ebook img

12 SEPATU BOOT DAN FETISHISME PADA BIKERS Anwar Hidayat Staff Pengajar Desain dan ... PDF

13 Pages·2016·0.11 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 12 SEPATU BOOT DAN FETISHISME PADA BIKERS Anwar Hidayat Staff Pengajar Desain dan ...

SEPATU BOOT DAN FETISHISME PADA BIKERS Anwar Hidayat Staff Pengajar Desain dan Teknologi Produk Kulit, Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta E-mail: [email protected] ABSTRACT The rise of motorcycles in Indonesia, triggered the emergence of motor communities. The existence of these communities cannot be separated from the attributes worn like a vest, gloves, and boots. This study aims to find out why a lot of boots worn by the biker community. The method used in this research were qualitatif which Kawasaki Ninja Community in Yogyakarta as case study approach. Fetishism theory used, based on the theories of Karl Marx and Jean Baudrillard, which were to review the theory of commodity fetishism in which revealing about the use value, exchange value, symbolic value and sign value on the boots. The result shows use value of boots in this community was that these shoes protected feet of the risk of collision, sprains, and protected feet from hot engine. In addition,it is to facilitate the rider in performing activities gearshift. Exchange value of boots was that synthetic materials were commonly used by the community since leather boots more expensive than synthetic materials. Symbolic values that arises is the existence of a social status that distinguishes between the large capacity of Kawasaki Ninja (250 cc and above) with the others, which confirms the existence of their boots were more exclusive. Sign value that appear was the need to identity that distinguishes the model selection type of sports shoes which deliver the message as well as the motorsport rider. Keywords: motorcycle community, boots, fetishism. 12 Vol. 1, No. 2, April 2014 INTISARI Maraknya jumlah sepeda motor di Indonesia, turut memicu munculnya komunitas-komunitas motor. Keberadaan komunitas tersebut tidak terlepas dari atribut yang dikenakan seperti rompi, sarung tangan, dan terutama sepatu boot. Kajian ini bertujuan untuk mencari tahu mengapa sepatu boot banyak dipakai oleh komunitas bikers tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada Komunitas Kawasaki Ninja di Yogyakarta. Teori Fetishism yang digunakan, mengacu pada teori dari Karl Marx dan Jean Baudrillard, dimana teori tersebut mengulas pada fetisisme komoditas yang didalamnya mengungkap tentang nilai guna, nilai tukar, nilai simbolik dan nilai tanda pada sepatu boot yang dikenakan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa nilai guna sepatu boot pada komunitas ini adalah sepatu tersebut melindungi kaki dari resiko benturan, terkilir, dan melindungi kaki dari panas mesin. Selain itu juga untuk mempermudah pengendara dalam melakukan aktifitas perpindahan gigi. Nilai tukar dari sepatu boot yang digunakan adalah bahwa komunitas ini banyak menggunakan sepatu motorcycle boot yang menggunakan bahan sintetis karena sepatu boot berbahan kulit lebih mahal harganya. Nilai simbolik yang muncul adalah adanya status sosial yang membedakan antara motor Kawasaki Ninja yang berkapasitas besar (250 cc ke atas) dengan motor lainnya, dimana sepatu boot menegaskan keberadaan mereka secara lebih eksklusif. Nilai tanda yang muncul yaitu adanya kebutuhan identitas yang membedakan dengan pemilihan model sepatu bertipe sport yang memberikan pesan kecepatan seperti halnya pembalap motorsport. Kata Kunci : komunitas motor, sepatu boot, fetishism. I. PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan Keberadaan motor tersebut secara ekonomi masyarakat Indonesia, tingkat tidak langsung juga berkaitan dengan kebutuhan alat transportasi untuk menunjang munculnya komunitas-komunitas bikers mobilitas semakin meningkat. Dari tahun ke yang belakangan ini marak di Indonesia. tahun tren melonjaknya penjualan motor Komunitas Bikers banyak muncul di semakin tinggi, seperti terlihat dari data perkotaan Indonesia dengan masih terikat Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia dengan produsen pemilik merek. Berbagai bahwa pada Tahun 2009 penjualan motor nama komunitas seperti Harley Davidson sebesar 5,851,962, Tahun 2010 sebesar Club Indonesia (HDCI), Komunitas Tigers 7,369,249, Tahun 2011 sebesar 8,012,540, Indonesia, Kawasaki Ninja Indonesia dan Tahun 2012 sebesar 7,064,457 unit Community, maupun yang menggemari (www.aisi.or.id). motor-motor bebek seperti Mio, Vario, dan merek-merek lainnya. Selain itu, juga ada 13 Anwar Hidayat, Desain Sepatu Boot Fetishisme Pada Bikers komunitas-komunitas yang setia dengan Seperti diketahui bahwa di Indonesia ini motor tua maupun motor besar seperti Motor memiliki iklim tropis dan panas, sedangkan Antique Club Yogyakarta (MACY) dan dengan memakai sepatu boot tersebut akan IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia). terasa panas pada bagian kaki, dimana secara ergonomi posisi saraf banyak terdapat pada Menjadi menarik untuk diamati telapak kaki. Menjadi pertanyaan tersendiri adalah bahwa keberadaan komunitas- yang menjadi masalah untuk dikaji terkait komunitas tersebut tidak bisa lepas dengan dengan permasalahan sepatu boot yang berbagai atribut yang dikenakannya. Atribut digunakan para bikers, yaitu mengapa sepatu pelengkap berkendara seperti sepatu, sarung boot tersebut digemari oleh komunitas tangan, dan jaket maupun rompi yang bikers? Apa makna yang ingin ditunjukkan dikenakan rata-rata adalah dari bahan kulit. dengan pemakaian sepatu boot tersebut? Seperti diketahui bahwa material kulit merupakan material eksklusif yang kuat dan Sementara itu, dilihat dari runutan tahan cuaca. Atribut-atribut tersebut bahkan sejarahnya seperti yang dijelaskan oleh menjadi syarat safety riding saat komunitas Valerie Steel dalam buku Shoes: A Lexicon tersebut mengadakan kegiatan touring ke of Style (1998), sepatu boot dikenal erat daerah-daerah lain. Khusus pada atribut hubungannya dengan kegiatan mengendarai sepatu yang digunakan oleh kalangan bikers kuda, dihubungkan bahwa hal tersebut terkait tersebut, banyak yang menggunakan sepatu baik dalam kegiatan militer, dimana boot dalam berkendara terutama pada pengendara kuda (cavalry) menduduki status komunitas motor besar, motor sport dan lebih tinggi sebagai pasukan elit. Selain itu motor klasik. Tetapi kalangan bikers juga dalam perkembangannya di dunia Barat, bermotor bebek pun saat ini juga marak dimana sepatu boot mulai digunakan oleh memakai sepatu boot. koboi (cowboy) dalam mengawal ternak- ternaknya di padang Amerika. Kemudian, Sepatu menjadi menjadi penting sepatu boot mulai terus dimunculkan oleh dalam safety riding karena fungsinya adalah para artis, tokoh masyarakat dan pengendara untuk melindungi kaki jika terjadi benturan Harley Davidson dalam kegiatan sehari-hari. dan melindungi kaki dari cuaca ekstrim. Penggunaan sepatu dalam safety riding selain itu juga untuk memudahkan dalam II. METODE pengendalian berkendara saat menginjak rem maupun saat melakukan perpindahan gigi Metode penelitian yang digunakan secara cepat dengan mengandalkan dalam kajian sepatu boot ini adalah kualitatif cengkeraman sol yang kuat dengan dengan pendekatan studi kasus pada menggunakan bahan karet. kalangan bikers di Yogyakarta. Pendekatan studi kasus dilakukan dengan Fenomena yang menarik dalam hal mengeksplorasi permasalahan sepatu boot ini adalah bahwa penggunaan sepatu boot yang digunakan oleh kalangan bikers. Data tersebut banyak dipakai oleh bikers dari yang digunakan dalam kajian ini adalah data berbagai kalangan baik yang motor besar kepustakaan yang diambil dari sumber- maupun yang menggunakan motor bebek. 14 Vol. 1, No. 2, April 2014 sumber literatur dan internet, yang kemudian benda terkandung nilai-nilai intrinsik. Karl dianalisa kedalamannya dengan melakukan Marx juga menekankan bahwa ketika orang observasi dan wawancara. memproduksi barang untuk dipasarkan, nilai dari barang tersebut tidak tergantung dari Pendekatan Teori tingkat kegunaan, tetapi pada kemampuannya untuk membuat perubahan. Dalam mengkaji penggunaan sepatu boot oleh kalangan bikers tersebut, maka Karl Marx membongkar sesuatu disini digunakan pendekatan teori yaitu yang selama ini ‘sakral’ ditabrak, yaitu Fetishism (fetisisme). Fetisisme sering hanya pemikiran Marx yang kini membongkar diketahui sebagai sebuah kecenderungan mitos-mitos dalam berbagai profesi. Para obsesi berlebihan yang dikaitkan dengan dokter, ahli hukum, penulis puisi, ilmuwan disorientasi sexual jika mengacu pada sekarang dilukiskan sebagai tidak lebih dari keberadaan kaum gay dan kecenderungan buruh yang dibayar. Ternyata ketika satu sado masokis (Sadomasochist/S & M). bentuk mistifikasi tadi terbongkar oleh Walaupun Fetisisme sendiri pada ekspansi bisnis, fetisisme barupun perkembangannya juga berkaitan dengan menggantikannya yaitu fetisisme komoditas sexual fetishism dan foot fetishism. Fetishism (Sutomo, 2003: 32). disini adalah tentang objek yang dipercaya memiliki kandungan kekuatan supernatural Karl Marx menjelaskan bahwa atau unatural. Fetish berasal dari bahasa komoditas hanya memiliki dua aspek, yaitu: Perancis; fetice, yang juga merupakan use value dan exchange value. Benda yang serapan dari bahasa Portugis; feitico, yang memiliki use value berguna dalam logika berarti artifisial atau buatan (http:// praktik, nilai guna apa yang terdapat dalam en.wikipedia.org/wiki/Fetishism). benda tersebut, tidak mungkin jika sebuah benda tidak memiliki use value. Sementara Teori tentang Fetisisme yang lain itu, dalam exchange value menekankan pada disampaikan oleh Karl Marx yaitu teori logika kesetaraan yang sejalan dengan nilai fetisisme komoditas (commodity fetishism) tukar, sebagai contoh segelas air di gurun yang ada pada bukunya Kapital I: Proses pasir mungkin saja bernilai sama dengan Produksi Kapital (2004). Dalam bab pertama seekor keledai. Oleh karena itu, Marx buku tersebut Karl Marx menjelaskan menekankan pentingnya produksi dalam tentang ekonomi politik kapitalisme, ekonomi (Marx, 2004: 6). komoditas fetisisme dijelaskan sebagai persepsi hubungan sosial yang terkait dengan Marx berpikir bahwa komoditas aspek produksi, bukan sebagai hubungan memiliki kesamaan, yang memungkinkan antar orang, tetapi sebagai hubungan mereka untuk secara sistematis mencapai ekonomi antara uang dan komoditas yang nilai, adalah bahwa mereka mengekspresikan dipertukarkan dalam sistem perdagangan. tenaga kerja dari para pekerja. Nilai tukar Dengan demikian fetisisme komoditas akhirnya mengikuti dari jumlah dan jenis mengubah aspek nilai abstrak ekonomi tenaga kerja yang didefinisikan secara sosial menjadi sesuatu yang obyektif, kenyataan yang masuk dalam komoditas (Robinson, yang dianut oleh masyarakat dimana dalam 2009: 2). 15 Anwar Hidayat, Desain Sepatu Boot Fetishisme Pada Bikers Baudrillard dalam buku Masyarakat terjadi pada fashion, keinginan untuk Konsumsi (2004) menjelaskan tentang menjadi berbeda memicu terjadinya kegiatan fetisisme sebagai sesuatu yang bekerja dalam ekonomi yang berbasis pada konsumsi ‘sign lalu lintas penandaan sosial. Baudrillard value’, manusia lebih memilih untuk melengkapi konsep fetisisme komoditas mengonsumsi tanda daripada melihat Marx dengan meneliti fetisisme nilai guna kegunaan objek itu sendiri. Masyarakat dan dampak sosial pada aktivitas konsumsi. seperti ini disebut Baudrillard sebagai Baudrillard juga mengembangkan masyarakat konsumer. pemahaman Freud mengenai nilai godaan Ciri masyarakat konsumer adalah (seksual) yang terdapat pada obyek untuk ketika objek menandai status sosial hingga memahami hasrat subyek terhadap obyek- menggantikan kedudukan sosial yang oyek dalam sirkulasi tanda yang kemudian berdasar pada ras, gender, dan kelas. membentuk keluasan aktivitas konsumsi. Seseorang mendapatkan prestise dari Baudrillard sebagai salah satu tokoh yang konsumsi tanda yang dia lakukan terlepas dianggap memperkenalkan semangat dari ras, gender, dan kelasnya. Konsumsi postmodern dalam melihat permasalahan dapat memanipulasi tanda yang menandakan fetisisisme dan apa saja yang berkaitan status sosial melalui perbedaan-perbedaan dengannya dari sudut pandang yang berbeda tersebut. Konsumsi adalah ujung di mana dari dua pemikir diatas. komoditas diproduksi sebagai suatu tanda, Dalam Masyarakat Konsumsi dan tanda-tanda itu (yang mengindikasikan (2004), Baudrillard menjelaskan bahwa adanya kebudayaan) diproduksi sebagai sebuah benda tidak hanya memiliki use value komoditas. Konsumsi tidak sama dengan dan exchange value, tetapi juga memiliki kegiatan membeli, karena kegiatan membeli symbolic value dan sign value. Symbolic didasarkan pada use value, sedangkan value adalah logika mendua yang sejalan konsumsi didasarkan pada sign value (http:/ dengan nilai simbolik, berhubungan dengan /ismoyojessy.blogspot.com/2011/11/ hubungan subjek dengan subjek lain. masyarakat-konsumer-menurut- Sedangkan sign value adalah logika baudrillard.htm). perbedaan yang sejalan dengan nilai tanda, Data yang menempatkan objek lain yang berhubungan dengan tanda lainnya, Bikers yang ada di Yogyakarta saat contohnya seperti pada fashion. Baudrillard ini lebih banyak didominasi oleh para berpendapat bahwa konsumsilah yang pengguna motor buatan Jepang jika menjadi inti ekonomi, bukan produksi. dibandingkan dengan motor-motor besar buatan negara-negara Eropa maupun Konsumsi membuat manusia tidak mencari Amerika. Hal tersebut terjadi lebih kebahagiaan, tidak berusaha mendapatkan dikarenakan banyaknya varian motor Jepang persamaan, dan tidak adanya intensitas untuk yang relatif lebih terjangkau harganya melakukan homogenisasi – manusia justru sehingga peredarannya otomatis lebih melakukan diferensiasi (perbedaan) yang banyak. Kemudahan dalam hal kepemilikan menjadi acuan dalam gaya hidup dan nilai, juga menjadi faktor penentu banyaknya bukan kebutuhan ekonomi. Hal inilah yang motor buatan Jepang yang beredar, 16 Vol. 1, No. 2, April 2014 mengingat sistem perkreditan dan leasing yang menjamur di kota Yogyakarta. Keberadaan motor-motor buatan Eropa dan Amerika di Yogyakarta terbatas pada kalangan tertentu saja, yaitu hanya dimiliki oleh kalangan menengah ke atas yang notabene lebih kuat dalam hal finansialnya seperti Harley Davidson Club Indonesia Gambar 2. Komunitas Bikers Merapi (HDCI). Di antara komunitas bikers di Ninja 250 Community Yogyakarta tersebut komunitas bikers Kawasaki Ninja Yogyakarta termasuk salah satu komunitas yang banyak Penggunaan atribut saftey riding mempergunakan atribut safety riding secara bagi komunitas ini sangat penting seperti lengkap, terutama saat melakukan touring. yang diungkapkan oleh Wawan Budi (pegiat komunitas motor Kawasaki Ninja Indonesia di Yogyakarta). Atribut standar yang digunakan adalah pelindung kepala/helm, jaket, sarung tangan, dan sepatu. Kebutuhan akan atribut tersebut disesuaikan dengan kebutuhan tiap pengendara, terutama terkait dengan bahan yang digunakan. Bahan dari material kulit secara otomatis akan lebih mahal jika dibandingkan dengan material sintetis, terutama pada sepatu. Menurut Wawan, penggunaan Gambar 1. Kegiatan touring Bikers sepatu oleh kalangan bikers adalah sebuah Kawasaki Ninja keharusan karena sepatu akan memberikan rasa aman bagi pengendaranya. Pemakaian Khusus komunitas bikers Kawasaki sepatu juga untuk menghindari resiko apabila Ninja tersebut ada beberapa wadah, seperti terjadi benturan/kecelakaan. Perbedaan Merapi Ninja 250 Community (MNTC), dan antara penggunaan sepatu potongan rendah ada juga Jogja Punya Ninja (JPN) yang dan potongan tinggi (boot) adalah fungsi berafiliasi dengan Kawasaki Ninja Indonesia perlindungan kaki pada resiko terkilir dan (KNI) yang merupakan klub motor berskala perlindungan kaki dari panas mesin, sehingga nasional. Perbedaan antar komunitas tersebut sepatu boot lebih banyak digunakan oleh adalah pada spesifikasi motor yang menjadi pengendara motor laki-laki (non bebek). syarat keanggotaan, jika pada JPN syarat Posisi mesin motor berkapasitas besar pada keanggotaan adalah para pengguna sepeda motor laki biasanya berada di bawah tangki Kawasaki Ninja berkapasitas 125 cc, 150 cc, bensin, sehingga posisi tersebut berada dan 250 cc, maka MNTC mengkhususkan sejajar dengan posisi kaki saat dikendarai, diri pada motor Kawasaki Ninja 250 cc atau hal tersebut akan menimbulkan rasa panas motor sejenis yang mempunyai kapasitas di kaki terutama pada motor berkapasitas lebih besar. besar (di atas 250 cc). 17 Anwar Hidayat, Desain Sepatu Boot Fetishisme Pada Bikers di Indonesia tidak terlepas dari aspek-aspek kegunaan/fungsi, aspek harga, dan aspek simbol identitas yang ditampilkan. Di kehidupan modern saat ini, sepatu sudah menjadi elemen penting dalam fesyen, yaitu menjadi pelengkap busana yang memiliki peran praktis dan estetis. Dalam berbagai aktifitas, orang akan menyesuaikan busana yang dikenakan dengan sepatu yang digunakan sesuai dengan kegiatan atau profesi yang digeluti. Gambar 3. Atribut lengkap yang Secara historis sepatu dibuat dengan digunakan rider Kawasaki Ninja tujuan utama adalah untuk melindungi kaki, Indonesia baik itu dari cuaca, gigitan binatang, dan benturan dengan obyek disekitarnya. Selain aspek fungsional, sepatu boot Menurut Demello (2009) dalam buku Feet dan atribut jaket juga menjadi identitas and Footwear, para ilmuwan berteori bahwa bikers, yaitu sebagai penanda antara sebenarnya sepatu ataupun sandal sudah komunitas yang satu dengan yang lainnya. dikenal sejak ribuan tahun yang lalu oleh Sepatu boot yang digunakan bikers banyak Homo sapiens di Eurasia, sepatu kulit ragamnya, baik itu yang menggunakan bahan binatang sudah digunakan untuk melindungi kulit maupun yang bahan sintetis. Pilihan kaki dari dingin dan salju sejak 50.000 tahun material tersebut disesuaikan dengan budget yang lalu di daerah kutub utara. Dahulu yang dimiliki oleh masing-masing sepatu hanya digunakan sebagai lapisan pengendara, karena harganya relatif mahal. pelindung kaki, tetapi saat ini fungsi sepatu Bikers Kawasaki Ninja 250 cc di Yogyakarta menjadi lebih canggih dan menjadi penanda mengakui bahwa sepatu boot yang berbahan status sosial dalam masyarakat. Perubahan kulit lebih bagus dalam perlindungan kaki fungsi sepatu secara bertahap mengalami tetapi tidak semua bikers memilikinya, pergeseran dari masa ke masa. sehingga pilihan sepatu boot lebih banyak Perkembangan peradaban manusia yang pada sepatu berbahan sintetis dan bahkan ditandai dengan budaya, seni, maupun sepatu dengan model potongan rendah tetapi perkembangan teknologi, meninggalkan dengan tambahan pelindung kaki, karena jejak yang jelas pada produk sepatu ini. Hal sudah memenuhi standar keamanan touring tersebut dapat dilihat dari trend mode yang dan lebih sporty. Mereka merasa dengan berlaku dari tahun ke tahun sejak sepatu memakai sepatu boot tersebut dan jaket mulai dikenal oleh manusia. komunitas, akan ada rasa aman dan rasa percaya diri saat melakukan tour ke luar Menurut Steel (1998) dalam buku daerah. Model sporty banyak menjadi pilihan Shoes: A Lexicon of Style, sepatu sudah karena seperti citra pembalap yang cepat dan dikenal oleh bangsa Indian dengan cara praktis. membungkus kaki menggunakan kulit binatang. Munculnya sepatu boot di Amerika ditandai sejak kedatangan bangsa Inggris III. PEMBAHASAN datang ke Amerika, sehingga mulailah muncul sepatu boot yang banyak digunakan Keberadaan sepatu boot yang oleh Cowboy seperti yang kita kenal sampai mengiringi komunitas motor Kawasaki Ninja saat ini. Sepatu boot lebih banyak dikenal di 18 Vol. 1, No. 2, April 2014 dunia barat dimana cuaca dingin lebih dominan, pada suhu tersebut sepatu dengan model potongan tinggi seperti sepatu boot dapat melindungi sampai bagian betis. Sepatu jenis ini juga digunakan oleh para tentara dimana para tentara tersebut diharuskan melalui medan yang sulit dan melawan cuaca ekstrim. Nilai guna (use value) Merujuk pada pendapat Marx (2004), bahwa suatu komoditi harus memiliki use value dan exchange value. Use value atau nilai guna disini dipahami sebagai keterkaitan antara pemenuhan suatu Gambar 4. Model sepatu koboi klasik kebutuhan akan komoditas dengan aspek fungsi secara praktis akan kegunaan (sumber : http://dreamstime.com) komoditas tersebut, sehingga akan memunculkan dan mendongkrak nilai Penggunaan sepatu boot oleh tersebut. Aspek kegunaan secara historis kalangan bikers motor Kawasaki Ninja di pada sepatu boot pada awalnya memang Yogyakarta seperti diungkapkan oleh Wawan dikhususkan untuk para pengendara kuda, lebih banyak menitikberatkan pada aspek hal tersebut ditunjukkan dengan model yang kegunaan dari sepatu, yaitu sebagai tinggi untuk melindungi kaki dari cuaca pelindung kaki dan sarana untuk ekstrim yang dingin dan rentan hujan di memudahkan aktifitas berkendara. Berpijak daratan Eropa maupun Amerika, potongan pada pendapat Marx (2004) tentang use value yang tinggi dari sepatu boot adalah untuk (nilai guna), komoditi sepatu boot tersebut melindungi kaki. Elemen dasar sepatu boot secara kegunaan adalah untuk melindungi koboi memang dirancang untuk pengendara kaki dari panasnya mesin motor dan resiko kuda, kekhasannya adalah pada bagian ujung benturan pada benda keras akibat terjatuh/ depan kaki jari kaki yang bulat atau kecelakaan. Para bikers Kawasaki Ninja 250 meruncing, sebenarnya adalah untuk cc di Yogyakarta tersebut memahami aplikasi memudahkan memasukkan kaki ke dalam sepatu boot sebagai item wajib berkendara, behel pijakan dan dibuat licin untuk karena panas yang dihasilkan mesin motor memungkinkan boot cepat lepas ketika turun sangat terasa di kaki apabila digunakan untuk dari kuda. Adanya bagian gir (gear) yang touring. Walaupun motor Ninja yang terpasang pada bagian tumit, difungsikan digunakan secara desain standar yang untuk menghela kuda supaya mengikuti dikeluarkan oleh pabrikan sudah perintah pengendara dengan cara menggunakan fairing (penutup di samping menendangkannya pada bagian perut kuda. mesin), tetapi tetap masih panas karena Bagian hak (heel) sepatu boot yang tinggi fungsi utama fairing tersebut adalah untuk difungsikan untuk mencengkeram behel tujuan aerodinamika, bukanlah sekedar pijakan alas kaki supaya bisa stabil saat untuk penutup semata. Justru saat berkendara berkendara. dengan kecepatan sedang, angin yang dipecah oleh fairing tersebut mengalir melewati kaki pengendara, hal tersebutlah yang membuat sepatu boot menjadi penting. 19 Anwar Hidayat, Desain Sepatu Boot Fetishisme Pada Bikers Use value dari material kulit yang digunakan boot motor karena ada fungsi pengungkit adalah karena material kulit memiliki pada ujung depan sepatu (pada lapisan atas kemampuan meredam panas yang baik, tetapi ibu jari kaki kiri), karena lebih memudahkan saat ini material sintetis juga sudah memiliki perpindahan gigi persneling Kawasaki Ninja. kemampuan yang baik untuk menahan panas. Motor Kawasaki Ninja memiliki sistem Berbagai terobosan teknologi material saat perpindahan gigi dengan cara diungkit bukan ini membuat kulit imitasi dapat mensubstitusi dipijak, mengikuti model motor balap. Hal kulit asli, sehingga kebutuhan akan tersebut bertujuan untuk mempercepat kelenturan dan kenyamanan saat digunakan proses pemindahan gigi dan mengefektifkan bisa didapat dengan material ini. pergerakan kaki. Nilai tukar (exchange value) Komunitas bikers Kawasaki Ninja di Yogyakarta lebih memilih sepatu boot berbahan sintetis dibanding sepatu boot berbahan kulit asli, dengan alasan bahwa harga sepatu boot kulit jauh lebih mahal, walaupun mereka mengakui bahwa sepatu boot dari kulit lebih menjamin akan keamanan dan kenyamanan. Pendapat Marx tentang exchange value membuktikan bahwa mahalnya produk berbahan kulit asli meningkat jauh lebih tinggi karena adanya perubahan nilai. Aspek kesadaran manusia akan perlindungan binatang, terutama dipicu oleh punahnya banyak binatang langka Gambar 5. Sepatu riding berbahan sintetis karena diburu kulitnya untuk dijadikan material eksotis. Kelompok pecinta Hak tinggi (high heel) pada sepatu lingkungan marak mengkampanyekan akan boot kurang cocok pada pengendara motor perlunya perlindungan dan menentang Kawasaki Ninja mengingat bentuk pijakan berbagai bentuk eksploitasi bagian tubuh motor yang memiliki diameter lebar dan binatang yang menjadi hiasan semata. diselubungi dengan karet untuk Faktor-faktor tersebut membuat produk mencengkeram. Sehingga sepatu rider yang berbahan kulit asli menjadi eksklusif dan lebih nyaman adalah justru model sol yang meningkat nilai jualnya, semakin langka flat (tanpa heel). Model potongan tinggi maka semakin mahal harganya. selain perlindungan panas juga untuk Di Indonesia, produk yang berbahan perlindungan pada mata kaki, yaitu saat kulit asli menjadi mahal karena juga dipicu mengalami kecelakaan dan terjadi kaki oleh berbagai faktor seperti kebijakan- terpelintir maka ada sarana yang menahan kebijakan pemerintah yang kurang sesuai. patahnya pada bagian mata kaki. Trasformasi Beberapa tahun terakhir industri kulit sepatu cowboy boot ke sepatu motorsycle Indonesia mengkritik kebijakan pemerintah boot tersebut lebih pada perubahan fungsi yang memudahkan akses ekspor kulit yang berkendara. Berbagai bentuk yang muncul belum di finishing, sehingga kulit tersebut pada sepatu boot motor tersebut mengikuti banyak yang di ekspor keluar dari Indonesia fungsi operasional penggunaan motor. Para karena harga yang lebih menjanjikan. pengguna Kawasaki Ninja memakai sepatu Dampak bagi industri sepatu (termasuk juga 20 Vol. 1, No. 2, April 2014 sepatu boot) adalah terjadinya kelangkaan di Yogyakarta dapat didefinisikan pada material kulit berkualitas di dalam negeri. adanya fetishism, yang menurut wikipedia Sementara itu disisi lain, saat dibuka keran didefinisikan sebagai kepercayaan pada impor material kulit, yang terjadi adalah objek yang diyakini memiliki kandungan pembatasan akses impor karena isu PMK kekuatan supernatural atau unnatural. (Penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi yang Adanya suatu keyakinan yang memberikan berimbas pada langkanya daging sapi dan sugesti bahwa dengan memakai sepatu boot juga kulit sapi. Kelangkaan material tersebut tersebut mereka bukan hanya merasa aman, pada akhirnya menjarah ke wilayah industri tetapi juga faktor kepercayaan diri yang pembuatan produk jadi yang dalam hal ini tinggi terutama saat bertemu dengan adalah industri sepatu (boot). Sepatu boot pengendara-pengendara yang lain. berbahan sintetis saat ini di Yogyakarta juga Keberadaan status dan strata sosial relatif mahal, karena sepatu riding yang tidak hanya ada dalam kehidupan masyarakat berkualitas bagus rata-rata harus impor dari dalam kehidupan sehari-hari, pada luar negeri. Harga yang dari negara asalnya komunitas-komunitas bikers juga muncul relatif terjangkau, saat masuk ke Indonesia strata tersebut. Status sosial yang muncul sudah mengalami perubahan nilai tukar bermula dari jenis motor yang dimiliki atau karena berbagai faktor seperti shipping, dikendarai, strata tersebut bisa transportasi, dan pengenaan pajak. Dampak diklasifikasikan pada kapasitas motor dan dari berbagai hal tersebut menjadikan nilai harga motor tersebut. Motor-motor yang tukar (exchange value) komoditi sepatu boot memiliki kapasitas besar seperti Harley di Yogyakarta menjadi tinggi. Davidson, BMW, dan berbagai jenis motor Nilai simbolis (symbolic value) dan nilai keluaran Eropa membentuk kelompok tanda (sign value) eksklusif sendiri. Sepeda motor keluaran Jepang pun mulai terklasifikasi antar merk Berdasar pada temuan lapangan dagang dan kapasitas (cc) yang terpasang, bahwa pengendara Kawasaki Ninja di seperti halnya Kawasaki Ninja Indonesia Yogyakarta menggunakan sepatu boot saat yang hanya membuka diri pada pemilik berkendara, selain faktor-faktor nilai guna Kawasaki Ninja walaupun pabrikan ternyata juga karena adanya pemenuhan rasa Kawasaki sendiri memiliki berbagai varian aman dan percaya diri. Kebutuhan akan model. Pada Kawasaki Ninja juga, kelompok identitas kelompok ditampilkan dari atribut yang lebih elit muncul yaitu kelompok jaket, sarung tangan dan sepatu motorcycle MNTC yang mengkhususkan diri pada boot yang bercitra sporty. Saat mereka Kawasaki Ninja 250 cc ke atas, hal tersebut menggunakan semua itu secara lengkap, terlihat jelas dari kepanjangan MNTC yaitu maka sensasi perasaan akan keyakinan diri Merapi Ninja 250 Up Community. mereka dalam melintasi berbagai medan akan bangkit. Pada berbagai kegiatan touring yang dilakukan, atribut tersebut menegaskan akan citra pemotor sport seperti halnya pembalap Moto GP yang sedang menjadi trend seiring seringnya siaran TV balap motor ditayangkan di stasiun televisi swasta Indonesia. Fenomena pemakaian sepatu boot tersebut di kalangan anak motor di Indonesia khususnya pada kasus bikers Kawasaki Ninja 21

Description:
mitos-mitos dalam berbagai profesi. Para dokter, ahli . profesi yang digeluti. (1970), La Societe do Consommation atau Masyarakat Konsumsi,.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.