Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia memulai hidupnya dengan daya juang bawaan dan keterbatasan fisik, yang keduanya menghasilkan Perasaan tak berdaya atau inferior Mendorong manusia untuk menetapkan tujuan untuk mengatasi ketidakberdayaannya. 1. Kekuatan dinamis di balik perilaku manusia n a adalah Berjuang untuk meraih keberhasilan i atau superioritas. r e 2. Persepsi Subjektif manusia membentuk l d perilaku dan kepribadiannya. A 3. Kepribadian itu Menyatu dan Konsistensi Diri. i r o 4. Nilai dari semua aktivitas manusia harus e dilihat dari sudut pandang Minat Sosial. T 5. Struktur kepribadian yang konsistent p (Konsistensi diri) berkembang menjadi Gaya i s Hidup seseorang. n 6. Gaya hidup dibentuk oleh Daya Kreatif i r manusia. P Berjuang untuk Meraih Keberhasilan atau Superioritas Setiap orang memulai hidup dengan kelemahan fisik yang memunculkan perasaan inferior (sama seperti masa kecil Adler) Perasaan inferior memotivasi seseorang untk berjuang meraih superioritas / keberhasilan. Individu yang tidak sehat secara psikologis berjuang untuk superioritas pribadi. Individu yang sehat secara psikologis berjuang untuk keberhasilan semua manuisa Karena memiliki minat sosial. Tujuan Akhir Setiap Individu dikendalikan oleh Tujuan Akhir Tidak ditentukan oleh genetis atau lingkungan namun merupakan produk dari Daya Kreatif. Daya kreatif adalah kemampuan manusia untuk secara bebas membentuk perilakunya dan menciptakan kepribadian mereka sendiri. Ketika anak-anak mencpai usia 4-5 tahun daya keratif mereka telah terbentuk sampai pada titik dimana mereka bisa menetapkan tujuan akhir mereka. Bahkan bayi memiliki kekuatan bawaan (Innate) untuk menuju pertumbuhan, penyelesaian atau keberhasilan. Bayi kecil tidak lengkap dan lemah merasa inferior tak berdaya Menetapkan tujuan Fiskional untuk menjadi besar, lengkap dan kuat. Anak tidak boleh dimanja : bisa jadi dependent, manja, tidak punya tujuan. Daya juang sebagai Kompensasi Manusia terus menerus di dorong oleh kebutuhan untuk mengatasi perasaan inferior dan Di dorong oleh keinginan untuk menjadi utuh. Daya juang merupakan bawaan, sifat dan arah daya juang ini ditentukan oleh perasaan inferior dan tujuan meraih keunggulan. Tanpa daya bawaan untuk menuju kesempurnaan, anak-anak tidak akan pernah merasa inferior, tanpa perasaan inferior mereka tidak akan pernah menetapkan tujuan untuk meraih superioritas atau keberhasilan. Walaupun Bawaan tetap harus dikembangkan , dengan caranya sendiri. Biasa dimulai pada usia 4-5 tahun. Keberhasilan konsep yang dibuat secara individu, setiap orang punya definisi yang berbeda. Berjuang Meraih Superioritas Pribadi Tujuan bersifat personal dan usaha dimotivasi sebagian besar perasaan inferior yang berlebihan atau munculnya Inferiority Complex. Contoh : Pencuri dan penipu merupakan contoh orang yang berjuang untuk keuntungan pribadi. Beberapa orang membuat penyamaran yang pintar untuk mencapai tujuan pribadinya. Bisa secara sadar maupun tidak sadar menyembunyikan kecenderungan mereka untuk memikirkan diri sendiri dibalik tirai keprihatinan sosial. Contoh : Dosen bisa terlihat minat besar pada mahasiswanya karena Ia mengadakan hubungan pribadi dengan mereka. Ia dengan jelas menunjukan simpati dan perhatian serta mendorong mereka yang bermasalah untuk berbicara padanya tentang persoalan pribadi mereka. Dosen ini memiliki kecerdasan sendiri yang membuatnya percaya bahwa Ia adalah dosen yang paling mudah ditemui dan berdedikasi di Universitasnya. Bagi orang yang melihat, Ia tampak termotivasi oleh minat sosial. Namun sebenarnya tindakannya sebagian besar ditujukan untuk dirinya sendiri dan dimotivasi oleh kompensasi berlebih untuk perasaan inferiornya yang besar. Berjuang Meraih Keberhasilan Individu yang sehat secara psikologis adalah mereka yang dimotivasi oleh Minat Sosial 1. Peduli dengan tujuan-tujuan yang melebihi diri mereka sendiri, mampu menolong orang lain tanpa meminta imbalan, mampu melihat orang lain bukan sebagai lawan, tetapi sebagai manusia yang bisa diajak bekerja sama untuk kepentingan sosial. 2. Keberhasilan bukan didapat dengan mengorbankan orang lain. 3. Melihat masalah sehari-hari dari sudut pandang perkembangan Masyarakat daripada sudut pandang keuntungan pribadi. 4. Pengertian mereka akan pertumbuhan pribadi sangat terikat dengan kontribusi mereka pada lingkungan masyarakat. Persepsi Subjektif Persepsi Subjektif membentuk kepribadian dan perilaku. Sikap juang seseorang untuk mencapai superioritas ditentukan oleh persepsi subjektif mereka akan kenyataan, yaitu oleh Fiksi / harapan masa depan. Fiksionalisme Fiksi (gagasan yang tidak memiliki bentuk nyata) individu yang paling penting adalah tujuan meraih superioritas / keberhasilan, tujuan yang kita ciptakan diawal kehidupan dan mungkin tidak dipahami dengan jelas.. Tujuan akhir yang Fiksional dan Subjektif ini menuntun gaya hidup kita dan menyatikan kepribadian kita. Contoh Fiksi : 1. Pria lebih superior dibanding wanita. Walau gagasan ini tidak memiliki bentuk nyata, namun banyak orang baik pria atau wanita bertindak seolah-olah ini nyata. 2. Tentang kepercayaan kepada Tuhan yang memberi Imbalan kepada orang yang berbuat baik dan menghukum yang berbuat jahat. Kepercayaan seperti itu menuntun kehidupan sehari-hari jutaan manusia dan membantu pembentukan tintakan-tindakan mereka. Note : Entah benar atau tidak fiksi berpengaruh kuat terhadap kehidupan manusia. Freud Adler Pengalaman masa lalu Manusia dipengaruhi oleh memotivasi perilaku saat kini persepsi subjektif masa kini tentang masa depan. Tidak perlu disadari dan dimengerti, namun demikian persepsi ini memberikan tujuan pada semua tindakan manusia dan bertanggung jawab pada pola konsisten yang berjalan disepanjang hidup mereka. Kelemahan Fisik Keterbatasan fisik ini menstimulasi persepsi subjektif tentang inferioritas yang berfungsi sebagai dorongan menuju kesempurnaan / keutuhan Melakukan kompensasi secara Bergerak menuju keadaan psikologis berlebihan termotivasi menaklukan yang sehat dan gaya hidup yang oranglain atau menarik diri dari orang bermanfaat lain. Contoh : Adler yang lemah dan sakit-sakitan waktu masih kecil. Penyakitnya ini mendorong Ia untuk mengalahkan kematian dengan menjadi dokter dan mendorongnya bersaing dengan kakak laki-lakinya. Kelemahan fisik tidak menyebabkan seseorang menjalani gaya hidup tertentu, namun hanya memberikan motivasi pada saat ini untuk meraih masa depan.
Description: