ebook img

14 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian Belajar, Mengajar dan ... PDF

41 Pages·2017·0.54 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian Belajar, Mengajar dan ...

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian Belajar, Mengajar dan Pembelajaran Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia mewariskan nilai-nilai dan kebudayaan dari generasi ke generasi. Ada dua kegiatan yang tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, yaitu belajar dan mengajar. Yang keduanya merupakan inti dari dari kegiatan pendidikan. Untuk lebih jelasnya berikut penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan belajar, mengajar dan pembelajaran. a. Pengertian belajar Belajar merupakan istilah kunci yang vital dalam setiap usaha pendidikan (key term), sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Berikut ini beberapa defenisi belajar: 1. Menurut Lyle E. Bourne, JR dan Bruce R. Ekstrand, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan.1 2. Menurut Hilgard, Senada dengan Lyle dan Bruce, belajar menurut Hilgard adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena pengalaman.2 1 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2004), Cet. Ke-2. h. 33 14 15 3. Menurut Mustafa Fahmi, belajar merupakan ungkapan yang menunjuk aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku atau pengalaman.3 4. Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan.4 5. Menurut Slameto, belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5 6. Menurut M. Uzer Usman, dalam buku Menjadi Guru Profesional, dijelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu-individu dengan lingkungannya.6 7. Dalam buku Reformasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Irfan Abd. Ghafar dan Muhammad Jamil, belajar dimaknai sebagai perubahan tingkah laku individu yang dinamis sebagai hasil 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h. 156 3 Mustaqim, Op Cit, h. 34 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-2, h. 28 5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.ke-4, h. 2 6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-16, h. 5 16 pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah kognitif.7 8. Dalam buku Tazkirah pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Pendekatan Konteksional, belajar diartikan dengan perubahan tingkah laku (change of behavior) para peserta didik baik pada aspek pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan sebagai hasil respon pembelajaran yang dilakukan guru.8 Berdasarkan berbagai pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu baik pada aspek pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan yang sifatnya permanen yang merupakan hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang merupakan respon terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Jadi proses belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku peserta didik. Namun tidak semua perubahan tingkah laku siswa dinamakan dengan belajar, tapi perubahan yang terjadi dalam tataran edukatif. b. Pengertian Mengajar Mengajar merupakan intisari dari pendidikan secara formal. Mengajar bukanlah hal yang mudah, karena yang diolah adalah peserta 7 Irfan Abd. Ghafar, Reformasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Nur Insani, 2003), h. 20 8 Ahmad Zayadi, Takziyah Pembelajaran Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Konteksional, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 8 17 didik yang memiliki berbagai potensi yang perlu dikembangkan. Untuk lebih memahami pengertian mengajar berikut akan dijelaskan beberapa defenisinya: a. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.9 b. Mengajar adalah menciptakan situasi dimana diharapkan anak-anak akan belajar dengan efektif.10 c. Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar anak.11 d. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.12 e. Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.13 f. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.14 9 Muhammad Ali, Guru dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2003), h. 12 10 Mursel dan S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 9 11 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1992), h. 4 12 S. Nasution, Didaktik dan Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), h. 4 13 M.Ali, Op Cit, h. 13 14 JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Karya, 1988), Cet ke-3, h. 3 18 g. Mengajar pada prinsipnya adalah suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam berhubungan dengan anak didik dan bahan pelajaran yang menimbulkan proses belajar.15 Berdasarkan pengertian mengajar yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa mengajar bukan lagi hanya menyampaikan bahan pelajaran (transfer of knowledge), melainkan bagaimana menciptakan atau mengatur lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya sehingga terjadi proses belajar. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak lagi menjadi pusatnya (teacher center), tapi siswalah yang menjadi pusat pembelajaran (student center). c. Pengertian Pembelajaran Secara etimologi pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui, kemudian ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Sedangkan secara terminologi pembelajaran adalah proses belajar, pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi 15 Moh. Uzer Usman, Op. Cit, h. 6 18 Irfan Abd. Ghafar, Op. Cit , h. 22 19 perubahan yang sifatnya positif, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.16 Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.17 Adapun menurut pendapat para ahli pngertian pembelajaran adalah: a. Winkel, ia mengatakan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik.18 b. Menurut Corey ia mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk 16 H. Asis Saefuddin, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 8 17 Ibid., h. 9 18 Ibid. 20 memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.19 c. Menurut Dimyati dan Mudjiono, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.20 d. Depdiknas menjelaskan bahwa pembelajaran dibangun oleh manusia sedikt demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengonstruksi pembelajaran itu dan membentuk makna melalui pengalaman nyata.21 Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang 19 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61 20 Ibid., h. 21 Op.cit, H. Asis Saefuddin, h. 9 21 untuk belajar. Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, mereka memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik.22 Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Artinya jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pembelajaran tidak dikuasi, maka penyampaian materi ajar menjadi tidak maksimal.23 Belajar merupakan istilah kunci yang vital dalam setiap usaha pendidikan (key term), sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Semua bentuk perubahan yang terjadi pada individu (peserta didik) merupakan hasil belajar yang terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang menghasilkan pengalaman. Pengalaman- pengalaman yang dialami peserta didik diperoleh melalui kegiatan antara 22 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 37-38 23 Syaiful Sagala, Op. Cit., h. 64 22 lain membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan , menghayati, membayangkan, merencanakan, melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis, memecahkan dan sebagainya. Jika ditinjau dari perspektif Islam, sesungguhnya belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim karena dengan belajar seseorang akan memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengangkat derajat hidupnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam Q.S al-„Alaq ayat 1-5: يذِ َّلا )3( مُ زَ كْ َلْْا كَ ُّبرَ وَ أْزَ قْ ا )2( قٍ َلعَ نْ هِ نَ اسَ نْ لِْ ْا قَ َلخَ )1( قَ َلخَ يذِ َّلا كَ ِّبرَ نِ سْ اِب أْزَ قْ ا )5( نْ َلعْ َي نْ َل اهَ نَ اسَ نْ لِْ ْا نَ َّلعَ )4( نِ َلَقلْاِب نَ َّلعَ Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S al-„Alaq: 1-5).24 Dengan demikian pembelajaran adalah sebuah proses utama yang terjadi dalam pendidikan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode dan pendekatan sebagai upaya untuk membelajarkan pelajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar siswa dan kegiatan belajar guru yang telah memiliki hubungan timbal 24Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 597 23 balik dan berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengemukan beberapa prinsip pembelajaran,25 yaitu: 1. Aktivitas Belajar yang berhasil mestilah melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Partisipasi yang aktif akan menanamkan hasil pengajaran secara dalam dan teguh. Dalam pendidikan khususnya pada pelajaran aqidah akhlak dapat dilakukan dengan pertolongan bersama untuk korban bencana seperti banjir, angin topan, dan gunung meletus. 2. Azas motivasi Seorang pengajar harus menimbulkan motivasi anak. Motivasi berfungsi untuk memberi semangat dan mengaktifkan siswa agar berminat dalam belajar dan memusatkan perhatian siswa dalam belajar. Dalam Islam kualitas amal ibadah seseorang ditentukan oleh motivasi (niat dan ikhlas) dalam melakukan amal, usaha dan perbuatannya. 25Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 242-256

Description:
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan, (Bandung: .. Pembelajaran akidah akhlak adalah mata pelajaran Pendidikan.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.