apabila syariat Islam mengesahkan dan membolehkan setiap syariat yang ada sebelumnya maka umat Islam boleh melaksanakan, namun jika terdapat larangan atau syariat tersebut merupakan kekhususan umat-umat terdahulu maka umat Islam tidak boleh melakukannya. Key Word: Dalil Hukum, Syar’u man qablana, Nasrani, Yahudi, Hukum Islam A. Pendahuluan terpengaruh oleh kehidupan dunia, Salah satu rukun iman adalah sedangkan amal berkenaan dengan beriman akan adanya Nabi dan Rasul yang kehidupan lahir yang dengan sendirinya menerima wahyu dari Allah Swt. dan dapat dipengaruhi oleh kehidupan di dunia. mereka menyampaikan wahyu itu kepada Oleh karena hal yang berkenaan dengan umatnya. Keimanan ini meliputi keimanan tidak terpengaruh oleh yang mempercayai adanya risalah ajaran/syariat bersifat lahir (duniawi), maka bentuk dan yang dibawa para Rasul itu untuk pola keimanan yang diajarkan oleh seluruh selanjutnya dilaksanakan oleh masing- Rasul itu pada dasarnya adalah sama; masing umatnya. Sebagai seorang muslim, semuanya bertumpu pada tauhid. Hal ini kita memandang para rasul itu dalam secara konsisten berlaku tetap dari kedudukan yang sama, tanpa membedakan semenjak ajaran yang dibawa Nabi Adam antara seorang rasul dengan yang lainnya. sampai ajaran Nabi Muhammad . Tuntutan untuk tidak membedakan antara Sebaliknya, karena amal menyangkut para rasul ini ditegaskan Allah dalam QS. hal luar, maka ia dapat terpengaruh oleh Al-Baqarah: 285. kehidupan manusia yang selalu mengalami Islam tidak membedakan antara perubahan. Karena itu, maka apa yang seorang Rasul dengan Rasul lainnya karena harus dilakukan oleh umat dari seorang mereka membawa pesan-pesan Allah yang rasul pada suatu masa, tidak mesti sama berkenaan dengan dua hal, yaitu pertama dengan apa yang harus dilakukan oleh umat tentang apa yang harus diimani, dan kedua dari Nabi dan Rasul yang datang apa yang harus diamalkan oleh manusia sebelumnya. Hal ini sesuai dengan firman dalam kehidupannya. Allah dalam surat Al-Maidah: 48 Iman menyangkut hal paling dalam dari kehidupan manusia di dunia, tanpa Analisis Teori Syar’u … 369 AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM Bagi setiap umat diantaramu Kami Dalam kaitannya dengan syariat jadikan syariat dan minhaj (jalan) Islam, maka dapat dikatakan bahwa syariat atau petunjuk yang harus diikuti. adalah hukum yang dibawa oleh Nabi Setiap Rasul yang datang belakangan, Muhammad . yang didalamnya terdapat di samping bertugas membawa syariat yang berbagai aturan yang diperuntukkan bagi baru untuk umatnya, juga melakukan manusia. Beni menukil tulisan Al-Maududi semacam koreksi (penyempurnaan) dan bahwa syariat merupakan ketetapan Allah pembatalan syariat sebelumnya yang tidak dan RasulNya yang berisi ketentuan- diberlakukan lagi untuk umatnya. Hal ini ketentuan hukum dasar yang bersifat berarti bahwa apa yang harus dijalankan global, kekal, dan universal yang umatnya, diantaranya ada yang sama diberlakukan bagi semua hambaNya dengan syariat umat sebelumnya dan ada berkaitan dengan masalah akidah, ibadah, ketentuan syariat yang baru sama sekali. dan muamalah.3 Pembahasan yang berkembang sebab Pada prinsipnya, syariat yang demikian ini adalah apakah syariat sebelum diperuntukkan Allah bagi umat terdahulu Islam itu masih berlaku sehingga tetap mempunyai asas yang sama dengan syariat dituntut kewajiban melaksanakan aturan yang dibawa Nabi Muhammad. Diantara itu. asas yang sama itu adalah yang Oleh karena syariat berhubungan berhubungan dengan konsepsi ketuhanan, dengan masalah hukum, maka kajian tentang akhirat, tentang janji, dan ancaman tentang Syar’u Man Qablana ini sering Allah. Sedangkan rinciannya ada yang ditemukan dalam kitab-kitab Ushul Fiqh sama dan ada juga yang berbeda sesuai sebagai alat memproduksi hukum syariat. dengan kondisi dan perkembangan zaman Pada makalah ini, pendekatan yang masing-masing.4 dilakukan adalah pendekatan Tafsir, yakni Dengan demikian, Syar`u Man dengan mengamati ayat-ayat yang Qablana adalah hukum-hukum Allah yang berkenaan dengan hubungan antara syariat dibawa oleh para Nabi/Rasul sebelum Nabi Islam dengan syariat umat sebelumnya. Muhammad Saw. dan berlaku untuk umat mereka pada zaman itu. B. Pengertian Syar`u Man Qablana 1. QS. Al-Syuura: 13 Syar`u secara etimologi berarti mengalir. Syariat adalah bentuk isim fa`ilnya secara bahasa adalah tempat yang didatangi orang yang ingin minum yang dilintasi manusia untuk menghilangkan rasa haus mereka.1 Syariat juga diartikan sebagai jalan yang lurus atau thariqatun mustaqimatun sebagaimana diisyarakan dalam Alquran Surat Al-Jatsiyah: 18.2 * Dosen Tetap Fakultas Syari’ah IAIN Medan 3 Ibid., h. 40 1 Lisan al-Arab. 4 Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, revisi 2 Beni Ahmad Saebani, Filsafat Hukum Islam 3 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009) hal. (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 37. 112. 370 Analisis Teori Syar’u … AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM a. Terjamah Isa مﻼﺴﻟا ﻢﮭﯿﻠﻋ berlaku sama penerapannya “Dia telah mensyariatkan kamu dengan syariat yang diturunkan oleh Allah tentang agama apa yang telah kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini juga diwasiatkan-Nya kepada Nuh dikuatkan dengan pendapat Quraish Shihab dan apa yang telah Kami dalam kitab tafsirnya.6 wahyukan kepadamu dan apa Kesamaan ﻦﯾﺪﻟا dalam ayat tersebut yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa menurut Ibn Katsir adalah dalam hal yaitu: tegakkanlah agama dan pengabdian pada Allah Yang Maha Esa dan janganlah kamu berpecah belah tidak ada sekutu bagiNya sebagaimana tentangnya. Amat berat bagi firmanNya dalam QS. Al-Anbiya: 25: orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi Dan Kami tidak mengutus seorang petunjuk kepada (agama) -Nya rasul pun sebelum kamu, orang yang kembali (kepada- melainkan Kami wahyukan Nya).” kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian a. Analisa akan Aku". عﺮﺷ adalah ﻰﺿﺎﻣ ﻞﻌﻓ, pelakunya dhamir mustatir yang ditaqdirkan yaitu ﻮھ. Pada QS. Al-Syuura: 13 di atas, Allah Dhamir ﻮھ itu adalah Allah . menyebut Nabi Nuh dalam urutan ﻦﯾﺪﻟا ﻦﻣ menjadi لﺎﺣ dalam kalimat pertama. Urutan seperti itu pasti ada makna ini. yang perlu diperhatikan. Isyarat Nash pada ﺎﻣ adalah ﺐﺼﻧ ﻞﺤﻣ ﻰﻓ لﻮﺻﻮﻤﻟا ﻢﺳا ayat itu adalah bahwa Nabi Nuh adalah ﮫﺑ لﻮﻌﻔﻣ 5 Rasul pertama yang diturunkan syariat Dengan demikian, terjemahan ayat di kepadanya. Ibn Katsir mengatakan bahwa atas menurut penulis adalah: Allah telah Rasul pertama sesudah Adam adalah mensyariatkan bagi kamu tentang agama Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad sesuatu yang telah Ia wasiatkan kepada . Sementara itu Ibn al-Arabi dalam Kitab Nuh dan yang Kami wahyukan kepadamu Tafsirnya mengutip sabda Rasul : dan yang telah Kami wasiatkan kepada ﱃا ﷲا ﻪﺜﻌﺑ لﻮﺳر لوأ ﻪﻧﺎﻓ ,ﺎﺣﻮﻧ اﻮﺘﺋا ﻦﻜﻟو Ibrahim, Musa, dan Isa ... لﻮﺳر لوأ ﺖﻧا :نﻮﻟﻮﻘﻴﻓ ﺎﺣﻮﻧ نﻮﺗﺄﻴﻓ .ضرﻷا Pada lafaz ﻦﯾﺪﻟا diberikan huruf jarr . ضرﻷا ﱃا ﷲا ﻪﺜﻌﺑ (ﻦﻣ) , yang salah satu fungsinya untuk Menurutnya, hadis ini sahih dan tidak menyatakan sebahagian (ﺾﯿﻌﺒﺘﻠﻟ). Dengan diragukan. Sebagaimana tak ada keraguan memaknai ﻦﻣ ini sebagai ﺾﯿﻌﺒﺗ maka bahwa Adam adalah Nabi yang pertama. pembahasan Syar’u Man Qablana ini Adam as. tidak memiliki banyak umat semakin tepat, karena yang dapat kita melainkan anak-anaknya saja. Maka ia pahami adalah bahwa tidak keseluruhan tidak dibebankan kewajiban-kewajiban. ajaran agama Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Beliau hanya diberi aturan pada sebagian 5 Muhyiddin Darwisy, I`rab al-Qur’an al-Karim Wa Bayanuh, jilid 9, cet. iii (Suriah: Dar al- 6 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. xii Irsyad, 1412 H), h. 20. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 472. Analisis Teori Syar’u … 371 AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM urusan yang berkaitan perkara yang primer, a. Terjemah yang menjaga ketertiban hidup. Adapun Katakanlah (wahai Muhammad): kewajiban-kewajiban dari Allah Swt datang "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan pada masa Nuh as., seperti mengharamkan kepada kami dan yang diturunkan pernikahan dengan ibu, anak, dan saudari- kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, saudari. Pada masa Nuh as. juga dijelaskan Yakub, dan anak-anaknya, dan apa tentang adab di dunia dan kemudian yang diberikan kepada Musa, 'Isa dilanjutkan oleh para Nabi/Rasul dan para nabi dari Tuhan mereka. sesudahnya sampai kepada Muhammad Kami tidak membeda-bedakan Saw. sebagai rasul yang terakhir yang seorang pun di antara mereka dan diutus Allah untuk menyampaikan syariat.7 hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." Ayat di atas seperti mengatakan “Ya Muhammad, Kami telah mewasiatkan b. Analisa agama yang satu kepadamu dan Nuh”. ﻰﻠﺻ ﻰﺒﻨﻟا ﻰﻟا ﺐﻠﻄﻠﻟ قﻮﺴﻣ ﺮﻣا ﻞﻌﻓ : ﻞﻗ Maksudnya adalah pada prinsip-prinsip ﮫﺑﺎﺤﺻا ﻮھ لﻮﻘﯾ نا ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ yang tidak menyalahi syariat, yaitu tauhid, ﻞﻋﺎﻓ و ﻰﺿﺎﻣ ﻞﻌﻓ : ﺎﻨﻣا shalat, zakat, puasa, haji, taqarrub kepada روﺮﺠﻣ م رﺎﺟ : �ﺎﺑ Allah dengan amalan-amalan saleh, jujur, ﻒﻄﻋ فﺮﺣ : واﻮﻟا memenuhi janji, menunaikan amanah, ﷲ ﻰﻠﻋ فﻮﻄﻌﻣ لﻮﺻﻮﻣ ﻢﺳا : ﺎﻣ silaturrahmi, keharaman kufur, لﻮﺻﻮﻣ ﺔﻠﺻ : ﺎﻨﯿﻠﻋ لﺰﻧا pembunuhan, zina, menjaga kehormatan. Kesemuanya itu disyariatkan oleh agama Eksistensi syariat Allah yang dibawa yang satu dan tidak ada yang disalahi oleh oleh para utusanNya juga dilihat dari QS. lisan para Nabi.8 Ali Imran: 84 ini. Ahl al-Kitab dituntut Oleh karena itu Allah melanjutkan نا untuk mengikrarkan keimanan mereka ( ﻞﻗ ﮫﯿﻓ اﻮﻗﺮﻔﺘﺗ ﻻو ﻦﯾﺪﻟا اﻮﻤﯿﻗا . Maka Nabi �ﺎﺑ ﺎﻨﻣا) akan keesaan Allah yang diajarkan Muhammad Saw. diperintahkan oleh Allah oleh Islam yang dibawa oleh Nabi untuk menegakkan agama itu selamanya Muhammad Saw dan ajaran agama-agama dan terpelihara dari kekeliruan-kekeliruan.9 yang diturunkan oleh Allah Swt melalui para Rasul sebelum Nabi Muhammad Saw. 2. QS. Ali Imran: 84 dalam kitab-kitabNya. Ayat ini memperkuat firman Allah pada QS. Al-Baqarah: 136 7 Ibn al-Arabi, Ahkam al-Qur’an, juz iv (Beirut: Penggunaan kata ﻰﻟا pada QS. Al- Dar al-Jail, 1408 H), h. 1666. 8 Ibid., h. 1666. Baqarah: 136 dan ﻰﻠﻋ pada QS. Ali Imran: 9 Ibid., h. 1667. 372 Analisis Teori Syar’u … AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM 84 sedikit berbeda makna antara keduanya, namun tetap sah. Penggunaan ﻰﻟا menunjukkan tujuan, sementara ﻰﻠﻋ Berdasarkan ayat ini, seorang bermaksud untuk memuliakan kedudukan mukmin dituntut untuk mempercayai para Nabi dan Rasul.10 Dalam Al-Kasysyaf, bahwa Allah tidak ada membedakan penggunaan kata itu ( ﻰﻠﻋ و ﻰﻟا ) terjadi antara Nabi yang diutusNya, yaitu asas dan karena perbedaan orang yang diperintahkan tujuan mereka (ﺪﺻﺎﻘﻤﻟا و لﻮﺻﻻا). oleh Allah. Pada QS. Ali Imran: 84, yang Berbanding terbalik dengan keyakinan para diperintahkan adalah Nabi Muhammad, Ahl al-Kitab yang membedakan kedudukan sementara pada QS. Al-Baqarah: 136, yang masing-masing dengan mempercayai diperintahkan adalah seluruh manusia. sebagiannya dan mengingkari sebagian yang lain.11 Menurut Abu Ja’far, QS. Ali Imran: 84 ini berhubungan dengan ayat Maksudnya kami beriman kepada sebelumnya dimana Allah mempertanyakan mereka semua karena Allah telah para orang Yahudi tentang pencarian menurunkan wahyu untuk memberi mereka terhadap agama selain agama petunjuk kaum-kaum para Nabi tersebut. Allah, sementara seluruh yang ada di langit Sesuai dengan ayat-ayat yang lain seperti ما dan bumi tunduk dengan patuh dan ﻢﯿھاﺮﺑا و ﻰﺳﻮﻣ ﻒﺤﺻ ﻰﻓ ﺎﻤﺑ ﺄﺒﻨﯾ ﻢﻟ (QS. Al- terpaksa. Jika mereka mencari selain agama Thur: 36), dan حﻮﻧ ﻰﻟا ﺎﻨﯿﺣوا ﺎﻤﻛ ﻚﯿﻟا ﺎﻨﯿﺣوا ﺎﻧا Allah, wahai Muhammad katakanlah هﺪﻌﺑ ﻦﻣ ﻦﯿﯿﺒﻨﻟاو (QS. Al-Nisa: 136). kepada mereka: “Kami beriman kepada Menurut Rasyid Ridho, sesuatu yang Allah”.12 diwahyukan kepada para Nabi tersebut yang berada di tangan umat berikutnya itu C. Teori Syar`u Man Qablana tidak ada yang bisa dipercaya lagi. Syariat terkadang sering disamakan Kitab suci yang diberikan kepada dengan fiqh. Sementara fiqh itu sendiri Nabi Musa dan Isa pada ayat ﻰﺳﻮﻣ ﻰﺗوا ﺎﻣو bermakna pemahaman, dan secara istilah ﻰﺴﯿﻋ و (QS. Ali Imran: 84) adalah Taurat adalah pemahaman mendalam para ulama dan Injil. Sementara para Nabi berikutnya tentang hukum syara` yang bersifat (ﻢﮭﺑر ﻦﻣ نﻮﯿﺒﻨﻟا ﻰﺗواﺎﻣو) seperti Daud, amaliyah atau praktis yang digali dari dalil- Sulaiman, dan Ayyub, ada yang diceritakan dalil yang terperinci. Fiqh diartikan pula kitab suci mereka dalam Alquran dan sebagai ilmu yang mengkaji syariat.13 adapula yang tidak diceritakan. Kajian fiqh lebih luas dibandingkan Ada perbedaan pilihan kata pada ayat dengan konsep syariat karena fiqh di atas, satu menggunakan kalimat لاﺰﻧﻻا melibatkan berbagai metode dan dan satu lagi ءﺎﺘﯾﻻا, yaitu ﻢﯿھاﺮﺑا ﻰﻠﻋ لﺰﻧا ﺎﻣو pendekatan dalam memahami semua ajaran dan ﻰﺴﯿﻋو ﻰﺳﻮﻣ ﻰﺗوا ﺎﻣو. Mengenai hal ini Islam. Fiqh dapat berlaku untuk yang bisa didiskusikan bersama dalam kelas. sifatnya naqliyah maupun `aqliyah. Hasbi Ash-Shiediqie berpendirian bahwa makna 11 Ibid., h. 294. 10 Muhammad Rasyid Ridho, Tafsir Al-Manar, juz 12 Tafsir al-Thabari 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyah, 1420 H), h. 13 Juhaya S. Pradja, Filsafat Hukum Islam 293 (Bandung: Yayasan Piara, 1997), h. 7. Analisis Teori Syar’u … 373 AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM fiqh identik dengan hukum Islam atau Para ulama menjelaskan bahwa syariat Islam. Fiqh adalah koleksi daya syariat sebelum kita atau syar`u man upaya para fuqaha dalam menerapkan qablana ialah hukum-hukum yang telah syariat Islam sesuai dengan kebutuhan disyariatkan untuk umat sebelum Islam masyarakat. Fiqh merupakan syari`ah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul `amaliyah.14 terdahulu dan menjadi beban hukum untuk Kita mengetahui bahwa ada diikuti oleh umat sebelum adanya syariat perubahan hukum yang dibawa oleh para Nabi Muhammad . Rasulullah dalam catatan sejarah. Dimana kita dapat menemukan Perubahan hukum itu dapat dipahami syariat terdahulu itu? Apakah dari kitab sebagai penyesuaian atas kondisi fisik dan suci Nabi dan Rasul terdahulu yang ada pemikiran manusia pada zaman “para sekarang seperti Perjanjian Lama untuk utusan” tersebut diutus. Misalnya agama Yahudi dan Injil Bible untuk agama perbedaan antara syariat Islam dengan Kristen (Katolik dan Protestan)? Hal ini syariat sebelumnya adalah mengenai tata menjadi pembicaraan di kalangan ulama. cara bertaubat pada masa Nabi Musa yaitu Meyakini adanya kitab suci yang dengan membunuh dirinya, dan pakaian diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu yang terkena najis harus disucikan dengan adalah merupakan salah satu rukun iman. cara memotong bagian yang terkena najis. Namun kita meyakini pula bahwa Diantara syariat itu ada yang masih berlaku Perjanjian Lama yang ada sekarang meski tidak sama persis tatacara waktu bukanlah Taurat yang diturunkan kepada pelaksanaannya, seperti perintah puasa, Nabi Musa. Begitu pula Injil atau Bible qurban, dan sebagainya.15 Tata cara taubat yang dipegang orang Kristen saat ini telah diubah oleh Allah melalui QS. Hud: 3 bukanlah Injil yang diturunkan Allah ( ﺎﻨﺴﺣ ﺎﻌﺘﻣ ﻢﻜﻌﺘﻤﯾ ﮫﯿﻟا اﻮﺑﻮﺗ ﻢﺛ ﻢﻜﺑر اوﺮﻔﻐﺘﺳا نأو kepada Nabi Isa dalam arti yang ﮫﻠﻀﻓ ﻞﻀﻓ ىذ ﻞﻛ ﻰﺗﺆﯾو ﻰﻤﺴﻣ ﻞﺟأ ﻰﻟا ) dan sesungguhnya. Kedua kitab suci yang ada menyucikan pakaian dari najis diubah sekarang itu sudah mengalami perubahan caranya melalui QS. Al-Mudatstsir: 4 melalui tangan para pengikutnya. (ﺮﮭﻄﻓ ﻚﺑﺎﯿﺛو). Sehubungan dengan itu, maka syariat Sehubungan masalah syariat umat terdahulu itu bukanlah yang terdapat berkaitan dengan hukum praktis maka dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru pembahasan tentang Syar’u Man Qablana yang ada sekarang. Kedua kitab tersebut ini khusus ditemukan dalam berbagai kitab sudah disepakati oleh semua ulama untuk hukum, spesial pada cabang ilmu yang menolaknya. Kalau demikian halnya, maka membahas mekanisme pembentukan yang disebut syariat sebelum kita adalah hukum yaitu ilmu Ushul Fiqh. Sampai saat hukum-hukum yang berlaku untuk umat makalah ini ditulis, penulis belum sebelum datang risalah Nabi Muhammad menemukan pembahasan khusus tentang sejauh yang dapat dibaca dalam Alquran Syar`u Man Qablana selain dalam kitab atau dinukilkan oleh Nabi Muhammad Ushul Fiqh. Saw, karena memang Alquran dan Hadis Nabi banyak berbicara tentang syariat 14 Hasbi Ash-Shiediqie, Falsafah Hukum Islam terdahulu. (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 44. 15 Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, cet. xii (Kairo: Dar al-Qalam, 1398 H), h. 93. 374 Analisis Teori Syar’u … AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM D. Pengelompokan Syar’u Man Qablana Hadis Nabi ini menjelaskan bahwa Syariat sebelum kita dalam ghanimah (harta rampasan perang) itu tidak pengertian di atas, dapat dibagi dalam tiga halal untuk umat terdahulu, namun kelompok: kemudian dihalalkan untuk umat Nabi Pertama, Syariat terdahulu yang Muhammad. terdapat dalam Alquran atau penjelasan Ulama telah sepakat menyatakan Nabi yang disyariatkan untuk umat bahwa syariat terdahulu yang dalam bentuk sebelum Nabi Muhammad dan dijelaskan ini (yang telah dinasakh) tidak berlaku pula dalam Alquran atau Hadis Nabi bahwa untuk umat Nabi Muhammad. yang demikian telah dinasakh dan tidak Kedua, Hukum-hukum dijelaskan berlaku lagi bagi umat Nabi Muhammad. dalam Alquran maupun Hadis Nabi Umpamanya firman Allah dalam surat Al- disyariatkan untuk umat sebelumnya dan An`am: 146 dinyatakan pula berlaku untuk umat Nabi Muhammad dan dinyatakan berlaku untuk selanjutnya. Umpamanya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 183 Kami haramkan atas orang-orang Yahudi setiap (binatang) yang punya kuku; dan dari sapi dan kambing kami haramkan pada mereka lemaknya. Hai orang-orang yang beriman diwajibkan ataspu puasa sebagaimana diwajibkan atas umat Ayat ini mengisahkan apa yang sebelum kalian mudah-mudahan diharamkan Allah untuk orang Yahudi kalian menjadi orang yang bertakwa. dahulu. Kemudian dijelaskan pula dalam Alquran bahwa hal itu tidak berlaku lagi Dalam ayat ini dijelaskan bahwa untuk umat Nabi Muhammad sebagaimana puasa disyariatkan untuk terdahulu dan disebutkan dalam surat Al-An`am: 145 diwajibkan atas umat Nabi Muhammad. Contoh dalam Hadis Nabi adalah tentang berkurban yang dijelaskan disyariatkan untuk Nabi Ibrahim, juga disyariatkan untuk umat Nabi Muhammad. Katakanlah aku tidak menemukan Hal ini ditegaskan dalam sabda Nabi: dalam apa yang diwahyukan ﻢﻴﻫاﺮﺑا ﻢﻜﻴﺑا ﺔﻨﺳ ﺎ�ﺎﻓ اﻮﺤﺿ kepadaku sesuatu yang haram terhadap orang untuk dimakan Berkurbanlah karena yang demikian kecuali bangkai, darah yang itu adalah sunah bapakmu, Ibrahim. mengalir dan daging babi. Hadis Nabi Hukum-hukum dalam bentuk ini berlaku untuk umat Nabi Muhammad. Hal ﻰﻠﺒﻗ ﻦﻣ ﺪﺣﻻ ﻞﲢ ﱂو مﺎﻨﻐﻟا ﱃ ﺖﻠﺣا ini telah disepakati oleh semua ulama. Dihalalkan untukku harta rampasan Pemberlakuan hukum untuk umat Nabi yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku. Muhammad bukan karena ia adalah syara’ Analisis Teori Syar’u … 375 AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM sebelum kita yang harus berlaku untuk kita, E. Kehujjahan Syar`u Man Qablana tetapi karena kewajiban tersebut ditetapkan Para ulama berbeda pendapat pemberlakuannya unutk kita dalam Alquran mengenai apakah syariat sebelum kita itu atau Hadis Nabi. menjadi dalil dalam menetapkan hukum Ketiga, Hukum-hukum yang disebut- bagi umat Nabi Muhammad. Kaidah Syar`u kan dalam Alquran atau hadis Nabi Man Qablana ini dimasukkan Al-Ghazali dijelaskan berlaku untuk umat sebelum ke dalam empat kaidah yang tidak Nabi Muhammad, namun secara jelas tidak disepakati oleh para ulama Ushul.16 dinyatakan berlaku untuk kita, juga tidak Pendapat mereka dapat ada penjelasan bahwa hukum tersebut telah dikelompokkan sebagai berikut: dinasakh. 1. Jumhur ulama Hanafiyah dan Dari ketiga kelompok syariat sebelum Hanabilah dan sebagian Syafi’iyah kita, bentuk pertama sudah jelas dan Malikiyah serta ulama kalam kedudukannya yaitu tidak berlaku lagi Asy’ariyah dan Mu’tazilah untuk umat Nabi Muhammad. Demikian berpendapat bahwa hukum-hukum juga dengan bentuk kedua yang disepakati syara’ sebelum kita dalam bentuk telah menjadi hukum Islam. Bentuk ketiga yang ketiga tersebut di atas tidak inilah sebenarnya yang disebut “syariat berlaku untuk kita (umat Nabi sebelum kita” yang menjadi bahan kajian Muhammad) selama tidak dijelaskan ulama Ushul pada waktu membicarakan pemberlakuannya untuk umat Nabi dalil-dalil syara` atau metode ijtihad. Muhammad. Alasannya adalah Pembahasan tentang syariat “syariat bahwa syariat sebelum kita itu sebelum kita” ini mucul karena di satu sisi berlaku secara umum. Lain halnya ia terdapat (disebut) dalam Alquran yang syariat yang dibawa Nabi tentu dengan sendirinya mengikat untuk Muhammad sebagai Rasul terakhir umat Nabi Muhammad, namun di sisi lain yang berlaku secara umum dan Alquran itu sendiri menyebutkan bahwa menasakh syariat sebelumnya. hukum itu berlaku untuk umat tertentu 2. Sebagian sahabat Abu Hanifah, sebelum Nabi Muhammad. Ayat Alquran sebagian ulama Malikiyah, sebagian dalam hal ini mengisahkan isi sebuah kitab sahabat Imam Syafi’i dan Imam suci terdahulu yang menetapkan hukum Ahmad dalam salah satu riwayat bagi umatnya. Umpamanya firman Allah mengatakan bahwa hukum-hukum dalam surat Al-Maidah: 45 yang disebutkan dalam Alquran atau Sunah Nabi meskipun tidak diarahkan untuk umat Nabi Muhammad selama tidak ada Kami telah tetapkan terhadap mereka penjelasan tentang nasakhnya, maka (kaum Yahudi) di dalamnya (Kitab berlaku pula untuk umat Nabi Taurat) bahwasany jiwa (dibalas) Muhammad. Dari sini muncul kaidah dengan jiwa, mata dengan mata... ﺎﻨﻟ عﺮﺷ ﺎﻨﻠﺒﻗ ﻦﻣ عﺮﺷ Ayat ini mengisahkan hukum yang berlaku pada orang Yahudi di masa dahulu 16 Keempat kaidah itu adalah Syar`u Man Qablana, kala. Qaul al-Shahabi, Istihsan, Istishlah. Lihat Al- Ghazali, Al-Mustashfa. 376 Analisis Teori Syar’u … AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM Alasan yang mereka kemukakan dzimmi membunuh orang Islam. adalah beberapa petunjuk dari ayat Alquran Sedangkan kalangan ulama Syafi’iyah yang yang diantaranya: tidak memberlakukan syariat umat Yahudi a. Surat al-Syura: 13 itu untuk umat Islam memahami ayat tersebut bahwa tidak perlu ada keseimbangan dalam pelaksanaan qishash antara mushlim dan non-muslim sebagaimana yang diberlakukan terhadap orang Yahudi. Oleh karena itu, bila orang muslim membunuh kafir dzimmi, maka Dia telah mensyariatkan bagi kamu tidak diberlakukan hukum qishash. Tetapi tentang agama, apa yang telah bila kafir dzimmi yang membunuh orang diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa Islam, maka diberlakukan qishash. yang telah Kami wahyukan Sebenarnya perbedaan pendapat kepadamu dan apa yang Kami dalam soal qishash itu tidak semata wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, disebabkan oleh perbedaan pendapat dalam dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama hal pemberlakuan syariat sebelum kita dan jangan kamu berpecah belah tentangnya” tersebut, tetapi ada beberapa faktor (pertimbangan) lainnya. Meskipun dalam b. Surat al-Nahl: 123 hal ini terdapat perbedaan pendapat, namun yang berpendapat bahwa syariat sebelum kita itu dapat menjadi syariat bagi kita adalah bukan karena ia adalah syariat Kemudian Kami wahyukan kepadamu sebelum kita tetapi karena ia terdapat dalam untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim Alquran dan Sunah Nabi yang harus yang lurus. dijadikan pedoman. Demikian, kedudukannya sebagai salah satu sumber Sehubungan dengan pendapat hukum Islam tidak berdiri sendiri. tersebut, ulama Hanafiyah memberlakukan Nabi Muhammad Saw. sampai usia hukum qishash yang seimbang 40 tahun belum menerima risalah dari sebagaimana tersebut dalam surat Al- Allah . untuk diberlakukan bagi umatnya. Maidah: 4517 bagi umat Islam, meskipun Selama masa menjelang menerima risalah ayat tersebut diarahkan kepada orang itu, apakah beliau beramal mengikuti Yahudi. Berdasarkan pendapat ini orang syariat agama sebelumnya atau tidak? muslim yang membunuh kafir dzimmi Dalam hal ini ulama ushul berbeda dikenai qishash sebagaimana orang kafir pendapat, yaitu: a. sebagian ulama, termasuk Abu 17 QS. Al-Maidah: 45 Husein al-Bashri, berpendapat bahwa Nabi Muhammad tidak pernah mengikuti syariat manapun dari syariat nabi-nabi sebelumnya ketika beliau belum menerima wahyu. Alasannya karena sekiranya Nabi Muhammad beramal dengan salah Analisis Teori Syar’u … 377 AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM satu syariat yang dibawa Nabi dan 1) ada yang menyatakan beliau Rasul sebelumnya tentu akan ada mengikuti syariat Nabi Nuh dengan penukilan dari beliau dan akan alasan bahwa Nuh adalah Nabi yang dikenal luas (populer) tentang paling awal disebut membawa beramalnya dengan syariat itu, serta syariat, sebagai tersebut dalam surat Nabi Muhammad sendiri akan al-Syura: 13 bergabung dan berbaur dengan sesama umat yang menjalankan syariat tersebut. b. Pendapat ini dikuatkan oleh Sidi Disyariatkan kepadamu dari agama Nazar Bakry yang mengutip para apa yang diwasiatkan dengannya kepada Nuh dan Kami wahyukan Jumhur Mutakalimin dan sebagian kepadamu ulama Malikiyah mengatakan bahwa Nabi sebelum diutus menjadi Rasul 2) ada yang mengatakan bahwa tidak terikat dengan peraturan/syari’at Muhammad mengikuti syariat Nabi sebelum Islam, karena jika Nabi Saw. Ibrahim, karena Nabi Ibrahim adalah terikat dengan syari’at sebelum Islam, yang mengasaskan agama Islam, maka akan ada dalil yang sebagaimana firman Allah dalam QS. menunjukkannya.18 Ali Imran: 67 sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa Nabi Muhammad mengikuti salah satu syariat yang dibawa oleh Nabi dan Rasul sebelumnya Ibrahim itu bukan beragama Yahudi menjelang beliau menerima risalah. dan bukan pulaberagama Nasrani, Alasannya ialah bahwa Muhammad tetapi ia adalah orang yang lurus sebelum menerima risalah telah lagi muslim. thawaf di Baitullah, dan biasa makan daging kurban. Hal ini bukanlah 3) Ada juga yang berpendapat bahwa suatu amalan yang dapat ditetapkan Nabi Muhammad mengikuti syariat dengan akal. Dengan demikian mesti Nabi Musa, karena Nabi Musa adalah ada petunjuk wahyu yang diikuti yang pertama disebut sebagai beliau, yaitu syariat dari Nabi dan pembawa kitab. Rasul terdahulu. c. Pendapat ulama yang bersikap Di kalangan ulama yang menyatakan tawaqquf, dalam arti tidak bahwa Nabi Muhammad mengikuti suatu menentukan sikap tentang apakah syariat sebelumnya berbeda pendapat Nabi menjalankan syariat yang dalam hal syariat Nabi yang diikutinya dibawa Nabi dan Rasul sebelumnya itu:19 atau tidak, meskipun ada kemungkinan masih berlakunya syariat lama tersebut. Pendapat ini adalah yang terpilih menurut Al- 18 Sidi Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, cet. 4 Amidi dan Qadhi Abdul Jabbar dan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 239. ulama lain yang sependapat. 19 Al-Ghazali, Ibid. 378 Analisis Teori Syar’u …
Description: