BAB V PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN IPTV Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah perancangan dan implementasi dari tugas akhir ini yang meliputi skenario dan juga instalasi serta konfigurasi komponen-komponen jaringan IPTV. Secara umum implementasi yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah membangun komponen sistem IPTV secara sederhana. Yaitu dengan membuat IPTV server khususnya layanan Video on Demand (VoD) beserta jaringan IPTV yang terdiri dari empat router yang tersambung kepada user yang menggunakan layanan VoD. Selanjutnya dilakuan proses routing baik routing statis maupun dinamis terhadap jaringan IPTV tersebut. Dari hasil routing itu dilakukan analisis QoS jaringan berupa delay, jitter dan packet loss serta proses signalling yang terjadi pada jaringan IPTV. Implementasi tugas akhir ini dilakukan dalam tiga skenario yang berbeda dengan tujuan untuk membandingkan kinerja jaringan dalam tiga situasi yang berbeda. Skenario pertama adalah menggunakan routing statis pada jaringan IPTV dengan melewati tiga buah router, dimana jalur ini merupakan jalur terpendek dari IPTV server menuju user. Skenario kedua adalah menggunakan routing statis pada jaringan IPTV dengan melewati empat buah router, dimana jalur kedua ini merupakan jalur terpanjang dari IPTV server menuju user. Sedangkan sekenario ketiga adalah menggunakan routing dinamis berbasis distance vector dengan protokol RIP terhadap jaringan IPTV yang telah dibangun. Tujuan dilakukannya ketiga skenario tersebut adalah untuk menentukan apakah routing dinamis yang diimplementasikan pada jaringan IPTV dapat berjalan dengan baik atau tidak, dan apakah routing dinamis tersebut berpengaruh pada kinerja jaringan IPTV atau tidak yang pada akhirnya menentukan kualitas dari layanan IPTV yang diakses oleh user. Menurut dasar teori, routing dinamis bekerja dengan mencari lintasan terpendek yang bisa dilalui paket-paket dari server menuju user atau sebaliknya. Maka dari itu, dalam implementasi ini akan dianalisis apakan hal tersebut dapat terbukti atau tidak. Cara mengetahuinya 40 adalah dengan membandingkan kinerja jaringan antara routing statis yang melalui jarak terpendek dan jarak terpanjang dengan routing dinamis. Sehingga menurut logika jika hipotesis tadi benar, maka kinerja jaringan yang menggunakan routing dinamis akan mempunyai kemiripan nilai kinerja dengan nilai kinerja dari routing statis yang melalui lintasan terpendek. Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika kita memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka kita tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan kita tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan kita satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protokol. Dengan alasan inilah digunakan protokol OSPF yang merupakan salah satu protokol yang dipakai pada link state untuk menguji kinerja jaringan IPTV. 5.1 Perancangan Jaringan IPTV 5.1.1 Topologi Jaringan Gambar 5.1 Topologi Jaringan IPTV Gambar 5.1 di atas merupakan topologi jaringan yang dibangun. Topologi jaringan dibangun dalam sebuah private network berbasis Linux yang terdiri dari beberapa mesin, yaitu mesin-mesin yang bertindak sebagai router, mesin-mesin sebagai server, dan mesin-mesin sebagai client. 41 5.1.2 Skenario Perancangan Secara umum, implementasi yang dijalankan adalah sebagai berikut: 1. Topologi jaringan dibangun dalam sebuah jaringan berbasis Linux menggunakan PC router quagga yang terdiri dari beberapa komputer, yaitu komputer yang bertindak sebagai router, server, dan client. 2. Routing yang diuji adalah routing statis dan dinamis. Protokol routing dinamis yang digunakan adalah yang berbasis link-state, yaitu OSPF. 3. Layanan IPTV disediakan oleh salah satu komputer yang bertindak sebagai IPTV server. Layanan IPTV kemudian akan diterima oleh client. Client yang mengakses layanan IPTV tersebut berupa prangkat TV dengan prantara set- top-box maupun komputer yang tersambung ke jaringan IPTV. 4. Untuk menguji performansi jaringan IPTV, akan dibuat traffic buatan menggunakan traffic generator. Traffic generator dihasilkan dari 2 buah komputer. Salah satu komputer bertindak sebagai traffic generator client, dan komputer lainnya bertindak sebagai traffic generator server. 5. Pengamatan terhadap performansi layanan dilakukan dengan cara menangkap paket-paket yang lewat di jaringan dan juga di client menggunakan. Selain ini dilakukan juga pengematan kualitatif mengenai kualitas layanan IPTV yang ditayangkan oleh TV/PC. 6. Analisis kemudian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan link-state routing protokol terhadap aliran paket-paket IPTV Video on Demand melalui jaringan yang didalamnya terdapat antrian 7. Pada akhirnya didapat hubungan antara perameter-parameter QoS dengan traffic yang datang untuk protokol yang digunakan. 42 5.1.2.1 Skenario 1 Gambar 5.2 Topologi Jaringan IPTV Skenerio 1 Gambar 5.2 di atas merupakan topologi jaringan IPTV untuk skenario yang pertama. Routing statis diatur agar paket-paket dari IPTV Server melewati Router 3, Router 1, dan Router 4. Jalur ini merupakan jalur terpendek yang dapat dilalui oleh paket-paket IPTV untuk mencapai client. 5.1.2.2 Skenario 2 Gambar 5.3 Topologi Jaringan IPTV Skenario 2 Gambar 5.3 merupakan topologi jaringan IPTV untuk skenario yang kedua. Routing statis diatur agar paket-paket dari IPTV Server melewati Router 3, Router 1, Router 2 dan Router 4. 43 5.1.2.3 Skenario 3 Gambar 5.4 Topologi Jaringan IPTV Skenario 3 Skenario ke 5.4 adalah penggunaan protokol routing OSPF untuk mencari rute terpendek. 5.1.3 Pengalamatan IP Jaringan yang digunakan pada penelitian ini dirancang untuk jaringan lokal, sehingga untuk addresing digunakan local addressing. IP address yang digunakan khusus untuk keperluan privat. Range IP address yang digunakan adalah IP address kelas C dengan range 192.168.1.0 – 192.168.1.255 Untuk pengimplementasian jaringan yang mensimulasikan dengan subnet yang berbeda maka digunakan netmask 255.255.255.248 sehingga jaringan terbagi menjadi 32 subnet. Namun pada penelitian ini saya menggunakan 7 subnet saja yaitu: range IP 192.168.1.0 – 192.168.1.7 range IP 192.168.1.8 – 192.168.1.15 range IP 192.168.1.16 – 192.168.1.23 range IP 192.168.1.24 – 192.168.1.31 range IP 192.168.1.32 – 192.168.1.39 range IP 192.168.1.40 – 192.168.1.47 range IP 192.168.1.48 – 192.168.1.55 44 Hal ini dipilih untuk keperluan routing yang dilakukan pada penelitian ini, yang mana fungsi routing adalah untuk menghubungkan beberapa subnet yang berbeda. Adapun pembagian IP address yang dilakukan adalah sebagai berikut 192.168 1.1 pada server VoD 192.168 1.5 pada traffic generator server 192.168 1.3 , 192.168 1.17, 192.168 1.33 pada router A 192.168 1.18 , 192.168 1.9, 192.168.1.49 pada router B 192.168 1.25 , 192.168 1.34, 192.168.1.50 pada router C 192.168 1.10 , 192.168 1.26, 192.168 1.41 pada router D 192.168 1.42 pada client IPTV dan traffic generator client 192.168 1.43 pada set top box 5.2 Implementasi IPTV 5.2.1 IPTV Server IPTV server dibuat dengan menggunakan Darwin streaming server. Darwin streaming server adalah aplikasi streaming server yang mampu mengirimkan media dari server ke client melalui sebuah jaringan secara real time. Dengan menggunakan streaming server, kita tidak perlu mengunduh file ke harddisk client. Media yang sedang dikirimkan langsung dapat dimainkan oleh client saat itu juga. Fasilitas yang disediakan oleh Darwin streaming server antara lain adalah: Broadcast event secara real time Video on demand Streaming server mengirimkan video dan audio sesuai request dari client. Request tersebut kemudian ditangani menggunakan Real-time Streaming Protokol (RTSP), sebuah protokol yang mengendalikan aliran dari konten multimedia real- time. Aliran konten tersebut kemudian dikirimkan menggunakan Real-Time 45 Transport Protokol (RTP), sebuah protokol transport yang digunakan untuk mengirimkan konten multimedia real-time melalui sebuah jaringan. Darwin streaming server mendukung multicast dan unicast untuk mengirimkan streaming media. Pada multicast, sebuah aliran konten dibagi ke seluruh client. Teknik ini memerlukan sebuah jaringan yang memiliki akses ke multicast backbone. Gambar 5.5 Multicast pada DSS Pada unicast, setiap client menginisiasi alirannya sendiri. Hal ini menghasilkan banyak koneksi one-to-one antara client dan server. Banyaknya client yang terkoneksi melalui unicast pada sebuah jaringan lokal dapat menghasilkan traffic jaringan yang sangat tinggi. Gambar 5.6 Unicast pada DSS 46 5.2.1.1 Instalasi IPTV Server Instalasi Darwin Streaming Server dilakukan pada komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: Processor : Intel Celeron 430 1.8 GHz Memory : 2GB OS : Fedora 10 Berikut ini adalah langkah instalasi dan konfigurasi Darwin Streaming Server pada OS Fedora: Instalasi Darwin Streaming Server 1. Simpan file instalasi pada server 2. Extract file instalasi dengan menggunakan perintah: tar xvzf DarwinStreamingSrvr5.5.5-Linux.tar.gz 3. Masuk ke direktori tempat folder DarwinStreamingSrvr4.1.3-Linux: cd DarwinStreamingSrvr4.1.3-Linux 4. Jalankan script untuk instalasi: ./Install 5. Menciptakan administrator user Admnistrator user diperlukan agar kita dapat melakukan konfigurasi pada Darwin Streaming Server. Please enter a new administrator user name: 6. Setelah menciptakan administrator user, selanjutnya harus ditentukan administrator password Please enter a new administrator Password: Jika proses sudah selesai, maka akan muncul pesan notifikasi: Adding userName xxxxxx Setup Complete! 47 Konfigurasi Darwin Streaming Server: 1. Menggunakan web browser, masuk ke alamat: http://www.yourdomain.com:1220 Akan muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 5.7 Tampilan Log In Darwin Masukkan user name dan password yang telah dibuat pada instalasi. 2. Setup Assistant MP3 Broadcast Akan muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 5.8 Tampilan Setup Assistant MP3 Broadcast Tentukan MP3 Broadcast password 3. Setup Assistant Secure Administration Akan muncul tampilan sebagai berikut: 48 Gambar 5.9 Tampilan Setup Assistant Secure Administration Jika SSL diaktifkan, maka enkripsi antara server dan client akan aktif. 4. Setup Assistant Media Folder Akan muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 5.10 Tampilan Setup Assistant Media Folder Masukkan direktori tempat media berada. Secara default akan berada pada /usr/local/movies 5. Setup Assistant Streaming pada Port 80 Akan muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 5.11 Tampilan Setup Assistant Streaming pada Port 80 49
Description: