JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume lV, No. 2, $eptember 2005, halaman 10S - 130 ANALISIS PROGRAM MANAJEMEN PENJUALAN YANG BERORIENTASI PADA KONSULTASI DALAM MEMPENGARUHI KINERJA TENAGA PENJUAL MELALUI KEMAIUIPUAN PENJUALAN ADAPTIF (Studi Pada lndustri Asuransi di Kota Semarang) Farida lndriani Abstraksi Tenaga peniual memegang peranan yang sangat penting datam menjembatani hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Di samping menjalankan fungsi-rutin menjual produn atau iasa, mereka iuga harus mampu mengikuti perubahan seteri pasar dan'selanjutnya memberi sinyal kepada bagian internalterkait untuk merespon peruba'han tersebut. Berkaitan dengan obyek penelitian mengenai manajemen penju'atan' yang diterapkan di industri asuransr, ternyata penelitian-penelitian sebelumnya hanya ditaiukan untuk mengetahui seiauh mana intensitas pengaruh program manajemen penjualan yang berorientasi konsultasi terhadap pertumbuhan penjualan, dan tidak menelaah tebih' dajam mengenai bagaimana program tersebut mampu meningkatkan kualitas kemampuan tenaga penjual sebagai pihaf VanO berperan .penting dalam meningkatkan pertumbuhan- penluatan perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini ditakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor program manaiemen penjualan yang berorientasi konsultasi datam meiingkatkan kinerja tenaga peniual melalui kemampuan penjualan adaptif tenaga penjuat. Tekn-ik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeting (SEM) Kesimpulan dari penetitian ini adalah bahwa variabel-variabel program manajemen penjuatan yang berorientasi konsultasi -tenaga terbukti berpengaruh secara positif dapat meningkatkan kinerja penjuat metalui kemampuan penjualan adaptif tenaga penjual. Kata Kunci: Program.Manaiemen Penjuatan yang Berorientasi pada Konsuttasi, penjuatan Adaptif (Adaptive Selling), Kinerja Tenaga penjuat engembangan dan pengaturan Berbagai fakta menunjukkan bahwa hubungan dengan pelanggan kinerja tenaga penjual yang berhasil merupakan komponen penting dalam memiliki dampak langsung terhadap kinerja pengaturan tenaga penjual di organisasi keorganisasian (Cravens, et. al., 19g3, p. modern (Robinson, et. al., 20A2, p. 111). 47-59; Baldauf, et. al., 2Q01, p. 1Ag-122). Dengan tujuan memelihara Penelitian Cespedes, 1995 (dalam Pelham, kesuksesan yang berkelanjutan, maka 2002, p. 97) menunjukkan bahwa sangatlah penting bagi perusahaan untuk pengembangan dalam hal teknologi mengatur hubungan dengan pelanggan informasi yang dilakukan oleh perusahaan, tersebut secara lebih efektif dan efisien. dengan melibatkan tenaga penjual pada Farida lndriani aktivitas-aktivitas kegiatan pemasaran program manajemen penjualan jspyir.loagdnru gbk e(mcrdraoausmpsup-ntar akai knptiinvaigdta)a sp lfauudanaJgn siiyeoakn napilk elalaalitn ihdnaaynan ypoarrgonasgne didsiluaarks uio,k rsagena pnpeiasrdtaia sh isa. trlRnuekyt_auo rp,r ieebmnutbdaaashyia ayr uaddaanannng personel penjualan, team selling manajer dilakukan ini akan mengakibatkan keuangan, materi atas training- penjualan tambahan investasi yang yang dilakukan dan kebijakan program pada pengembangan lebidhit itj-aikubehra tkan atas evaluasi/kompensasi. keterampilan tenaga penluit _ Tetapi Cespedes, 1gg5 dalam Pelham, 2002, p. 97) lebih( dalam melakukan diagnosa dan penyelesaian lanjut masalah-masalah pelanggan. perubahan berpendapat bahwa dampak pelaksanaan aktivitas ini sesuai dengan program pengernbangan tersebut terhadap. konsep pemasaran (marketing artikulasi dmtligleainlkignuegkna anpi e tknaejnubpaulatau nmh apenam dpitaaik sui amvr.iu spmi eynniydnaag ph aajetn tyisa y.sajun.!g.i vste9cfiattrear ifco r(m19a5l 7d)a; pFaett todnite (m1eucbio edn)a cdleaapmnt) mengacu pada hasil penelitian Kerr dainni pKe.i th1 (219)6 0y)a (ndagla mm eFneardnindaansdk, aAn. Tp.e, r2luOnOyOa, 9mB7ua.)rn zyyaanjneskgri , pm1e9en8nj8uu na(jdulaaknlka ammn epbmealhahwhamaam ,m i2e 0sbeka2ihp,wu pna. dlpeeabmpihaast a"dcri ulamskteoummkabeunra mtc epeenlratuelsureai hdpa',ea. nnHgnyaaatiu trmearensn elbaudti pelayanan pelanggan dan hubungan pengelolaan program dan manajemen relasional dalam setiap area penjualan penjualan. merupakan hal penting bagi selling, namun hbsil efiective Beberapa studi telah dilakukan untuk penelitian mengetahui bagaimana perusahaan menunjukkan bahwa hanya satu persen mengelola dan mengatur program wpaadkatu Ma rteeraami nipninie.grh paetinkjauna lapne nytainnggn dyifao kuskan 1]91915a,j epm. 59-n1 Sp;e Wnjueaittza ndnayna B(rpaedtftoijrodh,n 1, 9e9i9. ,a pt.., kinerja 241-254; Baldauf, et. a|.,2001, p. 10g_122; tpeennagjuaa plaenn jumala bkaagi uepfeakytiavi-tuasp aoyrgaa nuinsatuski pPeerlhuasmah, a2a0n02 d, apl.a 9m7- 1in0d9u).s Utrni,t ukke sbuekbseersaapna mengenali faktor-faktor strategik yang yang diraihnya sangat tergantung pada mmeemnpjeandgai rsuhai nkginaerty ap etenntaingga p'deanijaumal korhieunstaussi npyroag ryaamn mga nabjeemrfeonk upJsry' uatan menganalisis organisasi pada disamping perlunya upapyeanj ualan, kemampuan konsultasi tenaga penjual untuk (Manning dan Reece, jgg2 dalim pelham, memajukan kinerja serta untuk 2002, p.97). menghilangkan hambatan-hambatan yang Cravens, et. al (1993, p 4T-Sg) dapat mengganggu tenaga penjual untuk mengemukakan bahwa program berkinerja efektif. manajemen penjualan yang Pelham (2002, p. berorie-ntasi 97-109) pada konsultasi merupakan iuatu program mengemukakan bahwa reorientasi atas yang dilakukan berbasis pada perspektif tenaga penjual dari yang sebelumnya kontrol perilaku dan trasit yang dicapai menitikberatkan aktivitas penjualan pada tenaga penjual, yang dilakukan secara aktivitas yang berorientasi pada transaksi terkoordinasi dan konsisten untuk penjualan (selling orientation) menjadi lebih meningkatkan kualitas layanan tenaga berorientasi pada konsultasi (consutting penjual terhadap klien, meningkatkin orientation) menghendaki pembaharuan penjualan dan pertumbuhan penjualan Jurnal Sains Pemasaran lndonesia 106 Program Manajemen Penjualan perusahaan serta menciptakan kepuasan (4) program kompensasi yang berorientasi pelanggan melalui peningkatan nilai konsultasi untuk mengukur kemampuan produk. tenaga penjual dalam menciptakan Oleh karena itu program manajemen customer retention, customer satisfaction, penjualan yang berorientasi pada memperoleh pelanggan baru dan konsultasi dilakukan dengan meningkatkan penjualan dari pelanggan menitikberatkan pada pengembangan yang sudah ada; untuk selanjutnya pengetahuan dan kemampuan tenaga dijadikan suatu kebijakan dalam keputusan penjual atas pelanggannya melalui pemberian kompensasi. pelatihan penjualan, yang meliputi Crosby, et. al (1990, p. 68) kemampuan bertanya, mendengarkan, mengemukakan bahwa tenaga penjual, mengidentifikasi masalah pelanggan dan terutama yang terlibat dalam karakteristik juga kemampuan memecahkan masalah industri dimana produk yang dihasilkan penjualan yang dihadapi serta sangat kompleks, seringkali mengevaluasi bagaimana implikasi dari memperlihatkan hubungan yang kuat pelatihan penjualan yang diberikan untuk dengan manajernya. Pettijohn, et. al (1995, kebijakan lebih lanjut dalam memberikan p. 5) lebih lanjut menjelaskan bahwa reward dan kompensasi pada tenaga hubungan tersebut merupakan bentuk penjual (Pelham, 2A02, p. 98). transisi atas aktivitas yang ditugaskan pada Program manajemen penjualan yang tenaga penjual, yaitu dari sekedar menjual berorientasi pada konsultasi terdiri dari menjadi memberikan saran pada empat program (Pelham, 2002, p. 98), pelanggan dalam pembelian produknya; yaitu (1) pelatihan penjualan yang dari sekedar memberitahu menjadi berorientasi konsultasi tahap awal yang mendengarkan pendapat pelanggan; dan diberikan pada tenaga penjual (sebelum dari mendorong terjadinya transaksi melakukan aktivitas penjualan) untuk menjadi membantu dan menolong pelanggan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan dalam melakukan aktivitas penjualan; (2) pembeliannya. pelatihan penjualan berorientasi konsultasi Weitz dan Bradford (1999, p. 241) lanjutan yang diberikan pada tenaga mengindikasikan bahwa bentuk transisi ini penjual setelah/selama aktivitas penjualan termasuk didalamnya adalah perubahan- dilakukan, untuk memberikan ketrampilan perubahan dalam melatih, mengevaluasi dalam menjalin hubungan dengan dan memberikan kebijakan kompensasi pelanggan dan bekerjasama dengan pihak bagi tenaga penjual dan anggota tim teknikal dalam mendiskusikan problematika penjualan. Pelaksanaan transisi atas aktivitas penjualan yang dihadapi di aktivitas yang ditugaskan pada tenaga lapangan serta bagaimana solusi penjual tersebut tentu saja telah diberikan (3) pemecahannya; program evaluasi sebelumnya dalam pelatihan penjualan kinerja yang berorientasi konsultasi untuk yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini memahami seberapa baik kemampuan menunjukkan bahwa pelatihan penjualan tenaga penjual dalam memperoleh merupakan hal yang krusial dalam peianggan, mendiagnosis masalah yang penataan tenaga penjual pada suatu dihadapi pelanggan dan juga kemampuan perusahaan yang perlu diteliti lebih lanjut dalam bekerjasama dengan tenaga pengaruhnya terhadap kinerja tenaga teknikal dalam mengatasi masalah penjual. penjualan yang dihadapi di lapangan; dan Jurnal Sains Pemasaran lndonesia 107 Farida lndriani Penelitian-penelitian rnengenai besar dalam jangka panjang" pertumbuhan manajemen penjualan oleh Anderson dan ekonomi makro yang secara riil Oliver (1987, p.76-88; 1994. p,53_67); meningkatkan pendapatan akan perkapita mC(2_0er_0na2vge,e npsta,. eh9tu7. i-a 1sl0 e(91)ja9 h9ua3hn, y pam. d4ai7tna-5kau9 k);a npe uihnatumk mindaiskaysair amkeant injuggkaat nmyae rpuoptaeknatianl sdaemlaahn ds afotur pengaruh program manajemen pinetnejnusailtaans sinesmuraunlac eh parondyuac tm, kearruepnaak aasnu ransi yang yang kebutuhan berorientasi konsultasi terhadap sekunder bahkan tersier akan pertumbuhan penjualan, dan bergese,r tidak menjadi kebutuhan sekunder menelaah lebih dalam mengenai prirner. Pergeseran yangb ahkan bagaimana program tersebut akan mampu menempatkan asuransi pada priority lix meningkatkan kualitas kemampuan tenaga dalam pola konsumsi masyarakai penjual sebagai pihak yang in ppeernustianhga adn.a Olalmeh akkatrievnitaa sit upbe epnrejpuneatrlianangn r(meYesaprsuo pnBa ukindadnimu spaternil ,u a1as9nu9gra5 bn, sapig ni Sains0diou) nsAatrkli ataensrh utareadtanapsp r dmilaankaukjeamn etenl apaehn ljeubailha nd aylaamn ga tbaesr oprrioegnrtaamsi jpikoat etnidsai kb disibnaisr etnegrsi edbeuntg taidn atke kankoalong ib.erhasr, pada konsultasi dalam kaitannya dengan Penguasaan teknologi kemampuan dan kinerja tenaga penjual profesionalisme dalam bisniJ dan (Weitz, 1983; dalam pelham, 2002, p. tOO). merupakan prasyarat muilaka surans Perusahaan-perusahaan dalam "insurance ,s a technical karena buslness jiendnuisst rpi earsuusraanhsaia mn eyruapnagk ahna sraulsa hd aspaatut tinesrluerbainhc ela igsi daa lasmkil lm inetnegnhsaivdea pini dpu?sstrayr" mengelola sumber daya manusia yang global dimana produk ying kompetitnr dimilikinya menjadi lebih efektif dibanding hanya dapat Oifrasitkan melatr.r dmenegraunp paeksaainng naysa.p Seumkb yera dnayga manusia kemampuan skitl yang handal. Hal i.r penting didukung ekonom Sri Adiningsih, dpirkoadreunka jkaasn ain saukraannc eb esregbaangtuani gse bpuaadha dinipdeurshtarit iykaann gin pduaslitnrig apsoutreannssiia ml erupakbait"a sekalipun kompetensi sumber daya manusia (dalam pada s-aat di puncak krisis moneter (DyaF hal ini tenaga penjual) dalam memasarkan S, 2002, p.294). ditaun menarik calon konsumen. Disamping Dalam merespon peluang tersebui pengelolaan manajernen penjualan diakui masih terdapat yang baik juga kendJla_kenda[a dipertukan bagi yang dihadapi, baik yang bersifat inter- perusahaan-perusahaan asuransi untuk maupun ekstern, Kendala yang bersifac dapat mencapai keunggulan bersaing baik intern pada hakekatnya teiceririn pada dari segi layanan rnaupun produknya. tingkat profesionalisme yang masih renda, Pelaksanaan manajemen penjualan dari pelaku asuransi sedangkan kendala Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang bersifat ekstern pada hakekatnya pengelolaan manajemen penjualan yang tercermin antara lain pada perseps berorientasi pada konsultasi ini menjadi masyarakat terhadap asuransi penting dikarenakan bisnis belur- asuransi tumbuh secara baik, budaya strong say/e, merupakan bisnis yang sangat prospektif, minde.dness pada umumnya masih sanEaf dikarenakan potensi pasar yang cukup luas sehingga masih rendah dan sistem perpajakan yang beluor memungkinkan menunjang bidang asuransi khususnya pemerolehan rnargin keuntungan yang bagi pemegang polis. Jurnal Sains Pemasaran lndonesia I r-rfr Program Manajemen Penjualan Asuransi merupakan intangible penting dalam meningkatkan pertumbuhan product yang sangat memerlukan interaksi penjualan perusahaan. langsung antara tenaga penjual dengan Oleh karena itu permasalahan pembelinya (Dyah S, 2002, p.294). Dalam penelitian yang akan diajukan adalah "Bagaimana program konteks ini peranan agen (tenaga penjual) manajemen asuransi sangat penting. Melalui agen pula penjualan yang berorientasi pada premi yang berjumlah sangat besar dapat konsultasi dapat meningkatkan kinerja dihimpun. Karena pentingnya peranan tenaga penjual melalui penjualan adaptif. tenaga penjual, khususnya pada industri Pertanyaan-pertanyaan stratejik yang asuransi, maka penelitian ini dilakukan muncul dalam penelitian ini adalah sebagai pada tenaga penjual di industri asuransi. berikut. r Hal ini sesuai dengan penelitian Barker, T., Apakah faktor-faktor dalam program 1999 (dalam Dyah, S, 2002, p. 294) yang manajemen penjualan yang menyarankan penelitian lanjutan mengenai berorientasi pada konsultasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mempengaruhi kemampuan penjualan tenaga penjual, pada level tenaga penjual adaptif tenaga penjual? . pada satu industri. Apakah kemampuan penjualan adaptif Tenaga penjual memegang peranan yang dimiliki tenaga penjual tersebut yang sangat penting dalam menjembatani mempengaruhi kinerja tenaga penjual? hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Di samping menjalankan fungsi rutin menjual produk atau jasa, mereka TELAAH PUSTAKA juga harus mampu mengikuti perubahan DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS selera pasar dan selanjutnya memberi sinyal kepada bagian internal terkait untuk Penjualan Adaptif merespon perubahan tersebut. Peran Konsep penjualan adaptif (adaptive penting ini tarnpak hanya dapat dilakukan selling) merupakan konsep kunci dalam oleh individu dengan tingkat inisiatif yang literatur penjualan (Anglin et. al., 1990, p. tinggi dan mampu bekerja dalam tingkat 81). Sujan, et. al (1986) dalam Spiro dan supervisi yang paling rendah. Weitz (1990, p. 62) mendefinisikan Berkaitan dengan obyek penelitian penjualan adaptif sebagai suatu aktivitas mengenai manajemen penjualan yang mengubah perilaku penjualan selama diterapkan di industri asuransi, ternyata ataupun setelah terjadinya interaksi penelitian-penelitian terdahulu (Anderson dengan pelanggan, yang dilakukan dan Oliver, 1987, p.76-88; 1994, p. 53-67; berdasarkan pada informasi yang diterima Cravens, et. al., 1993, p. 47-59; Pelham, mengenai situasi penjualan; 2002, p. 97-109) hanya dilakukan untuk Seorang tenaga penjualan dikatakan mengetahui sejauh mana intensitas memiliki tingkat penjualan adaptif yang pengaruh prograrn manajemen penjualan tinggi apabila dapat menggunakan yang berorientasi konsultasi terhadap pendekatan penjualan yang berbeda pertumbuhan penjualan, dan tidak secara tepat pada saat transaksi dengan menelaah lebih dalam mengenai pelanggan dan pada saat membuat bagaimana program tersebut mampu keputusan selama transaksi penjualan meningkatkan kualitas kemampuan tenaga berlangsung untuk situasi penjualan yang penjual sebagai pihak yang berperan berbeda. Jurnal Sains Pemasaran lndonesia r09 Farida lndriani 4. Sebaliknya, tenaga penjual dikatakan Memiliki pengetahuan dalam mengenali memiliki tingkat penjualan adaptif yang situasi penjualan yang berbeda dan rendah apabila mereka hanya menetapkan strategi penjualan yang menggunakan teknik pendekatan tepat untuk masing-masing situasi penjualan dan pengambilan keputusan tersebut. penjualan yang sama untuk seluruh 5. Memiliki sekumpulan informasi transaksi penjualan yang dilakukannya mengenai situasi penjualan sebagai dalam bentuk situasi penjualan apapun. masukan dalam melakukan penjualan Weitz (1978) dalam Spiro dan Weitz (1990, adaptif. p. 61) menitikberatkan penelitian pada 6. Melakukan aktivitas aktual dengan kondisi penjualan adaptif dengan menerapkan pendekatan penjualan mengusulkan bahwa proses penjualan yang berbeda untuk situasi penjualan merupakan proses yang terdiri dari yang berbeda. kegiatan mengumpulkan informasi Tiga aspek penjualan adaptif yang mengenai pelanggan yang prospektif, pertama berkenaan dengan motivasi mengembangkan strategi penjualan tenaga penjual dalam. melakukan penjualan berdasarkan informasi, menyampaikan adaptif (Spiro dan Weitz, 1990, p. 62). pesan untuk mengimplementasikan Pertama, tenaga penjual harus percaya strategi, mengevaluasi dampak bahwa pelanggan memiliki kebutuhan dan penyampaian pesan dan membuat keinginan yang berbeda dan juga hasil keputusan yang tepat berdasarkan pada yang berbeda dalam setiap transaksi evaluasi tersebut. Dengan demikian, penjualan yang mereka lakukan, Tingkat tenaga penjual memiliki peluang dalam dimana tenaga penjual memiliki motivasi mengembangkan dan yang tinggi untuk melakukan perubahan mengimplementasikan presentasi secara tepat dalam pendekatan penjualan penjualan untuk masing-masing pelanggan yang diambil selama berlangsungnya dan membuat keputusan secara cepat dan transaksi akan dapat berdampak pada tepat sebagai respon atas reaksi peningkatan penjualan yang terjadi. pelanggan. Kedua, tenaga penjual juga harus Dalam mengembangkan pengukuran mempunyat keyakinan atas mengenai pelaksanaan aktivitas penjualan kemampuannya untuk menggunakan adaptif, Spiro dan Weitz (1990, p. 62) pendekatan penjualan yang berbeda, mengusulkan predisposisi dalam enam maksudnya adalah keyakinan untuk aspek dilihat dari sudut pandang tenaga mengenali ketika suatu pendekatan penjual. tertentu diperlukan dan pendekatan 1. Mengenali bahwa pendekatan tersebut ternyata tidak bekerja dengan penjualan yang berbeda diperlukan baik. Dan ketiga, tenaga penjual harus untuk situasi penjualan yang berbeda. mempunyai keyakinan untuk melakukan 2. Percaya diri terhadap kemampuannya perubahan yang diperlukan apabila untuk menggunakan teknik pendekatan pendekatan penjualan yang dilakukan tidak penjualan yang berbeda untuk situasi memberikan hasil seperti yang diharapkan. tertentu. Aspek penjualan adaptif yang 3. Percaya diri terhadap kemampuannya keempat dan kelima berhubungan dengan untuk mengubah pendekatan penjualan kemampuan untuk melakukan penjualan yang dilakukannya selama interaksi adaptif secara efektif. Aspek keempat dengan pelanggan. merupakan kemampuan tenaga penjual Jurnal Sains Pemasaran lndonesia ll0 Prog ram M an aje me n Pe nju al an yang meliputi pengetahuan atas situasi baik dalam mengetahui kebutuhan penjualan dengan mengenali kategori pelanggan secara khusus dan juga dalam situasi yang berbeda untuk selanjutnya penyampaian produk yang ditawarkan. menetapkan strategi pendekatan penjualan Beberapa studi telah dilakukan yang paling tepat untuk masing-masing mengenai pentingnya perusahaan situasi yang terjadi (Spiro dan Weitz, 1990, mengelola dan mengatur program p.62). Dan aspek kelima, manajemen penjualannya (pettijohn, et. al., meliputi 1995, p. 5-15; Weitz dan Bradford, 19g9, p. kemampuan dan kecakapan dalam tenaga 241-254; Pelham, 2002, p. 97-109). pada penjual mengumpulkan informasi atas perusahaan, dimana hubungan jangka berbagai kemungkinan situasi penjualan panjang antara penjual dan pelanggan yang terjadi dan menyesuaikan dengan merupakan hubungan yang sangat penting, keputusan mengenai pendekatan maka kajian orientasi program manajemen penjualan yang paling tepat digunakan penjualan perlu dilakukan secara lebih (Sujan et. al, 1986 dalam Spiro dan Weitz, mendalam. p. 1990, 62). Tenaga penjual memiliki Cravens, et. al (1993, p,4Z-59) kemampuan ini untuk dapat melakukan mengemukakan bahwa program penjualan adaptif secara efektif dan manajemen penjualan yang berorientasi pengalaman yang positif akan membantu pada konsultasi merupakan program meningkatkan kemampuan dalam manajemen penjualan yang dilakukan melakukan penjualan adaptif. Kemudian, berbasis pada perspektif kontrol perilaku aspek penjualan adaptif keenam dan hasil yang dicapai tenaga penjual, berkenaan dengan perilaku aktual dari yang dilakukan secara terkoordinasi dan tenaga penjual untuk menggunakan konsisten untuk meningkatkan kualitas pendekatan yang berbeda untuk situasi layanan tenaga penjual terhadap klien dan penjualan yang berbeda pula (Spiro dan meningkatkan penjualan perusahaan serta Weitz, 1990, p. 62). menciptakan kepuasan pelanggan melalui Dengan menggunakan peningkatan nilai produk dan meningkatkan konseptualisasi penjualan adaptif, pertumbuhan penjualan. hubungan yang positif antara dimensi Program manajemen penjualan yang program manajemen penjualan yang berorientasi pada konsultasi -terdiri 'dari berorientasi konsultasi dengan empat program (Pelham, 2002, p. gg), kemampuan tenaga penjual dalam yaitu (1) pelatihan penjualan yang melakukan penjualan adaptif dapat berorientasi konsultasi tahap awal yang dilakukan. diberikan pada tenaga penjual (sebelum melakukan aktivitas penjualan) untuk Progranl Manajemen Penjualan yang memberikan pengetahuan dan keirampilan Berorientasi Konsu ltasi dalam melakukan aktivitas penjualan; (2) Konsep ini diawali dari kebutuhan pelatihan penjualan berorientasi konsultasi dalam meningkatkan kemampuan tenaga lanjutan yang diberikan pada tenaga penjual dalam melakukan aktivitas penjual setelah/selama aktivitas penjualan penjualan. Pelham (2002, p. 99) dilakukan, untuk memberikan ketrampilan menjelaskan bahwa pada perusahaan dalam menjalin hubungan dengan yang memiliki kinerja yang superiar dalam pelanggan dan bekerjasama dengan pihak melakukan aktivitas yang berorientasi pada teknikal dalam mendiskusikan problematika pelanggan akan memiliki kinerja yang lebih aktivitas penjualan yang dihadapi di Jumal Sains Pemasaran lndonesia lll Farida lndriani lapangan serta bagaimana solusi informasi bersaing, serta prosedur da- pemecahannya; (3) program evaluasi kebijakan perusahaan) dan juga kinerja yang berorientasi konsultasi untuk ketrampilan penjualan (menger-a memaharni seberapa baik kemampuan bagaimana menjalin hurbungan penjuara- tenaga penjual dalam memperoleh yang baik)" pelanggan, mendiagnosis masalah yang Goldstein's, 1993 (dalam Wilson e: dihadapi pelanggan dan juga kemampuan al., 1993, p. 77) mendefinisikan pelatiha- dalam bekerjasama dengan tenaga sebagai "the systematic acquisition :' teknikal clalam mengatasi masalah skills, rules, concepts, and attitudes l-: penjualan yang dihadapi di iapangan; dan resu/fs in intproved performance in anat,:' (4) program kompensasi yang berorientasi environrnent". Sebagai suatu kegiaia- konsultasi uniuk mengukur kemampuan pembekalan bagi tenaga penjual, pelatii'a- tenaga penjual dalam menciptakan penjualan dilakukan customer retention, customer satisfaction rnengakurnulasikan keseluruhan informas dan meningkatkan penjualan baik dari konsep dan ketrampilan dengan tujua- pelanggan yang sudah ada maupun untuk meningkatkan kernampuan bersa -; pelanggan baru. dan kinerja tenaga penjual. Erffmeyer et. al (1991, p. 17) dan P-- Pelatihan Penjualan yang Berorientasi (1993, p" 101) lebih lanjut mengindikasixa- pada Konsultasi Tahap Awal bahwa pelatihan penjualan dibutuh<a- Sebagai pihak yang untuk meningkatkan kemampuan c:- atas bertanggungjawab implementasi ketrampilan tenaga penjual yaitu uni-. strategi penjualan dan pembelian, tenaEa membantu memecahkan permasalai'a- penjual harus mempunyai kemampuan yang dihadapi pelanggan, keteramp a- konseptual dan analytical sehingga dapat dalam melakukan penjualan adaptif ca- memahami tujuan produktivitas pelanggan, keterampilan untuk membangun hubunga- kemampuan untuk mengidentifikasi dengan pelanggan. Oleh karena :- masalah dan memberikan solusi kegiatan pelatihan yang dilakukan buxa- pen'lecahan masalah berdasarkan pada hanya sekedar membekali tenaga pen.-: sumber daya penjualan perusahaan dan dengan kemampuan mencapai penjua a- kreativitas yang dimilikinya. Kemampuan seoptimal mungkin, tapi lebih lanjut a=- tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kemamp-e- pelatihan penjualan yang dilakukan oleh tenaga penjual dalam "berkomunikas" perusahaan. dengan pelanggannya. Kegiatan pelatr"a- Pelatihan penjualan merupakan suatu ini oleh Pelham (20CI2, p. 99) diistilah<=' kegiatan penting dalam suatu perusahaan sebagai pelatihan penjualan ya - l yang dilakukan untuk meningkatkan berorientasi pada konsultasi. produktivitas penjualan (Erffmeyer, et. al., Pada tahap awal, tenaga penjual ba-- 1991, p. 17). Dubinsky dan Staples, 1982 belum memiliki dasar yang cukup un1-. (dalam Wilson et. al., 2A02, p. 77) rnelakukan aktivitas pen.lualan di lapanga- mengkonseptualisasikan pelatihan oleh karena itu perlu dilakukan pelatir-:- penjualan sebagai kegiatan pada tenaga penjualan terlebih dahulu. Prog.3- penjual yang dilakukan dengan tujuan pelatihan penjualan yang berorien:as membekali tenaga penjual dengan konsultasi tahap awal menitikberat<a- pengetahuan yang penting (seperti pada pengetahuan yang dimiliki menge^a pengetahuan mengenai produk, pasar, produk yang dijual dan kegunaanr , a Jurnal Sains Pemasaran lndonesia Program Manajemen Penjualan kemampuan presentasi pqnjualan dan juga paftnership termasuk didalamnya porsi kemampuan dalam mendiagnosis dan substansial atas kegiatan formal pelatihan memahami kebutuhan pelanggan. Ramsey penjualan dan waktu pertemuan pelatihan dan Sohli, 1997 (dalam Pelham, 2AQ2, p. penjualan informal yang dilakukan dengan 99) mengindikasikan bahwa program tujuan untuk meningkatkan keterampilan pelatihan penjualan yang berorientasi tenaga penjual dalam menangani masalah konsultasi ini akan berpengaruh pada yang dihadapi pelanggan dan dalam customer retention. Hal ini didasarkan pada membangun hubungan dengan pelanggan. penemuan mereka bahwa terdapat Program manajemen penjualan yang hubungan yang signifikan antara persepsi berorientasi pada konsultasi, dimana pelanggan atas perilaku tenaga penjual didalamnya terdapat aktivitas pembelajaran dan kepercayaan pada tenaga penjual. sebagai bagian dari pelatihan penjualan Shoemaker and Johlke (2002, p. 122) merupakan model pembelajaran yang mengemukakan bahwa teknik penjualan organisasional memberikan yang terpenting adalah kemampuan dalam keuntungan dan pengalaman bagi tenaga melakukan penjualan adaptif yang tepat penjual mengenai usaha-usaha dalam pada setiap transaksi dengan pelanggan. konsultasi penjualan (Pelham, 2002, p. Kemampuan tenaga penjual dalam 100). Pelaksanaan pelatihan penjualan melakukan penjualan adaptif ini diperoleh secara efektif akan dilakukan secara terus dari pelatihan penjualan yang dilakukan menerus oleh perusahaan, dengan oleh perusahaan. Hasil penelitian Dengan harapan bahwa tenaga penjual akan dapat dilakukannya pelatihan penjualan akan meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam melakukan pengetahuan tenaga penjual, khususnya penjualan. penjualan adaptif (adaptive selling) dan Program pelatihan penjualan yang pengetahuan mengenai produk. efektif akan terus dilakukan tindak lanjut Berdasarkan uraian tersebut diatas, setelah pelaksanaan pelatihan awal. maka hipotesis penelitian ini adalah Setelah pelatihan awal, tenaga penjual sebagai berikut. harus mempelajari proses pelaksanaan kegiatan penjualan baik melalui sa/es Hr: Petatih'an penjualan yang trainers, supervisor maupun pihak-pihak berorientasi pada konsultasi tahap yang berpengalaman dalam hal penjualan. awal berpengaruh positif terhadap Pada dasarnya pelatihan penjualan ke m am p u an pe nj u al an ad aptif lanjutan merupakan tindak lanjut dari pelatihan penjualan tahap awal, dimana Pelatihan Penjualan yang Berorientasi materi yang disampaikan dan dibahas pada Konsultasi Lanjutan merupakan pendalaman atas materi yang Kohli et. al (1998, p. 263) sebelumnya pernah disampaikan. Pelham (2002, p. mengemukakan bahwa pembelajaran dan 100) pengetahuan yang dimiliki oleh anggota mengemukakan bahwa tindaklanjut organisasi merupakan salah satu sumber pelatihan penjualan yang dilakukan daya yang dimiliki perusahaan untuk dapat perusahaan dilakukan dengan tujuan memiliki keunggulan bersaing membantu tenaga penjual untuk berkelanjutan. mengemukakan permasalahan penjualan lmplementasi strategi yang dilakukan yang dihadapinya di lapangan, serta oleh perusahaan yang berorientasi pada memberikan solusi bagi pemecahan Jurnal Sains Pemasaran lndonesia l13 Farida lndriani tersebut. Pelatihan penjualan lanjutan ini mendorong tenaga. penjual untuk juga memberikan suatu orientasi tujuan meningkatkan kemampuan penjualannya pembelajaran (Sujan et. al., 1994, p. 39), (Pettijohn et. al., 1999, p. 41) dengan menitikberatkan aktivitas untuk Stathakopoulos, 1996, p. 8) lehih lanjut meningkatkan ketrampilan penjualan, mengemukakan bahwa evaluasi tersebut -bukan sekedar berorientasi pada meliputi penilaian atas kemampuan tenaga pencapaian kinerja penjualan jangka penjual dalam memperoleh konsumer, pendek. Tindaklanjut pelaksanaan yang prospektif, presentasi penjualan dan pelatihan penjualan juga akan berguna kreativitas dalam aktivitas penjualan. bagi tenaga penjual untuls mengetahui Kesuksesan pelaksanaan prograrr mengenai bagaimana menjalin hubungan peiatihan dalam meningkatkan ketrampilar dengan pelanggan dan cara menangani tenaEa penjual mendorong untuk dilakukar' masalah pelanggan; serta berinteraksi evaluasi kinerja lebih lanjut untuk dengan pihak internal {seperti R&D, mengetahui prestasi kerja masing-masing produksi dan customer servrce) dalam tenaga penjual. Evaluasi tersebut meliput mengatasi setiap problernatika penjualan ketranipilan dalam mendengarkan dar. yang terjadi. bertanya pada pelanggan atas kebutuhan Berdasarkan uraian tersebut eiiatas, mereka, pengetahuan tenaga penjua maka hipotesis penelitian ini adalah dalam meningkatkan kebutuharr kemampuan sebagai berikut. peianggan, dalam mendiagnosis dan menangani masalal' i Hz Pelatihan penjualan yang berorientasi pelanggan dan kecakapan dalam bekerja pada konsultasi lanjutan berpengaruh dengan personal teknikal interna positif terhadap kemampuan perusahaan dalam menangani masalah- penjualan adaptif masalah pelanggan (Weitz dan Bradforo 1999, p. 244). Progrann Evaluasi Kinerja yang tserdasarkan penjelasan tersebut Berorientasi pada Konsultasl pelaksanaan sistem evaluasi yang Sistem yang berdasarkan pada input, beronientasi pada konsultasi yanE atau perilaku dan evaluasi kinerja dapat dilakukan berdasarkan evaluasi atas menjadi program penjualan untuk al<tivitas penjualan setelah pelatiha;' meningkatkan motivasi intrinsik dan juga penjualan dengan melihat pada penjualan yang dicapai (Anderson dan kernampuan tenaga penjual baik dalam ha Oliver, 1994, p. 53) dan meningkatkan input (kualitas dalam mendiagnosis komitmen serta kepuasan tenaga penjual masaiah yang dihadapi dan kualitas (Anderson dan Oliver, 1987, p. 76-88, interaksi dengan orang-orang teknika 1994, p. 53-67; Challagalla dan Shervani, seperti halnya output (tingkat pemahama. 1996, p. 89-105), Dengan adanya evaluasi pelanggan dan besarnya masala" kinerja akan membantu memperbaiki pe!anggan yang terselesaikar keputusan-keputusan personalia menunjukkan hasil positif dan relevan. perusahaan dan memberikan umpan balik Evaluasi atas aktivitas penjuala^ pada tenaga penjual tentang pelaksanaan eetelah dilakukannya pelatihan penjuala" kerja mereka. juga akan membangun minat intrinsi< Beberapa penelitian mengemukakan dalam melakukan aktivitas kerja bahwa evaluasi aktivitas penjualan yang rnembangun motivasi intrinsik dilakukan oleh perusahaan akan meningkatkan kemampuan dalar Jurnal Sains Pemasaran lndonesia l1' I i-
Description: