ebook img

analisis rantai pasok jagung di provinsi jawa barat sekolah pascasarjana institut pertanian bogor PDF

111 Pages·2014·31.17 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview analisis rantai pasok jagung di provinsi jawa barat sekolah pascasarjana institut pertanian bogor

ANALISIS RANTAI PASOK JAGUNG DI PROVINSI JAWA BARAT AMERINA I FAJAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Analisis Rantai Pasok Jagung di Provinsi Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Petanian Bogor. Bogor, November 2014 Amerina I Fajar NIM H451114031 RINGKASAN AMERINA I FAJAR. Analisis Rantai Pasok Jagung di Jawa Barat. Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan ANDRIYONO KILAT ADHI. Jagung saat ini merupakan komoditas strategis yang yang dibutuhkan industri pakan ternak. Permasalahannya tidak semua jagung dalam negeri memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan pabrikan. Pabrik pakan ternak saat ini kesulitan mendapatkan jagung dalam negeri sehingga pabrik pakan menggunakan jagung impor sebagai bahan baku pakan, data lima tahun terakhir menunjukan kenaikan pada jumlah impor jagung yang signifikan. Dalam pemenuhan kebutuhan jagung nasional , Jawa Barat memiliki andil besar karena pabrik pakan berlokasi di Jawa Barat serta Jawa Barat juga merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di Indonesia. Maka, untuk dapat memenuhi kebutuhan pabrik pakan dan menghentikan impor dibutuhkan optimalisasi rantai pasok pemasaran jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi rantai pasok jagung di Jawa Barat menggunakan kerangka Food Supply Chain Network (FSCN), menganalisis kinerja rantai pasok jagung di Jawa Barat, dan menganalisis aktivitas nilai tambah yang dilakukan oleh para anggota rantai pasok di Jawa Barat, sehingga hasil dari penelitian dapat dijadikan dasar untuk memberikan rekomendasi optimalisasi rantai pasok jagung di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi rantai pasok jagung di Jawa Barat belum berjalan dengan baik. Sasaran pasar memiliki target yang jelas namun terdapat permasalahan dalam optimalisasi sasaran rantai pasok, yaitu petani petani tidak ditunjang dengan pengetahuan mengenai kualitas jagung yang baik. Penerapan manajemen dan jaringan dalam rantai pasok belum berjalan dengan baik,salah satunya dapat dilihat kesepakatan kontraktual antar lembaga pemasaran tanpa perjanjian tertulis. Kesepakatan tidak tertulis menimbulkan kesulitan dalam hal memprediksi jumlah jagung yang harus dijual kepada pabrik sedangkan pabrik memiliki aturan yang harus ditaati. Selain itu, dukungan pemerintah sebelumnya hanya fokus pada sarana fisik pada subsitem hilir, akibatnya pengawasan pada pemasaran jagung tidak diperhatikan. Sedangkan, pada sumberdaya rantai pasok ditemukan fakta bahwa modal masih menjadi kendala bagi pedagang desa serta koperasi padahal keduanya merupakan anggota yang berhubungan langsung dengan petani. Proses bisnis rantai pasok terkendala karena pada aliran produk jagung dari petani hingga PB belum terintegrasi dengan baik, belum ada siklus yang pasti sehingga waktu pengiriman ataupun kuota yang dikirim tidak bisa diprediksi dengan baik. Aliran informasi pada rantai pasok jagung memiliki kelemahan yaitu informasi ketersediaan jagung tidak terprediksi di tingkat PD dan PPK .Gambaran kondisi rantai pasok ini diharapkan dapat menjadi dasar rekomendasi perbaikan rantai pasok. Pengukuran kinerja rantai pasok yang dilakukan dengan pendekatan efisiensi pemasaran menunjukan bahwa rantai pasok masih belum mencapai kinerja optimal, dua dari tiga saluran pemasaran memiliki nilai rasio biaya dan keuntungan rendah walaupun marjin dan farmer’s share bernilai tinggi. Analisis nilai tambah menunjukan bahwa aktivitas yang dilakukan petani dapat memberikan nilai tambah lebih besar dibandingkan anggota rantai pasok lainnya, maka anggota rantai pasok lain harus melakukan aktifitas-aktifitas pemasaran dengan lebih efisien. Kata Kunci : Jagung, Nilai Tambah , Pemasaran, Rantai Pasok SUMMARY AMERINA I FAJAR. Corn Supply Chain Analysis in West Java Province. Supervised by RITA NURMALINA and ANDRIYONO KILAT ADHI. Nowadays, corn is a strategic commodity needed by animal feed industries. As staple commodities for animal feed, corn has to meet industries requirement in order fulfill industries demand. The production of corn is increasing by 9% in 2010-2012 periods, however the data shows in last five years there are increase in the significant number of import. West Java is one of largest corn produce in Indonesia, furthermore animal feed industries are located in West Java Province. However, feed mills industries are currently difficulty getting corn in the area. The problem has to be solved in order to fulfillment corn feed mill and stop raising of corn import value, so that optimizing supply chain marketing is the answer. The purpose of this study is to analyze the condition of the corn supply chain in West Java using Food Supply Chain Network (FSCN), analyzing the performance of maize supply chain in West Java, and analyze the value-added activities performed by members of the supply chain in West Java, so that it will able to provide recommendations for corn supply chain optimization in West Java. The result shows that the condition of the corn supply chain marketing in West Java has not been going well . The development goal has problem because the farmers are not supported by the knowledge of products quality that feed mills required. Chain and network management has not been going well since system of transaction doesn’t involve a written agreement, so the members can’t predict the amount of corn should be sold to feed mills. Government support tended to physical facilities without consider marketing sight, so the government had lack on marketing oversight. As well as chain and network management, supply chain resources need improvement hence the fact shows that capital is still an obstacle for village collectors and cooperatives, so they can’t develop many resources because these capital strains, village collectors and cooperative are the channels that give support to farmer directly though. Business process has some strains in product and information flowing. Production flowing has not integrated yet in farmer, village collector, and bazaar collector so delivery time and quota of corn is unpredictable. Information flow has weakness because the corn stock is unpredictable at farmer, village collector, and inter-city collector level. The information given has pictured out corn supply chain in West Java and hopefully could help for supply chain improvements. In this research , qualitative analysis also supported by supply chain performance measurement through marketing efficiency approach, the result show that supply chain has not yet reach optimum performance it is indicated by more marketing channels have lower value in benefit and cost ratio, the marketing margin and farmer’s share have a good value though. In contrary with qualitative results, value added analysis shows that the most valuable activity achieved by farmers, so that other members should make their activities more efficient to gain more value added. Keywords: Corn, Marketing, Supply Chain, Value-Added. © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Description:
Budidaya Jagung Dan Pasca Panen Jagung Di Jawa Barat. 40 Jagung Tanaman Pangan (Zeamays Indentata). 9. 3. Skema Rantai Pasok. 12. 4. petani, biaya transportasi dan pengemasan, biaya mark-up, serta pemborosan mempengaruhi rantai pasok, dan juga teknik umum yang telah.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.