137 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL A. Nilai-nilai Ajaran Pendidikan Islam Nilai-nilai pendidikan islam dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy banyak ditujukkan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antar tokoh, maupun respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Dalam novel ini terdapat dialog percakapan langsung. Namun percapakan ini berbentuk tulisan sehingga lebih mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-ulang. Kalimat-kalimat dalam sebuah novel merupakan kumpulan ide yang dituangkan oleh pengarang. Namun, terkadang pesan yang disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh pembaca. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang lebih jelas akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang pun dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan dibalik deskripsi cerita, maka penulis dalam skripsi ini menyampaikannya dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat. Adapun pembagian nilai-nilai pendidikan Islam itu sendiriberdasarkan komponen utama sekaligus nilai tertinggi dari ajaran agama islam menurut sebagian ulama terbagi menjadi tiga macam, diantaranya:Nilai Keimanan /Aqidah, Nilai Ibadah/ Syari’ah, dan Nilai akhlak. Penggolongan ini didasarkan 137 138 pada penjelasan Nabi Muhammad SAW kepada Malaikat Jibril mengenai arti Iman, Islam, dan Ihsan yang esensinya sama dengan akidah, syari’ah dan akhlak. 1. Nilai Akidah/ Keimanan Adalah iman atau keyakinan. Aqidah adalah sesuatu yang perlu dipercayai terlebih dahulu sebelum yang lainnya. Kepercayaan tersebut hendaklah bulat dan penuh, tidak tercampur dengan syak, ragu dan kesamaran.1 Kajian nilai pendidikan Keimanan yang di digali dari novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy mencakup tiga hal utama, yaitu: Iman Kepada Allah SWT, Iman Kepada Kitab-kitab Allah, dan Iman Kepada Rasul-Rasul Allah. a. Iman Kepada Allah Iman kepada Allah adalah mempercayai keesaan Allah melalui nama-Nya, yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, mempercayai bukti-bukti wujud atau ada-Nyaserta kenyataan sifat agung-Nya dalam alam semesta atau di dunia ini.2 Beriman kepada Allah Swt juga berarti meninggalkan segala bentuk penghambaan, bersandar, dan tidak menyembah kepada selain Allah subhanahu wa ta’alaa, dari segala bentuk aktivitas kehidupan, baik yang bersifat lahir maupun batin, jasmaniah maupun ruhaniah, semuanya hanya ditujukan untuk 1Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, penterjemah Kuswah Dani, judul asli Manhajul al-tarbiyah al-Nabawiyah Lil-al Thifl, (Bandung: Albayan, 1997), h, 108 2Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, (Bandung: CV Penerbit DIPONEGORO, 1974), h. 16 139 beribadah kepada Allah SWT, dan untuk mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT. Sebagaimana dalam novel Bumi Cinta karangan Habiburrahman El Shirazy menampilkan konsep pendidikan tentang keimanan kepada Allah, yaitu menyakini bahwa Allah itu ada. Berikut ini penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut. “Kau boleh mengatakan apa saja, sesukamu. Tuhan tetap ada. Meskipun seluruh penduduk bumi ini mengatakan dan mempercayai Tuhan tidak ada, tetap saja Tuhan itu ada. Tuhan sudah ada sebelum alam semesta, termasuk dunia seisinya dan manusia ada. Sebab adanya Tuhan itu termasuk kebenaran postulat.” “Menurut Immanuel Kant, kebenaran adanya Tuhan adalah kebenaran postulat. Yaitu kebanaran tertinggi dalam tingkat kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan. Kebenaran yang berada diluar jangkauan indra, akal dan ilmu pengetahuan. Itulah yang disebut postulat, yaitu dalil teoritis yang berada diluar jangkauan pembuktian teoritis.”3 Dalam bagian ini, Ayyas mengatakan bahwa keberadaan Allah adalah keberadaan Mutlak, hal ini dapat dibuktikan antara lain bahwa ada ciptaan-Nya dan dibenarkan oleh pengalaman batin manusia ataupun fitrahnya, disamping itu telah pula dijelaskan oleh firman Allah pada Qs. al- Imran [3]: 190-191. (cid:120)(cid:74)(cid:180)(cid:12)(cid:116)(cid:180)(cid:56)(cid:174)(cid:15)(cid:223)(cid:32)(cid:96)(cid:97)(cid:181)(cid:49)(cid:160)(cid:139)(cid:137)(cid:161)(cid:96)☺(cid:123)(cid:123)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:173) (cid:192)(cid:220)(cid:115)(cid:41)(cid:85)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:175)(cid:6)(cid:161)(cid:132)(cid:32)(cid:181)(cid:41)(cid:221)(cid:97)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:174)(cid:35)(cid:222) (cid:108)(cid:142)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:179)(cid:115)(cid:7)(cid:135)(cid:82)(cid:133)(cid:68)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:30)(cid:48)(cid:161)(cid:141)(cid:101)(cid:60)(cid:96) (cid:116)(cid:179)(cid:31)(cid:10)(cid:136)(cid:55)☯(cid:85)(cid:175)(cid:32)(cid:161)(cid:141)(cid:25)(cid:222)(cid:28)(cid:41)(cid:85)(cid:7)(cid:6)(cid:173)(cid:176)(cid:184)(cid:175)(cid:174)(cid:141)(cid:56)(cid:213) 3 Habiburrahman El-Shirazy, Bumi Cinta, (Jakarta: IHWAH PUBLISHINGHOUSE, 2012) ,h. 51-52 140 (cid:181)(cid:8)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:141)(cid:73)(cid:136)(cid:201)(cid:111)(cid:202)(cid:17)(cid:219)(cid:109)(cid:141)(cid:101)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:7)(cid:61)☺(cid:161) (cid:139)(cid:108)(cid:181)(cid:8)(cid:6)(cid:64)(cid:108)(cid:137)(cid:201)(cid:206)(cid:206)(cid:8)(cid:139)(cid:136)(cid:23)(cid:116)(cid:132)(cid:34)(cid:141)(cid:201)(cid:139)(cid:136)(cid:220)(cid:49)(cid:180)(cid:78)(cid:180) (cid:18)(cid:137)(cid:201)(cid:65)(cid:201)(cid:70)(cid:141)(cid:73)(cid:136)(cid:201)(cid:111)(cid:126)(cid:25)⌧(cid:225)(cid:141)(cid:42)(cid:141)(cid:101)(cid:139)(cid:136)(cid:116)(cid:180)(cid:56)(cid:174)(cid:15)(cid:223)(cid:32) (cid:96)(cid:97)(cid:181)(cid:49)(cid:160)(cid:139)(cid:137)(cid:161)(cid:139)(cid:46)(cid:123)(cid:123)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:173)(cid:192)(cid:220)(cid:115)(cid:41)(cid:85)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136) (cid:7)(cid:139)(cid:65)(cid:146)(cid:18)(cid:139)(cid:115)(cid:7)(cid:141)(cid:37)(cid:86)(cid:48)(cid:222)(cid:12)(cid:132)(cid:32)(cid:96)(cid:97)(cid:6)⌧(cid:109)(cid:161)(cid:96)(cid:75)(cid:62) ⌧(cid:181)(cid:194)(cid:161)(cid:141)(cid:18)(cid:96)(cid:26)(cid:134)(cid:64)(cid:161)(cid:96)(cid:140)(cid:220)(cid:25)(cid:197)(cid:90)(cid:7)(cid:134)(cid:64)(cid:175)(cid:12)(cid:140)(cid:223)(cid:97)(cid:33)(cid:6) ⌧(cid:109)(cid:141)(cid:201)(cid:179)(cid:115)(cid:7)(cid:133)(cid:65)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:173)(cid:176)(cid:184)(cid:176)(cid:174) Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Dan dalam bagian lain novel Bumi Cinta, Habiburrahman El Shirazy juga menampilkan konsep pendidikan tentang Keimanan kepada Allah, Bahwa Allah itu ada dan sebagai Tuhan yang Maha Esa, berikut penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut. “Yang disembah seorang muslim hanyalah Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang diikrarkan seorang muslim pertama kali masuk islam adalah aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah.”4 Dalam hal ini Ayyas mengatakan bahwa yang wajib disembah hanyalah satu yaitu Allah, bukan yang lain.Sebagai tuhan Tuhan yang maha Esa adalah dalam dzat, sifat, dan af’al-Nya, karena segala perkara akan kembali kepada-Nya dan segala sesuatu semata-mata dalam 4Ibid., h. 204 141 genggaman kekuasaannya. 5Hal ini pun secara jelas dapat dilihat dalam firman Allah dalam Qs. al-Baqarah [2]: 2 berikut ini: (cid:96)(cid:26)(cid:181)(cid:28)(cid:160)(cid:140)(cid:110)(cid:194)(cid:32)(cid:161)(cid:141)(cid:42)(cid:171)(cid:25)(cid:222)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:121)(cid:138)(cid:86)(cid:32)(cid:221)(cid:101)(cid:139)(cid:115)(cid:123)(cid:181)(cid:129)(cid:109)(cid:181)(cid:223)(cid:123) (cid:117)(cid:62)(cid:107)(cid:206)(cid:75)(cid:97)(cid:71)(cid:108)(cid:175)(cid:12)(cid:146)(cid:41)(cid:197)☺(cid:223)(cid:32)(cid:181)(cid:81)(cid:28)(cid:173)(cid:177)(cid:174) Artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Dalam novel Bumi Cinta, Habiburrahman El Shirazy juga menampilkan pendidikan keimanan kepada Allah melalui beberapa sifat-sifatnya, antara lain: 1) Allah Maha Pengasih dan Penyayang Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang dengan memberi yang memberi kenikmatan yang agung, pengasih di dunia dan penyayang di Akhirat bagi orang-orang mukmin.6 Sebagaimana dalam novel Bumi Cinta karangan Habiburrahman El Shirazy menampilkan konsep pendidikan tentang keimanan kepada Allah sebagai Tuhan yang maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berikut ini penulis tampilkan bagian dalam novel tersebut. “Di dunia ini, Tuhan menyayangi orang-orang yang mengimaninya juga menyayangi orang-orang yang mengingkarinya. Sangat dahsyat kasih sayang Tuhan, sehingga seorang manusia yang lemah yang kalau sakit gigi sedikit saja mengadu siang malam, yang sedemikian lemahnya manusia itu tapi berani menyatakan bahwa Tuhan telah sirna karena ilmu pengetahuan. Orang yang seperti itu pun didunia ini tetap disayang Tuhan. Di beri makan, di beri 5Sayid Sabiq, Aqidah Islam..., h. 94 6Ibid., h. 40 142 pakaian, di beri penghasilan yang cukup, bahkan di beri ketenaran yang luar biasa.7 “Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Orang yang bermaksiat sekalipun masih mendapat cipratan kasih sayang Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang sedemikian agungnya membuat siapapun insaf dan terjaga. Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah itu sendiri adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan yang masih juga belum taat, masih suka bermaksiat semestinya segera insaf, bahwa ia masih hidup dan masih bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah.”8 Dalam kutipan tersebut Ayyas menjelaskan Bahwa Allah SWT selalu memberi kenikmatan kepada seluruh umat manusia yang ada di dunia ini, baik yang beriman maupun yang kafir, Allah memberikan kenikmatan kepada manusia berupa makanan dan minuman dan segala sesuatu yang diperlukandi dunia ini, oleh karena itu sebagai umat yang taat hendaklah kita selalu bersyukur kepada Allah terhadap segala nikmat yang diberikan-Nya, sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah Swt, QS. An-Nahl [16]: 18 (cid:73)(cid:180)(cid:12)(cid:139)(cid:136)(cid:11)(cid:6)(cid:136)(cid:115)(cid:107)(cid:201)(cid:206)(cid:140)(cid:34)(cid:140)(cid:135)(cid:96)☺(cid:221)(cid:206)(cid:181)(cid:53)(cid:144)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:121)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:96) (cid:75)(cid:137)(cid:195)(cid:167)(cid:222)(cid:141)(cid:207)(cid:37)(cid:22)(cid:120)(cid:74)(cid:180)(cid:12)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)⌦(cid:115)(cid:137)(cid:198)(cid:225)(cid:141)(cid:217)(cid:140)(cid:28)(cid:184)(cid:50)(cid:109)(cid:181)(cid:129)(cid:131) (cid:115)(cid:173)(cid:176)(cid:183)(cid:174) 7Habiburrahman El-Shirazy, Bumi Cinta..., h. 208 8Ibid.,h. 300 143 Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 2) Allah Maha Menghidupkan dan Mematikan Allah Swt adalah Tuhan yang menghidupkan dan mematikan, tidak ada sesuatu yang hidup melainkan Allah yang menghidupkannya. Dalam novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy menampilkan konsep pendidikan keimanan bahwa Allah Maha Menghidupkan dan Mematikan. Sebagaimana gambaran, berikut penulis tampilkan, “Demikian pula untuk selamanya manusia tidak akan melepaskan dari ketuaan dan kematian. Kenyataan ini menyadarkan dia sebagai makhluk lemah. Membawa dia kepada keyakinan akan adanya Dzat yang kuasa sepenuhnya, yang dapat mengobati segala penyakit. Yang dapat menghidupkan dan mematikan. Yang tidak terbatas kekekuasaannya. Tidak terpengaruh oleh waktu. Yang kekal abadi tidak terkalahkan oleh kematian, sebab dialah pencipta kematian. Dialah Tuhan! Dialah Allah, Tuhan seru sekalian alam.9 Dalam kutipan tersebut Ayyas menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang hidup melainkan Allah yang menghidupkannya. Dan tidak ada sesuatu yang mati melainkan Allah yang mematikannya. Dan kita tidak akan mati sebelum tiba waktu yang telah ditentukan 9Ibid., h. 315 144 oleh Allah Swt. Sebagaimana dalam firman Allah Qs. an-Nahl [16]: 70 sebagai berikut: (cid:143)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:220)(cid:18)(cid:202)(cid:22)(cid:140)(cid:12)(cid:132)(cid:32)(cid:140)(cid:85)(cid:124)(cid:50)(cid:206)(cid:50)(cid:220)(cid:49)(cid:202)(cid:22)(cid:28)(cid:142)(cid:223) (cid:139)(cid:137)(cid:141)(cid:42)(cid:141)(cid:101)(cid:23)(cid:49)(cid:202)(cid:22)(cid:65)(cid:181)(cid:37)(cid:139)(cid:136)(cid:71)(cid:133)(cid:37)(cid:87)(cid:108)(cid:141)(cid:111)(cid:201)(cid:101)(cid:6)(cid:116)(cid:132) (cid:31)(cid:180)(cid:12)(cid:175)(cid:36)(cid:140)(cid:110)(cid:220)(cid:115)(cid:136)(cid:9)(cid:178)(cid:111)(cid:197)☺(cid:201)(cid:206)(cid:222)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:220)(cid:116)(cid:140)(cid:24)(cid:181) (cid:28)(cid:121)(cid:138)(cid:97)(cid:50)(cid:132)(cid:32)(cid:221)(cid:206)(cid:141)(cid:101)(cid:96)(cid:107)(cid:221)(cid:206)(cid:141)(cid:18)(cid:24)(cid:50)(cid:223)(cid:32)(cid:181)(cid:204)(cid:7)(cid:160)(cid:144)(cid:222) (cid:109)⌧(cid:142)(cid:23)(cid:133)(cid:73)(cid:180)(cid:12)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:184)(cid:50)(cid:108)(cid:180)(cid:32)(cid:141)(cid:204)⌦(cid:111)(cid:101)(cid:181)(cid:107)(cid:140) (cid:8)(cid:173)(cid:182)(cid:175)(cid:174) Artinya: “Allah menciptakan kamu, Kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” Dan dalam Firman Allah Qs. al-A’raf [7]: 34 juga menjelaskan: (cid:174)(cid:76)(cid:35)(cid:202)(cid:22)(cid:181)(cid:28)(cid:139)(cid:136)(cid:33)(cid:135)(cid:133)(cid:37)(cid:207)(cid:9)(cid:189)(cid:35)(cid:96)(cid:70)(cid:136)(cid:9)(cid:11)(cid:6)(cid:140) (cid:110)(cid:180)(cid:13)(cid:140)(cid:223)(cid:139)(cid:202)(cid:4)(cid:8)(cid:96)(cid:71)(cid:220)(cid:49)(cid:197)(cid:78)(cid:206)(cid:32)(cid:96)(cid:70)(cid:136)(cid:9)(cid:121)(cid:138)(cid:141)(cid:73)(cid:136) (cid:201)(cid:111)(cid:171)(cid:97)(cid:223)(cid:10)(cid:141)(cid:42)(cid:217)(cid:123)(cid:134)(cid:102)(cid:65)(cid:135)(cid:141)(cid:201)(cid:7)(cid:96)(cid:90)(cid:11)(cid:121)(cid:138)(cid:139)(cid:136)(cid:91)(cid:74)(cid:137) (cid:201)(cid:37)(cid:181)(cid:107)(cid:222)(cid:12)(cid:141)(cid:42)(cid:217)(cid:123)(cid:134)(cid:102)(cid:173)(cid:178)(cid:179)(cid:174) Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (al- A’raf:34) Renungan terhadap ayat-ayat mulia tadi sangat sesuai dan sejalan dengan realitas alam semesta dan hidup keseharian kita. Di sinilah pentingnya kita berfikir/ tafakkur, sebagaimana yang terdapat dalam novel bumi Cinta, karya Habiburrahman El Shirazy. “Jadi kalau boleh saya berkata, saya ingin mengatakan sesungguhnya di atas muka bumi ini yang paling merdeka adalah orang islam. Sebab orang islam hanya tunduk kepada Allah, hanya menyembah kepada Allah. Umat islam tidak 145 menyembah sesama manusia, atau manusia manusia yang dianggap Tuhan. Umat islam hanya sujud kepada Allah semata. Inilah cara para nabi dan rasul sejak nabi Adam sampai nabi Muhammad.10 Dalam Kutipan tersebut Ayyas Menjelaskan bahwa tujuan untuk diciptakannya manusia ke dunia ini adalah tidak lain adalah hanya untuk tunduk kepada Allah. Sesuai dalam firman Allah dalam Qs. al-Imran [3]: 132. (cid:11)(cid:6)(cid:137)(cid:201)(cid:206)(cid:109)(cid:181)(cid:193)(cid:136)(cid:9)(cid:139)(cid:136)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:141)(cid:36)(cid:137)(cid:197)(cid:90)(cid:131)(cid:111)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:220)(cid:49) (cid:198)(cid:25)(cid:148)(cid:32)(cid:96)(cid:206)(cid:140)(cid:28)(cid:91)(cid:74)(cid:137)(cid:197)☺(cid:96)(cid:129)(cid:220)(cid:111)(cid:206)(cid:34)(cid:173)(cid:176)(cid:178)(cid:177)(cid:174) Artinya: Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. Nilai Keimanan kepada allah sebagaimana yang digambarkan oleh Habiburrahman El-Shirazy diatas sangat baik jika ditanamkan pada diri peserta didik. Karena dengan percayanya peserta didik akan adanya allah, maka peserta didik akan benar-benar percaya bahwa Allah selalu mengawasi setiap langkah kita, dan setiap perbuatan pasti akan dapat balasan oleh Allah di akhirat nanti. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa disetiap yang hidup pasti akan mati, sesuai dengan sifat allah yang maha menghidupkan dan mematikan makhluknya. 10Ibid., h. 210 146 b. Iman Kepada Kitab Allah Iman Kepada Kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan wahyu yang berupa petunjuk untuk disampaikan dan diresapkan kepada Rasul kepada para umatnya. Untuk memberikan merekah ke arah jalan yang lurus bijaksana serta diridhai dan digariskan oleh Allah agar seluruh umat manusia bisa mentaatinya, sebab dengan jalan ini seseorang bisa sampai ke arah kesempurnaan yang hakiki, baik dalam segi kerohanian dan akhlak (adabi).11 Sebagaimana yang dalam Firman Allah dalam Qs. al-Baqarah [2]: 213. (cid:141)(cid:73)(cid:8)⌧(cid:17)(cid:200)(cid:133)(cid:7)(cid:133)(cid:65)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:65)(cid:135)(cid:133)(cid:37)(cid:207)(cid:9)(cid:65)(cid:134)(cid:96)(cid:107)(cid:181) (cid:132)(cid:160)(cid:139)(cid:136)(cid:96)(cid:68)(cid:96)(cid:206)(cid:141)(cid:26)(cid:140)(cid:223)(cid:143)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:97)(cid:71)(cid:165)(cid:179)(cid:79)(cid:108)(cid:180)(cid:30)(cid:133)(cid:64) (cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:91)(cid:224)(cid:213)(cid:178)(cid:111)(cid:181)(cid:76)(cid:150)(cid:139)(cid:30)(cid:201)(cid:37)(cid:141)(cid:56)(cid:213)(cid:179)(cid:115)(cid:175)(cid:109)(cid:64)(cid:201)(cid:37)(cid:139)(cid:136) (cid:141)(cid:36)(cid:141)(cid:117)(cid:53)(cid:136)(cid:9)(cid:139)(cid:136)(cid:201)(cid:49)(cid:197)(cid:78)(cid:96)(cid:206)(cid:141)(cid:37)(cid:86)(cid:32)(cid:161)(cid:141)(cid:42)(cid:171)(cid:22)(cid:222)(cid:28)(cid:7) (cid:6)(cid:174)(cid:75)(cid:15)(cid:96)(cid:140)(cid:222)(cid:28)(cid:7)(cid:7)(cid:180)(cid:18)(cid:97)(cid:49)(cid:202)(cid:22)(cid:217)(cid:140)(cid:139)(cid:108)(cid:181)(cid:28)(cid:141)(cid:56)(cid:221)(cid:57) (cid:141)(cid:18)(cid:170)(cid:133)(cid:7)(cid:133)(cid:65)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:7)(cid:96)☺(cid:108)(cid:181)(cid:223)(cid:11)(cid:6)(cid:137)(cid:198)(cid:225)(cid:132)(cid:32)(cid:141) (cid:41)(cid:221)(cid:97)(cid:7)(cid:6)(cid:181)(cid:129)(cid:108)(cid:181)(cid:223)(cid:23)(cid:7)(cid:141)(cid:37)(cid:139)(cid:136)(cid:96)(cid:6)(cid:132)(cid:32)(cid:141)(cid:42)(cid:221)(cid:97)(cid:7) (cid:6)(cid:181)(cid:129)(cid:108)(cid:181)(cid:223)(cid:120)(cid:138)(cid:180)(cid:12)(cid:141)(cid:56)(cid:213)(cid:181)(cid:8)(cid:142)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:205)(cid:132)(cid:137)(cid:206)(cid:34)(cid:136)(cid:207) (cid:9)(cid:17)(cid:71)(cid:181)(cid:37)(cid:181)(cid:107)(cid:221)(cid:206)(cid:141)(cid:18)(cid:7)(cid:141)(cid:37)(cid:196)(cid:50)(cid:197)(cid:78)(cid:222)(cid:34)(cid:139)(cid:202)(cid:4)(cid:8)(cid:96) (cid:71)(cid:198)(cid:48)(cid:161)(cid:134)(cid:64)(cid:175)(cid:80)(cid:113)(cid:141)(cid:25)(cid:222)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:7)☺(cid:108)(cid:222)(cid:217)(cid:141)(cid:18)(cid:217)(cid:50)(cid:197) (cid:78)(cid:134)(cid:64)(cid:221)(cid:113)(cid:141)(cid:18)(cid:11)(cid:117)(cid:96)(cid:107)(cid:96)(cid:78)(cid:140)(cid:223)(cid:143)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:91)(cid:224)(cid:213)(cid:181)(cid:8)(cid:142)(cid:4) (cid:7)(cid:6)(cid:11)(cid:6)(cid:137)(cid:201)(cid:65)(cid:141)(cid:37)(cid:6)(cid:139)(cid:202)(cid:7)(cid:96)☺(cid:181)(cid:28)(cid:11)(cid:6)(cid:137)(cid:198)(cid:225)(cid:132)(cid:32) (cid:141)(cid:41)(cid:221)(cid:97)(cid:7)(cid:6)(cid:181)(cid:129)(cid:108)(cid:181)(cid:223)(cid:97)(cid:71)(cid:181)(cid:37)(cid:174)(cid:75)(cid:15)(cid:96)(cid:140)(cid:222)(cid:28)(cid:7)(cid:6)(cid:164) (cid:181)(cid:129)(cid:181)(cid:53)(cid:222)(cid:110)(cid:180)(cid:13)(cid:180)(cid:18)(cid:22)(cid:143)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:139)(cid:136)(cid:117)(cid:181)(cid:107)(cid:218)(cid:78)(cid:141)(cid:101)(cid:71) (cid:141)(cid:37)(cid:200)(cid:202)(cid:4)(cid:7)(cid:141)(cid:150)(cid:134)(cid:102)(cid:23)(cid:116)(cid:132)(cid:31)(cid:180)(cid:12)(cid:29)(cid:196)(cid:160)(cid:139)(cid:112)(cid:171)(cid:166)(cid:34)(cid:47)(cid:210)(cid:175) (cid:12)(cid:141)(cid:42)(cid:217)(cid:123)(cid:119)(cid:37)(cid:173)(cid:177)(cid:176)(cid:178)(cid:174) 11Sayid Sabiq, Aqidah Islam..., h. 19
Description: