AMBIVALENSI KEHIDUPAN TOKOH LARASATI DALAM ROMAN LARASATI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER: KAJIAN PASCAKOLONIALISME Daratullaila Nasri Balai Bahasa Sumatra Barat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Simpang Alai Cupak Tangah, Pauh Limo, Pauh, Padang 25162 Pos-el: [email protected] Abstract Larasati is a novel by Pramoedya Ananta Toer that records Indonesia(cid:146)s flaming revolution at post-proclamation, not by (cid:147)the great people and elders(cid:148), but a woman, Larasati. She was an ordinary villager whom became a stage artist and beautiful movie star as well as a woman who (cid:147)prostitute herself to the colonialist(cid:148). This research uses post-colonialism theory and descriptive-analysis method. From the approachment used, the representation of ambivalency action from the live of the ruled ones can be seen. Keywords: Larasati, post-colonialism, ambivalency Abstrak Roman Larasati merupakan salah satu karya Pramoedya Ananta Toer yang merekam gejolak revolusi Indonesia pascaproklamasi, tetapi bukan dari (cid:147)orang-orang besar maupun orang-orang tua(cid:148), melainkan dari seorang perempuan, yaitu Larasati. Larasati hanyalah perempuan kampung biasa yang menjadi seorang artis panggung dan bintang film cantik serta perempuan yang (cid:147)melacurkan(cid:148) dirinya pada penjajah. Penelitian ini menggunakan kajian pascakolonialisme dan metode analisis deskriptif. Dari pendekatan yang digunakan terlihat gambaran sikap ambivalensi kehidupan orang terjajah terhadap penjajah. Kata kunci: Larasati, pascakolonial, ambivalensi Naskah diterima : 3 Januari 2016 makna penaklukan atau dominasi Naskah disetujui : 12 Maret 2016 pendatang baru terhadap rakyat-rakyat yang sudah ada di daerah baru 1. Pendahuluan sebelumnya. Namun, menurut Loomba, Mengacu pada Oxford English dalam proses (cid:147)membentuk sebuah Dictionary, kata kolonialisme berasal dari komunitas(cid:148) dalam negeri baru tentu kata Romawi colonia yang berarti (cid:145)tanah berarti (cid:147)membubarkan(cid:148) atau membentuk pertanian(cid:146) atau (cid:145)pemukiman(cid:146) dan kembali komunitas-komunitas yang mengacu kepada orang Romawi yang sudah ada di sana. Hal itu menimbulkan bermukim di negeri-negeri lain, tetapi terjadinya sejumlah praktik perdagangan, masih mempertahankan kewarga- penjarahan, negosiasi, perang, negaraan mereka (Loomba, 2003:2). Pada pembunuhan massal, perbudakan, dan kata tersebut tidak terkandung pemberontakan. Praktik-praktik seperti itu direkam oleh orang-orang tertentu dalam bentuk Daratullaila(cid:127)Nasri:(cid:127)Ambivalensi(cid:127)Kehidupan(cid:127)Tokoh(cid:127)Larasati(cid:127)dalam(cid:133)(cid:127)(cid:127) 25(cid:127) tulisan, seperti surat-surat, dokumen- Perempuan itu bernama Larasati. Dia dokumen perdagangan, catatan-catatan seorang artis panggung dan bintang film pribadi dan publik, arsip-arsip yang cantik. Dari kisah perjalanan pemerintah, karya sastra, dan teks-teks perempuan inilah terlihat sebuah potret saintifik. Berbagai praktik dan tulisan kesatriaan kaum muda merebut hak inilah yang merupakan bagian penting merdeka dari tangan-tangan orang asing. yang dikaji melalui studi kolonialisme Melalui karyanya itu, Pram tidak dan pascakolonialisme. hanya merekam kisah-kisah heroik Kolonialisme tersebut dapat kepahlawanan, tetapi juga dengan didefinisikan sebagai penaklukan dan lengkap menyajikan segala kemunafikan penguasaan atas tanah dan harta benda kaum revolusioner, kekerdilan, rakyat lain (Loomba, 2003:2). Lebih kelemahan dari para pemimpin, dan kisah lanjut, Loomba mengatakan bahwa percintaan yang romatis di zaman itu. kolonialisme dalam pengertian ini bukan Dalam roman tersebut dikisahkan hanya perluasan berbagai kekuasaan bahwa Republik Indonesia saat itu berada Eropa memasuki Asia, Afrika, atau benua dalam kekuasaan NICA (Netherlands Amerika dari abad XVI dan seterusnya; Indies Civil Administation). Pembentukan kolonialisme telah merupakan suatu NICA oleh Belanda dimaksudkan untuk pemandangan yang berulang dan tersebar membantu penyelesaian masalah luas dalam sejarah manusia. pemerintahan sipil setelah masa Di Indonesia, kolonialisme telah kependudukkan Jepang. Dengan alasan terjadi semenjak awal abad ke-17, dengan menyelamatkan tentara Belanda (KL dan didirikannya Verenigde Oost Indische KNIL) yang ditawan jepang, Jenderal H. Companie (VOC) oleh Belanda (Ratna, J. Van Mook, pemimpin NICA, ikut 2008:10). Serikat dagang tersebut mendarat di Pulau Jawa. Dalam bertujuan untuk menguasai perdagangan kenyataannya, mereka malah rempah-rempah Nusantara. Serikat dipersenjatai kembali oleh Belanda untuk dagang itu pun dahulunya lebih dikenal bisa ikut melawan Republik Indonesia. dengan nama Kompeni (Ratna, 2008:10). Kemerdekaan Indonesia yang telah Hegemoni politik dan sistem eksploitasi diresmikan pada 17 Agustus 1945 membawa perubahan dalam berbagai ternyata belum dapat dinikmati bidang, seperti sistem birokrasi, sepenuhnya oleh rakyat. Rakyat industrialisasi, transportasi, edukasi, Indonesia kembali mengalami komunikasi, dan berbagai bentuk penindasan, perlakuan tidak adil, hubungan sosial lainnya. Perubahan ini pemerkosaan, penculikan, pembunuhan, pada gilirannya membawa dampak penganiayaan, dan sebagainya. Bangsa psikologis berupa kesadaran berbangsa Indonesia kembali menjadi bangsa dan bertanah air, yaitu nasionalisme. terjajah. Semua itu dinukilkan Pram Seperti karya-karya Pramoedya dengan baik dalam karyanya itu. Ananta Toer lainnya, roman Larasati Berdasarkan kisah yang terdapat juga merekam gejolak revolusi Indonesia dalam roman tersebut, tulisan ini pascaproklamasi, tetapi bukan dari diarahkan pada kajian pascakolonialisme. (cid:147)orang-orang besar dan orang-orang tua(cid:148), Pascakolonialisme dipahami sebagai melainkan dari seorang perempuan. suatu kajian tetang bagaimana sastra 26 Madah,(cid:127)Volume(cid:127)7,(cid:127)Nomor(cid:127)1,(cid:127)Edisi(cid:127)April(cid:127)2016:25(cid:151)36(cid:127) mengungkapkan (cid:147)jejak(cid:148) kolonialisme Larasati. Di antaranya, tulisan Haryadi dalam konfrontasi berbagai (cid:147)ras, bangsa, (2007) yang membicarakan novel dan kebudayaan(cid:148) yang terjadi dalam Larasati dari sudut pandang psikologi lingkup (cid:147)hubungan kekuasaan yang tak sastra. Pada tulisan tersebut, penulis setara(cid:148) sebagai dampak kolonialisasi hanya membicarakan tokoh Larasati. Eropa atas bangsa-bangsa di (cid:147)dunia Dengan sudut pandang psikologi sastra ketiga(cid:148) (Budiman, 2006:xi). Foucher dan diperoleh gambaran tentang struktur Day (dalam Budiman, 2006:xi) kepribadian tokoh Ara dipengaruhi oleh menegaskan bahwa pascakolonialisme id, ego, dan super ego. Tulisan lain, adalah (cid:148)strategi membaca(cid:148) sastra yang analisis latar yang dilakukan oleh mempertimbangkan kolonialisme dan Fitriani, dkk. (2013). Hasil penelitian dampaknya dalam teks-teks sastra, serta tersebut menunjukkan bahwa latar tempat posisi atau suara pengamat berkaitan isu- dapat memberikan gambaran kepada isu tersebut. pembaca tetang betapa pentingnya latar Menurut Lo dan Helen (dalam Faruk, tempat itu bagi keberadaan tokoh cerita. 2007:15), teori pascakolonial mencakup Latar tempat juga dapat membentuk tiga kemungkinan pilihan perhatian, yaitu watak tokoh cerita. Latar waktu, seperti (1) pada kebudayaan masyarakat- malam dapat membentuk watak tokoh masyarakat yang pernah mengalami cerita menjadi lemah dan tidak berdaya. penjajahan Eropa, baik berupa efek Latar sosial dapat membentuk watak penjajahan yang masih berlangsung tokoh cerita memberikan perhatian dan sampai pada masa pascakolonial maupun kasih sayangnya. Berikutnya, kritik sastra kemungkinan transformasinya ke dalam- feminis terhadap lima karya Pram, satu di bentuk yang disebut neokolonialisme antara lima sampel tersebut adalah novel (internal maupun global), (2) respons Larasati. Hasil penelitian itu menunjukan perlawanan atau wacana tandingan dari bahwa novel Pram mempresentasikan masyarakat terjajah maupun yang lainnya tokoh perempuan sebagai tokoh yang terhadap penjajahan itu, tanpa menempatkan diri sebagai subjek, bukan menghilangkan perhatian pada objek atau korban (Sumiyadi, 2011). kemungkinan adanya ambiguitas atau Terakhir, penelitian yang ditulis oleh ambivalensi, dan (3) segala bentuk Mutiah (2014) tentang kajian marginalitas yang diakibatkan oleh segala postkolonial dalam novel Larasati. bentuk kapitalisme. Penelitian tersebut menghasilkan tiga Tulisan ini dimaksudkan untuk temuan yang dapat disimpulkan yaitu 1) mengungkapkan perlawanan masyarakat mimikri dalam novel Larasati terjadi terjajah terhadap penjajah. Mungkinkah akibat peniruan sikap orang Indonesia dalam perlawanan muncul ambivalensi yang lebih suka menirukan bangsa atau ambiguitas dalam diri orang-orang penjajah dengan sikap arogan, terjajah? Dalam hal ini, penulis hanya membentak, menghardik, memerintah menyorot tokoh utama, yaitu Larasati dengan paksa dan menodongkan sebagai fokus cerita dalam kisah roman pistolnya kepada sesama rakyat Indonesia tersebut. sebangsa setanah air, 2) marginalitas Tulisan ini berbeda dengan tulisan dalam novel tersebut adalah terdapat lain yang pernah membicarakan novel kelompok-kelompok masyarakat yang Daratullaila(cid:127)Nasri:(cid:127)Ambivalensi(cid:127)Kehidupan(cid:127)Tokoh(cid:127)Larasati(cid:127)dalam(cid:133)(cid:127)(cid:127) 27(cid:127) dipinggirkan karena status sosialnya rata hidup dalam penindasan dan serba dianggap rendah, dan 3) diskriminasi kekurangan. Larasati hidup berkecukupan identitas. dengan penghasilan sebagai artis dan juga Tulisan ini menggunakan metode (cid:147)pemuas nafsu(cid:148) laki-laki. deskriptif analisis. Menurut Ratna Pada roman tersebut, narator tidak (2006:39), metode ini dilakukan dengan menjelaskan atas dasar apa Larasati cara menguraikan dan sekaligus melacurkan dirinya. Namun, secara menganalisis. Dengan kata lain, metode eksplisit Larasati digambarkan hidup dan ini dilakukan dengan mendeskripsikan bergaul bebas dengan lawan jenis. Hal itu fakta-fakta yang ada, kemudian disusul terlihat ketika pertama kali dia dengan analisis (Ratna, 2006:53). melakukan hubungan badan dengan laki- Deskripsi pada konteks ini bukan berarti laki kaya dan terpandang, yang usianya hanya menguraikan saja, melainkan juga jauh lebih tua dari dirinya. Larasati tidak memberikan pemahaman dan penjelasan memiliki rasa penyesalan atas secukupnya. perbuatannya itu. Bahkan, dia sangat bahagia atas apa yang telah 2. Hasil dan Pembahasan dilakukannya. Hal itu dapat dilihat pada Cerita dalam roman ini dikisahkan kutipan berikut ini. dengan teknik naratif (cid:147)orang ketiga Dalam keletihan antara sadar mahatahu(cid:148). Dengan teknik ini, narator dan tak sadar, berbagai kenangan berada di luar cerita, tetapi mengetahui masa-masa lalu melintas di mata semua hal mengenai pikiran, perasaan, yang dipejamkannya. Walaupun dan perbuatan tokoh-tokoh dalam cerita masih muda, bagi Ara sejarah serta lingkungan yang ada di sekitarnya, penuh dengan rangkaian yang mungkin tidak diketahui oleh tokoh- pengalaman dahsyat. Satu hari tokoh yang bersangkutan. Karena tidak yang tak akan terlupakan seumur terikat dengan salah satu tokoh, narator hidupnya, dia ingat, tepat pada dapat bergerak dengan bebas, hari ulang-tahunnya yang memindahkan perhatian dari satu tokoh keempat belas. ke tokoh lain, dari satu tempat ke tempat Terbayang-bayang kembali ia lain, serta dari satu waktu ke waktu yang tinggalkan kamarnya, lain, juga dari satu persoalan ke persoalan menyelinap di hari gelap. Jam yang lain. sebelas malam waktu itu. Ia pergi Larasati, biasa dipanggil Ara, adalah ke luar rumah diiringi lolongan seorang perempuan cantik yang hidup anjing herder, lalu ke luar gang. pada masa pendudukan Jepang dan NICA Sebuah sedan hitam di Indonesia. Dia seorang artis panggung menunggunya di bawah pohon dan bintang film ternama di masa jalanan. Seseorang keluar dari penjajahan Jepang. Profesinya sebagai mobil itu. Sampai waktu itu, Ara seorang artis membuatnya dikenal tak tahu benar siapa banyak orang. Dia dielu-elukan dan sesungguhnya nama Oom dipuja-puja para penggemarnya. Didong yang baru keluar dari Kehidupannya di kala itu tidak seperti mobil sedang itu. Baru lama kaum pribumi yang terjajah, yang rata- kemudian diketahuinya, Oom 28 Madah,(cid:127)Volume(cid:127)7,(cid:127)Nomor(cid:127)1,(cid:127)Edisi(cid:127)April(cid:127)2016:25(cid:151)36(cid:127) Didong adalah seorang adik basah sesuah tadi malam sebelum pejuang nasional dan anggota tidur dia mencoba kucek-kucek Yolksraad yang sangat dengan air kran di wastafel titik- terkemuka. Perawakan orangnya titik merah yang jelas melekat di sedang tapi tegap. Kulitnya gaunnya. kuning gading dan hidungnya Malam yang dahsyat itu masih sangat mancung. Matanya agak berjalan terus sampai akhirnya kecoklat-coklatan. Begitu indah ketahuan ibunya... (Toer, pria itu(cid:151)Oom Didong, seperti 2009:67(cid:151)68). seorang pangeran dari gedongan kuno. Dialah yang mula-mula Perbuatan yang dilakukan Larasati membawanya, mem-bujuknya, tersebut menggambarkan bahwa telah dan menuntunnya ke panggung terjadi pergeseran nilai dan norma budaya (cid:147)opera(cid:148) pecahan rombongan serta agama dalam diri Larasati. Dia tidak Miss Ribut. Malam itu debutnya menganggap bahwa keperawanan adalah gilang-gemilang: ia keluar sesuatu yang harus dijaga dan hanya dengan pertunjukan tari nyanyi dapat diserahkan saat pernikahan telah (cid:147)Es Lilin(cid:148). Sorak-sorak gegap terjadi. Perbuatannya itu telah bertolak gempita. Ah, ah, di mana gaun belakang dengan tradisi ketimuran, yang malam debut itu sekarang? Di selalu mengagungkan keperawanan mana? perempuan dan juga membatasi Habis pertunjukan, Oom pergaulan perempuan dan laki-laki. Didong membawanya ke dalam Hal ini memperlihatkan bahwa, sebuah rumah. Ia tak tahu di secara sadar atau tidak, Larasati telah mana. Malam itu ia tidur bersama terpengaruh oleh budaya Barat atau kaum dengannya(cid:151)dengan pria gagah penjajah yang cenderung dicirikan bebas. mempesona(cid:151)duapuluh lima Pergaulan perempuan dan laki-laki tidak tahun lebih tua daripada dirinya. memiliki batas dan aturan yang jelas. Mana Oom Didong sekarang! Perempuan dan laki-laki dapat Dan pria itu membuat baju melakukan hubungan sebagaimana gaunnya bercak-bercak dititiki layaknya suami-istri, meskipun belum tetesan darah. Darahnya sendiri diikat tali perkawinan, asalkan didasari yang membuat ia untuk selama- suka sama suka. lamanya kehilangan masa- Demikian juga halnya dengan perawannya. Tetapi ia merasa Larasati. Hubungan badan yang bahagia. Malam itu baginya dilakukannya dengan laki-laki tidak merupakan malam yang bagi terjadi satu kali, tetapi dilakukannya anak-anak sebayanya masih berulang kali. Setiap terjadi hubungan merupakan impian. Malam itu tersebut, tidak ada rasa penyesalan dalam pula untuk pertama kalinya ia dirinya. Dia selalu mendapatkan minum bir sampai mabuk. Dan kepuasan tersendiri dari perbuatannya itu. pada subuh hari ia dihantarkan Apalagi, ketika si laki-laki yang dia oleh Oom Didong, pulang. kencani memberikan uang dan benda- Gaunnya masih agak lembab Daratullaila(cid:127)Nasri:(cid:127)Ambivalensi(cid:127)Kehidupan(cid:127)Tokoh(cid:127)Larasati(cid:127)dalam(cid:133)(cid:127)(cid:127) 29(cid:127) benda berharga, lelaki itu selalu pribumi(cid:151)korup(cid:151)yang berkuasa pada dikenangnya. saat itu. Menaklukkan mereka di sini Setidak-tidaknya opsir-opsir artinya ia dapat mewujudkan dan Jepang masih dapat memberinya memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini duit. Saburo Sakai, itu Letnan memudahkan dirinya untuk mendapatkan Kolonel Angkatan Laut Jepang, sesuatu dari orang-orang penjajah, pada sahabat bekas perdana menteri saat orang-orang terjajah kesulitan untuk dan memimpin suatu partai mendapatkannya. sosialis yang giat menentang Larasati meraih kesuksesan hidup kolaborasi dengan Jepang! Apa dengan caranya sendiri ketika kesuksesan saja yang tak diterimanya dari itu tidak mungkin diwujudkan penjajah dia: dari karung beras sampai saat itu. Meskipun untuk mendapatkan gelang jamrud buatan Tiongkok kesuksesan itu dia dicap melanggar dan cincin delima buatan Birma! norma, nilai, dan etika ketimuran, Dan Sjimizu: dari kimono sutra Larasati menerimanya. komplet dengan bakiak dan Ketika pendudukan Jepang berakhir kipasnya sampai pada rahasia di Indonesia dan diambil alih oleh NICA, penyerbuan Jepang ke Australia! karir Larasati sebagai artis pun terhenti. Ah, itu serdadu manja kalau Peristiwa itu membuatnya hijrah dari menang sekali saja! Kemenangku Yogyakarta ke Jakarta. Kepergiannya ke lebih dari padanya. Aku pernah Jakarta adalah untuk mencari ibunya menguasai dia hanya karena aku yang telah berpisah selama satu tahun. tidak seperti perempuan- Larasati berharap dapat menjadi artis perempuan lain(cid:151)aku tidak kembali di masa penjajahan NICA itu. pernah beranak. Mungkin ada Menjadi artis adalah pilihan yang tepat satu kemenangan lain padaku: menurutnya karena dengan itu dia akan kelebihan yang dikaruniakan berjuang mengusir penjajah, sebagaimana Tuhan. Kelebihan daripada yang dapat dilihat pada kutipan berikut ini. lain-lain: kewanitaan sejati ... Tapi dalam bayangannya (Toer:11(cid:151)12). terbentang hari depan yang gilang-gemilang di daerah Pada kutipan di atas, juga terlihat pendudukan NICA. Ia akan bahwa Larasati sangat menyadari terjun kembali ke gelanggang kecantikannya. Dia sangat bangga dengan film. Dan seluruh rakyat dari kecantikannya itu sehingga dapat berbuat Sabang sampai Merauke, akan semaunya terhadap laki-laki. bertempik-sorak untuknya. Keberuntungan lain yang dimiliki Seluruh pria berotak dan Larasati adalah rahim yang tidak pernah berjantung dari Merauke sampai bisa dibuahi karena ia telah diberi obat ke Sabang akan memujanya, pembunuh kesuburan rahim oleh tentara akan berebutan memiliki Jepang yang mengencaninya. tubuhnya. Kembali ia tersenyum. Tubuh yang bagus dan wajah cantik Tapi ia berjanji dalam hatinya, menjadi alat bagi Larasati untuk tidak bakal aku main untuk menaklukkan penjajah dan orang-orang propaganda Belanda, untuk 30 Madah,(cid:127)Volume(cid:127)7,(cid:127)Nomor(cid:127)1,(cid:127)Edisi(cid:127)April(cid:127)2016:25(cid:151)36(cid:127) maksud-maksud yang memusuhi (cid:147)Tidak ingat aku?(cid:148) Mardjohan revolusi. Aku akan main film bertanya. yang ikut menggempur penjajah (cid:147)O, kau.(cid:148) Larasati menjawab (Toer: 2009: 8(cid:151)9). tak acuh. (cid:147)Kau tadi yang berteriak?(cid:148) Hal itu dibuktikan Larasati, ketika tanyanya sambil tertawa. (cid:147)Buat dia diminta untuk membintangi sebuah apa begitu keras?(cid:148) film dengan serta merta ditolaknya. (cid:147)Buat tuanmu.(cid:148) Larasati dibujuk-bujuk Mardjohan(cid:151) Wajah Mardjohan tampak pribumi yang berkhianat pada bangsanya merah-padam. Tapi dengan cepat sendiri(cid:151)agar mau membintangi film ia dapat menindas perasaannya yang mengisahkan perempuan dan mengucapkan: (cid:147)Ah, kau pemberontak terhadap penjajah, tetapi republikein kiranya. Tapi itu tak pada akhirnya dia sadar bahwa penjajah mengapa. Kami sudah cari-cari lebih baik dari bangsanya sendiri. alamatmu. Kita bisa bikin film Meskipun diiming-imingi dengan banyak dengan kau.(cid:148) honorarium dua kali lipat dari honor yang (cid:147)Kau sudah bikin film?(cid:148) ditetapkan, Larasati tetap menolaknya. (cid:147)Aku sekarang produser, Larasati mengatakan (cid:147)Memang aku sutradara(cid:151)segala-galanya.(cid:148) hanya seorang pelacur, tuan kolonel. Tapi Waktu dia cerita kebesarannya aku masih berhak mempunyai Larasati tak tertarik. kehormatan. Karena, aku tidak pernah Segera Mardjohan mengubah menjual warisan nenek moyang pada pokok, (cid:147)Nanti aku nanti orang asing(cid:148) (Toer: 2009:36). perkenalkan kau dengan tuan Perdebatan antara Larasati dengan kolonel Surjo Sentono. Dia yang Mardjohan memperlihatkan pandangan kasih petunjuk bagaimana Larasati terhadap negerinya yang terjajah mendokumenkan pengungsi- dan orang asing sebagai penjajah. pengunsi yang tidak tahan di Meskipun bangsanya dalam keadaan pedalaman ke daerah terjajah dan belum dapat memberikan dan pendudukan kerajaan. Mereka menjanjikan sebuah masa depan yang berbahagia di bawah lindungan lebih baik pada waktu itu, Larasati tetap artileri. Kolonel tulen dari kenil. mencintai negerinya. Ia bahkan rela Opsir artileri paling cakap di berkorban nyawa untuk tanah airnya. seluruh asia. Ayo, aku bawakan Berikut ini dapat disimak perdebatan kopormu. Mari kuperkenalkan antara Larasati dengan Mardjohan dan dengannya.(cid:148) Surjo Sentono. (cid:147)Kau gila.(cid:148) Mardjohan mengulurkan (cid:147)Lebih baik kau pikirkan tangan dan dengan yang lain keselamatanmu.(cid:148) Mardjohan menepuk bahunya. Dia sudah mulai mengancam. (cid:147)Lihat, semua dapat kedudukan dalam barisan orang mengawasi kau. Juga tuan pembunuh dan perampok ini kolonel(cid:151)itu, di stasiun sana dia pikirnya. membawa tongkat.(cid:148) Daratullaila(cid:127)Nasri:(cid:127)Ambivalensi(cid:127)Kehidupan(cid:127)Tokoh(cid:127)Larasati(cid:127)dalam(cid:133)(cid:127)(cid:127) 31(cid:127) Larasati menyadari benarnya (cid:147)Main sandiwara?(cid:148) kolonel ancaman itu. Ia menunduk. inlander itu batuk-batuk kecil, Lambat-lambat ia ikuti langkah tapi kemudian suaranya bernada Mardjohan(cid:151)menghadap tuan ancaman, (cid:147)Ah, tidak seorang kolonel. republikein tidak bisa bermain Ini dia, pikir Larasati, kepala sandiwara dengan tepat.(cid:148) pembunuh, penjual tanah, (cid:147)Ah tuan kolonel, pelacur hina penyembelih kawan sepermainan ini terlalu bodoh untuk anak-anaknya sendiri. meneatahui. Ia hanya tahu satu- (cid:147)Ara, bukan?(cid:148) kolonel satunya kehormatan yang masih inlander itu mendahului. Dan dimilikinya, seperti anjing yang Larasati mengangguk. kadang-kadang rela membela (cid:147)Buat apa berteriak begitu kehormatan anjingnya.(cid:148) keras? Kan semua tahu siapa (cid:147)Tak ada artinya kau?(cid:148) kemarahanmu, Ara.(cid:148) Kembali amarah meluap di (cid:147)Memang tuan kolonellah dalam dada Ara. Ia remas lagi yang lebih berhak marah.(cid:148) selendang merah tengik itu, dan (cid:147)Jadi kau mengerti.Kau dengan kasar menyekanya pada sungguh pintar ngomong. Tapi dahinya, (cid:147)Benar. Semua orang baiklah kita lupakan semua ini.(cid:148) tahu siap aku. Semua. Juga Larasati sekelibat dapat kolonel!(cid:148) menangkap wajah pujat (cid:147)Kehormatan mana lagi yang Mardjohan yang berdiri di mesti kau pertahankan?(cid:148) belakang Tuannya. Kembali airmata membasahai (cid:147)Kemarahku memang tidak matanya yang baru sebentar tadi berarti. Tapi peristiwa kering. Tetapi Larasati tahu, penghinaan demi penghinaan ini terhadap pengkhianat-peng- takkan kulupakan.(cid:148) khianat ini tak perlu mengalah, ia (cid:147)Baiklah. Barangkali lebih pun tak akan pernah. Dan tepat kalau aku yang meminta perlahan-lahan ia menjawab, maaf. Maafkanlah sekarang, (cid:147)Memang aku hanya seorang mari,(cid:148) kolonel inlander itu pelacur, tuan kolonel. Tapi aku menepuk bahu Ara dan mengajak masih berhak mempunyai berjalan. kehormatan. Karena, aku tidak (cid:147)Djohan, taruh barangnya ke pernah menjual warisan nenek mobil.(cid:148) moyang pada orang lain.(cid:148) Larasati dibawa ke bawah Ia lihat kolonel itu menjadi rimbunan rambutan dan duren. pucat. Ia ayunkan tongkatnya itu Di situlah meriam-meriam yang untuk memukul, tetapi tidak jadi. mencongak ke cakrawala tadi, Sementara itu Larasati telah kini telah runduk, dan nekat, meneruskan, (cid:147)Apa yang moncongnya telah berselubung bagiku kehormatan mungkin kertas kanvas. tidak bagi tuan kolonel!(cid:148) 32 Madah,(cid:127)Volume(cid:127)7,(cid:127)Nomor(cid:127)1,(cid:127)Edisi(cid:127)April(cid:127)2016:25(cid:151)36(cid:127) (cid:147)Aku mengerti apa yang kau Pada dialog yang lain: maksudkan dengan kehormatan. Kau republikein. Tapi lihat,(cid:148) dan Ia tatap wajah Mardjohan. ia menundingkan tongkat- Hatinya mendesis murka: komandannya pada barisan Anjing! Dia Cuma anjing. Dan howitzer yang berderet berstaf- amarahnya luluh sendiri melihat staf(cid:151)empatpuluh delapan buah... ia menunduk dan tangannya yang (cid:147)Mardjohan sudah telepon sedang merangkul bahunya Basis Komandan. Mereka akan terkulai pada landasan jok mobil. antarkan kau sesuai dengan (cid:147)Kapan kau hancurkan aku, martabat dan kehendakmu: Djohan? Aku toh tak berarti apa- bintang film Indonesia nomor apa? Biar besok atau lusa kau wahid!(cid:148) ia pukul-pukulkan jadi orang penting. Tapi tongkatnya pada pahanya sendiri. bersekutu denganmu, sayang Meneruskan, (cid:147)Lupakan yang sekali, Djohan, tidak mungkin.(cid:148) diseberang sana,(cid:148) sambil (cid:147)Kau takkan dapat lapangan di menunjukkan tongkatnya ke arah film.(cid:148) Cikampek. (cid:147)Bumi Revolusi masih luas. (cid:147)Kau bisa hitung sendiri Bumi jajahan terlampau sempit. berapa banyaknya. Ini baru satu Semua orang penting di bumi tepat. Di seberang sana,(cid:148) kembali penjajahan ini tidak bakal lebih ia menuding, dengan tongkatnya, baik dari kau. Juga kolonelmu (cid:147)Hanya ada dua pucuk.(cid:148) Tertawa sendiri lebih hina dari kau yang menghinakan. paling tinggi kedudukannya.(cid:148) (cid:147)Tinggi-rendahnya nilai (cid:147)Kau tidak seperti dulu lagi, republikein akan diuji oleh Ara.(cid:148) baterai ini. Besok atau lusa kalau (cid:147)Tentu saja tidak. Apa guna tongkat ini kuayunkan ke atas, Revolusi kalau tidak bisa semua meriam ini akan berbunyi mengubah aku?(cid:148) berbarengan untuk empat-lima (cid:147)Kau singa garang.(cid:148) jam.kami tak perlu lihat anak- (cid:147)Di bumi penjajahan ini.(cid:148) anak nakal itu lagi. Mereka akan (cid:147)Kau bakal mati kelaparan.(cid:148) pergi kemari menyembah kakiku (cid:147)Tidak selamanya revolusi minta hidup.(cid:148) menggelora.(cid:148) Terbayang oleh Larasti anak- (cid:147)Kau mata-mata republik.(cid:148) anak pejuang bergelimpangan (cid:147)Setidaknya bukan anjing tewas. Dan orang didepan ini orang asing.(cid:148) Mardjohan diam pembunuhnya. Mau rasanya ia dan bintang film itu kehilangan menusuknya dengan pisau kekang. Ia diam (Toer: 2009: 47). sampai perut gendutnya kecar- kecir. Tapi tak berani. Lagi pula Sederet peristiwa yang dilihat dan ia tak punya pisau (Toer: 35(cid:151) dialami Larasati di zaman penjajahan 38) telah membangkitkan rasa nasionalisme. Ia tidak bisa melihat orang-orang Daratullaila(cid:127)Nasri:(cid:127)Ambivalensi(cid:127)Kehidupan(cid:127)Tokoh(cid:127)Larasati(cid:127)dalam(cid:133)(cid:127)(cid:127) 33(cid:127) diperlakukan seperti binatang dan bahkan sebagai mata-mata NICA. Jusman, laki- ada yang dibunuh. Dia bertekad akan laki Arab itu beserta anak buahnya melakukan sesuatu dengan caranya menggeledah rumah-rumah yang ada di sendiri untuk bangsanya. kampung itu, termasuk rumah Larasati. Larasati membuktikan kecintaannya Dalam penggeledahan itu Jusman pada tanah airnya dengan ikut berperang menggondol semua uang yang disimpan melawan penjajah. Hal itu terjadi ketika Larasati di rumahnya. pemuda pejuang di kampungnya Uang itu pula yang pada akhirnya menuduh dirinya sebagai mata-mata menjerat Larasati hidup serumah dengan NICA. Untuk membuktikan bahwa Jusman. Semula, Larasati tidak mau dirinya bukanlah pengkhianat seperti memenuhi panggilan Jusman untuk yang dituduhkan pemuda itu, dia berani datang ke rumahnya membicarakan angkat senjata melawan penjajah. penemuan uang tersebut. Larasati tahu Pakaian rok yang dikenakan Larasati kelicikan laki-laki itu, dia hanya waktu itu tidak menjadi penghalang menginginkan dirinya. Jusman masih baginya untuk mematahkan gerilya NICA belum kehilangan akal, ia menjadikan ibu yang terjadi pada malam hari di Larasati yang bekerja di rumahnya kampungnya. sebagai sandera. Larasati masih tidak Hal lain yang dilakukan Larasati peduli dengan tindakan penyenderaan sebagai bukti kecintaannya terhadap ibunya. Dia yakin ibunya tidak akan negerinya adalah tidak memanfaatkan disakiti karena bagaimana pun laki-laki uang yang bukan menjadi haknya. Ketika Arab itu membutuhkan ibunya menjadi berangkat dari Yogyakarta, Larasati babu di sana. Namun, pada akhirnya diberi uang dua puluh ribu rupiah oleh Larasati dapat ditemukan Jusman di temannya, Kapten Oding. Nilai uang jalanan. Kondisi Larasati saat itu sudah tersebut dapat membeli beberapa buah memprihatinkan karena sudah berhari- rumah waktu itu. Larasati menyadari hari tidak makan. Larasati dibawa bahwa uang tersebut bukanlah gaji dari Jusman tanpa sedikit pun perlawanan. Kapten Oding karena jumlahnya jauh Larasati terpaksa hidup serumah, tanpa lebih besar untuk ukuran gaji seorang ikatan pernikahan dengan Jusman. kapten. Menurut Larasati, barangkali Ketika menjadi tahanan rumah oleh uang tersebut didapat Kapten Oding Jusman, Larasati masih tetap mencari dengan cara yang tidak baik, korupsi, tahu perkembangan perjuangan Revolusi misalnya. Pada saat itu, memang marak Indonesia. Dia minta dibelikan radio oleh terjadi korupsi di kalangan pemerintah Jusman. Jusman yang begitu mencintai- Revolusi. Uang tersebut untuk sementara nya mengabulkan permintaan Larasati. disimpan Larasati di rumah ibunya. Ia Kadang, dia juga minta dibelikan majalah sudah berencana untuk mengembalikan dan koran. Melalui radio, majalah, dan uang itu. Akan tetapi, pada akhirnya uang koran itulah Larasati mengikuti apa yang itu jatuh ke tangan orang Arab yang juga tengah dilakukan pejuang Indonesia membuat kekuasaan kecil di kampung melawan penjajah. Ia tidak henti-hentinya Larasati. berharap agar pemuda Indonesia berhasil Uang itu diambil dengan cara yang mengusir penjajah. sangat licik. Larasati selalu dicurigai 34 Madah,(cid:127)Volume(cid:127)7,(cid:127)Nomor(cid:127)1,(cid:127)Edisi(cid:127)April(cid:127)2016:25(cid:151)36(cid:127)
Description: