Aqlania, Vol. 08. No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 KERUKUNAN DALAM PERSPEKTIF AGAMA-AGAMA DI INDONESIA 6\DIL¶LQ(cid:3)0DQVXU Abstrak Fenomena kerukunan atau toleransi umat beragama di Indonesia memang menarik diamati karena kerukunan umat beragama di Indonesia dapat tumbuh subur dengan agama-agama yang bermacam-macam, ada Islam, Kristen [Katolik dan Protestan], Hindu, Buddha dan Khonghucu. Namun tetap semua agama sama-sama menjaga umatnya untuk menjadi rukun, damai, kasih sayang dan saling menghormati dan menghargai. Bahkan Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia tentang toleransi atau kerukunan yang dapat tumbuh dengan keragamaan atau khebinekaan. Begitu pula, para tokoh agama saling bahu-membahu dalam menciptakan kerukunan atau toleransi di Indonesia. Kata Kunci: Kerukunan, perspektif, agama Islam, Kristen [Katolik dan Protestan], Hindu, Buddha, Konghucu dan Indonesia A. Pendahuluan Berbicara tentang kerukunan tidak asing lagi di telinga bangsa Indonesia karena sejak bangsa Indonesia merdeka hingga kini sudah diusung dan diatur dengan baik tentang kerukunan umat beragama sehingga lahir konsep triologi kerukunan, yaitu kerukunan interen umat 127 128 | ^˙(cid:2)(][]v(cid:3)D(cid:2)v(cid:144)(cid:181)(cid:140) beragama, kerukunan antarumat beragama dan kerukunan antara umat (cid:20) beragama dengan pemerintah. Kerukunan umat beragama tersebut, terus-menerus digalakkan oleh Pemerintah untuk menjaga kedamaian, harmonisasi dan saling menghormati di Republik Indonesia tercinta ini. Dengan banyaknya agama yang diakui oleh Pemerintah secara resmi adalah agama Islam, agama Kristen [Katolik dan Protestan], agama Hindu, agama Buddha dan agama Konghuchu. Semua agama itu, dianut dan diyakini oleh rakyat bangsa Indoensia. Bangsa Indonesia sudah mengenal dengan baik dan mempraktekkan dalam kehidupan beragama dengan rukun dan damai. Hal ini, ditegaskan oleh Umar Hasyim bahwa telah terkenal sejak dahulu di mana-mana, watak bangsa Indonesia adalah rukun, saling menghormati dan saling mengerti satu sama lain. Tenggang rasa antara sesama, bergotong royong di dalam membangun masyarakat dalam kehidupan (cid:21) sehari-hari dan juga merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia. Memang benar, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab dan bangsa yang rukun, suka gotong royong dan saling menghargai dan menghormati. Kalau hal ini, dipraktekkan dan difahami dengan benar di bangsa Indonesia maka kerukunan umat beragama itu akan terlaksana dengan (cid:20) Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru, {Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001}, cet. ke-1, hlm. 143 (cid:21) Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama, {Surabaya: Bina Ilmu, 1979}, hlm. 359 Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 Kerukunan dalam Perspektif Agama-Agama di Indonesia | 129 benar dan tidak akan terjadi konflik di antara umat beragama. Apalagi semua agama yang dipercayai oleh bangsa Indonesia tersebut, mengajarkan kedamaian dan cinta kasih sesama manusia. Dalam kaitan ini, Alwi Shihab menegaskan bahwa perbedaan suku dan keyakinan beragamanya. Indonesia disifati oleh tradisi pluralisme yang luar biasa dan tidak dapat dipungkiri lagi. Umat agama Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan Konghuchu hidup bersama. Sebagian besar, dengan harmonis sebagai saudara di bawah payung Republik Indonesia. Dengan adanya karakter mosaic latar belakang budaya Indonesia, lewat sejarah panjang mereka, rakyat Indonesia telah hidup dengan takaran kerukunan dan keharmonisan yang baik. Tentu saja ada perselisihan, tetapi segera diselesaikan dalam semangat hubungan persaudaraan. Dengan sejarah panjang kerukunan antaragama, antarsuku dan antarbudayanya. Indonesia bisa menjadi contoh yang baik, tidak saja bagi (cid:22) dunia Islam tetapi dunia secara umum. Memang dunia mengetahui bahwa Indonesia adalah dikenal dengan masyarakatnya yang religius dan dikenal pula dengan kerukunannya yang damai dan harmonis. Walaupun ada terjadi konflik dan perselisihan antara umat beragama, namun dapat teratasi dan terbentuknya aturan pemerintah yang mengatur tentang kerukunan umat (cid:22) Alwi Shihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, {Bandung: Mizan, 1998}, cet. ke-2, hlm. 348 Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 130 | ^˙(cid:2)(][]v(cid:3)D(cid:2)v(cid:144)(cid:181)(cid:140) beragama. Maka hal ini, menarik untuk diselusuri yang berkaitan dengan kerukunan dalam konsepsi agama-agama yang ada di Indonesia sehingga dengan mengetahui dan memahami akan terlaksana dengan baik bagi kerukunan di Indonesia. B. Kerukunan Dalam Konsepsi Agama di Indonesia Agama yang diakui secara syah oleh Negara Rapublik Indonesia adalah agama Islam, agama Kristen [Protestan dan Katolik], agama Hindu, agama Buddha dan agama Konghuchu. Semua agama tersebut, memiliki Kitab Suci yang dipercayai dan diimani oleh para pengikutnya, seperti Islam mengimani Al-4XU¶DQ(cid:3)VHEDJDL(cid:3)NLWDE(cid:3)VXFLQ\D(cid:15)(cid:3).ULVWHQ(cid:3)NLWDE(cid:3)VXFLQ\D(cid:3) adalah Alkitab atau Bibel, Hindu kitab sucinya adalah Weda, Buddha kitab sucinya adalah Tripitaka dan Konghuchu kitab sucinya adalah Susi. Kitab suci tersebut, tentunya membicarakan tentang kerukunan sebagai landasan dalam hubungan di antara umat beragama sehingga saling menghormati dan menghargai, saling toleransi dan rukun serta saling hidup perdampingan dengan harmonis. Bahkan Syahrin Harahap menyatakan bahwa jika umat beragama bersungguh-sungguh mempelajari kitab sucinya, segera akan diketahuinya bahwa kitab sucinya mengajarkan (cid:23) adanya hubungan antar agama. Memang benar, kalau kita memahami dan mengkaji dengan baik dan mendalam kitab suci kita sendiri maka (cid:23) Syahrin Harahap, Teologi Kerukunan, {Jakarta: Prenada Media Group, 2011}, cet. ke-1, hlm. 58 Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 Kerukunan dalam Perspektif Agama-Agama di Indonesia | 131 akan menemukan ajaran tentang kerukunan antar umat beragama sebagai berikut: 1. Konsep Kerukunan Islam Islam adalah agama kerukunan atau toleransi karena Islam hadir di Indonesia bukan dengan penjajahan melainkan dengan keramahan dan saling menghormati yang dibawa oleh para pedagang dan mubaligh muslim yang santun dan terbuka sehingga Islam di Indonesia mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yang sangat toleran diterapkan di Indonesia. Hal ini, sesuai dengan petunjuk Al-4XU¶DQ(cid:3)GDQ Sunnah Rasul yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para pengikutnya, sebab Al-4XU¶DQ(cid:3)dan Sunnah Rasul adalah tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti agama Islam melainkan dengan kesadaran yang mendalam bukan dengan main-main, bahkan diberikan kebebasan untuk memilih agama sesuai dengan kehendak hatinya, mengakui keaneragaman penganut agama yang tidak dapat dipungkiri karena itu termasuk sunnahtullah, menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan agama dan menghargai pula bagi orang yang berkomitkan terhadap agama yang dipercayai, maka Islam secara terang mengajarkan kerukunan atau toleransi ini, antara lain: Pertama, konsep Islam dengan tegas dan jelas bahwa tidak ada paksaan kepada orang lain untuk menjadi pengikut Islam dengan cara mengajak paksa, mengajak dengan materi, mengajak dengan berbagai Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 132 | ^˙(cid:2)(][]v(cid:3)D(cid:2)v(cid:144)(cid:181)(cid:140) rayuan. Hal ini, tidak diperkenankan dalam ajaran Islam karena Islam adalah agama yang mengajak dan memperingatkan dengan cara yang damai dan penuh hikmah, penuh pelajaran dan argumentasi sehingga dapat diterima dengan akal yang sehat dan hati yang cernih. Karena orang yang masuk agama Islam bukan dengan cara paksaan melainkan dengan kesadaran serta atas kehendak dan hidayah Allah. Dalam kaitan ini, Allah menyatakan dalam firman-Nya: (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:16)ƒ(cid:176)%(cid:216)U˜cXT(cid:176)1S¯(cid:211)(cid:155)(cid:138)…(cid:28)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18)(cid:215)m`(cid:221)(cid:214)(cid:22)WcC\-V(cid:217)(cid:22)¥E‡[(cid:214)(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6)]C(cid:176)%(cid:192)i(cid:213)(cid:137)um(cid:28)(cid:7)(cid:6)W(cid:219)(cid:137)(cid:220)W(cid:25)(cid:137)"iV(cid:8)(cid:11)'(cid:219)ˇ(cid:176)G(cid:7)(cid:4)(cid:7)(cid:6)rfl(cid:219)RP(cid:6)Wm(cid:217)(cid:17)fl(cid:12),Y (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) §«fifl¤ˇ/(cid:204)fl W˘ ˝(cid:204)k(cid:176)(cid:221)[| (cid:140)(cid:4)(cid:7)(cid:6)XT(cid:21)(cid:7)RNP(cid:30) W3(cid:7)_¡(cid:176)(cid:221)5(cid:7)(cid:6)(cid:129)Y (cid:23)rV(cid:14)(cid:217)2ˆS(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6) fiQXT(cid:212)o˜¨(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18) \(cid:26)_(cid:129)(cid:213)-W*(cid:212)y(cid:7)(cid:6) (cid:176)iV(cid:12)V(cid:217)(cid:141)(cid:4)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18) ‡7LGDN(cid:3)DGD(cid:3)SDNVDDQ(cid:3)XQWXN(cid:3)(cid:11)PHPDVXNL(cid:12)(cid:3)agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha PHQJHWDKXL· {QS. Al-Baqarah [2]: 256}. (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:23)‡(cid:143)/\O‘(cid:136)(cid:7)(cid:137)=(cid:28)(cid:7)(cid:6)¨P›m(cid:214)(cid:22)(cid:201)"_05U(cid:10)V(cid:217)U(cid:9)(cid:22)(cid:7)(cid:152)¨j(cid:176)+VF(cid:215)1(cid:192)I~ `(cid:21)¤”(cid:215)q)](cid:7)(cid:6)rfl(cid:219)CW%]CW%8[\(cid:26)v(cid:18)XqX˜(cid:4)(cid:7)[(cid:137)(cid:215)SV(cid:28)XT (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) §††¤|(cid:218)(cid:220)(cid:176)=(cid:176)%(cid:216)U˜% (cid:11)(cid:6)S¨5S¯(cid:22)Wc ‡’DQ(cid:3)-LNDODX(cid:3)7XKDQPX(cid:3)PHQJKHQGDNL(cid:15)(cid:3)WHQWXODK(cid:3)EHULPDQ(cid:3)VHPXD(cid:3)RUDQJ(cid:3) yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 Kerukunan dalam Perspektif Agama-Agama di Indonesia | 133 manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya "·(cid:3) {QS. Yunus [10]: 99}. (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:192)(cid:7)(cid:7)VcVf CW% 'D(cid:6)X˜(cid:215)m`(cid:12)(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18) (cid:215)m(cid:176)L(cid:17)[kV(cid:217) (cid:11) (cid:27)q(cid:7)(cid:141)(cid:25)SI(cid:160)(cid:21) 1fiM(cid:215)nQ Wˆ _05U(cid:9) (cid:4)(cid:7)W%XT (cid:11) WDS¯(cid:28)S`(cid:12)Wc (cid:7)\-fl(cid:18) ¿2Q (cid:216)˘U(cid:9) (cid:192)C(cid:217)V(cid:139)8 (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) §›fi¤(cid:176)ij(cid:176)ˆXT ‡.DPL(cid:3)OHELK(cid:3)PHQJHWDKXL(cid:3)WHQWDQJ(cid:3)DSD(cid:3)\DQJ(cid:3)PHUHND(cid:3)NDWDNDQ(cid:15)(cid:3)GDQ(cid:3)NDPX(cid:3) sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku·(cid:3) {QS. Qaf [50]: 45}. (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) §««¤"m(cid:176)…(cid:217)j_¡(cid:192)-fl(cid:18) 2flI(cid:217)kQ W˘ _0(cid:212)(cid:129)(cid:138)(cid:28) §«“¤ •mƒG(cid:21)[k˜% _05U(cid:9)(cid:4)(cid:7)\-(cid:144)5fl(cid:12) (cid:215)m(cid:176)L(cid:17)[kV(cid:217) ‡0DND(cid:3)EHULODK(cid:3)SHULQJDWDQ(cid:15)(cid:3)NDUHQD(cid:3)6HVXQJJXKQ\D(cid:3)NDPX(cid:3)KDQ\DODK(cid:3)RUDQJ(cid:3) yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas PHUHND· {QS. Al-Ghasyiyah [88]: 21-22}. Kedua, konsep Islam dengan tegas dan jelas bahwa manusia telah diberikan kebebasan untuk memilih agama yang mereka yakini dan dipercayai sebagai pedoman hidupnya. Namun mereka harus bertanggung jawab dihadapan Allah karena Allahlah yang akan memutuskan itu dengan keadilan. Sebagaimana Allah menyatakan dalam firman-Nya: Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 134 | ^˙(cid:2)(][]v(cid:3)D(cid:2)v(cid:144)(cid:181)(cid:140) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:7)W5(cid:213)iW*(cid:213)ˆU(cid:9) (cid:4)(cid:7)(cid:144)5fl(cid:12) (cid:22) (cid:215)m`(cid:221)(cid:214)(cid:22)Xk(cid:218) V(cid:217) X˜(cid:4)(cid:7)[(cid:137) ƒW%XT C(cid:176)%(cid:216)U˜k(cid:218) V(cid:217) X˜(cid:4)(cid:7)[(cid:137) C\-V(cid:217) (cid:11) (cid:212)2¯(cid:22)flP(cid:18)(cid:136)q C(cid:176)% r(cid:15)\U(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6) '#(cid:201)(cid:8)XT (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) '#(cid:213)I(cid:192)-(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:8)[(cid:17) (cid:9)˜(cid:4)(cid:7)\-fl(cid:18) (cid:11)(cid:6)S(cid:201)2(cid:7)W(cid:211)˜c (cid:11)(cid:6)S(cid:201)9j“(cid:211)W*(cid:212)(cid:129)Rd Dfl(cid:12)XT (cid:22) (cid:7)\I(cid:201)(cid:8)(cid:176)j(cid:6)Xn(cid:192)(cid:128) (cid:215)1fiMfi(cid:24) [(cid:190)(cid:8)WPU(cid:9) (cid:6)(cid:152)q(cid:7)W5 W(cid:219)(cid:220)(cid:176)-fl (cid:155)(cid:138)(cid:192) (cid:176)(cid:28) (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) §«†¤(cid:7)(cid:153)(cid:12)[(cid:221)V"(cid:215)m˜% (cid:213)1X˜(cid:4)(cid:7)\yXT ‰!(cid:6)Xn(cid:133)(cid:147)(cid:28)(cid:7)(cid:6)|>(cid:217)(cid:137)fl(cid:18) (cid:22) RPS˜BˆS(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6) s'S(cid:213)(cid:145)Rd ‡’DQ(cid:3).DWDNDQODK(cid:29)(cid:3)(cid:5).HEHQDUDQ(cid:3)LWX(cid:3)GDWDQJQ\D(cid:3)GDUL(cid:3)7XKDQPX(cid:30)(cid:3)0DND(cid:3) Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat LVWLUDKDW(cid:3)\DQJ(cid:3)SDOLQJ(cid:3)MHOHN· {QS. Al-Kahfi [18]: 29}. (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:7)\I(cid:27)(cid:138)(cid:17)\w CW% \ZQ (cid:217)(cid:217)U(cid:9)(cid:213)iV(cid:8) §–¤(cid:7)\I(cid:20)XS(cid:217)(cid:12)V"XT (cid:7)\FXqS(cid:201)I˚(cid:218) (cid:7)\I\-RN(cid:218)(cid:30)U(cid:10)V(cid:217) §(cid:176)¤(cid:7)\I(cid:20)(cid:136)S\y (cid:7)W%XT (cid:30)(cid:135)(cid:217)(cid:221)W5XT (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3)(cid:3) §“'¤(cid:7)\I(cid:28)(cid:131)y\j CW% ]!(cid:8)V](cid:213)iV(cid:8)XT §†¤ ‡’an jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya·(cid:3)^46(cid:17)(cid:3)$V\-Syams [91]: 7-10}. Ketiga, konsep Islam dengan tegas dan jelas bahwa ada keaneragaman penganut agama atau kemajemukan beragama yang Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 Kerukunan dalam Perspektif Agama-Agama di Indonesia | 135 dipercayai dan dianut oleh masyarakat sehingga perlu untuk saling memahami dan menghormati atas kemajemukan karena hal itu termasuk sunnahtullah dan tidak dapat dimungkiri kenyataan ini. Dalam kaitan ini, Allah menyatakan dalam firman-Nya: (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:141)(cid:4)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18) ]CW%(cid:6)X˜ (cid:213)CW% |(cid:218)(cid:220)(cid:176)(cid:139)fl(cid:26)(cid:155)(cid:131)¡(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:22)sWm(cid:155)_¡(cid:137)=(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)T(cid:192)j(cid:7)\F |(cid:218)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)S˜<W%(cid:6)X˜ W(cid:219)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:137)Dfl(cid:12) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:129)YXT(cid:215)1fiM(cid:215)nQ W˘˝(cid:7)(cid:215)S\\(cid:129)YXT(cid:212)2flIflP(cid:18)Xq\i<(cid:176)ˆ(cid:215)1(cid:201)F˜m(cid:213)BU(cid:9)(cid:215)1(cid:192)IQ V(cid:217)(cid:7)=Ufl (cid:155)_(cid:153)(cid:129)#(cid:176)-WˆXT›mƒ\)[(cid:7)(cid:6)(cid:176)4(cid:215)SXk(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) §fl«¤|ES¨5Ws(cid:217)VVf (cid:215)1(cid:201)F ‡6HVXQJJXKQ\D(cid:3)RUDQJ-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar- benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) meUHND(cid:3)EHUVHGLK(cid:3)KDWL· {QS. Al-Baqarah [2]: 62]. (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) ƒ9(cid:154)XS¯…¯\ (cid:11)(cid:6)S˜¨fl(cid:25)(cid:143).V" (cid:129)YXT <R(cid:138)(cid:217)(cid:4)(cid:7)(cid:129)(cid:21) “2(cid:218) ƒD(cid:129)(cid:28)(cid:7)(cid:6) rfl(cid:219) (cid:11)(cid:6)S(cid:201) ¯\(cid:216)j(cid:7)(cid:6) (cid:11)(cid:6)S˜=W%(cid:6)X˜ |(cid:218)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:7)\IvcU(cid:10)(cid:145)(cid:155)Wc (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) §«'–¤‚(cid:219)(cid:220)fl(cid:26)v% $T(cid:192)iWˆ (cid:215)1`(cid:25)V(cid:28) (cid:156)¨O(cid:144)5fl(cid:12) (cid:22) ¤C(cid:155)V…(cid:217)k(cid:133)(cid:145)(cid:28)(cid:7)(cid:6) ‡+DL(cid:3) RUDQJ-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. 6HVXQJJXKQ\D(cid:3)V\DLWDQ(cid:3)LWX(cid:3)PXVXK(cid:3)\DQJ(cid:3)Q\DWD(cid:3)EDJLPX· {QS. Al-Baqarah [2]: 208}. Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613 136 | ^˙(cid:2)(][]v(cid:3)D(cid:2)v(cid:144)(cid:181)(cid:140) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) |ƒW%(cid:6)X˜ (cid:213)CW% (cid:22)sWm(cid:155)_¡(cid:137)<(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT WDS¯(cid:139)fl(cid:25)(cid:155)(cid:131)¡(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)T(cid:192)j(cid:7)\F |(cid:218)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)S˜<W%(cid:6)X˜ |(cid:218)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:137)Dfl(cid:12) (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) §fl†¤WDS¨5Ws(cid:217)VVf (cid:215)1(cid:201)F(cid:129)YXT (cid:212)2flI(cid:217)jQ W˘ ˝(cid:7)(cid:215)S\\(cid:129)ZV(cid:217) (cid:7)=Ufl (cid:155)_(cid:153) (cid:129)#(cid:176)-WˆXT›mƒ\)[(cid:7)(cid:6)(cid:176)4(cid:215)SXk(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT(cid:141)(cid:4)(cid:7)(cid:7)fl(cid:18) ‡6HVXQJJXKQ\D(cid:3)RUDQJ-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) PHUHND(cid:3)EHUVHGLK(cid:3)KDWL· {QS. Al-Maidah [5]: 69}. (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:215)#\¨(cid:217)IVf (cid:156)˜(cid:9)(cid:138)(cid:6)ƒ†˜c DU(cid:9) (cid:216)j›m˜cCW%XT (cid:11)“2(cid:155)Q (cid:212)y0‘(cid:176)(cid:28) (cid:156)¨PXq(cid:213)i_(cid:153)(cid:216)[Xn(cid:213)(cid:147)Rd(cid:156)¨OWc(cid:176)i(cid:213)IWc DU(cid:9)(cid:140)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:176)j›m˜cC\-V(cid:217) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:140)(cid:4)(cid:7)(cid:6) ˜#\¨(cid:217)IVf |^(cid:176)(cid:28)(cid:154)[k(cid:129)(cid:21) (cid:22) (cid:176)˜(cid:4)(cid:7)\-(cid:130)(cid:129)(cid:28)(cid:7)(cid:6) rfl(cid:219) (cid:192)i(cid:137)¨(cid:131)¡Wc (cid:7)\-(cid:144)5U(cid:10)(cid:129)(cid:21) (cid:8)=CWm\O (cid:7)(cid:153)(cid:12)fiJk_“ (cid:156)¨PXq(cid:213)i_(cid:153) (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) §“«fi¤|ES˜=(cid:176)%(cid:216)U˜c (cid:129)Y|(cid:218)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6) rQ"Wˆ ‘(cid:135)(cid:213)BfiJm(cid:28)(cid:7)(cid:6) ‡%DUDQJVLDSD(cid:3)\DQJ(cid:3)$OODK(cid:3)PHQJKHQGDNL(cid:3)DNDQ(cid:3)PHPEHULNDQ(cid:3)NHSDGDQ\D(cid:3) petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang \DQJ(cid:3)WLGDN(cid:3)EHULPDQ· {QS. Al-$Q¶DP(cid:3)>(cid:25)@(cid:29)(cid:3)(cid:20)(cid:21)(cid:24)‘(cid:17) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) W(cid:219)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6)XT ‘(cid:136)S`H\-(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:22)sWm(cid:155)_¡(cid:137)<(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT W(cid:219)(cid:220)(cid:176)(cid:139)fl(cid:26)(cid:155)(cid:131)¡(cid:28)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)T(cid:192)j(cid:7)\F W(cid:219)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6)XT (cid:11)(cid:6)S˜=W%(cid:6)X˜ W(cid:219)ˇ(cid:176)(cid:8)(cid:138)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:137)Dfl(cid:12) (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3)(cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) (cid:3) §“(cid:176)¤ˇikfiM\(cid:141) (cid:9)˜(cid:212)‡[(cid:139) 'G#¯(cid:17)(cid:23)rQ"Wˆ (cid:139)(cid:4)(cid:7)(cid:6) (cid:137)Dfl(cid:12) (cid:22)(cid:176)R\-(cid:155)Xj“(cid:12)(cid:217)(cid:28)(cid:7)(cid:6)W3(cid:215)SWc (cid:212)2(cid:192)IR<(cid:216)oW(cid:18)˜#ƒ¡(cid:217)(cid:221)Wc (cid:139)(cid:4)(cid:7)(cid:6)(cid:137)Dfl(cid:12) (cid:11)(cid:6)(cid:223)S`(cid:21)Xn(cid:214)(cid:144)U(cid:9) ‡6HVXQJJXKQ\D(cid:3)RUDQJ-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang- orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang- Aqlania, Vol. 08, No. 02 (Juli-Desember) 2017 ISSN: 2087-8613
Description: