ebook img

analisis keseragaman aspek fertigasi pada desain sistem hidroponik dengan perlakuan ... PDF

13 Pages·2017·0.99 MB·English
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview analisis keseragaman aspek fertigasi pada desain sistem hidroponik dengan perlakuan ...

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG Analysis of Uniformity in Fertigation Aspects at Design of Hydroponic System using Pipe Slope Variation Medi Sopian Asmana1, Sirajuddin Haji Abdullah1,*), Guyup Mahardhian Dwi Putra1 1Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram Email*): [email protected] Diterima: 5 Januari 2017 Disetujui: 15 Februari 2017 ABSTRACT Hydroponic is a technology of growing plant without soil; media used are water and nutrient. Hydroponic could be classified as Aeroponic, Nutrient Film Technique (NFT), Drip Irrigation, Fertigation, and Wick System. NFT system with fertigation aspect was used in this research. Using this V\VWHP(cid:15)(cid:3)SODQW¶V(cid:3)URRWs were placed in a shallow water layer which circulated 24 hours and contain nutrient based on plant requirement. Objective of this research was to analyze uniformity on NFT hydroponic application based on slope of the pipe. Method used in this research was experimental method by experiment in the field. Observed research parameters were irrigation uniformity, Electrical Conductivity (EC), and pH of nutrient solution. Slopes used in this research were 2%, 4%, and 6%. Result showed that average value of irrigation uniformity for each treatment was respectively 99.49%, 99.72%, and 99.27%. Average value of EC was respectively 99.37%, 99.29% and 99.25%. Whereas for pH of nutrient solution was respectively 99.04%, 99.27% and 99.22%. From this uniformity test it can be determined that all parameters in all treatments showed uniformity. Keywords: fertigation, hydroponic, uniformity, NFT ABSTRAK Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa tanah dengan media yang digunakan adalah air dan nutrisi. Hidroponik dibagi menjadi beberapa system, yaitu sistem hidroponik aeroponik, NFT (Nutrient Film Technique), irigasi tetes, sistem fertigasi dan sistem wick. Pada penelitian ini digunakan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan aspek fertigasi. NFT (Nutrient Film Technique) aspek fertigasi merupakan sistem hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal dan air tersebut tersirkulasi selama 24 jam serta mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keseragaman sistem fertigasi pada aplikasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) berdasarkan kemiringan talang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di lapangan. Adapun parameter penelitian yang diamati adalah keseragaman irigasi, keseragaman konduktivitas listrik, dan pH larutan nutrisi. Kemiringan yang digunakan pada penelitian ini adalah 2%, 4% dan 6%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata keseragaman irigasi pada ketiga perlakuan tersebut berturut-turut 99,49%; 99,27%; dan 99,27%. Nilai rata-rata keseragaman konduktivitas listrik berturut-turut 99,37%; 99,29% dan 99,25%. Sedangkan untuk pH berturut-turut 99,04%; 99,27%; dan 99,22%. Dari hasil uji keseragaman diperoleh bahwa pada ketiga perlakuan tersebut menunjukkan semua parameter memilki keseragaman. 303 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 Kata kunci: fertigasi, hidroponik, keseragaman, NFT PENDAHULUAN tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Lahan pertanian semakin sempit akibat Sistem hidroponik yang dilakukan tanpa beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi daerah menggunakan media tanah dapat menjadi solusi perindustrian, sehingga budidaya hidroponik alternatif untuk efisiensi penggunaan lahan. dianggap tepat untuk memanfaatkan lahan yang Selain itu, pada sistem hidroponik pengaruh dari tersedia sebaik-baiknya. Dengan sistem kondisi lingkungan pertanaman yang tidak ideal hidroponik dipakai berbagai media tanam seperti dapat diminimalisir, sesuai dengan pernyataan arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat Sundstrom (1982) dalam Wijayani A. dan Widodo moss) dan serbuk sabut kelapa (Prihmantoro H. W. (2005), bahwa dengan sistem hidroponik dapat dan Y. H. Indriani, 1999). diatur kondisi lingkungan seperti suhu, Penurunan luasan lahan pertanian di kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan Indonesia akibat konversi dari sektor pertanian ke faktor curah hujan dapat dihilangkan sama sekali sektor non pertanian menyebabkan kegiatan dan serangan hama penyakit dapat diperkecil. budidaya pertanian mengalami kendala dalam Sistem hidroponik juga menjadi solusi penyediaan lahan. Tentu saja hal ini berdampak menghadapi kendala degradasi tanah di lahan buruk bagi peningkatan kuantitas produksi pertanian yang semakin berkurang kesuburannya, pertanian khususnya pangan untuk memenuhi hal ini dikarenakan pada sistem hidroponik hara kebutuhan masyarakat. Selain itu, degradasi lahan disediakan dalam bentuk larutan hara, atau tanah yang disebabkan oleh penggunaan mengandung semua unsur hara esensial yang pupuk dan pestisida yang berlebihan juga dengan meramu sendiri berbagai garam kimia. membuat kualitas produk pertanian yang Budidaya secara hidroponik memiliki dihasilkan semakin menurun. tingkat kesukaran dalam proses pengolahannya. Menurut hasil sensus penduduk tahun Selain itu, banyak hal-hal yang harus diperhatikan 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 dalam bercocok tanam secara hidroponik seperti juta jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun kualitas air, larutan nutrisi, nilai EC (Electrical 2000 adalah berkisar 205 juta jiwa, jika Conductivity), pH larutan nutrisi, debit aliran air, dikalkulasi selama 10 tahun terakhir maka laju kemiringan talang, media tanam dan lain-lain. pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah 1,49 Dalam proses budidaya hidroponik keseragaman persen per tahun (Anonim, 2011). Seiring dengan pada setiap kemiringan sangat diperhitungkan pertambahan jumlah penduduk maka jumlah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. kebutuhan bahan pangan dari hasil pertanian pun Keseragaman sangat penting pada sistem kian meningkat. Penurunan produksi pertanian hidroponik NFT terutama dalam budidaya berdampak buruk terhadap pemenuhan kebutuhan hidroponik skala besar. pangan masyarakat. Nutrient film technique (NFT) dengan Kondisi lahan pertanian yang kian hari aspek fertigasi termasuk cara baru bercocock semakin berkurang, sementara di sisi lain tanam secara hidroponik. Pada sistem ini, pemenuhan kebutuhan pangan dari hasil pertanian sebagian akar tanaman terendam dalam air yang semakin meningkat, mendorong sektor pertanian sudah mengandung pupuk dan sebagian lagi untuk mengatasi kendala tersebut dengan berada di atas permukaan air yang bersirkulasi meningkatkan penerapan pertanian lahan sempit. selama 24 jam secara terus menerus. Lapisan air Berkaitan dengan hal ini, kegiatan produksi ini sangat tipis sekitar 3 mm, sehingga mirip film. tanaman pangan di Indonesia hingga saat ini Oleh karena itulah, teknik ini disebut sudah relatif berkembang dimana sudah banyak NFT.Beragan tanaman dapat diusahakan dengan digunakan teknologi budidaya yang berhasil sistem ini. Salah satu kelebihan sistem ini ialah diadopsi dari negara-negara maju. Diantaranya memungkinkan tanaman dapat berproduksi sistem pertanian lahan sempit yang saat ini sepanjang tahun (Untung O., 2000). diterapkan adalah sistem budidaya secara Dalam sistem hidroponik Nutrient film hidroponik. Menurut Astuti dkk (2016), technique (NFT), air dialirkan kedalam akar hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman 304 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di Tahapan Penelitian lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai 1. Dirancang konstruksi hidroponik NFT dengan dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat ukuran dan ketentuan yang telah ditetapkan berkembang didalam nutrisi dan sebagian lainnya yaitu sebagai berikut: berkembang diatas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang diatas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi (Chadirin, 2001). Aplikasi sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan aspek fertigasi pada penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis aplikasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan aspek fertigasi berdasarkan kemiringan talang. Menurut Sapto Wibowo dan Arum Asriyanti S (2013), dari hasil penelitian Gambar 1. Konstruksi hidroponik nft pada tanaman sayuran (pakcoy) diperoleh dengan 1. Panjang Talang = 2m 6. Bak Nutrisi metode Nutrient film technique (NFT) dengan 2. Panjang Kaki Utama = 0,34 m 7. Saluran Outlet 3. Panjang Kaki ke-2 = 0,30 m 8. Pipa Inlet aspek fertigasi yang tinggi terdapat pada untuk semua Kemiringan 9. Pipa Outlet kemiringan talang 5%. Dalam penelitian ini 4. Jarak talang satu ke 10. Pompa Air Skala kemiringan pipa talang dalam konstruksi talang lain = 0,15 m Kecil hidroponik NFT yang diterapkan besarnya yaitu 5. Lebar Talang = 0,15 m 2%, 4% dan 6%. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul ‡Analisis Keseragaman Aspek Fertigasi pada Desain Sistem Hidroponik dengan Perlakuan Kemiringan 2. Diletakkan drum nutrisi pada posisi sejajar Talang·(cid:17) dengan ketinggian minimum dari ujung outlet Menganalisis keseragaman aplikasi talang. hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) 3. Dipasang pipa lateral yang dilengkapi selang dengan sistem fertigasi berdasarkan kemiringan plastik sebagai inlet pada drum nutrisi. talang. 4. Dipasang pipa penampung dengan posisi miring yang dilengkapi dengan selang plastik METODE PENELITIAN sebagai outlet. 5. Pada salah satu kaki atap diletakkan Penelitian ini dilaksanakan di kebun termometer bola kering dan bola basah. petani, Bapak Jonar Siahaan, dalam suatu rumah kaca (greenhouse). Waktu penelitian dilakukan Parameter Penelitian dari 08 Maret sampai dengan 04 April 2016. Alat- 1. Perhitungan Keseragaman Irigasi alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Sapei, A. (2003) menyatakan bahwa nilai sistem jaringan mikroirigasi NFT (konstruksi CU (Coefficient Uniformity) haruslah lebih besar NFT, talang, selang plastik, pipa PVC/ jaringan dari 80%. Nilai CU yang rendah dapat dijadikan perpipaan), drum nutrisi, termometer bola kering indikator bahwa banyak kehilangan air dan nilai dan basah, EC meter, pH meter, gelas ukur, alat efektifitas yang rendah. tulis, kamera, penggaris, meteran, kalkulator, Menurut Michael A.M. (2001) bahwa stopwatch, komputer, pompa, pengaduk larutan, keseragaman aplikasi air (Coefficient Uniformity) styrofoam, netpot, gelas ukur, dan timbangan. merupakan salah satu penentu dalam efisiensi Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini irigasi yang dihitung dengan persamaan koefisien adalah larutan nutrisi, yaitu pupuk makro dan keseragaman irigasi (CU/ Coefficient Uniformity) mikro yakni pupuk AB mix, bibit tanaman dengan rumus: sayuran pakcoy (Brassica rapa L.). 305 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 (cid:153)_[L(cid:16)[(cid:0)_ 5. Hubungan antara nilai Electrical Cu = 100 1- ................ 1) Q[(cid:0) Conductivity (EC)/konduktivitas listrik larutan dengan jumlah Pupuk yang Dimana: dilarutkan dalam 25 liter air Cu = Koefisien keseragaman irigasi (%) n = Jumlah outlet 6. Hubungan suhu air dengan suhu x = Nilai rata-rata dari debit air lingkungan pada tiap outlet xi = Volume pemakaian air pada tiap talang ke- 7. Evaluasi talang i (cid:3)ˆ(cid:1)[L(cid:16)[˙(cid:1)(cid:3)(cid:3)= Jumlah dari deviasi absolut dari rata- Prosedur Penelitian rata pengukuran (ml/s) Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut (Gambar 2): 2. Keseragaman konduktivitas listrik (EC) Keseragaman konduktivitas listrik (EC) ditentukan juga dengan menyesuaikan variabel yang akan dihitung. (cid:153)_[L(cid:16)[(cid:0)_ Cu = 100 1- ............. 2) Q[(cid:0) Dimana : Cu = Koefisien keseragaman konduktivitas listrik (%) n = Jumlah outlet x = Nilai rata-rata dari konduktivitas listrik tiap outlet (mS/cm) xi = Konduktivitas listrik pada tiap talang ke-i (cid:3)ˆ(cid:1)[L(cid:16)[˙(cid:1) = Jumlah dari deviasi absolut dari rata- rata pengukuran (mS/cm). 3. Keseragaman pH Larutan Nutrisi Keseragaman pH larutan nutrisi ditentukan jugadengan menyesuaikan variabel yang dihitung. Cu = 100 1- (cid:153)_[L(cid:16)[(cid:0)_(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) ««« . 3) Q[(cid:0) Dimana : Cu = Koefisien keseragaman pH Larutan (%) n = Jumlah outlet x = Nilai rata-rata dari debit air pada tiap outlet Gambar 2. Diagram alir penelitian xi = Volume pemakaian air pada tiap talang ke-i 1. Drum diisi larutan nutrisi dengan EC dan pH ˆ(cid:1)[L(cid:16)[˙(cid:1)(cid:3)(cid:3)= Jumlah dari deviasi absolut dari rata- yang tepat lalu diaduk secara manual sampai rata pH larutan larutan tercampur merata 2. Pengaduk diaktifkan untuk mengaduk larutan 4. Hubungan suhu lingkungan terhadap nutrisi agar tercampur merata Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas 3. Pompa diaktifkan agar nutrisi mengalir di listrik dalam talang 4. Dilakukan pemindahan tanaman dari persemaian ke media tanam 306 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 5. Dilakukan pengamatan pada setiap hari sampai EC dan pH larutan terhadap temperatur dan tanaman dapat dipanen selama 28 hari. kelembaban lingkungan. Pelaksanaan Persemaian HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Disediakan persemaian dengan menggunakan media rockwall Keseragaman Debit Irigasi, Konduktivitas 2. Ditanam benih dengan jarak tanam 1 cm x 1 Listrik (EC) dan pH larutan Nutrisi cm Keseragaman Debit Outlet 3. Persemaian diberi naungan Besarnya nilai keseragaman debit outlet 4. Setelah bibit pakcoy berdaun 3-4 helai pakcoy setiap periode pertumbuhan dapat dilihat pada dapat dipindah ke talang. tabel 1. Tabel 1. Nilaikeseragaman debit outlet pada Pengambilan Data setiap period pertumbuhan tanaman Adapun data-data yang dikumpulkan pakcoy pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Periode Keseragaman Debit Outlet (%) 1. Data suhu harian Pertumbuhan Kemiringan Pengukuran data suhu harian pada setiap hari 2% 4% 6% selama pertumbuhan tanaman yang dilakukan Awal 98,85 99,46 98.95 pada pukul 07.00, 13.30 dan 17.30 Tengah 99,76 99,08 98,97 Akhir 99,87 99,93 99,89 menggunakan termometer bola kering dan bola basah. 2. Data sekunder iklim setempat Periode awal pertumbuhan : 4 hari setelah pindah tanam Periode tengah pertumbuhan : 14 hari setelah pindah tanam Pengumpulan data sekunder iklim setempat Periode akhir pertumbuhan : 28 hari setelah pindah tanam yang meliputi data persentase jam untuk 98.85 98.95 99.76 98.97 99.87 99.89 wilayah Mataram. 100.00 99.46 99.08 99.93 3. Nilai EC dan pH pada seluruh tanaman 80.00 Pengukuran nilai EC dan pH pada seluruh %) tanaman selama periode pertumbuhan pada bit ( 60.00 Kemiringan 2% pukul 17.00 WITA untuk setiap hari. De 40.00 4. Suhu larutan pada setiap outlet U Kemiringan 4% C 20.00 Pengukuran suhu larutan pada setiap outlet Kemiringan 6% untuk masing-masing kemiringan talang yang 0.00 berbeda pada pukul 13.30 pada hari ke-4,14 Hari ke-4 Hari ke14 Hari ke-28 dan 28. Periode Pertumbuhan 5. Nilai EC larutan dan pH larutan pada setiap Gambar 3. Diagram keseragaman debit outlet outlet dalam setiap fase pertumbuhan Pengukuran nilai EC pada setiap outlet untuk masing-masing kemiringan talang pada pukul Nilai keseragaman debit outlet 17.30 WITA setiap hari untuk mengetahui merupakan nilai yang diperoleh dengan perubahan EC terhadap temperatur pengukuran debit outlet setiap talang pada awal, lingkungan. tengah dan akhir pertumbuhan tanaman. Pada 6. Besar debit tiap inlet dan outlet tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa Pengukuran besarnya debit pada hari ke-4, 14 nilai keseragaman debit outlet pada talang selama dan 28 pada pukul 12.00 WITA. awal, tengah dan akhir pertumbuhan 7. Nilai EC dan pH larutan pada satu outlet talang menunjukkan lebih dari 80%. Sesuai dengan Pengukuran nilai EC dan pH larutan pada satu Sapei (2003), hal ini menunjukkan bahwa jaringan outlet talang untuk masing-masing metode irigasi hidroponik NFT mampu memberikan aplikasi pemberian larutan nutrisi pada setiap distribusi larutan yang cukup merata untuk jam sepanjang hari pukul 06.00-18.00 WITA masing-masing perlakuan. pada hari ke-14 untuk mengetahui perubahan 307 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 Debit larutan nutrisi pada ketiga periode awal (hari ke-4), tengah (hari ke-14), dan perlakuan tersebut cenderung mengalami akhir (hari ke-28) pertumbuhan tanaman. Hal ini penurunan untuk setiap periode pertumbuhan sesuai dengan (Untung, 2000) yang mengatakan dapat di lihat pada Lampiran 5. Hal ini sesuai jika akar tanaman semakin banyak kecepatan dengan (Untung, 2000) yang mengatakan jika aliran nutrisi otomatis semakin berkurang. akar tanaman semakin banyak kecepatan aliran Pertumbuhan akar tanaman dalam setiap periode nutrisi otomatis semakin berkurang. Pertumbuhan pertumbuhan akan mengakibatkan kecepatan akar tanaman dalam setiap periode pertumbuhan aliran nutrisi semakin berkurang. Sehingga akan mengakibatkan kecepatan aliran nutrisi kecepatan aliran nutrisi akan mengakibatkan semakin berkurang. Sehingga kecepatan aliran ketebalan nutrisi tersebut berubah selama periode nutrisi akan mengakibatkan ketebalan nutrisi pertumbuhan tanaman pakcoy tersebut. tersebut berubah selama periode pertumbuhan Tabel debit inlet dan outlet menunjukkan tanaman pakcoy tersebut. bahwa debit inlet dan outlet yang terbesar terdapat Debit outlet yang terbesar terdapat pada pada awal pertumbuhan sedangkan debit inlet dan awal pertumbuhan sedangkan debit outlet yang outlet yang teredah terdapat pada akhir teredah terdapat pada akhir pertumbuhan tanaman pertumbuhan tanaman untuk masing-masing untuk masing-masing kemiringan talang. Yang kemiringan yakni kemiringan 2%, 4% dan 6%. membedakan mengapa debit outlet pada awal Yang membedakan mengapa debit inlet dan outlet pertumbuhan tanaman memiliki nilai terbesar pada awal pertumbuhan tanaman memiliki nilai selain disebabkan oleh masing-masing terbesar ini disebabkan selain oleh kemiringan, kemiringan, faktor tanaman juga mempengaruhi faktor tanaman juga mempengaruhi karena akar- karena akar-akar tanaman pada awal pertumbuhan akar tanaman pada awal pertumbuhan masih masih berukuran kecil dan daya serap akar berukuran kecil dan daya serap akar tanaman yang tanaman yang masih lambat. Berbeda dengan masih lambat. Berbe da dengan periode akhir periode akhir pertumbuhan debit outlet menjadi pertumbuhan debit inlet dan outlet menjadi kecil kecil ini dipengaruhi oleh tingkat kemiringan, ini dipengaruhi oleh tingkat kemiringan, jumlah jumlah akar yang semakin banyak pada tanaman akar yang semakin banyak pada tanaman serta serta adanya lumut yang ada pada talang akan adanya lumut yang ada pada talang dan pompa menghambat laju dari air tersebut. yang akan menghambat laju dari air tersebut. Debit larutan berpengaruh terhadap Debit Inlet dan Outlet pada Masing-masing pertumbuhan tanaman ini disebabkan karena Kemiringan aliran air yang terlalu deras akan menghambat Tabel 2. Debit inlet pada masing-masing proses pertumbuhan tanaman ini menyebabkan kemiringan akar tanaman akan sulit untuk menyerap unsur hara yang terdapat pada air tersebut. Maka faktor kemiringan menjadi salah satu pertimbangan dalam proses pembuatan kemiringan talang yang sesuai untuk tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara normal. Keseragaman Electrical Conductivity (EC)/ Tabel 3. Data debit outlet masing-masing kemiringan konduktivitas listrik Keseragaman konduktivitas listrik diperoleh dengan menggunakan persamaan (2). Besarnya nilai keseragaman konduktivitas listrik setiap periode pertumbuhan disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 4. Pada Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa debit larutan nutrisi pada ketiga perlakuan tersebut cenderung mengalami penurunan dari 308 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 Tabel 4. Nilai Keseragaman Konduktivitas (EC)/konduktivitas listrik yang berbeda-beda Listrik pada Setiap Periode untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan Semakin tinggi garam yang terdapat Periode Keseragaman Konduktivitas Listrik dalam air, semakin tinggi pula nilai Electrical Pertumbuhan (%) Conductivity (EC)/konduktivitas listriknya. Kemiringan Konsentrasi garam yang tinggi dapat merusak 2% 4% 6% akar tanaman dan mengganggu serapan nutrisi Awal 99.50 99.25 99.50 Tengah 99.63 99.50 99.50 dan air (Hochmuth, 1991). Setiap jenis dan umur Akhir 99.50 99.63 99.63 tanaman membutuhkan larutan dengan Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik yang Periode awal pertumbuhan : 0 - 9 hari setelah pindah tanam berbeda-beda. Kebutuhan Electrical Conductivity Periode tengah pertumbuhan : 10 - 18 hari setelah pindah tanam (EC)/konduktivitas listrik disesuaikan dengan Periode akhir pertumbuhan : 19 – 28 hari setelah pindah tanam fase pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih Hasil perhitungan keseragaman kecil, Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas konduktivitas listrik disajikan dalam Gambar 4. listrik yang dibutuhkan juga kecil. Semakin meningkat umur tanaman semakin besar Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas 100.00 99.5909.2959.5099.6939.5909.5099.5909.6399.63 listriknya. Pada Tabel 4 dan Gambar 4 menunjukkan 80.00 %) Kemiringan 2% bahwa nilai keseragaman Electrical Conductivity C (60.00 (EC)/konduktivitas listrik untuk ketiga aplikasi U E40.00 Kemiringan 4% sudah lebih besar dari 80%. Sesuai dengan Sapei C Kemiringan 6% 20.00 (2003) hal ini menunjukkan bahwa larutan nutrisi 0.00 untuk ketiga kemiringan talang terdistribusi Hari ke-4 Hari ke-14 Hari ke-28 secara baik. Nilai keseragaman Electrical Periode Pertumbuhan Conductivity (EC)/konduktivitas listrik pada Gambar 4. Diagram Keseragaman setiap talang sangat penting untuk pertumbuhan Konduktivitas Listrik Nutrisi dalam Setiap Fase tanaman. Semakin tinggi nilai keseragaman Pertumbuhan Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik Electrical Conductivity (EC)/ maka semakin bagus untuk pertumbuhan konduktivitas listrik merupakan suatu tanaman. Begitu sebaliknya semakin rendah nilai kemampuan air sebagai penghantar listrik yang keseragaman Electrical Conductivity dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang (EC)/konduktivitas listrik maka pertumbuhan terlarut dalam air dengan satuan mS/cm. Semakin tanaman akan terhambat. banyak garam yang terlarut, semakin tinggi daya Perbedaan keseragaman Electrical hantar listrik yang terjadi (Susila, 2006). Conductivity (EC)/konduktivitas listrik tidak Keseragaman Electrical Conductivity berbeda jauh antara tiga kemiringan yakni 2%, 4% (EC)/konduktivitas listrik larutan adalah dan 6% dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai keseragaman dari variasi nilai Electrical keseragaman tersebut dipengaruhi oleh nilai Conductivity (EC)/konduktivitas listrik larutan Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik nutrisi pada setiap outlet untuk ketiga kemiringan, yang terukur. Pada diagram diatas menunjukkan yakni kemiringan 2%, 4% dan 6%. Kunci utama bahwa pada kemiringan 4% memiliki nilai dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada keseragaman yang relatif tinggi dibandingkan sistem hidroponik adalah pengontrolan Electrical dengan kemiringan 2% dan 6%. Ini menunjukkan Conductivity (EC)/konduktivitas listrik atau aliran kemiringan 4% sesuai untuk digunakan sebagai listrik di dalam air dengan menggunakan alat EC sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) meter. Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas aspek fertigasi. Keseragaman Electrical listrik digunakan untuk mengetahui cocok Conductivity (EC)/konduktivitas listrik sangat tidaknya larutan nutrisi untuk tanaman. Setiap penting digunakan dalam budidaya hidroponik tanaman memiliki nilai Electrical Conductivity dalam skala besar untuk meningkatkan produksi. 309 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 Nilai keseragaman pada Electrical inilah produktivitas tanaman bisa dipacu. Untuk Conductivity (EC)/konduktivitas listrik perlu tanaman kecil/belum dewasa, angka Electrical diseragamkan dengan tujuan untuk memberikan Conductivity (EC)/konduktivitas listrik berkisar nilai unsur hara yang cocok untuk pertumbuhan antara 1-1,5 mS/cm. Setelah dewasa atau tanaman. Nilai keseragaman yang merata sangat menjelang berbunga/berbuah, Electrical penting pada budidaya tanaman sayuran terutama Conductivity (EC)/konduktivitas listrik bisa dalam sistem hidroponik NFT (Nutrient Film ditingkatkan sampai 2,5-4 mS/cm, kecuali untuk Technique) aspek fertigasi skala besar tomat yang Electrical Conductivity untukmendapatkan hasil pertumbuhan tanaman (EC)/konduktivitas listriknya bisa sampai 7. Pada yang merata. umumnya, angka Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik lebih dari 4 akan Nilai Rata-rata Electrical Conductivity menimbulkan toksisitas pada tanaman (Untung, (EC)/konduktivitas listrik pada masing- 2000). Apabila melebihi dari yang telah masing kemiringan ditetapkan, maka pertumbuhan tanaman akan Tabel 5. Data Nilai Rata-rata Electrical menjadi sulit bahkan mengakibatkan kematian Conductivity (EC)/konduktivitas pada tanaman. Setiap tanaman memiliki standar listrik pada masing-masing nilai Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas kemiringan listrik yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan nilai Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik yang sesuai maka perlu diperhatikan penggunaan air, nutrisi yang digunakan. Air yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah air murni seperti air sumur, PDAM, dan air hujan. Sedangkan air sungai tidak bisa digunakan karena air tersebut sudah tercampur dari berbagai macam Pada Tabel 5 menunjukkan hasil sumber dan tentunya sudah merusak susunan pengukuran nilai Electrical Conductivity kimia dari air tersebut. (EC)/konduktivitas listrik setiap periode Nilai Electrical Conductivity pertumbuhan tanaman. Pada tabel di atas (EC)/konduktivitas listrik dipengaruhi oleh menunjukkan bahwa nilai Electrical Conductivity tingkat kepekatan dari konsentrasi kation dan (EC)/konduktivitas listrik terus meningkat setiap anion. Semakin pekat konsentrasi kation dan hari dalam satu periode pertumbuhan dapat dilihat anion maka semakin tinggi nilai Electrical pada Lampiran 5. Hal ini disebabkan karena Conductivity (EC)/konduktivitas listrik larutan. penambahan materi organik dan mikroorganisme Begitupula dengan penambahan materi-materi di dalam larutan nutrisi dan juga diakibatkan akar dalam larutan menambah besarnya padatan yang yang mati dan melapuk ikut tercuci ke dalam terlarut di dalam larutan nutrisi tersebut. Sehingga larutan nutrisi. Selain itu, perubahan suhu nilai Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas lingkungan juga dapat mempengaruhi Electrical listrik larutan nutrisi semakin meningkat dalam Conductivity (EC)/konduktivitas listrik. Hal ini setiap periode pertumbuhan tanaman (Sutiyoso, sesuai dengan (Karsono, dkk, 2002) yang 2003). menyatakan bahwa temperatur tinggi mengakibatkan reaksi kimia semakin cepat. Keseragaman pH Larutan Nutrisi Peningkatan suhu akan mengakibatkan reaksi Keseragaman pH larutan nutrisi diperoleh kimia dalam larutan semakin cepat dan dengan menggunakan persamaan 3. Besarnya pergerakan ion-ion dalam larutan aktif dan cepat. nilai keseragaman pH larutan nutrisi setiap Peningkatan ini akan megakibatkan nilai periode pertumbuhan disajikan pada Tabel 6 dan Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik Gambar 5. semakin meningkat. Angka Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik sangat penting di dalam hidroponik sistem NFT karena berdasarkan angka 310 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 keseragaman nutrisi maka pertumbuhan tanaman Tabel 6. Nilai Keseragaman pH Larutan Nutrisi akan semakin baik begitu sebaliknya apabila nilai pada Setiap Periode Pertumbuhan keseragaman derajat keasaman pH rendah maka Tanaman Pakcoy tanaman akan sulit untuk tumbuh normal. Periode Keseragaman pH Larutan Nutrisi (%) Kemiringan 4% memiliki nilai keseragaman yang Pertumbuhan Kemiringan Kemiringan Kemiringan tidak berbeda jauh dengan kemiringan 2% dan 2% 4% 6% 6%. Kemiringan 4% memiliki desain kemiringan Awal 99,00 99,63 99,50 Tengah 99,25 99,13 99,25 yang sesuai untuk meningkatkan keseragaman Akhir 99,25 98,88 99,50 derajat keasaman pH larutan nutrisi dan cocok Periode awal pertumbuhan : 0 - 9 hari setelah pindah tanam Periode tengah pertumbuhan : 10 - 18 hari setelah pindah tanam digunakan untuk budidaya hidroponik NFT Periode akhir pertumbuhan : 19 – 28 hari setelah pindah tanam (Nutrient Film Technique) dalam skala besar. Nilai keseragaman pH larutan nutrisi dapat Data Rata-rata pH Larutan Nutrisi pada dilihat pada diagram berikut: Masing-masing Kemiringan 99.00 99.50 99.25 99.25 99.2599.50 Tabel 7. Data Rata-rata pH Larutan Nutrisi pada 100.00 99.63 99.13 98.88 Masing-masing Kemiringan %) 80.00 n ( a ut 60.00 Kemiringan 2% ar L 40.00 Kemiringan 4% H p Kemiringan 6% U 20.00 C 0.00 Data hasil pengukuran nilai pH larutan Hari ke-4 Hari ke-14 Hari ke-28 Periode Pertumbuhan nutrisi dapat diilhat pada Tabel 7. Dari data pengukuran pH larutan nutrisi tersebut Gambar 5. Diagram Keseragaman pH Larutan menunjukkan bahwa pH larutan nutrisi pada Nutrisi dalam Setiap Fase Pertumbuhan ketiga kemiringan cenderung mengalami fluktuasi pada setiap periode pertumbuhan tanaman, pada Derajat keasaman (pH) berkisar dari 0 bak nutrisi dengan kapasitas 25 liter air dengan hingga 14. Di angka 7, pH dianggap netral karena muatan listrik kation H+ seimbangdengan muatan sumber air, yaitu air sumur memiliki banyak listrik anion OH+. Semakin kecil angka pH, kandungan kimia yang terlarut dalam air yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Untuk semakin asam kondisi larutan. Semakin besar mengukur tingkat keasaman dari air tersebut maka angka pH, semakin alkalis (basa) kondisi larutan. perlu menggunakan alat, yaitu pH meter. Kisaran pH yang disukai tanaman 5,5-7,5. Di Hasil pengukuran menggunakan PH kisaran tersebut, daya larut unsur-unsur hara meter menunjukkan bahwa pada awal dalam kondisi optimal (Karsono, dkk 2002). Air pertumbuhan tanaman untuk ketiga perlakuan air untuk NFT perlu dicek derajat keasamannya (pH). pH rata-rata berkisar 7,3; pada tengah Tinggi rendahnya angka pH sangat pertumbuhan rata-rata pH berkisar 7,31; dan pada mempengaruhi daya larut unsur-unsur hara akhir pertumbuhan rata-rata pH menurun menjadi sehingga mudah diserap oleh akar. 6,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan Pada Tabel 6 dan Gambar 5 menunjukkan nutrisi lebih banyak mengandung anion derajat keasaman pH larutan nutrisi memiliki nilai dibandingkan dengan kation. Kation adalah ion- keseragaman yang tinggi. Besarnya nilai CU ion yang bermuatan positif antara lain NH4+, K+, (Coefficient Uniformity) pH nutrisi untuk ketiga Ca2+, Mg2+, Cu2+, Mn2+, Mo2+, dan Zn2+. Pada aplikasi kemiringan talang sudah lebih dari 80%. periode awal dan tengah pertumbuhan tanaman Sesuai dengan Sapei (2003), hal ini menunjukkan lebih banyak menyerap Anion. Anion adalah ion- bahwa keasaman (pH) pada kedua talang ion yang bermuatan negatif antara lain NO -, PO 2- terdistribusi secara merata. 3 4 , SO 2- dan BO 3-. Hal ini sesuai dengan Sutiyoso Derajat keasaman larutan pH nutrisi pada 4 3 (2003) yang menyatakan dalam perjalanan ketiga aplikasi kemiringan menunjukkan nilai pertumbuhan tanaman mungkin akan ada keseragaman yang tinggi. Semakin tinggi nilai 311 Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 2017 perubahan pH atau pH akan mengalami naik dan talang, pada kemiringan 2% nilai Electrical turun. Misalnya pada tanaman yang masih kecil Conductivity (EC)/konduktivitas listrik mencapai lebih banyak menyerap anion dan ketika tumbuh 2.70 mS/cm, pada kemiringan 4% Electrical besar lebih banyak menyerap kation. Conductivity (EC)/konduktivitas listrik 2.66 mS/cm dan pada kemiringan 6% Electrical Hubungan Suhu Lingkungan Terhadap Conductivity (EC)/konduktivitas listrik sebesar Konduktivitas Listrik (EC) 2.69 mS/cm. Pengukuran suhu lingkunga n dan Suhu merupakan salah satu faktor penting Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik dalam budidaya secara hidroponik NFT. Pada pada salah satu outlet talang untuk masing-masing tanaman sayuran suhu untuk pertumbuhan yang kemiringan yakni 2%, 4% dan 6%. Data diambil optimal adalah 23-35°C jika suhu melebihi dari 36 setiap jam sepanjang hari dari pukul 06.00-18.00 °C maka tanaman akan mati. Untuk tetap menjaga WIT pada hari ke-14. pada kondisi suhu yang optimal dilakukan Hubungan suhu lingkungan dan pengecekan rutin untuk suhu lingkungan maupun Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik suhu pada nutrisi. Selain itu, perubahan suhu ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada lingkungan cenderung mempengaruhi reaksi pengaruh suhu terhadap perubahan Electrical kimia dalam larutan nutrisi sehingga Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik. Conductivity (EC)/konduktivitas listrik pada larutan meningkat. Hal ini sesuai dengan (Karsono, dkk, 2002) yang menyatakan 2.75 2.7 temperatur tinggi mengakibatkan reaksi kimia m) 2.65 semakin cepat. Peningkatan suhu akan c 2.6 S/ 2.55 mengakibatkan reaksi kimia dalam larutan m C ( 22.4.55 semakin cepat dan pergerakan ion-ion dalam E larutan aktif dan cepat. Peningkatan ini akan 2.4 2.35 mengakibatkan nilai Electrical Conductivity 23242931333435353535343430 (EC)/konduktivitas listrik semakin meningkat. Suhu Lingkungan ºC EC Kemiringan 2% EC Kemiringan 4% Hubungan antara Nilai Konduktivitas Listrik EC Kemiringan 6% (EC) Larutan dengan Jumlah Pupuk yang Gambar 6. Grafik Hubungan Suhu Lingkungan Dilarutkan dalam 25 Liter Air Terhadap Konduktivitas Listrik Hubungan antara nilai konduktivitas listrik dengan pupuk yang dilarutkan dalam 25 Suhu lingkungan yang semakin liter air disajikan dalam grafik berikut ini: meningkat setiap jamnya berpengaruh terhadap nilai Electrical Conductivity (EC)/konduktivitas listrik pada tiap-tiap outlet talang pada ketiga 2 perlakuan. Untuk mengetahui hubungan suhu Air y = 0.0685x + 0.325 lingkungan dengan nilai Electrical Conductivity er 1.5 R² = 0.991 t (EC)/konduktivitas listrik dilakukan pengamatan Li 5 1 pada hari ke-14. Pada hari ke-14 merupakan /2 m) periode tengah pertumbuhan, yang ditentukan c 0.5 / untuk mewakili tiap-tiap periode pertumbuhan. mS Pada hari ke-14 pukul 06.00 (suhu lingkungan C ( 0 E 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 23°C) sampai dengan pukul 13.00 (suhu lingkungan 35°C) dan Electrical Conductivity Jumlah Pupuk (ml) (EC)/konduktivitas listrik larutan nutrisi Gambar 7. Grafik Hubungan antara nilai meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu konduktivitas listrik dengan pupuk yang lingkungan, dan pada pukul 16.00 (suhu dilarutkan dalam 25 liter air lingkungan 34°C) menurun. Nilai Electrical Electrical Conductivity (EC)/ Conductivity (EC)/konduktivitas listrik tertinggi konduktivitas listrik berbanding lurus dengan pada pukul 13.00 pada masing-masing outlet 312

Description:
Hydroponic could be classified as Aeroponic, Nutrient Film Technique (NFT) Keywords: fertigation, hydroponic, uniformity, NFT penyediaan lahan.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.