DEWAN REDAKSI BASIS/ BAHASA DAN SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS PUTERA BATAM Diterbitkan oleh : LPPM. Universitas Putera Batam Pelindung & Penanggungajawab : Rektor Universitas Putera Batam Dewan Redaksi Harian Ketua Penyunting : Frangky Silitonga, S.Pd.,M.S.I Anggota Penyunting : Drs. Zakrimal, M.S.I Ketua Redaksi Pelaksana : Alpino Susanto, S.Pd.,M.M Anggota Redaksi : Eky Erlanda Edel, S.Pd.,M.Pd Editor : Frangky Silitonga, S.Pd.,M.S.I/Universitas Putera Batam : Misdi, S.Pd.,M.Pd /Universitas Swadaya Gunung Djati : Drs. Dalmeri, M.A/Universitas Indraprasta PGRI : Dra.Supiastutik, M.Pd/Universitas Jember : Wisma Yunita, S.Pd.,M.Pd/Universitas Bengkulu : Yosi Handayani, S.S.,MTESOL/Politeknik Batam : Dr. Fakhri/ Universitas Pekan Baru Riau Layout & Desain WEB : Zia Husni Mubarak, S.Pd.,M.Pd Anggota : ICT. UPB Administrasi Umum : Drs. Gaguk Rudianto, M.Pd i Susunan Dewan Redaksi Umum & Mitrabestari Editor in-Chief : Frangky Silitonga, Universitas Putera Batam Editorial Boards : Alpino Susanto, Universitas Putera Batam Dalmeri, Universitas Indrapasta PGRI, Jakarta Fakhri Ras, Universitas Riau, Pekanbaru Gaguk Rudianto, Universitas Putera Batam Gusdi Sastra, Universitas Andalas, Padang Ike Revita, Universitas Andalas, Padang Misdi, Univerersitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon Salmah Naelofaria, Universitas Negeri Medan Supiastutik, Universitas Jember, Jember Wisma Yunita, Universitas Bengkulu Yosi Handayani, Politehnik Batam Zia Hisni Mubarak, Universitas Putera Batam Editors : Afriana, Universitas Putera Batam Dahrul Aman Harahap, Universitas Riau Kepulauan, Batam Dina Dyah Kusumayanti, Univeristas Jember, Jember Emil Eka Putra, Universitas Putera Batam Mhd Johan, Universitas Putera Batam Nurma Dhona Handayani, Universitas Putera Batam Robby Satria, Universitas Putera Batam Samsudin Hi Adam, FKIP Universitas Khairun Ternate Utara, Ternate Suhardianto, Universitas Putera Batam Yunisa Oktavia, Universitas Putera Batam Zakrimal, Universitas Putera Batam Alamat Redaksi: JURNAL BASIS UNIVERSITAS PUTERA BATAM Jl. R.Soeprapto-Tembesi-Batam-Propinsi Kepulauan Riau Telepon: 0778-7001000 HP:0813 7254 7837 Email: [email protected] atau [email protected] (Terbit dua kali dalam 1 tahun: April dan Oktober) ii TABLE OF CONTENT Page DEWAN REDAKSI i TABLE OF CONTENT ii Title ANALISIS IMPLIKATUR WACANA PERCAKAPAN DALAM NOVEL Dairi Sapta Rindu Simanjuntak. Universitas Putera Batam d“MaiAriSsIaHp tAaDjuAn HtaAkR@I yEaShOoKo .KcoAmR YA DA NIEL S TEEL” (1-10) : A PARAGRAPH STRUCTURE ANALYSIS EZiFaL H SiTsnUiD MEuNbTaSr’a Wk.R UInTiIvNeGrs OitFa sD PEuStCeRraIP BTaItVaEm T EXT [email protected] (11-20) FIGURATIVE LANGUAGE ANALYSIS IN THE POEM OF CHAIRIL ANWAR Nurma Dhona Handayani, Putera Batam University [email protected] (21-32) KONSTRUKSI IDENTITAS BERDIMENSI KULTURAL PADA ORANG TERKAYA DI INDONESIA VERSI FORBES Condra Antoni. Politeknik Negeri Batam [email protected] (33-42) KEMATIAN SEBAGAI INSTRUMEN KEKUASAAN DALAM NOVEL MY SISTER’S KEEPER KARYA JODI PICOULT Tomi Arianto. Universitas Putera Batam [email protected] (43-54) THE EFFECT OF DIGITAL STORYTELLING TO IMPROVE SUNDAY SCHOOL CHILDREN VOCABULARY MASTERY Sri Ninta Tarigan. Universitas Prima Indonesia Medan [email protected] (55-66) THE COMPREHENSION OF LEXICAL IN TRANSLATION SKILL ABILITY Suswanto Ismadi Megah. FKIP. Unrika [email protected] Frangky Silitonga. UPB [email protected] (67-76) Format Penulisan Naskah Artikel Basis 77 iii ANALISIS IMPLIKATUR WACANA PERCAKAPAN DALAM NOVEL “MASIH ADA HARI ESOK KARYA DANIEL STEEL” Dairi Sapta Rindu Simanjuntak. Universitas Putera Batam [email protected] Abstrack Language is a communication tool used by every human being in every aspect. without language there would not be a good relationship between people. Language knowledge is considered as one of the thought and understanding. The language can be found everywhere characterized by the use of symbols both oral and written. In the event of communication, speaker and hearer often communicate using implicit intent, meaning different from what is disclosed is called implicatures. The purpose of this study was to describe the conversation discourse containing implicatures. as for the formulation of the problem in this study is how the implicature use when communicating between speaker and hearer in the novel “Masih Ada Hari Esok" by Daniel Steel?. This paper is the study of literature by using descriptive method. After the author discusses the problems in this study , the results obtained is that in the novel "Masih Ada Hari Esok" by Daniel Steel containing conversational implicature there. Key words: implicature, discourse conversational, novel. 1. PENDAHULUAN eksternal pengkajian bahasa Bahasa digunakan dalam dilakukan terhadap faktor-faktor yang kehidupan sehari-hari oleh siapa saja berada di luar bahasa yang berkaitan dalam transaksi apa saja, oleh karena dengan pemakaian bahasa oleh para itu bahasa didefinisikan sebagai penuturnya dalam masyarakat. komunikasi antara manusia, yang Pengkajian secara eksternal tidak dicirikan dengan menggunakan hanya menggunakan teori dan simbol lisan dan tulisan sesuai makna prosedur linguistik saja, tetapi juga yang telah diterima masyarakat menggunakan teori dan prosedur penutur. (Paul Ohoiwutun, 2002:2) disiplin lain yang berkaitan dengan Fungsi umum bahasa adalah penggunaan bahasa, misalnya dengan sebagai alat komunikasi dan alat disiplin psikolinguistik, seperti interaksi yang dimiliki manusia, dan senyuman, gelengan kepala, gerak dapat dikaji secara internal dan gerik tangan, dan ekspresi wajah, eksternal. Kajian bahasa secara kedipan mata dengan kata lain bahwa internal adalah mengkaji terhadap bahasa tersebut berhubungan erat struktur intern bahasa tanpa ada dengan kehidupan manusia.Chaer dan kaitannya dengan masalah lain di luar Leonie (2004:12) mengemukakan bahasa, kajian internal ini dilakukan bahwa: dengan menggunakan teori-teori yang “Bahasa adalah sebuah sistem yang ada dalam unsur linguistik saja seperti besifat sistematis dan sistemis. fonologisnya, struktur morfologis, Bahasa bersifat sistemis maksudnya dan struktur sintaksis. Secara bahasa itu tersusun menurut pola 1 tertentu, tidak tersusun secara acak bahasa, tetapi juga memperlihatkan dan sembarangan. Sedangkan emosi itu sewaktu menyampaikan bersifat sistemis, sistem bahasa tuturannya. (Chaer dan Leonie, bukan merupakan sebuah sistem 2004:15) Chaer dan Leonie tunggal, melainkan terdiri dari (2004:15) juga mengemukakan sejumlahsub sistem yakni sub sistem bahwa: fonologi, sub sitem morfologi, sub “Dilihat dari pendengar atau lawan sistem sintaksis, dan sub sistem tutur maka bahasa berfungsi direktif, leksikon.” yaitu tingkah laku pendengar. Dan Setiap bahasa memiliki sistem jika dilihat dari segi kontak antar yang berbeda dari bahasa lainnya, penutur dan pendengar maka bahasa sehingga dikatakan bahwa bahasa itu itu berfungsi fatik, yaitu berfungsi bersifat unik artinya bahasa itu menjalin hubungan, memelihara, memiliki ciri atau sifat khas yang memperlihatkan perasaan atau tidak dimiliki bahasa lain dan solidaritas social sedangkan jika keunikan itu dapat diamati dari dilihat dari segi topic ujaran maka bentuk bahasa dan perilaku bahawa itu berfungsi referensial, penuturnya. (Oktavianus, 2006:2). artinya bahasa itu berfungsi sebagai Tataran fonologis artinya tataran dari alat untuk membicarakan objek atau segi bunyi-bunyi bahasa, ada bunyi peristiwa yang ada di sekeliling naik turun, keras atau lembut yang penutur, dan dilihat dari segi amanat ditandai dengan jeda yang terdapat (message) yang akan disampaikan dalam bunyi bahasa tersebut. Tataran maka bahasa bersifat imajinatif, morfologis artinya sebagai satuan artinya bahasa itu dapat digunakan gramatikal bahasa yang terbentuk untuk menyampaikan pikiran dari morfem-morfem sebagai satuan gagasan dan perasaan. Fungsi terkecil yang membentuk sebuah imajinatif ini biasanya berupa karya morfem baru. Tataran sintaksis seni yang digunakan untuk artinya tataran bahasa yang dikaji dari kesenangan penutur maupun para masalah struktur bahasa secara pendengarnya.” umum, yaitu subjek, predikat, objek Dapat disimpulkan bawa dan keterangan. Sedangkan tataran bahasa juga digunkana untuk leksikon artinya tataran bahasa yang mengajak manusia agar lebih kreatif mengkaji makna leksikal yaitu makna dalam melakukan hubungan baik yang sesuai dengan hasil observasi dengan lingkungan sekitarnya. alat indra atau sesuai dengan Sementara Spradley (1997:23) dalam referennya. Oleh karena itu dapat Oktavianus (2006:31) diambil kesimpulan bahwa bahasa mengemukakan bahwa “Bahasa tersebut tidak digunakan hanya satu membentuk realitas dalam suatu pembicara tetapi beraneka ragam dan masyarakat bahasa yang dibangun bahasa tersebut juga dikaji dari berdasarkan kebiasaan berbahasa fonologis, morfologis, sintaksis, dan mereka.” leksikon. Penggunaan bahasa dengan Bahasa itu bbersifat personal, berbagai macam pilihan bentuk yang atau pribadi artinya si penutur terkonstruksi dalam pikiran manusia menyatakan sikap terhadap apa yang berada dalam ranah kajian wacana. dituturkannya. Si penutur bukan Nababan (1987:64) mengemukakan hanya mengungkapkan emosi lewat bahwa “Wacana adalah bahasa dalam 2 bentuk yang lebih besar daripada dan meganalisis wacana percakapan kalimat dan bahasa sebagaimana ia yang mengandung implikatur dalam dipakai untuk berkomunikasi di novel “Masih Ada Hari Esok” karya dalam bentuknya bisa berupa lisan Daniel Steel. atau tulisan.” Ketika bahasa digunakan dalam berkomunikasi, penutur dan 2. KAJIAN PUSTAKA mitra tutur dapat berkomunikasi 2.1 Implikatur secara lancar karena mereka memiliki Implikatur meruoakan cara semacam kesamaan latar belakang untuk menerangkan apa yang pengetahuan tentang sesuatu yang mungkin diartikan, disarankan, atau dipertuturkan tersebut. Hasan Lubis dimaksud oleh penutur berbeda (1993:70). Dan diantara penutur dan dengan apa yang dikatakan oleh mitra tutur terdapat semacam kontrak penutur. Dalam pertuturan, percakapan tidak tertulis yang disebut komunikasi antara penutur dan mitra dengan cooperative principle atau tutur berjalan lancar karena di natar prinsip kerjasama. mereka memiliki kesamaan latar Dalam kegiatan belakang pengetahuan tentang suatu berkomunikasi pemakai bahasa yang dipertuturkan tersebut.di antara sering dihadapkan pada penggunaan penutur dan mitra tutur terdapat bahasa yang tidak berkaitan secara semacam kontrak percakapan tidak lahiriah tetapi berkaitan semantik tertulis bahwa apa yang sedang (makna), artinya pada saat dipertuturkan itu saling dimengerti. komunikasi berlangsung antara Kaswanti (1990:43) mengemukakan penutur dan mitra tutur sering bahwa “Jika ada dua orang bercakap- memberikan makna yang tersimpan cakap dan percakapan itu dapat secara tersirat bukan secara tersurat, berlangsung dengan lancar berkat artinya apa yang mereka ucapakan adanya semacam kesepakatan dan maksudkan tidak diungkapkan bersama.” Kesepakatan itu semacam secara langsung. Akan tetapi kontrak tak tertulis bahwa apa yang komunikasi tersebut dapat berjalan dibicarakan itu harus saling lancar. Oleh karena itu, penulis berhubungan atau berkaitan. merasa tertarik untuk mengkaji Hubungan antara keterkaitan itu mengapa hal itu bisa terjadi dalam sendiri tidak terdapat pada masing- tindak komunikasi dan khususnya masing kalimat, artinya makna dalam tindak komunikasi dalam keterkaitan itu tidak terungkap secara novel “Masih Ada Hari Esok” karya literal pada kalimat itu sendiri. Ini Daniel Steel. disebut dengan implikatur Sesuai dengan latar belakang percakapan. Implikatur yagn muncul yang telah diuraikan di atas, maka dari suatu ujaran sangat ditentukan yang menjadi rumusan masalah oleh konteks pertuturan. Teori adalah bagaimana penggunaan implikatur ini dapat dipakai untuk implikatur saat berkomunikasi antara melihat bagaimana orang penutur dan mitra tutur dalam novel menggunakan bahasa dan “Masih Ada Hari Esok” karya Daniel seperangkat asumsi yang melengkapi Steel? Berdasarkan rumusan masalah dan mengatur kegiatan percakapan ini, maka tulisan ini bertujuan untuk sebagai suatu tindakan berbahasa. mendeskripsikan, mengelompokkan, (Hasan Lubis, 1993:73). 3 Nababan (1987:4) kebahasaan yang tak terjangkau mengemukakan bawha, “Implikatur oleh teori linguistik adalah menganalisis suatu b) Dapat memberikan penjelasan percakapan atau komunikasi yang tegas tentang perbedaan didasarkan pada dasar kerjasama atau lahiriah dari yang dimaksud si cooperative principle.” pamakai bahasa Yule (2000:36) dalam c) Dapat memberikan pemerian Oktavianus (2006:92) membagi semantik yagn sederhana tentang prinsip kerjasama tersebut menjadi hubungan klausa yang empat bagian: dihubungkan dengan kata “a. Kualitas penghubung yang sama 1. Jangan mengatakan sesuatu yang d) Dapat memerikan berbagai fakta tidak benar yang secara lahiriah kelihatan 2. Jangan mengatakan sesuatu tanpa tidak berkaitan malah berlawanan bukti (seperti metafora).” b. Kuantitas 1. Berilah keterangan secukupnya 2.2 Novel 2. Jangan mengatakan sesuatu yang Tarigan (1985:64) dalam tidak diperlukan Zulfahnur (1996:66-67) mengemukakan bahwa, “Novel c. Relevansi berasal dari bahasa latin Novelu yang 1. Katakanlah apa yang berguna diturunkan dari kata Noveis yang 2. Katakanlah sesuatu yang relevan berarti baru.” Cerita yang bberu muncul setalah drama, puisi dan lain- d. Cara lain. Novel merupakan karangan 1. Jangan mengatakan sesuatu yang prose yang panjgan yang tidak jelas mengandung ragkaian cerita 2. Jangan mengatakan sesuatu yang kehidupan seseorang dengan orang- taksa orang di sekelilingnya dengan 3. Berbicaralah dengan singkat menonjolkan watak dan sifat. Novel 4. Berbicaralah secara khusus.” menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana Implikatur dipakai untuk kejadian-kejadian ini menimbulkan menerangkan perbedaan yang sering pergolakan batin yang mengubah terdapat antara apa yang diucapkan perjalanan nasib tokoh. (Jassin dalam dengan apa yang diimplementasikan. Zulfahnur, 1996:67). Artinya menerangkan perbedaan apa Tarigan (1984:164) yang dikatakan dengan apa yang mengemukakan bahwa “Novel disimpulkan merupakan suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang Levinson dalam Lubis (1993:70-71) melukiskan para tokoh, gerak serta mengemukakan bahwa: adegan kehidupan nyata yang “Ada empat macam faedah representative dalam suatu alur atau konsep implikatur yaitu: suatu keadaan yang agak kacau atau a) Dapat memberikan penjelasan kusut.” Dari jumlah kata, maka makna atau fakta-fakta biasanya suatu novel mengandung kata-kata yang berkisar antara tiga 4 puluh ribu buah kata sampai tak (Data dikutip dari Oktavianus terbatas tugasnya. Dengan kata lain 2006:91) jumlah minimum kata-katanya dalah a. Ayah : Bu, mana kopinya? tiga puluh ribu kata. b. Ibu : Kompornya lagi Bedasarkan uraian di atas, diperbaiki. dapat disimpulkan bahwa novel adalah hasil karya sastra yang Dalam wacana di atas, A termasuk ke dalam prosa fiksi yang menanyakan kopi kepada B, namun B berkisar antara tiga puluh lima ribu mengatakan kompor yang rusak. Jadi, kata sampai tak terbatas jumlahnya pertanyaan A tidak singkron dengan dimana peristiwa di dalamnya jawaban B. Itu menandakan ada menimbulkan pergolakan batin yang implikasi lain dari percakapannya. mengubah perjalanan nasib Implikasi yang dimaksud adalah tokohnya. fakta bahwa B sebagai isteri biasanya memasak kopi dengan mengguanakan kompor dan pada saat 2.3 Wacana kopi diminta oleh A ternyata kompor Wacana menurut Oktovianus sedang rusak dan kopi belum (2006:20) mengatakan bahwa dibuatkan. “Wacana mencakup unsur grmatikal Dalam prinsip kewacanaan tertinggi dan direalisasikan dalam aspek kohesi dan koherensi sangat bentuk karangan yang utuh dengan penting diperhatikan. Karena amanat yang lengkap dan dengan keutuhan wacana ditentukan oleh koherensi serta kohesi yang tinggi.” kohesinya. Kohesi dan koherensi Jika dilihat dari perspektif semiotik, memang berbeda akan tetapi fungsi wacana merupakan sosial tempat dan tujuannya adalah sama yaitu melekatnya teks. Oleh sebab itu membentuk suatu teks yang utuh. wacana harus dibicarakan dalam Umar (1993:34) konteks teks tersebut. Wacana juga mengemukakan bahwa, “Koherensi dianggap sebagai rekaman tidak dapat dibangun dengan kebahasaan yang utuh tentang suatu sendirinya oleh situasi wacana itu. peristiwa. (Djajasudarma, 1994:4) Dan koherensi wacana tidak dalam (Oktavianus, 2006:30). ditentukan atas hubungan antara Wacana direalisasikan dalam ujaran-ujaran melainkan hubungan bentuk karangan yang utuh seperti antara tindakan-tindakan yang novel, buku, teks, ensiklopedia, dan dilakukan dengan ujaran-ujaran paragraf, kata dan klaimat yang tersebut.” Seperti dalam contoh membawa amanat yang lengkap. berikut: Interpretasi yang dilakukan terhadap suatu wacana tidak dapat dilakukan secara tepat, hanya melihat A: Ada telepon kalimat perkalimat. Dalam wacana B. Aku masih sibuk terdapat kesatuan arti yang bersifat A: Ya sudah, aku saja. integral, contoh bahwa informasi di dalamnya hanya bisa ditafsirkan Dalam wacana di atas, tidak secara tepat jika dilihat secara terdapat tanda-tanda struktural yang menyeluruh. menjalin percakapan A dan B. Hubungan makna ujaran A dan B di 5 atas ditentukan oleh tindakan- mereka yang masih kecil supaya rajin tindakan yang mereka lakukan belajar dan tidak hanya bermain-main masing-masing. saja. Karena itu, ujaran tersebut Sebuah teks sering kelihatan diinterpretasikan: Rita tidak belajar tidak koheren tetapi sebenarnya ya, Bu? Sedangkan bagi rita sendiri koheren. Kekoherensiannya akan yang merasa belum membereskan teramati setelah terlebih dahulu ruang tamu menginterpretasikannya dicermati konteks pertuturan. sebagai: Siapa saja yang Peristiwa tersebut dapat diamati pada menggunakan ruang tamu harus contoh berikut: mengatur kembali supaya rapi. Dengan kata lain, bahwa wacana (Data dikutip dari Oktavianus, tersebut tergantung pada konteks 2006:67) dimana wacana tersebut digunakan. A: Bapak sudah pulang? B: Mobil beliau masih ada. 3. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Pertanyaan dan jawaban pada penelitian ini adalah metode pustaka. wacana di atas tidak memperlihatkan Korpus penelitian ini adalah data tulis kekoherensian satu sama lain. yang besumber dari novel “Masih Jawaban yang diharapkan adalah Ada Hari Esok” karya Daniel Steel. sudah atau belum. Namun demikian, Novel tersebut dijadikan sebagai dari jawaban B dapat ditarik bahan kajian karena merupakan data kesimpulan bahwa bapak masih tertulis dan untuk menghindarkan belum pulang karena jika mobilnya perekayasaan terhadap penyesuaian masih ada di tempat parkir berarti dia data yang diinginkan. Data diperoleh belum pulang. dengan cara membaca isi novel setiap Dalam kewacanaan kordinat bab dan mengumpulkan setiap pembicara dapat mempengaruhi percakapan yang mengandung makna ujaran atau tulisan. Begitu implikatur. Setelah data terkumpul, pula dengan kordinat pendengar, maka data tersebut kemudian sebuah ujaran yang sama, mungkiin dianalisis dengan merujuk kembali ditanggapi noleh pendengar dengan pada teori Grice dan berbagai makna sesuai dengan status mengkombinasikan dengan pendapat sosia, fungsi maupun pengalaman Brown dan Yule yang mereka, misalnya: Seorang ayah yang mengemukakan implikatur adalah baru pulang dari kantornya melihat suatu percakapan atau komunikasi meja di ruang tamu kurang rapi, didasarkan pada prinsip kerjasama sambil mengatakan: atau cooperative principle. Siapa main-main di ruang tamu 4. TEMUAN ini? Data yang telah ditemukan dalam novel berupa percakapan-percakapan Bagi Inem, pembantu rumah yang mengandung implikatur. tangga, ujaran ini diinterpretasikan Namun tidak semua bab mengandung sebagai: Bereskan ruang tamu ini. percakapan implikatur. Percakapan Akan tetapai, bagi sang isteri ujaran yang mengandung percakapan dalam ini merupakan peringatan baginya novel berada pada bab II yaitu di untuk senantiasa mengawasi putrid halaman 31 dan 34, kemudian bab III 6
Description: