ebook img

4. Acep Akbar Revisi.cdr PDF

14 Pages·2012·0.12 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 4. Acep Akbar Revisi.cdr

STUDISUMBERPENYEBABTERJADINYAKEBAKARANDANRESPON MASYARAKATDALAMRANGKAPENGENDALIANKEBAKARANHUTAN GAMBUTDIAREALMAWASKALIMANTANTENGAH (StudyoffiresourcesandcommunityrespondforpeatswampforestfirecontrolinMawas areaCentralKalimantan) AcepAkbar1),Sumardi2),RisHadi,Purwanto2)dan/andM.SambasSabarudin2) 1)BalaiPenelitianKehutananBanjarbaru,2)FakultasKehutanan,UniversitasGadjahMada 1)Jl.AhmadYaniKm.28,7LandasanUlin,Banjarbaru Telp./Fax.0511-4707872 2)Jl.Bulaksumur,Yogyakarta Naskahmasuk:5Januari2011;Naskahditerima:7November2011 ABSTRACT Firepreventionactivityinpeatswampforestmighthavesupportedbyacontinuallyknowledgeofuserin thefield. Aswellasforbeaguidanceforpreventingoffire.Thisknowledgecanconstructingachievement suitabletarget.Publicopinionaboutinnovationnecessarytostudyforcompromisebetweengovernment and local people to formulate the reliable fire prevention method, hence innovative diffusion will be proceed quickly. Public opinion survey at five villages in the vicinity of Mawas Konservation Forest, resulted a routine fire come from arable land farmer and fisherman, while incidentally fire come from rattan farmer, illegal logger, gold mineworker, and boat maker. Fire prevention activity that were responsived well by society are education patterns and applied technology of fire prevention, except implementation of zero burning agriculture and agroforestry planting system. In short, colaboration betweengovernmentandforestdwellingespeciallyarablelandfarmerandfishermeninfireprevention tendtodecreaseforestfireinsident. Keyword: Landfiresource,Fireprevention,Peatswampforest ABSTRAK Aktivitas pencegahan kebakaran hutan rawa gambut perlu didasari oleh adanya pengetahuan tentang profilmanusiapenggunaapirutindilahanyangidentikdengansumber-sumberapipemicukebakaran. Pengetahuan tersebut berguna untuk mengarahkan pembinaan pencegahan kebakaran yang dilakukan oleh pemerintah sehingga tepat sasaran. Respon masyarakat terhadap jenis-jenis inovasi pencegahan kebakaran yang diterapkan perlu digali agar tercipta peluang kolaborasi antara pihak pemerintah atau pengeloladenganmasyarakattargetsehinggaprosespeningkatankesadaran,kesiagaandandifusiinovasi dapat berjalan secara cepat. Melalui penelitian survey opini publik di lima desa contoh sekitar hutan konservasiMawasdiKalimantanTengahdiketahuibahwasumberapirutinberasaldaripetaniladangdan penangkapikan,sedangkanpenggunaapilainbersifattidakrutinyaitupetanirotan,pencarirotan,pencari kulit gemor, dan pencari madu, pengayu, penambang emas, dan pengrajin perahu klotok. Kegiatan pencegahanyangmendapatresponmasyarakatadalahsemuapolapenyuluhandanpenerapanteknologi yangumumdilakukandalampencegahankebakarankecualipersiapanlahantanpabakardanpolatanam agroforestry. Disimpulkan bahwa aktivitas pencegahan kebakaran jika dilakukan melalui kolaborasi antarapemerintahdenganmasyarakatsekitarhutanterutamadenganpetaniladangdanpenangkapikan berpotensimenurunkanfrekuensiterjadinyakebakaran. Katakunci: Hutanrawagambut,pencegahankebakaran,sumberkebakaranlahan 287 JurnalPenelitianHutanTanaman Vol.8No.5,Desember2011,287-300 I. PENDAHULUAN baru tentang sesuatu dipandang sangat praktis dan efektif oleh kalangan masyarakat. Peran A. LatarBelakang masyarakat sekitar hutan sangat penting dalam pengelolaan kebakaran karena selain mereka Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat berperan sebagai penyebab juga dapat kebakaran yang terlanjur besar sangat sulit berperan sebagai pencegah dan pemadam api dipadamkan sekalipun menggunakan peralatan awalsebelumapibesar(Marbyanto,2003). pemadamberteknologitinggi.Apihanyapadam Strategi manajemen kebakaran hutan setelah bahanbakarhabis(Heikkilaetal,1993). berbasis masyarakat telah menjadi solusi Chandler et al. (1983) mengatakan bahwa alternatifkhususnyadinegara-negaraAfrikadan pengetahuansumberapimerupakanfaktorkunci Asia dengan harapan agar bencana kebakaran dalam meningkatkan keberhasilan pencegahan dalam skala luas dapat dicegah (Karki, 2002). kebakaran. Bila sumber-sumber penyebab Salah satu kebutuhan dalam menerapkan kebakarandiketahuimakaakanmudahdilakukan pencegahan kebakaran berbasis masyarakat kegiatan (Chandler et al, 1983; Suratmo et al, adalah pendidikan dan penyuluhan (Moore dan 2003). Peristiwa kebakaran pada umumnya Haase,2002).Topikpenyuluhandanpendidikan sangat sulit dibuktikan karena selalu dimulai yang diperlukan masyarakat adalah pendidikan dengan adanya api kecil yang berawal dari lingkungan dan kebakaran hutan, penerapan kelalaian pengguna api rutin saat pembakaran teknologipencegahankebakaran,dansosialisasi lahan, peristiwa yang bersifat insidentil seperti peraturan yang berhubungan dengan kebakaran pembakaran akibat tujuan kriminal, puntung hutandanlahan. rokok,danperistiwaalam.Datahotspotdaricitra Salah satu cara untuk menselaraskan satelit NOAA-AVHR dapat menunjukkan antara minat pemerintah dengan minat masya- kejadian kebakaran di suatu tempat (Saharjo, rakat dalam hal pencegahan kebakaran adalah 2004), tetapi belum bisa menentukan profil dengan cara menawarkan jenis-jenis aktivitas manusia mana yang menjadi pemicu insiden pencegahanyangtelahumumdilakukankepada kebakarantersebut. masyarakat. Dalam upaya mengetahui adanya Sumberapidihasilkanolehprofilmanusia pilihan yang dapat merepresentasikan kehendak yang dalam matapencahariannya selalu meng- masyarakat diperlukan suvey opini publik gunakan api sehingga sumber api tersebut ber- (publicopinionsurvey)padamasyarakatsasaran. sifat rutin. Penyuluhan sangat diperlukan dalam Dengan cara demikian, inovasi-inovasi pen- rangka meningkatkan kesadaran melakukan cegahan sebagai bahan pembinaan kepada pencegahan, memperoleh pengetahuan kerugian masyarakat akan sesuai dengan keinginan akibat kebakaran serta menentukan pola masyarakat sekitar hutan sehingga dapat kolaborasi pencegahan kebakaran dengan mempercepat proses difusi inovasi. Hipotesis masyarakat sekitar hutan. Arah dan sasaran deskriptif yang muncul adalah bahwa masya- penyuluhan akan lebih tepat jika ditujukan rakat memiliki pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat pengguna api lahan secara lokal tentang sumber-sumber api rutin setiap langsung. Oleh karena itu pertanyaan yang tahun di masing-masing desanya sehingga timbul adalah bagaimana cara memperoleh pemikiran-pemikiran baru diperlukan agar pengetahuan tentang profil-profil manusia yang tradisi negatif yang berkembang di masyarakat diyakinisebagaipenggunaapilahansecararutin. desa.dapat diperbaiki menuju arah lingkungan Jenis-jenis kerjasama apa yang dapat dijalin yang aman dan tertib khususnya dalam hal antara pemerintah dengan masyarakat sekitar menggunakanapilahan. hutan yang diindikasikan oleh komitmen masyarakatdalammenerimajenis-jenisaktivitas B. TujuanPenelitian pencegahankebakaranyangditawarkan. Masyarakat sekitar hutan seyogyanya Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- memiliki pengetahuan tentang profil-profil analisis sumber penyebab terjadinya kebakaran manusia pengguna api rutin setiap tahun di dan peluang kolaborasi dalam pengendalian lingkungan komunitas desanya dan yang kebakaran berdasarkan pendapat masyarakat mengetahuilebihawalapiliaryangterjadiserta tentang pola-pola penyampaian inovasi yang memilikijugarasaketertarikandenganpola-pola tepatdalampenyuluhandanpenerapanteknologi pencegahan kebakaran tertentu baik yang akan sederhanadimasyarakatsehinggameningkatkan maupun yang sudah dilakukan oleh pemerintah. efektivitas pencegahan kebakaran hutan dan Rasa ketertarikan biasanya timbul karena cara lahan. 288 StudiSumberPenyebabTerjadinyaKebakarandanResponMasyarakat dalamRangkaPengendalianKebakaranHutanGambutdiArealMawasKalimantanTengah AcepAkbar,Sumardi,RishadidanSambasS. II. METODE PENELITIAN kilan antara 10-35%. Jumlah responden seluruhnya adalah 240 orang. Responden dan A. WaktudanLokasiPenelitian sampel penduduk desa dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok mata pencaharian yaitu : (1) PenelitiandilakukandaribulanNovember Petaniladang(PTL),(2)Penangkap/nelayanikan 2009 sampai dengan Januari 2010 di kawasan (PI), dan (3) Mata pencaharian Non-Petani dan hutankonservasiMawasyangmerupakanbagian Non-Penangkap ikan (PLL) yang terdiri dari dari kawasan eks PLG (Proyek Pengembangan pegawai negeri, pedagang, pendulang emas, Lahan Gambut). Kawasan hutan konservasi peternak,penarikkelotok,pengrajinrotan,petani MawasyangterletakdibagiantenggaraProvinsi rotan,dantukang. Kalimantan Tengah merupakan zone inti Sebagai data penunjang dalam penelitian (INPRESno.2/2007)yangdikelolaolehYayasan inidiujijugapengaruhsikapindividudarimasya- Borneo Orangutan Survival Fondation (BOSF) rakat terhadap kondisi kerawanan atau risiko Mawas Kalimantan Tengah sejak tahun 2001 kebakaran pada ladangnya. Risiko kebakaran padakoordinat114o25”-115o00”BTdan1o45”- diantaranya ditentukan oleh parameter muatan 2o16”LS. (bobot segar) bahan bakar dan tingginya Sampel lokasi dilakukan pada 5 (lima) (Saharjo, et al, 2000). Bahan bakar tersebut desayangberadadisekitarwilayahunitmanaje- adalah berupa vegetasi yang tumbuh pada lahan men hutan konservasi Mawas. Desa-desa ter- ladang. Dengan menggunakan uji multivariat, sebut adalah Mantangai Hilir, Katunjung, akhirnya dapat diketahui adanya pengaruh atau Lawang Kajang, Madara, dan Batampang. tidak dari sikap responden terhadap kerawanan Penentuan desa sampel dengan pertimbangan kebakaran. Ukuran jumlah sampel didasarkan letak terhadap kawasan mawas, kerawanan kebakaran, dan sub suku dayak yang bermukim pada pertimbangan interval kepercayaan antara didesatersebut(terdiridariDayakNgaju(Dayak 5-10% dengan mempergunakan tabel interval Kapuas),Ma'anyan,danBakumpay).Penentuan kepercayaan (Vockell, 1983) dengan rumus desa berdasarkan letak geografis dalam peta sebagaiberikut: wilayah,tingkatkerawanankebakaran,perbeda- 1,96 2.500 N n ansubsukuDayakdankondisipertanian. x x100% n N 1 B. BahandanAlat dimana: 1,96 =Nilai Z setara dengan taraf Bahan-bahan yang digunakan dalam signifikansi5% penelitianiniterdiridarikuesioner.Perlengkapan 2.500 =Bilangankonstan utama di lapangan adalah speedboat dan klotok n =Jumlahanggotasampel (perahu kecil bermesin) digunakan untuk men- N = Jumlahpopulasi jangkau ke 5 (lima) desa terpilih (Desa Man- tangai Hilir, Katunjung, dan Lawang Kajang, Uji validitas dalam penelitian ini meng- Desa Madara dan Batampang), kamera digital ikuti prosedur content validity dan construct dantimbangananalitik. validity (Nurgiyantoro et al. 2000). Content validity mensyaratkan adanya kesesuain antara C. Rancangan Penelitian instrumen dengan deskripsi masalah yang akan diteliti, sedangkan construct validity ber- Penelitian ini dilakukan dengan metode hubungan dengan pertanyaan yang harus sesuai survey (Nawawi, 1994) dengan pendekatan dengan konsep keilmuan kebakaran. Uji relia- rancangan secara berjenjang ganda (multistage bilitas menggunakan teknik stabilitas yaitu sampling).Terdapat48Desadilokasipenelitian, denganmencobakansebuahinstrumenlebihdari sementara sebanyak 5 (lima) desa diambil satukalidalamwaktuyangberbeda.Hasilkedua- sebagai sampel. Pengambilan sampel secara nyadikorelasikan,danjikakorelasi>50%maka purposive dilakukan pada saat menentukan 5 instrumen dinyatakan reliable (Nurgiyantoro, (lima) desa contoh agar menggambarkan 2000). representativitasterhadapseluruhdesayangada disekitarkawasanhutanMawas. D. MetodePengumpulanData Teknikpengambilansampeldalamsatuan kelompoknya dilakukan secara acak dimana Pengumpulan data dilakukan dengan masing-masing desa diambil responden seba- wawancara mendalam (indepth interview) dan nyak 48 orang dengan pertimbangan keterwa- observasi lapangan di lima desa contoh. 289 JurnalPenelitianHutanTanaman Vol.8No.5,Desember2011,287-300 Informasi sumber-sumber api rutin lahan Pertanyaan dan tawaran tersebut terdiri diperoleh dengan cara menanyakan pengalaman dariunsurpendidikandalamprinsippencegahan secara langsung kepada masyarakat yang kebakaran hutan dan rekayasa teknologi untuk dipandu dengan daftar pertanyaan terstruktur kepentingan pencegahan kebakaran. Variabel (quesioner). Demikian juga informasi respon pendidikan yang ditawarkan terdiri dari 8 masyarakat terhadap jenis-jenis aktivitas variabelyaitu:(1)Penyuluhankontaklangsung, pencegahan dilakukan dengan cara yang sama (2) pelatihan dengan ceramah dan praktek, (3) denganinformasisumberapi. penyuluhandenganpemutaranfilmdanvideo,(4) Pengumpulan data wawancara mengikuti pelajarandisekolah,(5)pemberiampesanlewat metode Muhadjir (1992) yaitu subyek men- khotbahJum'atdiMesjidataukhotbahdiGereja, datangi secara langsung responden dan meng- (6) pemberian pesan melalui Tokoh-Tokoh ambil kesempatan yang memudahkan. Adat,(7) kampanye kebakaran lewat publikasi, Responden yang diambil harus sesuai dengan dan (8) kampanye kebakaran melaluiTVRI dan kapasitasnya.Wawancaradilakukandengancara RRI. bertatap muka dengan responden sehingga Variabelrekayasateknologiyangditawar- diperoleh gambaran secara lengkap tentang kan terdiri dari 8 variabel yaitu: (1) pembuatan obyekyangditeliti(Bungin,2003)dandilakukan sekat bakar, (2) reduksi bahan bakar, (3) secaraformaldaninformalsesuaidengansituasi pelaksanaan patroli bahaya kebakaran, (4) yang dihadapi untuk menghindari adanya non- mengatur sistem pembakaran, (5) pembukaan respon error dan respon error. Pertanyaan yang lahantanpabakar(PLTB),(6)teknikpembakaran dibuat bersifat open questions, multiple choice terkontrol, (7) pengembangan pola tanam agro- questions,dandichotomousquestions(Marzuki, forestry,(8)bantuanalatpemadamsederhana. 2005). Wawancara ditujukan kepada Kepala Tes independensi terdiri atas dua faktor Keluarga (KK) yang umumnya pria, sedangkan yaitu kelompok matapencaharian dan respon jika dalam keluarga, suami sudah meninggal (fokus kepada ingin mengetahui pengaruh duniamakaisterimenggantikankepalakeluarga. kelompok matapencaharian terhadap sikap suka Muatan bahan bakar dihitung dari bobot bahan atau tidak suka dalam merespon setiap inovasi bakar bawah ladang berupa vegetasi hidup dan aktivitas pencegahan yang ditawarkan). Peng- mati termasuk serasah, yaitu dengan cara hitunganChi-square(X²),dataobservasitersebut mengambilcontohbahanbakarperm²sebanyak diolah lebih lanjut untuk mendapatkan expected 4 (empat) kali yang dilakukan secara acak. value atau nilai yang diharapkan dari data Selanjutnya ditimbang berat segarnya dengan observasi dengan rumus sebagai berikut timbangananalitik. (Gaspersz,1991;Singgih,2001): RiXCj E. AnalisisData Eij N Analisis data penelitian lebih bersifat Dimana:Eij= Nilaiyangdiharapkanpadabaris deskriptifdengancaramenarasikansemuafakta ke-ikolomke-j yangdiperolehdilapangan.Analisissumberapi Ri = Jumlahtotalbaris lahan dilakukan dengan membuat nilai presen- Cj = Jumlahtotalkolomke-j tasedarijumlahrespondenyangmenyatakanada N = Jumlahtotalsampel sumberapitertentudari seluruhrespondenyang diwawancarai. NilaiX²hitungakandibandingkandengan Analisis respon masyarakat terhadap nilai X² tabel prekuensi. Jika X² hitung lebih inovasipencegahankebakarandilakukandengan besar daripada X² tabel, maka berarti terjadi menggunakan uji frekuensi Chi-square (uji perbedaan antara nilai observasi (observation independensi) untuk mengetahui pengaruh mata value) dengan nilai harapan (expected value). pencaharianterhadapsikapmenerimaatautidak Analisis multivariat biasa digunakan untuk responden terhadap opsi pencegahan kebakaran mengetahui hubungan variabel yang datanya yangditawarkan(Gasperz,1995,Singgih,2001). berkatagori ordinal sebagai variable faktor atau Satuandalamvariabelyangdiukuradalahjumlah kovariat dengan data kuantitatif berskala rasio orang (frekuensi) dalam kelompok responden untukvariabledependen(Priyatno.2009). Data yang telah merespon semua pertanyaan dan katagori ordinalnya adalah sikap masyarakat tawaranyangdiberikanpewawancara. terhadappelatihankebakaransepertiterterapada Tabel1. 290 StudiSumberPenyebabTerjadinyaKebakarandanResponMasyarakat dalamRangkaPengendalianKebakaranHutanGambutdiArealMawasKalimantanTengah AcepAkbar,Sumardi,RishadidanSambasS. Tabel(Table)1. Observasi sikap masyarakat terhadap pelatihan kebakaran (Observation of people atitudeonfiretraining Observasi Matapencaharian (Observation) (Livelihood) No Respon/sikap Petani Penangkap Non-petani&Non- Total responden (PTL) ikan(PI) penangkapikan(PLL) Sikap 1 2 3 1 Suka O11 O12 O13 2 Tidaksuka O21 O22 O23 Total Variabeldependennyayangberskalarasio Priyatno (2009) dan Wijaya (2009) adalah data adalah, tinggi bahan bakar (cm), dan muatan memiliki varian dan kovarian yang sama, untuk bahan bakar (gram/m²). Kedua jenis variable menguji ini dilakukan uji asumsi homogenitas tersebut digambarkan dalam skema berikut yaituujiLaven'sdanujikesamaankovarian(Uji (Gambar1).Asumsianalisismultivariatmenurut Box's). VariabelFaktor VariabelDependen TinggiBahanBakar Responterhadap MuatanBahanBakar inovasi Hidupdanmati pendidikan (Sangatsuka, Suka,tidak MuatanSerasah suka,sangattdk suka) Gambar(Figure)1. Skema hubungan antara respon masyarakat dengan risiko kebakaran ladang (Schemeofcorrelationamongsocietyresponsestoarablelandfirerisk) UjimultivariateiniterdiridariUjiPillai's 2005).Satuhallagidalamanalisisdatakualitatif Trace, Wilk's Lambda, Hotelling's Trace, dan adalah penampilan data (display data) yang Roys Largest Roat. Analisis data kualitatif impormatif setelah penyederhanaan (reduksi dilakukanuntukmenarasikanhasil-hasilanalisis data). data baik yang bersifat kualitatif maupun yang kuantitatif. Analisis data kualitatif hasil pene- litian kebakaran, sistematikanya mengikuti III. HASILDANPEMBAHASAN unsur-unsur prinsip dalam pencegahan keba- karan, sedangkan dalam masing-masing unsur, A. Sumber-SumberKebakaranLahan prosesnyamelaluitahapanpenyederhanaandata yang terdiri dari pengujian, pengkatagorian, Sumber api lahan di 5 (lima) desa sekitar pentabulasian,danpengkombinasianbukti-bukti kawasan hutan mawas berdasarkan pengalaman yang menunjukkan proposisi (Singarimbun, responden cukup bervariasi seperti yang 1989; Yin, 2006, Suryabrata, 1998, Marjuki, ditunjukandalamTabel2. 291 JurnalPenelitianHutanTanaman Vol.8No.5,Desember2011,287-300 Tabel(Table)2. Sumber-sumber api berdasarkan pengalaman responden (Land fire sources base on respondentexperiences) JumlahResponden(%)di5Desa SumberApi No. Mantangai Lawang (Landfiresources) Katunjung Madara Batampang hilir Kajang 1 PetaniLadang 100 95,8 100 100 56,2 2 Penangkapikan 56,2 66,7 62,5 52,1 82,2 3 Pengayu 0 0 4,2 0 10,4 4. Pendulangemas 0 0 4,2 0 0 5 Petanirotan 0 4,2 0 0 37,5 6 Pengrajinperahu 4,2 0 0 0 4,2 7 PencariHHBK 10,4 4,2 0 0 8,7 8 Peternaksistemlepas 0 0 0 0 0 9 Perokok 4,79 0 0 0 0 Pernyataan responden merupakan hasil dengan pengontrolan dan pemadaman api sisa pengalamanyangmerekaalamilangsungsemasa (bahasa dayak : menyimpuk atau ipanruk) hidupnya di desa masing-masing. Penangkap Dengandemikianuntukcaraterakhirtidakakan ikanataunelayanikanmenghasilkansumberapi adaapiliar. ketika mereka membersihkan kolam beje, dan Berdasarkan sistem rotasi, setelah ladang kadang-kadang membuat api untuk memasak dibukadaribelukar,ladanghanyadapatdiguna- ikanhasiltangkapan.Aktivitaspembersihanbeje kan antara 3-4 tahun. Setelah itu mereka tersebut hampir dilakukan secara rutin pada berpindahketempatlainyangmasihbelukardan musimkeringsaatgenanganairrawamengalami subur, dan ladang yang lama ditanami karet surut.Upayamempermudahpencarianbeje-beje (Hevea braziliensis). Perilaku ini mempunyai biasanya pencari ikan membersihkan vegetasi kesamaan dengan rotasi berladang berpindah di rumputdansemakdengancaramembakarseperti lahankeringNTT(Foenay,1999),perbedaannya persiapanlahandiladang. hanyapadatipelahan,peladangdiNTTmelaku- Api biasanya digunakan juga untuk kannyadilahanmiring. membersihkan lahan setelah ditebas. Perlakuan pembakaran paling banyak dilakukan pada saat B. Pendapat Masyarakat terhadap Inovasi ladang baru dibuka dari sisa hutan atau semak Pendidikan belukar. Sebagian besar penduduk memiliki Beberapa inovasi yang ditawarkan untuk disiplin dalam hal membakar, tetapi sebagian meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kecil sering lalai sehingga dapat menghasilkan masyarakat telah mendapat respon dari masya- api liar. Kearifan local pembersihan lahan yang rakat sekitar hutan. Tiga kelompok masyarakat diterapkansebagianpendudukadalahtumbuhan yang merespon tawaran pola pencegahan dari ditebas terlebih dahulu, kemudian di rebahkan aspekpendidikanterbagikedalampetaniladang dan dikumpul ke tengah ladang, dibersihkan (PTL), penangkap ikan (PI), dan matapen- sekat bakar, baru kemudian dilakukan caharianlain-lain(PLL)sesuaimetodologiyang pembakaran. Setelah pembakaran dilanjutkan disebutterdahulu. 292 StudiSumberPenyebabTerjadinyaKebakarandanResponMasyarakat dalamRangkaPengendalianKebakaranHutanGambutdiArealMawasKalimantanTengah AcepAkbar,Sumardi,RishadidanSambasS. Tabel(Table)3. Pendapatrespondententanginovasipendidikan(Respondentopinionabouteducational innovation) Matapencaharian(orang) (Livelihood)(person) Jenisinovasi No. PTL PI PLL Xh² X² (Kindof innovation) t Tidak Tidak Tidak Suka Suka Suka suka suka suka 1 Penyuluhankontak 73 7 77 3 66 14 8,6 5,99 langsung 2 Pelatihankebakaran 72 8 77 3 65 15 9,47 5,99 3 PesanLewat 66 14 71 9 76 4 6,26 5,99 Khotbah,gereja, tokoh adat 4 Pendidikan 64 16 71 9 75 5 7,07 5,99 Kebakarandan lingkungandiSD 5 KampanyeFilmdan 63 17 72 8 74 6 7,65 5,99 video 6 Pesanpencegahandi 73 7 69 11 62 18 6,07 5,99 TVRI 7 Pesanlewatleaflet 68 12 74 6 69 11 7,08 5,99 danbrosur Keterangan(Remarks):PTL= Petani ladang (arable land farmer); PI= Penangkap Ikan( fish fisherman); PLL=Pencaharian Lain-lain(selainPTLdanPLL)(nonPTLandPLL). Hasil-hasil respon masyarakat terhadap pencegahan tersebut dapat diaplikasikan maka inovasipendidikan(Tabel3)menunjukanbahwa proses pencegahan kebakaran dapat berjalan perbedaan matapencaharian berpengaruh nyata menujukeberhasilan. terhadap sikap menerima atau menolak pola inovasi pendidikan pencegahan kebakaran yang C. PengalamanMasyarakattentang ditawarkan yaitu antara hasil observasi dengan PenegakanHukumKebakaran hasilyangdiharapkan.Unsur-unsur pencegahan Upayapenegakanhukumolehpemerintah yang dipengaruhi oleh matapencaharian pen- khususnya tentang kebakaran masih sangat duduk adalah penyuluhan kontak langsung, lemahditandaiolehbelumpernahadaorangyang pelatihan pengendalian kebakaran, pesan ditangkap atau dinasehati akibat pelanggaran pencegahan kebakaran melalui khotbah Jum'at, pembakaran.Haltersebutdinyatakanoleh96,7% di Gereja, dan tokoh-tokoh adat, pendidikan responden (Tabel 4). Hanya 3,3% adanya ekstrakulikuler tentang kebakaran dan ling- peneguran atau nasehat untuk tidak melakukan kungandiSekolahDasar,kampanyepencegahan pembakaran lahan sembarangan. Selanjutnya kebakaran melalui pemutaran film dan video, hanya 46,7% penduduk yang pernah mengikuti kampanye pencegahan kebakaran di TVRI, dan penyuluhan aturan pembakaran di 5 (lima) desa pencegahanlewatleafletdanbrosuruntukdesa- contoh, sedangkan 53,3% penduduk belum desa sekitar hutan Mawas. Secara keseluruhan pernah memperoleh penyuluhan tentang aturan masyarakat bersedia menerima semua pola membakar lahan. Data tersebut di atas menun- pencegahan kebakaran melalui pendidikan dan jukkanbahwasosialisasihukumolehpemerintah peningkatan kesadaran terhadap pentingnya tentang kebakaran dan penindakan pelanggaran mencegah kebakaran. Chandler et al. (1983) pembakaran di desa-desa sekitar kawasan hutan mengatakan bahwa jika 7 (tujuh) unsur Mawasmasihnampaklemah. 293 JurnalPenelitianHutanTanaman Vol.8No.5,Desember2011,287-300 Tabel(Table)4. Pengalaman masyarakat tentang penerapan hukum, mengikuti penyuluhan aturan, adanyapatroli,dankeberadaanRPKdi5DesasekitarHutanMawas(Societyexperient aboutlawenforcement,participateelucidation,patroli,existenceofRKPinfivevillages aroundMawasForest) Tingkat Jumlahresponden(Orang) Total Persen pengalaman Mantangai Lawang Katunjung Madara Batampang (orang) (%) (experient) Hilir Kajang Penerapan hukum Pernah 1 1 0 2 4 8 3,3 Tidakpernah 47 47 48 46 44 232 96,7 Mengikuti penyuluhan Pernah 25 36 5 16 30 112 46,7 Tidakpernah 23 12 43 32 18 128 53,3 Adapatroli Ada 30 32 34 9 41 146 60,8 Tidakada 18 16 14 39 7 94 39,2 Keberadaan RPK Tahu 34 38 43 39 43 197 82,1 TidakTahu 14 10 5 9 5 43 17,9 Padabagianlainsekitar60,8%masya- hasil observasi dengan respon harapan di 5 rakat telah mengetahui adanya kegiatan (lima) desa contoh dalam hal menyukai patroli lingkungan yang dimotori Regu pembuatan sekat bakar pencegah api liar Pengendali Kebakaran (RPK) di Desa pada padaladangmasing-masing.Apiliardimak- musimkemarau.RPKmerupakanorganisasi sudadalahapibaikyangdapatmeloncatsaat sosial masyarakat yang telah berperan di melakukan pembakaran terkendali (pres- dalampengendalianapikecilhinggasedang cribe burning) maupun api liar yang datang di wilayah desa. Patroli lingkungan tersebut dari luar lokasi ladang. Rata-rata 41 dari 48 utamanyadiarahkanuntukmencegahterjadi- responden (85,4%) menyukai pembuatan nya kebakaran hutan dan lahan, sementara sekat bakar karena penting untuk mencegah hanya 39,2% penduduk yang tidak menge- api liar. Hanya 14,6% atau 7 dari 48 respon- tahui adanya kegiatan patroli lingkungan di den menyatakan tidak suka karena mereka musimkering.Darisininampakbahwaperan menganggapsudahaman(Tabel5).Sebagian RPK di masyarakat telah dikenal. Kondisi besar penduduk menyukai melaksanakan tersebut lebih dikuatkan lagi dengan penge- pembersihan bahan bakar di ladang saat tahuan masyarakat tentang RPK Desa yang telah dikenal oleh 82,1% penduduk. Hanya menjelang musim kemarau dan sistem 17,9% penduduk yang tidak mengenal ada- pembakaran ladang secara bergiliran serta nyaRPK.AtasdasarituseyogyanyaRPKdi kegiatan patroli bahaya kebakaran dan Desa perlu disinambungkan keberadaannya, lingkungan di desa pada saat musim kering. dimantapkan programnya, dan dilengkapi dengan alasan untuk menjamin keamanan peralatan pemadam kebakarannya oleh ladangnya masing-masing dari tidak ter- Pemerintahataupihakpengelola. kendalinya pembakaran dan menjaga ke- biasaanyangsudahturun-temurun. D. ResponMasyarakatterhadapInovasi Berbeda dengan respon terhadap RekayasaTeknologi penerapan teknologi pencegahan kebakaran sebelumnya bahwa untuk sementara masya- Hasil survey menunjukan terdapat rakat sekitar hutan mawas sebagian besar perbedaan nyata antara respon masyarakat 294 StudiSumberPenyebabTerjadinyaKebakarandanResponMasyarakat dalamRangkaPengendalianKebakaranHutanGambutdiArealMawasKalimantanTengah AcepAkbar,Sumardi,RishadidanSambasS. tidak suka dengan melaksanakan pem- sementara kurang diminati oleh sebagian bukaan lahan tanpa bakar (PLTB) dengan besarpendudukdenganalasan jikadidalam alasan teknologi tersebut tidak praktis dan ladang ditanami jenis pohon hutan mereka perlu banyak tenaga dan biaya. Demikian khawatirladangnyakembalimenjadihutan. pula pola tanam campuran agroforestry Tabel(Table)5. Pendapat masyarakat tentang inovasi rekayasa teknologi (Society opinion about technologyengineerinovation) RespodenDesa(orang) Mantangai Lawang Katunjung Madara Batampang No JenisInovasi Hilir kajang X² X² h t Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Suka Suka Suka Suka Suka suka suka suka suka suka 1 Pembuatan 28 20 47 1 46 2 39 9 45 3 41,79 9,49 sekatbakar 2 Reduksi 27 21 46 2 44 4 41 7 47 1 44,50 9,49 bahanbakar 3 Patroli 29 19 48 0 45 3 40 8 48 0 22,06 9,49 kebakaran 4 Bakar 26 22 46 2 43 5 39 9 45 3 39,22 9,49 bergiliran 5 PLTB 22 26 15 33 17 31 19 29 7 41 11,41 9,49 6 Polatanam 25 23 16 32 16 32 21 27 5 43 20,73 9,49 agroforestry 7 Peringatan 43 5 48 0 48 0 43 5 48 0 15,65 9,49 dini 8 Bantuanalat 48 0 44 4 47 1 48 0 42 6 13,48 9,49 pemadam sederhana BerdasarkanTabel5,padaumumnyapen- adanya bantuan peralatan pemadaman dini duduk menyenangi adanya peringatan bahaya sederhana untuk Regu Pengendali Kebakaran kebakaran dari pemerintah serta pengharaan (RPK)desa. Sikap/Komitmen Argumentasi MenyetujuiPembuatanSekat Mencegahapiliarmasukladang Bakar danuntukpembakaranterkendali RES- PONDEN Menyetujuireduksibahan Jikaadaapimudahdimatikan bakar Menolakpersiapanlahan Membakaritu tanpabakar(PLTB) praktis,murah&mudahdikendalikan Setujubantuanalatpemadam Untukpemadamandiniapiliardi sederhanadanPompaStatis Desa Gambar(Figure)2. Sikap responden terhadap inovasi rekayasa teknologi dan argumentasinya (Respondent'sperceptiononengineeringtechnologyinnovationanditsargument) 295 JurnalPenelitianHutanTanaman Vol.8No.5,Desember2011,287-300 E. Pengaruh Sikap Menerima Inovasi Pen- 1. Ujihomogenitas didikan terhadap Tinggi dan Muatan Asumsi pada analisis ini adalah bahwa BahanBakarLadang data memiliki varian dan kovarian yang sama. Datahasilobservasilapangandananalisis Dengan menggunakan uji kesamaan varian multivariatemenunjukanbahwasikapresponden Laven's untuk mengetahui kesamaan varian berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi dan antara kelompok data, diperoleh bahwa signifi- muatan bahan bakar di ladangnya. Kelompok kansi variabel tinggi bahan bakar adalah 0,084 responden yang suka inovasi pendidikan/ dan muatan bahan bakar 0,587. Karena penyuluhan ternyata memiliki ladang berbahan signifikansi > 0,05, disimpulkan bahwa varian bakarlebihjarang(ringan)danrendahdibanding- kelompokdataadalahsamauntukkeduavariabel kandenganrespondenyangtidaksukadansangat tersebut, jadi asumsi homogenitas terpenuhi. tidak suka dalam menerima penyuluhan/ Tabel 6 memperlihatkan data dasar sikap pendidikan.Haltersebutmengindikasikanbahwa menerima dan tinggi serta muatan bahan bakar kelompok masyarakat yang menerima inovasi bawahladang.Datastatistikdeskriptifdarisikap, berarti memang sudah berdisiplin dalam tinggi, dan muatan bahan bakar disajikan dalam memelihara ladangnya. Melalui uji yang Tabel7. digunakan dengan asumsi homogenitas, Uji multivariate,dandanujihipotesismenggunakan programSPSSdiperolehhasilsebagaiberikut: Tabel(Table)6. Nilai sikap terhadap Inovasi dari penduduk hubungannya dengan tinggi dan muatan BahanBakarpadaLadang(Attitudevalueofthepeopleoninnovationhavingdialwith fuelheightandload) No SikapMenerima TinggiBahanbakar(cm) MuatanBahanBakar(gram/m²) 1 3 20 1.000 2 1 155 1.250 3 3 30 1.007 4 3 25 1.005 5 3 27 1.010 6 2 70 1.100 7 3 30 985 8 2 75 1.100 9 3 25 900 10 1 130 1.205 11 3 35 1.005 12 2 55 1.110 13 3 37 990 14 3 40 985 15 2 50 1.115 16 3 40 995 17 3 35 1.010 18 3 40 1.000 19 2 65 1.115 20 1 110 1.230 Keterangan(Remarks): Suka=3,tidaksuka=2; sangattidaksuka=1 296

Description:
khotbah Jum'at di Mesjid atau khotbah di Gereja,. (6) pemberian Land fire sources base on . pencegahan kebakaran melalui khotbah Jum'at,.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.