ebook img

Analisis CSIS tahun XXV no. 6 1996 PDF

105 Pages·1996·6.1 MB·English
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Analisis CSIS tahun XXV no. 6 1996

TAHUN XXV, NO. 6 A^vX NIMOUVVtElMVIBBEtRK--UDfcEaStElVMIBBfEcRH 11»9396 MALISIS CSIS Perubahan Lingkungan Strategis PENGANTAR REDAKSI • Dana Bersama untuk Komoditi NATO ARTKEL dan SistemKeamanan Eropa pada Era Pasca Perang Dingin • Perkembangan Pemikiran Strategi di Indonesia ASEAN dan Diplomasi Preventifdi Asia Pasifik • Politik LuarNegeri Indonesia Menghadapi AbadKe21 DOKUMEN • Potensi Sumberdaya Mineral dan Kebangkitan • Upaya Persetujuan Multilateral ASEM dan Pertambangan Indonesia Pertemuan Para Menlu ASEAN Centre for Strategic and International Studies Analisis CSIS Diterbitkan oleh CENTRE FOR STRATEGIC AND INTERNATIONAL STUDIES (CSIS) sebagaijurnal berkala untuk menyajikan tulisan-tulisan tentang berbagai masa- lah nasional dan internasional. ANALISIS adalah suatu forum terutama untuk para stafpeneliti CSIS sendiri. Tetapi sumbangan tulisan dari luarCSIS akan dipertimbang- kan untuk dimuat sesuai dengan kebutuhan. Isi tulisan-tulisan yang dimuat dalam ANALISIS sepenuhnya menjadi tanggungjawab pribadi penulis masing-masing. Logo CSIS Mulai tahun 1989 CSIS menggunakan logo baru: Nalar Ajar Terusan Budi. Logo berbentuk sebuah piringan cekung berukiran bola dunia yang melatarbelakangi gambaran orang tanpa busana duduk memangku buku terbuka beralaskan kain lampin. Tangan kiri menunjuk ke buku dan tangan kanan menunjuk ke atas meng- gambarkan orang yang sedang menguraikan pengetahuan yang ditimba dari buku. Ketelanjangan gambar orang di tengah piringan melambangkan keterbukaanbudi-tiadanyasikap apriori—padawargaCSIS, sepertipadaparaanalis umumnya, dalam kegiatan studinya. Gambar ini menunjukkan kegiatan belajar dan mengajar atau menguraikan pikiran, sebagaimana para analis CSIS melakukan studi dan menguraikan pikiran mereka ke'pada siapa saja yang membutuhkannya. Sedang- kan bola dunia melambangkan alam jagad raya yang menjadi cakrawala dan lingkup CSIS berada dan berkarya. Kalimat Nalar Ajar Terusan Budi yang tertera pada lingkaran piringan adalahsuryasengkala: cara merangkai kata dalam tradisi Jawaun- tuk menandai suatu tahun penting menurut peredaran matahari dan sekahgus menge- mukakan makna yang terkandung dalam peristiwa yang tahunnya ditandai itu. Nalar menurut tradisi Jawa itu berwatak 1, Ajarberwatak 7, Terusan berwatak 9, danBudi berwatak 1. Sebagaimanalazimnyasengkala dibacadalamurutanterbalik: 1971, tahun CSISberdiri. NalarAjarTerusanBudijugamenggambarkanalam pikiran, danhakikat kegiatan CSIS. CSISsebagai lembagaprofesi keilmuan, yangdidukung oleh kreativitas individu, pada hakikatnya mempunyai kegiatan intelektual yang bukan hanya meng- analisa kebenaran tetapi juga terpanggil untuk menunaikan kewajibah sosialnya. MaknaNalarAjarTerusanBudiadalahbahwabagi CSIS, bernalar, belajarsertameng- uraikan pikiran adalah kelanjutan wajar dari budi yang arif. Logo ini dituangkan da- lam wujud piringan perunggu oleh G. Sidharta. Pemimpin Redaksi/ Rufinus Lahur Penanggung Jawab Dewan Redaksi Daoed Joesoef, A.M.W. Pranarka, J. Soedjati Djiwandono, M. Hadi Soesastro, Harry Tjan Silalahi, Jusuf Wanandi, Clara Joewono, Djisman S. Simandjuntak, Onny S. Prijono, Mari Pangestu, Bantarto Bandoro Redaksi Pelaksana Bambang Walgito, Sunarto nDaru Mursito STT SK Menpen Rl No. 509/SK/DITJEN PPG/STT/1978, tanggal 28 Agustus 1978 ISSN 0126-222X 1 TAHUNXXV,NO. 6, NOVEMBER-DESEMBER 1996 Daftar Isi Pengantar Redaksi 432 Artikel • Perkembangan Pemikiran Strategi di Indonesia A.HasnanHabib '435 • Politik Luar Negeri Indonesia Menghadapi Abad Ke-2 HasjimDjalal 447 • Potensi SumberdayaMineral dan Kebangkitan Pertambangan Indonesia SoetaryoSigit 464 • Dana Bersama untuk Komoditi BudiHartantyo 485 • NATO dan Sistem Keamanan Eropa pada Era Pasca Perang Dingin AnakAgungBanyuPerwita 498 ASEAN • danDiplomasi Preventifdi Asia Pasifik BantartoBandoro 509 Dokumen • Upaya Persetujuan Multilateral ASEM dan Pertemuan Para Menlu ASEAN F.Andrea 519 Pengantar Redaksi PEMIKIRAN strategi di Indonesia menurut A. Hasnan Habib, sejak semula ti- dak hanya mengandalkan satu sarana: militer saja atau politik saja, melainkan kombinasi dan interaksi dari kedua sarana itu. Tanpa menyadarinya Indonesia telah berpikir pada tingkat strategi akbar yaitu ingin memenangkan damai dan mence- gah perang. Proses terbentuknya strategi ini melalui silang pendapat, sengketa dan saling curiga di "lapangan" baik dalam negeri maupun luar negeri, yang secara bersama-sama dimenangkan oleh kekuatan bersenjata dan kekuatan diplomasi. Memasuki era pasca Perang Dingin jelas dibutuhkan perencanaan maupun pelaksanaan strategi keamanan nasional yang menyeluruh yaitu, melihat konsep keamanan dari seluruh dimensi ke- hidupan bangsa demi terus-menerus meningkatkan kualitas hidup rakyat pada faktor ekonomi, sosial, teknologi, kerja sama nasional/regional/internasional, media/penda- pat umum dan mentalitasnya. Guna menghadapi abad ke-21 yang penuh dengan aneka tantangan dan juga ke- sempatan besar, maka sudah seharusnyalah Departemen Luar Negeri Indonesia me- nyiapkan diri sebaik mungkin sehingga mampu mengantisipasi segala kejadian dan per- kembangan di masa mendatang setepat mungkin. Dalam kaitan itu, menurut Hasjim Djalal Departemen hams mampu mempersiapkan kebijakan yang tepat dan yang sesuai de- ngan perkembangan-perkembangan baik pada tingkat nasional, regional maupun global. Apalagi, karena aneka problem yang ada dalam negeri betapapun memiliki keterkaitan erat dengan kawasan regional maupun global. Kepentingan Indonesia secara geo- strategis bersandar pada tiga macam kawasan regional yang ada di kawasan Timur dan Tenggara, kawasan Utara dan Barat Indonesia. Di bidang ekonomi dan perdagangan, ke- majuan Indonesia juga bergantung pada Amerika Utara, Pasifik Barat dan Eropa. Oleh karena itu sumberdaya manusia di lingkungan departemen itu sendiri perlu diting- PENGANTARREDAKSI 433 katkan, termasuk sistem perekrutan, sistem peningkatan jenjang karir serta fasilitas pe- ngelolaan dan mekanisme institusinya agar mampu menjawab kebutuhan diplomasi dan kebijakan luar negeri pada abad ke-21. Menurut Soetaryo Sigit dalam 25 tahun terakhir ini terlebih pada dekade 1990-an kehidupan pertambangan Indonesia mulai bangkit dan tumbuh berkembang. Ini semua memang tampaknya berkat kerja sama dengan aneka perusahaan asing. Barang tambang yang diolah pun bukan lagi sekedar timah namun juga tembaga, nikel, emas, perak, batu- bara dan bauksit. Sayangnya dunia pertambangan itu sendiri sebenarnya belumlah raera- budaya dan berakar dalam masyarakat Indonesia. Kekayaan sumber-sumber daya mi- neral yang berlimpah tak akan ada artinya bila tidak didukung oleh sumberdaya ma- nusia yang memadai serta oleh kebijakan pemerintah yang tepat dan mendukung aneka kegiatan dan pengembangan pertambangan tersebut. Perekonomian hampir semua negara bekas jajahan sangat tergantung pada pro- duksi komoditi, kadang-kadang pada satu atau dua macam komoditi saja. Padahal, harga- harga komoditi di pasaran dunia terus merosot dibandingkan harga manufaktur, ketika negara-negara maju mempunyai kekuasaan mutlak menentukan tata hubungan interna- sional. Masalah dana bersama untuk komoditi {Common Fundfor Commodities — CFC), di- soroti Budi Hartantyo bahwa bukan hanya masalah ketidakstabilan harga, melainkan juga masalah dinamika proses pembangunan jangka panjang yang sangat merugikan negara berkembang. Maka CFC mengusahakan proyek pengembangan komoditi untuk memperbaiki kondisi struktural pasar, memperbaiki daya saing jangka panjang, me- ningkatkan kualitas, produktivitas dan diversifikasi. CFC sebagai satu-satunya lembaga internasional yang khusus menangani komoditi melalui keputusan-keputusan bersama negara berkembang dan negara maju dengan kekuatan suara yang sejajar, masih diperlu- kan karena dapat menunjang peluang kerja dan penghidupan ratusan juta penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Perubahan fundamental di Eropa dengan menyurutnya ancaman Uni Soviet (Ru- sia) menyebabkan berkurangnya peran militer NATO. Bubarnya Pakta Warsawa dipan- dang Anak Agung Banyu Penvita hanya membubarkan secara terbatas elemen militer NATO, sedangkan struktur politiknya masih tetap sehingga menjadikannya semacam Komite Konsultatif Politik. Negara-negara Eropa dapat tetap menyandarkan masalah ke- amanannya pada NATO dalam bentuk struktur yang lebih longgar, mengingat masalah utama yang dihadapi Eropa lebih bersifat ekonomi dan politik. Kini terciptanya stabili- tas keamanan di Eropa sangat tergantung pada kemampuan negara-negara Eropa dalam mendukung proses transformasi ekonomi dan politik khususnya di Eropa Timur maupun Selatan menghadapi penyelesaian konflik etnis ataupun sosial mereka. Untuk itu ma- syarakat Eropa dapat membantu pembangunan mereka melalui penanaman modal, kerja sama teknik, dan dialog politik maupun budaya. 434 ANALISIS CSIS, 1997-6 Bantarto Bandoro mengemukakan bahwa berbagai konflik di beberapa sub-ka- wasan Asia Pasifik kendati ada yang berintensitas rendah dan menengah tetapi ada juga yang berintensitas tinggi dan mempunyai peluang untuk menjadi konflik terbuka. ASEAN Regional Forum (ARF) yang merupakan instrumen kebijaksanaan keamanan re- gional tampaknya memberikan harapan besar bagi munculnya mekanisme ideal untuk membangun tatanan keamanan yang bersifat multilateral. ARF berupaya menyusun ber- bagai norma dan prinsip untuk mengatur hubungan antar negara di kawasan antara lain dengan diplomasi preventif untuk mengatur perilaku dan hubungan antar negara. ASEAN itu sendiri adalah bentuk dari diplomasi preventif. Sejarah membuktikan bahwa ASEAN telah mengembangkan secara efektif peran diplomasi preventif dan mem- promosikan cara-cara mencegah dan menyelesaikan suatu konflik, baik itu konflik in- tra maupun antara anggota ASEAN. Apakah budaya ini dapat diterima dan diterapkan oleh kawasan lain, amat bergantung pada kemauan politik negara-negara di ka- wasan tersebut. Ringkasan Peristiwa berjudul "Upaya Persetujuan Multilateral ASEM (Asia Europe Meeting) dan Pertemuan Para Menlu ASEAN' memuat tentang KTT ASEM an- tara tujuh negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, Cina dan lima belas negara ang- gota Uni Eropa yang berlangsung di Bangkok, Thailand tanggal 1-2 Maret 1996; dan Pertemuan Para Menlu ASEAN (AMM) yang memuat tentang komunike bersama AMM, masalah Laut Cina Selatan, sidang konsultatif, troika ASEAN, pertemuan ARF dan ASEAN PMC, disusun oleh F. Andrea. November 1996 REDAKSI Perkembangan Pemikiran Strategi di Indonesia* A. Hasnan Habib Pendahuluan Strategi berasal dari dan berkembang di Barat, tetapi pemikir strategi militer STRATEGI menyangkut perang dan terbesar yang pertama ialah Sun Tzu dari damai adalah memenangkan pe- Cina. Dialah yang pertama kali diketahui rang dan damai. Memenangkan menulis mengenai perang dan strategi an- damai jelas lebih utama, karena jika per- tara tahun 400 dan 320 sebelum Masehi damaian dimenangkan, berarti memenang- dalam buku berjudul Ping-fa (The Art of kan perang tidak lagi perlu. Namun, sam- War). Tigabelas esainya dinilai setingkat pai saat ini strategi masih mengutamakan dengan pemikiran strateg terbaik setelah perang. Istilah strategi berasal dari kata itu, termasuk Clausewitz yang menulis 22 Yunani strategos yang berarti Jenderal, te- abad setelah Sun Tzu. Banyak di antara tapi, tidak dalam konotasinya dewasa ini. pemikirannya masih tetap absah dewasa Dalam pengertian kita sekarang kata pa- ini, antara lain bahwa faktor-faktor politik danan Yunaninya adalah strategike epis- harus dipertimbangkan dalam pengenda- teme (ilmu Jenderal) atau strategon sophia lian perang. (kearifan Jenderal). Dari strategos itu pu- la lahir istilah Inggeris strategems (Yu- Hubungan erat antara perang dan da- nani: strategema) yang berarti tricks of mai diungkapkan oleh peribahasa Latin war atau russes of war (tipu-tipu musli- Si vis pacem pare bellum, yang berarti hat perang).1 "jika ingin damai, persiapkanlah perang". Sampai sekarang ungkapan itu masih di- anggap tetap sangat absah, terutama oleh Pidato Utama pada acara 70 Tahun Daoed Joesoef di CSIS, Jakarta, 8 Agustus 1996. 'Lihat Edward N. Luttwak, Strategy: The Lo- Cambridge, Massachusetts, and London, England, gic of War and Peace (Harvard University Press, 1987), 239-41. 436 ANALISIS CSIS, 1996-6 mereka yang menilai arti dan peran sa- siplin". Tetapi Machiavelli mendekati ma- ngat menentukan dari suatu angkatan pe- salah perang bukan dari sudut pandang rang yang kuat. Implisit dalam ungkapan seorang militer, melainkan dari sudut pan- itu ialah bahwa kekuatan yang besar akan dang seorang politikus yang realistis yang mencegah suatu serangan, sedangkan ke- melihat betapa krusialnya peranan kekuat- lemahan dapat mengundang agresi. Tetapi an militer dalam politik, dan bahwa ke- ia juga dapat berarti bahwa perang da- langsungan hidup dan kejayaan suatu ne- pat dihindarkan karena si lemah dapat di- gara hanya dapat terjamin jika kekuatan paksa mengikuti kemauan si kuat sebab ti- militer diberi kedudukan yang tepat da- 3 dak berani melawan. Sebenarnya periba- lam tatanan politik. Machiavelli adalah se- hasa itu mengandung logika yang tidak orang teoretikus politiko-militer yang tu- Iogis, atau logika yang paradoksikal. Se- lisan-tulisannya mengenai kekuasaan, sa- harusnya ia berbunyi Si vis pacem, para ngat mengilhami para diktator baik da- pacem. Namun, kendati nalar dan harus lam zamannya maupun sesudahnya. diupayakan agar terlaksana, ungkapan itu Strategi menjadi bidang yang dika- akan dinilai sebagai suatu kearifan yang' ji secara luas dan ilmiah barulah dalam tidak konvensional. abad ke-18 setelah dunia dipesona oleh Napoleon (1769-1821) dengan kemenang- Masalah sipil dan masalah militer pa- an-kemenangannya yang spektakuler da- da umumnya dilihat sebagai dua hal yang lam peperangan-peperangan selama ham- sangat berbeda, bahkan dalam beberapa pir seperempat abad (1792-1815). Sebelum- hal bertentangan. Namun jika kita telaah nya tulisan dan diskusi mengenai strate- hakikat negara dan pemerintah, akan di- gi masih bersifat intuitif dan didasarkan sadari bahwa kedua masalah itu tidak saja atas penelaahan sejarah perang bangsa- saling kompatibel, ia juga saling berkaitan bangsa Yunani dan Romawi, yang sebe- erat dan tidak dapat dipisahkan. Machia- narnya berada pada tingkat taktik akbar velli mengatakan, bahwa kelanggengan ke- (grand tactics) dan bukan strategi. kuasaan pemerintah dan negara sangat ditentukan oleh kemampuan negara dan Adalah suatu paradoks, bahwa Na- poleon yang dipandang sebagai salah se- pemerintah itu memelihara suatu angkatan perang yang kuat yang mampu meme- orang strateg terbesar sepanjang zaman, bukanlah seorang pemikir dan penulis. nangkan perang. Hal itu ditulisnya dalam bukunya The Art of War. Dalam salah satu bukunya yang paling terkenal // Principe 2Edward Mead Earle, Makers ofModern Stra- (1513) ia memperingatkan setiap pengua- tegy: Military Thought from Machiavelli to Hitler sa, bahwa kelanggengan kekuasaan diten- (Princeton University Press, 1948), 3. Keterkaitan tukan oleh kekuatan militer. Ia bahkan me- kekuasaan dan angkatan perang ini juga dapat di- baca dalam terjemahan buku // Principe ke dalam nulis bahwa "... seorang Penguasa hendak- bahasa Indonesia oleh Dr. M. Sastrapratedja dan nya tidak mempunyai tujuan atau pikiran Drs. Frans M. Parera dengan judul Sang Penguasa (Penerbit PT Gramedia, Jakarta 1987). lain, maupun mempelajari hal-hal lain, ke- cuali perang, organisasi perang dan di- 3Edward Mead Early, ibid. PERKEMBANGANPEMIKIRAN STRATEGIDI INDONESIA 437 Napoleon tidak meninggalkan tulisan me- Pengertian Strategi dan Perkem- ngenai konsepsi-konsepsi, pikiran-pikiran bangannya: Dari Strategi "Murni" dan falsafahnya, kecuali sejumlah 115 mak- (Militer) ke Strategi Akbar {Grand sim militer yang klise. Dunia mengenal Strategy) sumbangan-sumbangannya kepada stra- tegi melalui analisis-analisis yang ditulis Apakah strategi itu? Clausewitz me- oleh orang-orang lain. Dua analisis pa- ngartikan strategi sebagai "penggunaan ling terkemuka pada zaman itu ialah Karl kampanye untuk mencapai sasaran pe- von Clausewitz (1780-1831) dan Antoine rang" (the use of engagements to attain Henri Jomini (1779-1869).4 Jomini men- the object of war). Dengan kata lain, stra- coba menyusun suatu teori memenang- tegi menyusun rencana perang, meran- kan perang, sedangkan Clausewitz mere- cang di mana dan bagaimana berbagai kampanye yang merupakan bagian-bagian nungkan hakikat dasar dari perang. Hasil karyanya yang dianggap monumental dari perang harus dilakukan dan menga- ialah Vom Kriege (Tentang Perang) yang di- tur pertempuran-pertempuran yang akan pandang sebagai karya tulis paling kon- dilakukan dalam setiap kampanye itu.6 Webster's New Universal Unabridged troversial dan berpengaruh yang pernah di- Dictionary (1979) menyebut strategi seba- tulis mengenai strategi. gai "ilmu merencanakan dan memimpin Dari sejarah perang umat manusia yang operasi-operasi militer berskala besar, khu- demikian panjangnya itu, lahirnya ten- susnya gerakan pasukan-pasukan ke kedu- tara massal (mass army) merupakan inovasi dukan yang paling menguntungkan se- militer paling hebat yang diwariskan oleh belum pertempuran aktual dengan musuh" era Napoleon. Skala peperangan-peperang- (the science of planning and directing an di Eropa waktu itu, tentara terlibat da- large-scale military operations, specifical- lam jumlah kekuatan yang sangat besar, ly of maneuvering forces into the most kemampuan Napoleon menggerakkan ten- advantegeous position prior to actual taranya dengan kecepatan yang menga- engagement with the enemy). Kedua rumus- gumkan, kegemilangan kemenangan-keme- an definisi strategi tersebut di atas sebe- nangan yang diraihnya, disain Perancis narnya masih bernafaskan abad ke-19 yang semakin jelas tampak mengubah se- yang sudah usang untuk abad ke-20 seka- luruh sistem negara-negara di Eropa ke rang ini. orde kontinental Eropa yang baru yang di- dominasi oleh Perancis, semuanya itu me- Strategi dalam abad ke-20 mencakup bi- rupakan hal-hal baru bagi masanya yang dang yang semakin luas. Perang modern tidak ditemukan sebelumnya dalam sejarah. meningkatkan arti penting dari faktor-fak- tor politik, sehingga keterkaitan politik 4Baca Desmond Ball (ed), Strategy & Defense (George Allen & Unwin Pty, Ltd., Australia, Se- cond impression 1986), 33-34. Karl von Clausewitz, On War, diterjemahkan 5 Lihat John M. Collins, Grand Strategy: Prin- dari bahasa Jcrman oleh O.J. Matthijs Jolles (In- ciples and Practices (Naval Institute Press, Anna- fantry Journal Press — Washington, D.C., 1950), polis, Mary Maryland, 1973), xx-xxii. 117. 438 ANALISIS CSIS, 1996-6 dan militer semakin erat. Strategi militer ha- Oleh karena masyarakat bangsa-bang- ruslah konsisten dengan strategi politik sa menjadi semakin kompleks dan inter- atau kebijakan politik {policy), istilah yang dependen, faktor-faktor lain juga sema- lazim dikenal di kalangan sipil. Seorang kin mempengaruhi strategi, seperti ke- pemimpin militer hams mampu membaca kuatan ekonomi nasional, teknologi-tek- kebijakan politik pimpinan atasannya (pe- nologi baru, diplomasi, hubungan antar- mimpin politik) agar setiap prakarsa yang bangsa, aliansi dan kerja sama regional/ diambilnya sesuai dengan kebijakan poli- internasional, semangat bangsa, media tik itu dalam meraih tujuan politik nasio- dan pendapat umum. Dengan demikian nal (kebijakan dasar). Oleh karena itu, para faktor-faktor itu pun sudah menjadi sarana pemimpin militer perlu mempelajari dan me- strategi akbar. Perkembangan demikian ngerti masalah-masalah politik militer, c.q. akhirnya membawa strategi ke konsep "ke- masalah-masalah keamanan. Dengan de- amanan nasional", yakni konsep yang mikian kita melihat munculnya "hirarki" mengintegrasikan semua unsur itu un- dalam strategi, yaitu dari bawah ke atas: tuk menentukan postur strategi yang op- taktik — (operasi) — strategi militer — strategi timal dan meninjau pengaruh interaksi politik (kebijakan politik) ~ politik nasional dari semua unsur itu bagi kebijakan-ke- (kebijakan dasar,). "Hirarki" demikian sudah bijakan dan tujuan-tujuan nasional lainnya. terlihat dalam rumusan strategi dari B.H. Cakrawala strategi (militer) adalah seba- Liddell Hart (1895-1970), sejarawan militer tas perang. Tetapi cakrawala strategi akbar dan ahli strategi Inggris yang sangat ter- jauh lebih luas. Ia melampaui perang dan kenal. Ia mengartikan strategi sebagai memasuki wilayah, damai yang menyusul "seni mendistribusikan dan mengguna- setelah perang berakhir. Oleh karena itu kan sarana-sarana militer untuk menca- 7 strategi akbar selain mengkombinasikan pai tujuan-tujuan dari kebijakan (politik)." sarana-sarana yang ada, juga mengatur Liddell Hart menempatkan strategi (mi- penggunaannya agar tidak merusak prospek liter) satu tingkat di bawah strategi akbar damai itu, melainkan harus dapat mem- {grand strategy) yang pada hakikatnya bantu timbulnya kondisi yang diperlukan adalah kebijakan politik {policy) dalam pe- bagi keamanan dan kesejahteraan masya- laksanaan, sedangkan kebijakan politik ada- rakat. Sejak dahulu strategi selalu ber- lah pengarahan perang untuk mencapai sangkutan dengan upaya mengejar ke- tujuan kebijakan dasar (politik nasional). amanan dalam arti luas, yaitu keamanan Strategi akbar mengkoordinasikan dan me- melalui perang dan keamanan dalam masa ngarahkan semua sumber daya suatu bang- damai. Dalam masa lampau upaya mengejar sa, atau gabungan bangsa-bangsa menuju keamanan itu hampir selalu mengandalkan tercapainya tujuan politik dari perang yang sarana-sarana militer. Untuk itu dibangun ditentukan oleh kebijakan dasar (politik na- kemampuan militer yang cukup kuat se- sional). hingga dapat menangkal setiap musuh po- 7B.H. Liddell Hart, Strategy (Frederick A. tensial atau, jika itu gagal, mengalahkan- Preager, New York, 1954), 335. nya dalam peperangan. Keamanan demi- % kian itu adalah konsep keamanan dalam Ibid, 336.

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.